Share

Bab 21

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-09-11 12:00:59

Suara gema langkah kaki itu terhenti. Pintu dapur terbuka dengan perlahan, menyibak siluet Reve yang tegak di ambang pintu. Cahaya lorong menerpa punggungnya, membuatnya terlihat seperti raja yang baru kembali dari medan perang. Laura membeku, tangannya masih menggenggam lap basah yang baru saja digunakan untuk mengelap meja.

“Tidak akan ada yang memecatmu, Laura,” suara bassnya bergema dalam kesunyian dapur, tegas dan penuh keyakinan.

Merry, yang tadinya pura-pura sibuk mengupas apel, segera menyelinap pergi dengan alasan mengambil sesuatu di gudang. Kini hanya ada mereka berdua dan ketegangan yang selalu mengikuti seperti bayangan.

“Buatkan aku teh chamomile. Antarkan ke kamarku,” kata Reve.

Laura menunduk, mencoba menyembunyikan gejolak di hatinya. “Tapi, Tuan, Nona Shara—”

“Mereka sudah pulang,” Reve menyela dengan cepat, langkahnya mendekat. “Tidak ada yang perlu kau pikirkan selain tugasmu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 46

    Mobil yang dikemudikan Argo melaju cepat di jalan sepi yang membelah hutan, lampu depan menyoroti kabut tipis yang mulai turun. Laura duduk di kursi penumpang, tangannya erat menggenggam tas kecil yang berisi segala yang ia miliki.“Apakah dia akan baik-baik saja, Argo?” tanya Laura, suaranya hampir tertelan deru mesin.Argo tersenyum kecil, matanya tetap fokus pada jalan. “Tuan Reve sudah merencanakannya dengan sempurna. Aku yakin kita akan berhasil.”Tiba-tiba, dari persimpangan jalan, sebuah mobil hitam tanpa plat nomor melaju mendahului mereka dan berhenti mendadak. Argo menginjak rem keras, membanting setir ke kiri. Suara ban mobilnya berdecit, beradu dengan kerasnya aspal membuat Laura berteriak dan mencari pegangan untuk bertahan di tempat duduknya. Sebelum mereka sempat bereaksi, tiga orang bertopeng hitam sudah mengelilingi mobil mereka.“Tetap di dalam!” perintah Argo, tetapi sudah terlambat.Pintu penge

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 45

    Ruang kerja mewah itu terasa dingin dan sunyi ketika Thomas Dalton memasuki ruangan. Daniel yang sedang duduk di kursi kerja Reve segera bangkit, wajahnya menunjukkan sedikit kecemasan.“Ke mana dia? Kenapa kau ada di sini, Daniel?” tanya Thomas, suaranya menggelegar penuh wibawa sekaligus ancaman.Daniel menghela napas. “Paman, bukannya Paman tahu kalau Reve selama ini menyerahkan tugas-tugasnya padaku? Sekarang dia sendiri sedang tidak fokus.”Thomas mengeluarkan cerutu dari saku jasnya, melangkah menuju balkon lalu menyalakan cerutunya dengan gerakan santai yang kontras dengan kemarahan di matanya. “Selama ini dia memang kurang ajar. Dia menginginkan posisi pewaris perusahaan tapi tak ingin bekerja. Seharusnya aku memang membunuhnya sejak lama.”Daniel bangkit sepenuhnya, tangannya terangkat sedikit, menyentuh bahu Thomas. “Jangan, Paman. Bagaimanapun juga, dia anak kandung Paman. Bagaimana kalau Paman mulai mengontrol dia l

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 44

    Reve baru saja pulang dari suatu tempat yang ia kenali sebagai sekolah. Saat melangkah masuk ke rumahnya, ia melihat ayahnya sedang berdiri memegang cambuk. Tak ingin penasaran dengan apa yang terjadi, Reve meneruskan langkah namun dia melihat sang ibu sudah bersimbah darah di lantai. Reve berlari ke arah wanita itu sambil berteriak.“Ibu!”Dan dia lalu membuka matanya, tersadar dari mimpi buruk. Mimpi yang selama dua puluh tahun menghantuinya. Reve terbangun dengan teriakan yang tercekik di kerongkongannya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, jantungnya berdebar kencang seperti baru saja menyelesaikan lari maraton. Bayangan ayahnya yang kejam dengan cambuk di tangan, dan ibunya yang terbaring bersimbah darah di lantai, masih terpaku di pelupuk matanya.“Ibu!” erangnya lagi, suara parau dan penuh rasa sakit yang tertahan selama dua puluh tahun.Dia duduk di tempat tidur, tangannya gemetar. Kamar megahnya tiba-tiba terasa sepert

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 43

    Reve memandangi Laura yang tertidur pulas di kamar yang terletak tak jauh dari rumah kaca, wajahnya diterangi cahaya bulan yang masuk melalui atap yang terbuat dari kaca. Dengan  berat hati, Reve mengecup kening Laura. Sebuah kecupan yang berisi seribu janji dan permintaan maaf untuk wanitanya.“Aku akan kembali untukmu, Sayang,” bisiknya, dengan suara serak. “Dengan cara yang benar.”Dia berbalik kepada Argo yang berdiri menjaga di pintu. “Jaga kekasihku, Argo,” perintahnya, mata abu-abunya menatap tajam dalam kegelapan. “Pastikan dia baik-baik saja sampai rencanaku berhasil. Aku tidak ingin orang-orang Ayah atau Shara mengusiknya lagi.”Argo mengangguk. “Baik, Tuan. Saya akan menjaganya sampai darah terakhir saya, Tuan.”Reve menghela napas, lalu wajahnya berubah menjadi ekspresi dingin yang biasa ia tunjukkan pada dunia. “Aku dengar, hari ini Daniel datang?”“Ya, Tuan. Tuan Daniel sudah menunggu di perpustakaan

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 42

    Sebuah ketukan di pintu terdengar, memecah kesunyian malam di kamar kecil Laura. Ia terkesiap, lalu membuka pintu. Dan Reve langsung menerobos masuk melewatinya. Dengan gerakan cepat, ia mengunci pintu dengan gerakan cepat. Sebelum Laura bisa bereaksi, tubuhnya sudah terdesak ke balik pintu, tangan Reve mengungkungnya dengan kuat.“Reve—” Laura ingin protes, tetapi suaranya tenggelam dalam ciuman Reve yang menggila dari Reve.Sebuah ciuman yang penuh kehausan, keputusasaan, dan kerinduan yang tertahan terlalu lama.“Aku tidak tahan lagi,” kata Reve di antara ciumannya, napasnya berat dan tak teratur.“Beberapa hari aku harus memaksa diriku agar tak mendekatimu, melihatmu dari kejauhan, tidak bisa menyentuh wajah ini.” Tangannya meraba wajah Laura, lalu turun ke leher, bahu, seolah ingin memastikan bahwa pertemuan itu nyata.Laura mencoba melawan, tetapi tubuhnya menyerah pada kenangan di pikirannya. Kenangan bagai

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 41

    Cahaya lampu sorot dari mobil pengawal menerangi Laura yang digiring paksa keluar gerbang utama. Wajahnya pucat, tapi matanya kering. Air mata sudah terlalu mahal untuk ditumpahkan lagi.Reve berdiri kaku di bawah lampu taman, pipanya masih merah oleh tamparan ayahnya. Namun yang lebih sakit adalah melihat Laura dijauhkan darinya, ditendang dari rumah yang seharusnya menjadi tempatnya merasa aman. “Kau puas, Ayah?” suara Reve tiba-tiba pecah, memecah kesunyian yang tegang.Thomas Dalton memandangnya dengan mata menyala, dipenuhi kemarahan. “Jangan lancang, Reve! Kau sudah mempermalukan kita semua!”Namun Reve tidak mundur. Langkahnya mendekat, suaranya tiba-tiba jadi sangat tenang. Suara tenang yang mengandung maksud lain. “Aku akan menikahi Shara. Tapi dengan dua syarat.”Thomas tertawa sinis. “Kau pikir kau bisa menawar?”“Aku tidak bercanda, Ayah. Ayah tahu ’kan kalau aku menyuruh Daniel untuk me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status