Home / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 5. Saya Menginginkan Anda, Nona!

Share

5. Saya Menginginkan Anda, Nona!

last update Last Updated: 2023-11-27 13:13:02

‘Apa dia sudah gila? Untuk apa aku menikahi seorang pembunuh?!’ batin Adeline dengan manik membelalak lebar.

Meski bungkam, River bisa melihat jelas bahwa wanita di hadapannya sedang terkejut. Namun, dirinya tak peduli dengan hal ini, sebab yang dia butuhkan adalah jawaban.

Adeline berusaha menata ekspresinya seraya bertanya, “mengapa saya harus menikah dengan Anda?”

“Anda tahu bahwa saya tidak sedang memohon ‘kan? Waktu Anda untuk memutuskan hanya lima menit, jadi pikirkan baik-baik sebelum saya mengambil tindakan tegas!” sahut River dengan wajah tenang, tapi kata-katanya jelas mengandung ancaman.

“Mana mungkin saya memutuskan hanya dalam lima menit?!”

“Waktu Anda tinggal empat menit lagi!” River mendecak sembari melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.

Dan itu, sungguh membuat Adeline tak habis pikir sampai dirinya pun mendengus, “a-apa Anda sudah gila?! Bagaimana bisa—”

Adeline seketika menghentikan ucapnya saat asisten River tiba-tiba berdiri di belakang sembari mengarahkan pistol tepat di pelipisnya.

‘Aish, sial!’ geming wanita itu mengumpat dalam hati. ‘Ba-bagaimana mungkin aku bisa terjebak dalam situasi ini? Tidak mungkin aku menerima tawaran konyol pria ini, tapi bisakah aku lolos darinya?’

Dirinya pun menarik napas dalam dan lantas berkata, “ba-baiklah, saya akan memberi jawaban, tapi singkirkan benda ini. Jauhkan asisten Anda dari saya!”

Mendengar ucapan Adeline, River hanya menyeringai tipis. Namun, lirikannya memberi isyarat pada sang asisten untuk menjauh dari Adeline.

Hanya setelah pistol itu menyingkir darinya, Adeline pun bisa melemaskan bahunya. ‘Aku tidak tahu mengapa semua orang tiba-tiba memintaku untuk menikah. Dan pria ini, aku rasa dia memang gila, tapi … mungkin aku bisa menghindari perjodohan dengan Alfred dengan menerima tawaran darinya. Karena bagaimana pun juga, Ibu hanya memberiku waktu sampai minggu ini untuk membawa calon suami ke mansion.’

Wanita itu menjeda ujarannya dalam hati sambil mengamati River dengan lekat. Namun, belum sempat dirinya menguarkan kata, River malah mendecak, “lima menit Anda sudah berakhir, Nona. Itu berarti—”

“Saya bersedia!” Adeline pun lekas menyambar dengan cepat. “Saya bersedia menikah dengan Anda, tapi Anda harus mengatakan alasan Anda ingi menikahi saya!”

Alih-alih menjelaskan, River malah bangkit dari posisinya. Dia berjalan mendekati Adeline yang kini tampak tegang di seberang.

“Anggap saja karena saya menginginkan Anda, Nona!” tutur pria itu dengan nada berbisik. “Karena Anda sudah menyetujuinya, maka sekarang Anda adalah calon istri saya. Bersiaplah, malam ini kita harus menemui seseorang.”

“A-apa? Apa maksud Anda?!” Adeline yang tak mengerti maksud sang pria berupaya menuntut penjelasan.

“Berhenti, tunggu sebentar!” tukas Adeline saat River hendak keluar ruangan. “A-anda … anda tidak bermaksud membawa saya bertemu dengan keluarga Anda, bukan?”

“Rupanya calon istri saya adalah wanita yang pintar. Kita akan menikah, tentu saja Anda harus memperkenalkan diri kepada keluarga besar saya, bukan?” Sang pria menjawab dengan alis terangkat sebelah.

Adeline yang kini berdiri dari kursinya tampak menatap River dengan manik gemetar. Dia memang menemukan calon suami untuk menggantikan Alfred, tapi jika harus River orangnya, akankah Adeline sanggup menghadapinya?

Dalam hati wanita itu pun membatin, ‘Dia pria yang mengerikan. Bahkan dirinya tidak segan melenyapkan seseorang. Apakah keluarganya tahu? Ba-bagaimana jika seluruh keluarga pria ini sama mengerikannya?’

“Ti-tidakkah bertemu keluarga teralu cepat? Kita bahkan belum mengenal—”

“Bukankah lebih cepat lebih baik?” sambar River memangkas ucapan Adeline. “Dan lagi, saya tidak suka wanita pembangkang. Anda harus ingat ini baik-baik, Nona!”

Dada Adeline serasa dihantam beton puluhan ton, sungguh sesak. Bahkan dirinya sulit bernapas saat River sudah pergi dari hotel tersebut.

‘Sialan! Aku seperti masuk ke kandang singa setelah lolos dari danau penuh buaya. Apa bedanya pria itu dengan Alfred dan Ludwig?!’ Adeline menyugar belahan rambutnya frustasi.

Meski begitu dia tak bisa mundur lagi. Bermain-main dengan River agaknya lebih berbahaya dari menentang titah Sabrina. Wanita tersebut meraih ponselnya, lantas dengan cepat mencari sesuatu dari sana.

‘Resepsionis tadi bilang pria itu dari Hera Group ‘kan? Setidaknya aku harus memastikan, orang seperti apa dia di mata umum?’ tuturnya dalam benak.

Begitu Adeline mencari informasi tentang group perusahaan ternama itu, maniknya sontak membesar saat tahu fakta mengenai pria yang baru saja menawarkan pernikahan dengannya.

“Ri-river Reiner?!” tukasnya terbata. “Mustahil! Ja-jadi dia River Reiner seorang konglomerat generasi ketiga yang akan mewarisi Hera Group?!”

Wanita itu nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun, berapa kali dirinya membaca dan melihat potret River di ponselnya, semua kenyataan itu tak berubah.

‘Lucu sekali! Bagaimana mungkin pria yang begitu sempurna di mata publik, ternyata seorang pembunuh?! Dan yang lebih konyol lagi, aku akan menjadi istrinya?!’

***

Hingga malam tiba, Adeline pun baru kembali ke mansion Daniester. Dirinya harus bersiap untuk bertemu keluarga River. Akan tetapi, saat dia berjalan melewati ruang tengah, irisnya langsung menyorot tajam saat bertatapan dengan Ludwig.

“Mengapa kau baru pulang, Adeline? Aku sudah lama menunggumu,” tukas lelaki itu tersenyum miring.

Alih-alih menanggapi kakak tirinya, wanita tersebut hanya melanjutkan langkahnya. Dan itu sungguh sebuah hinaan bagi Ludwig.

Dengan dada penuh amarah, Ludwig pun merengkuh lengan Adeline untuk menghentikannya.

“Sialan! Apa kau mengabaikanku, hah?!” decaknya mengumpat.

Adeline yang lelah dengan semua masalahnya, nyaris tidak ada tenaga untuk berdebat dengan kakak tirinya yang berengsek ini. Akan tetapi, Ludwig malah terus memancing emosinya.

“Lepaskan atau aku akan teriak?!” sungut Adeline amat geram.

“Kau tahu bahwa kau hanya milikku, bukan? Tapi berani sekali kau berbohong pada Ibu dan Ayah bahwa kau sudah punya calon suami!” Ludwig menyahut dengan tampang garangnya.

“Siapa yang milik siapa? Aku bukan milikmu!” sambar Adeline tandas. “Sadarlah, Kak Ludwig. Kau sangat menyedihkan! Sebaiknya kau cari mangsa lain atau nikahilah salah satu wanita penghiburmu. Ibu bisa gila jika kau terus mengejarku!”

Adeline lekas menampik cekalan tangan Ludwig dan berniat mangkir dari ruangan tersebut. Namun, kakak tirinya itu malah mendorong tubuhnya hingga terhimpit ke dinding. Bahkan Ludwig kini mencengkeram leher Adeline hingga mata wanita itu bergetar penuh kedongkolan.

“Hei, kau sadar apa yang kau bicarakan?! Hanya karena aku mencintaimu, apa kau pikir bisa bertingkah di depanku?” Ludwig menggeram dengan sorot tajam.

“Lalu apa yang akan Kakak lakukan? Apa Kak Ludwig akan membunuhku?!” Adeline menantang karena saking geramnya.

“Kau!” Ludwig yang terpancing pun seketika mengangkat sebelah tangannya.

Namun, belum sempat dirinya melayangkan tamparan di wajah Adeline, seseorang lekas mendecak dengan tajam. “Menyingkir darinya!”

Seketika itu, Ludwig dan Adeline pun berpaling ke sumber suara.

“Si-siapa kau?!” tukas Ludwig menyatukan alisnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Dina Bltg
keren bgt..
goodnovel comment avatar
Yuliana 87
...️ keren ceritanya
goodnovel comment avatar
Nana Anzalna
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    279. S2: Ending

    ***Malam itu River dan Adeline menghadiri pesta kemenangan di I&S Hotel. Presiden baru San Pedro itu mengundang keluarga Herakles secara khusus, sebab berhasil memenangkan pemilihan berkat andil besar River.Sebuah limosin hitam mewah berhenti di depan I&S Hotel. Dan itu menarik perhatian banyak tamu di sana. Terlebih saat River muncul menawan dengan balutan jas hitamnya. Meski mulai berumur, tapi ketampanan pria itu tetap paripurna.Dia menjulurkan tangan pada Adeline yang baru keluar dari limosinnya. Semua pasang mata juga tertuju pada wanita itu, yang tampil anggun dengan dress hitam elegan.“Astaga, mereka pasti pasangan paling serasi sepanjang abad. Meski sudah memiliki tiga anak remaja, tapi Tuan River dan Nyonya Adeline tetap bersinar!” bisik seorang perempuan yang memegang gelas wine.Teman di sebelahnya pun membalas pelan. “Kau benar. Aku benar-benar iri melihat mereka. Kapan aku punya suami seperti Tuan River? Aku sudah lelah dengan status lajang bertahun-tahun.”“Ehei! Kau

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    278. S2: Aku Lebih Mencintaimu

    “Saya mohon maaf, Tuan. Saya bersalah karena menempatkan Tuan Muda Johan dalam bahaya,” tukas Siegran dengan leher tegang.Dia bersiap menerima hukuman dari River. Padahal Siegran sendiri tahu seberapa cemasnya River dengan putranya yang satu itu.Namun, alih-alih menyahut dengan kata-kata, River malah bangkit dan menatap Siegran yang diserang tegang sejak tadi.“Baguslah!” katanya yang sontak memicu Siegran mengernyit.“Ma-maaf?” Siegeran menyahut bingung.Dia mengira telinganya salah dengar, tapi saat melihat raut wajah River, agaknya tuannya tersebut memang memujinya.“Aku percaya pada penilaianmu,” tukas River yang lantas memasukan kedua tangan ke saku celananya. “Johan memang berbeda dengan Jenson. Sejak kecil, dia tumbuh di dunia yang keras, penuh darah dan beragam senjata mematikan untuk bertahan hidup. Karena itu aku tak heran kalau dia tidak bisa diam saja saat ada situasi genting.”Siegran terdiam, tapi alisnya berangsur mendapuk saat melihat seringai tipis di bibir River.

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    277. S2: Dia Harus Merasakan Akibatnya Karena Berani Menantangku!

    ***Berita kematian Sabrina Daniester sampai ke telinga Sebastian sehari sebelum pemilihan. Seorang asisten yang baru melaporkan berita itu, malah dilempar asbak oleh calon presiden tersebut.“Apa maksudmu, hah? Tidak mungkin Nyonya ma … tidak! Kau tidak tahu Sabrina Daniester orang seperti apa. Di wanita hebat yang punya segalanya. Ada banyak pengawal berkemampuan tinggi yang mengurusnya. Dan aku baru saja menemui Nyonya beberapa hari lalu. Mana mungkin? Mana mungkin sekarang dia mati?!” Sebastian mendengus tak percaya.Memang tak ada berita yang tersebar ke media, sebab secara resmi Sabrina Daniester masihlah tawanan yang ada di penjara.“Mo-mohon maaf, Tuan. Laporan dari penjaga yang tersisa, ada seorang pria yang menyerang Rather Hall kemarin malam,” tutur Asisten Sebastian ragu-ragu.Lawan bincangnya memicing kian berang dan lantas menimpali. “Apa kau bilang? Seorang pria? Maksudmu satu orang?!”“Be-benar, Tuan. Orang itu datang membawa jasad Tuan Frederick, lalu menghabisi beber

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    276. S2: Aku Tidak Perlu Mengotori Tanganku

    Alih-alih kembali ke mansion Devante, River malah membawa mayat Frederick ke mobilnya. Dia memacu kendaraan itu amat kencang menembus jalanan malam yang sepi.‘Sekarang aku akan mengakhiri semuanya. Dendam masa lalu itu harus selesai, demi Adeline dan anak-anakku!’ batin pria tersebut menatap tajam.Maniknya melirik Frederick yang tergeletak di kursi belakang.‘Dia pasti sudah lama merencanakan pembalasan dendam. Kali ini aku yang akan menyelesaikan segalanya!’ sambung River yang lantas menginjak gas kian dalam.Hingga setelah lama mengemudi, River bisa melihat bangunan megah yang dikelilingi tembok besar. Di pintu masuknya ada gerbang yang tertutup. Akan tetapi River tak peduli. Dia terus melesatkan mobilnya dan menabrak gerbang yang ada di depan. Suara gubrakan keras terdengar saat bemper mobil River menghantam gerbang itu. Hal ini membuat beberapa penjaga di sana tersentak kaget.“Sial! Orang gila mana yang berani masuk sembarangan?!” tukas salah satu penjaga di sana.Rekannya yang

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    275. S2: Aku Terlalu Meremehkanmu

    “Hah, sial!” Fredercik mengumpat tajam.Alisnya mendapuk dengan seringai miring saat River menahan mata tajam belatinya dengan sebelah tangan. Ya, tanpa peduli telapak tangannya berlumuran darah, River tetap mencengkeramnya seolah itu bukanlah apa-apa.“Aku tidak akan mengampunimu!” cecarnya yang lantas memutar tangan Frederick hingga belatinya berbalik arah.Tanpa ragu, River semakin menekannya hingga benda tajam itu menusuk dada Frederick. Namun, sialnya sang sepupu dengan keras mendorongnya menjauh, hingga River tak sampai menekan belatinya terlalu dalam.“Argh, brengsek!” Frederick mengumpat keras sambil mencabut belati itu dari dadanya.Akan tetapi dirinya tak menduga bahwa di depan sana River sudah mengeluarkan pistol dan mengacungkan padanya.“Hah … aku terlalu meremehkanmu. Rupanya kau masih gesit meskipun sudah tua!” Frederick mencecar geram.Tapi tanpa menjawab apapun, River langsung melesatkan peluru pada paha Frederick. Lelaki tersebut mengernyit sambil berdiri dengan tump

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    274. S2: Kau Akan Lenyap di Tanganku!

    ‘Sial! Bajingan yang membawa Adeline benar-benar Frederick!’ batin River dengan amukan membengkak.Tanpa ragu, dia langsung menginjak gas dan membanting setir untuk memotong jalan. Nyaris saja mobil dari arah depan menghantamnya, tapi sang pengemudi mati-matian menginjak rem sebelum menabrak mobil River.“Dasar, bajingan sialan! Jika tidak bisa menyetir, jangan bawa mobil!” cecar pengemudi itu mengeluarkan kepala dari jendela.River tak meggubris. Di kepalanya hanya ada Adeline. Ya, River tahu seberapa gilanya Frederick. Dia sudah menyaksikan Jenson yang tergantung di atap, lantas apa yang akan dilakukan pria itu pada istrinya sekarang?“Brengsek! Aku akan membunuhnya jika menyentuh Adeline seujung rambut saja!” tukas River menatap amat tajam.Sial sekali mobil Frederick melaju amat cepat, hingga dia ketinggalan jauh. Namun, itu bukan masalah. River menginjak gas amat dalam, melaju kencang menyalip beberapa mobil yang menghalangi jalannya.‘Aish, sial! Dia pasti mau membawa Adeline k

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    273. S2: Akhirnya Kita Bertemu Lagi!

    ‘Adeline, apa yang terjadi? Apa itu kecelakaan?’ batin River ragu-ragu.Dia coba menghubungi sopir yang mengemudi mobil wanita itu, sialnya tetap nihil. Anteknya tersebut tidak mengangkat panggilan juga.Tanpa buang waktu, River pun melacak ponsel Adeline. Dari system, gawai sang istri berada tak jauh dari Picasso Hotel.Kening pria itu mengernyit ketika perasaan buruk menyerangnya. Dia tahu anteknya yang bersama Adeline bukan orang ringkih. Hingga tanpa ragu, dia pun beranjak pergi ke lokasi wanita tersebut.Baru masuk mobilnya, River pun menghubungi Siegran yang sudah berada di depan vila sekitar hutan La Daga.“Siegran, jika situasi terlalu berbahaya, kau cukup awasi sekitar. Kita tunda penyerangan. Aku tidak bisa datang karena Adeline dalam bahaya!” tukasnya disertai tatapan tajam.Dari seberang, tangan kanannya itu pun menjawab, “Tuan, orang kita sudah menyusup ke dalam. Tapi Frederick tidak ada di markas. Dari perbincangan anak buahnya, Frederick masih ada di pusat San Pedro!”

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    272. S2: Ini Bukan Penyerangan Biasa

    “Jadi mereka semua bekerja sama?!” tukas River menyeringai tajam. Tanpa mengangkat pandangan, pria itu lantas berkata, “Siegran, segera bongkar kebusukan Sebastian dan Howard Company!” Ya, dia langsung mengambil keputusan, setelah mengetahui calon presiden itu bertemu Frederick di Rather Hall. River tahu betul bahwa tempat itu property pribadi keluarga Daniester yang disembunyikan. Jadi sudah pasti Sabrina Daniester ada di sana juga. “Lakukan itu sehari sebelum pemilihan. Dengan begitu, mereka tidak punya waktu untuk memperbaiki citranya,” sambung River meletakkan tab tadi ke meja. “Saya mengerti, Tuan. Lalu bagaimana dengan Frederick dan Sabrina? Mereka pasti merencanakan penyerangan lagi. Anak-anak Anda akan dalam bahaya, terutama Nona Jennifer. Sejak insiden penculikan Tuan Muda Jenson, Frederick selalu mengawasi akademi balet La Huerta.” Siegran berkata cemas. River menyatukan alisnya dengan tatapan garang. “Aku tahu. Sampai hari pemilihan, anak-anak tidak akan keluar dari ma

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    271. S2: Aku Tidak Sabar Melihat Wajah River Reiner yang Kacau!

    “Apa ini? Tidak disangka Calon Presiden ikut dalam pertemuan seperti ini,” ujar Frederick dengan tatapan sinis.Ya, orang yang datang memanglah Sebastian Howard. Alih-alih menjawab, lelaki dengan perut buncit itu malah melangkah ke dekat Sabrina.“Nyonya, apa maksudnya ini? Saya pikir ini pertemuan privat, tapi kenapa ada orang lain di sini?” katanya protes.Mendengar sindiran tersebut, Frederick seketika menyeringai sinis. Dia mengepulkan asap rokoknya, lalu mematikan dengan kasar ke asbak yang ada di meja.“Sabrina, Sebenarnya siapa yang ‘orang lain’ di sini?” decaknya memicing berang.Sabrina melirik Sebastian seraya berkata tegas. “Diam dan duduklah. Waktu kita tidak banyak. Kalian sendiri tahu, siapa orang yang kita hadapi!”“Tapi, Nyonya—”“Kau berani menentangku?!” sentak Sabrina lebih tajam sebelum Sebastian menyelesaikan perkataannya.Hanya dengan satu kalimat itu, Sebastian langsung bungkam. Frederick pun tercengang karena Sebastian yang seorang calon presiden dan pemilik Ho

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status