Share

Bab 28

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-09-14 13:00:29

(Mengandung adegan berbahaya: melukai diri sendiri. Harap bijak dalam membaca).

Argo membuka pintu sebuah rumah kayu sederhana yang tersembunyi di antara pepohonan pinus. Udara pegunungan yang dingin dan segar langsung menyambut mereka, berbanding terbalik dengan udara pengap yang mereka tinggalkan di kota.

“Untuk sementara, kau akan tinggal di rumah ini, Laura,” kata Argo, meletakkan koper kecil Laura di lantai kayu yang bersih namun sederhana.

Laura mengamati sekelilingnya. Ruangan itu kecil tapi rapi, dengan perapian di sudut dan jendela yang menghadap ke lembah hijau. “Iya. Aku mengerti,” jawabnya lembut, mencoba menyembunyikan gemetar di suaranya.

Argo mengeluarkan sebuah ponsel sederhana dari saku jaketnya. “Aku harus segera kembali bekerja. Ini ponsel baru untukmu. Ada nomor Tuan Reve dan aku juga.” Dia menunjuk ke arah luar. “Di sini sinyal internet sedikit lebih lambat, tapi kau masih tetap bisa menelepon aku jika but
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 43

    Reve memandangi Laura yang tertidur pulas di kamar yang terletak tak jauh dari rumah kaca, wajahnya diterangi cahaya bulan yang masuk melalui atap yang terbuat dari kaca. Dengan  berat hati, Reve mengecup kening Laura. Sebuah kecupan yang berisi seribu janji dan permintaan maaf untuk wanitanya.“Aku akan kembali untukmu, Sayang,” bisiknya, dengan suara serak. “Dengan cara yang benar.”Dia berbalik kepada Argo yang berdiri menjaga di pintu. “Jaga kekasihku, Argo,” perintahnya, mata abu-abunya menatap tajam dalam kegelapan. “Pastikan dia baik-baik saja sampai rencanaku berhasil. Aku tidak ingin orang-orang Ayah atau Shara mengusiknya lagi.”Argo mengangguk. “Baik, Tuan. Saya akan menjaganya sampai darah terakhir saya, Tuan.”Reve menghela napas, lalu wajahnya berubah menjadi ekspresi dingin yang biasa ia tunjukkan pada dunia. “Aku dengar, hari ini Daniel datang?”“Ya, Tuan. Tuan Daniel sudah menunggu di perpustakaan

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 42

    Sebuah ketukan di pintu terdengar, memecah kesunyian malam di kamar kecil Laura. Ia terkesiap, lalu membuka pintu. Dan Reve langsung menerobos masuk melewatinya. Dengan gerakan cepat, ia mengunci pintu dengan gerakan cepat. Sebelum Laura bisa bereaksi, tubuhnya sudah terdesak ke balik pintu, tangan Reve mengungkungnya dengan kuat.“Reve—” Laura ingin protes, tetapi suaranya tenggelam dalam ciuman Reve yang menggila dari Reve.Sebuah ciuman yang penuh kehausan, keputusasaan, dan kerinduan yang tertahan terlalu lama.“Aku tidak tahan lagi,” kata Reve di antara ciumannya, napasnya berat dan tak teratur.“Beberapa hari aku harus memaksa diriku agar tak mendekatimu, melihatmu dari kejauhan, tidak bisa menyentuh wajah ini.” Tangannya meraba wajah Laura, lalu turun ke leher, bahu, seolah ingin memastikan bahwa pertemuan itu nyata.Laura mencoba melawan, tetapi tubuhnya menyerah pada kenangan di pikirannya. Kenangan bagai

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 41

    Cahaya lampu sorot dari mobil pengawal menerangi Laura yang digiring paksa keluar gerbang utama. Wajahnya pucat, tapi matanya kering. Air mata sudah terlalu mahal untuk ditumpahkan lagi.Reve berdiri kaku di bawah lampu taman, pipanya masih merah oleh tamparan ayahnya. Namun yang lebih sakit adalah melihat Laura dijauhkan darinya, ditendang dari rumah yang seharusnya menjadi tempatnya merasa aman. “Kau puas, Ayah?” suara Reve tiba-tiba pecah, memecah kesunyian yang tegang.Thomas Dalton memandangnya dengan mata menyala, dipenuhi kemarahan. “Jangan lancang, Reve! Kau sudah mempermalukan kita semua!”Namun Reve tidak mundur. Langkahnya mendekat, suaranya tiba-tiba jadi sangat tenang. Suara tenang yang mengandung maksud lain. “Aku akan menikahi Shara. Tapi dengan dua syarat.”Thomas tertawa sinis. “Kau pikir kau bisa menawar?”“Aku tidak bercanda, Ayah. Ayah tahu ’kan kalau aku menyuruh Daniel untuk me

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 40

    Laura memutuskan untuk pergi. Dia mengemasi barang-barangnya dalam tas. Perlahan dia lalu berjalan melewati halaman belakang, menuju pintu keluar.Tas kecil itu terasa berat di genggaman Laura, karena beban yang harus ia tinggalkan. Langkahnya cepat dan pasti saat melewati halaman belakang, melewati taman-taman yang dulu menjadi saksi bisu cintanya dengan Reve. Cinta terlarang mereka. Setiap langkah terasa seperti menginjak pecahan kaca, tetapi hatinya sudah terlalu kebal untuk merasakan sakit.Dan takdir ternyata belum selesai bermain-main dengannya.Dari paviliun taman, asap rokok mengepul dalam kesunyian malam. Reve yang tengah duduk merenung tiba-tiba menangkap gerakan samar di kejauhan. Matanya menyipit, lalu tubuhnya kaku saat mengenali sosok itu. Laura, dengan tas di tangan, berjalan menuju pintu keluar.“Laura!” teriaknya, tetapi angin malam mencuri suaranya.Dia melemparkan rokoknya, berlari seperti orang

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 39

    Reve membuka mata tepat pukul tiga. Dia menyambar kimono tidurnya, lalu melangkah tanpa alas kaki ke kamar Laura. Laura yang hanya terlelap sesaat segera membuka pintu begitu mendengar suara ketukan di pintu.“Tuan?” katanya.Reve menerobos masuk ke kamarnya. “Tutup pintunya.”Laura mengangguk. Dia memutar kunci pintu kamarnya yang sempit itu.Reve duduk di tempat tidurnya, tangannya melambai pelan pada Laura. “Kemarilah.”Laura berjalan dengan takut-takut, duduk mendekati Reve. Tangan kekar itu segera merangkul pinggangnya hingga dia duduk di pangkuan Reve.“Seberapa parah luka di bibirmu?” tanya Reve.“Saya baik-baik saja. Ini tidak terlalu buruk, Tuan,” jawabnya.“Reve! Panggil aku Reve!” Suara Reve meninggi.Laura mendesah pelan. “Sejujurnya aku ingin mengakhiri ini, Reve.Reve membeku. “Apa maksudmu?”“Kau mencintainya 'kan? K

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 38

    “Keluar kau, pelayan jalang!” teriakan Shara membuat keheningan di rumah itu seketika terganggu. Pintu kamar Laura terhentak oleh gedoran kasar. Saat Laura membukanya, tamparan keras langsung mendarat di pipi kirinya. Suara itu menggema di koridor sempit, membuat beberapa pelayan yang menyaksikan, termasuk Merry—tersentak kaget. Laura berdiri diam sejenak, tangan menempel di pipinya yang terasa panas. Darah terasa di sudut bibirnya. Dia mengangkat wajah, menatap langsung ke mata Shara yang penuh bara kemarahan. “Berani-beraninya kau menatapku, hah?” Shara memekik, wajahnya yang cantik kini dipenuhi oleh amarah. “Kau tidak tahu posisimu?” Laura hampir tertawa getir, tetapi dia menahannya. Hanya senyum sinis yang muncul. “Apa ada yang bisa saya bantu, Nona Shara? Nona ingin saya membuat hidangan apa lagi kali ini?” “Kau! Kau sengaja, ya!” Shara menjambak rambut Laura, menariknya dengan brutal. Namun sebelum Laura bisa bereaksi, sebuah lengan kekar sudah menahan pergelangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status