Home / Romansa / Terjerat Obsesi Kakak Ipar / Kemarahan Damian (2)

Share

Kemarahan Damian (2)

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-09-12 21:59:50

Contessa terdiam, lututnya terasa lemas. Dia melihat pada kedua pria itu, yang memandangnya dengan nafsu dan antisipasi. Dia melihat pada kedua wanita muda yang hanya diam, menerima takdir mereka sebagai barang dagangan. Lalu dia melihat kembali pada Damian, yang sudah memalingkan wajahnya, lebih tertarik pada anggur di gelasnya.

Air mata akhirnya menetes, tapi dia dengan cepat menyekanya. Harga dirinya telah hancur, tetapi ketakutan akan kehilangan segalanya lebih besar. Dengan tangan gemetar, dia membuka jaket bulunya, membiarkan negligee hitamnya terbuka. Sebuah senyum palsu, getir, dan penuh keputusasaan merekah di bibirnya.

Kegagalan dari tugas yang Damian berikan adalah hukuman keji bagi Contessa.

"Baiklah, tuan-tuan," ujarnya, suaranya serak namun dipaksakan untuk terdengar menggoda. "Apa yang bisa saya lakukan untuk kalian malam ini?"

Damian, tanpa melihatnya, mengangkat gelas anggurnya sedikit, seolah bersulang untuk kesepakatan bisnis yang lain yang telah berhasil dia raih.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Kemarahan Damian (2)

    Contessa terdiam, lututnya terasa lemas. Dia melihat pada kedua pria itu, yang memandangnya dengan nafsu dan antisipasi. Dia melihat pada kedua wanita muda yang hanya diam, menerima takdir mereka sebagai barang dagangan. Lalu dia melihat kembali pada Damian, yang sudah memalingkan wajahnya, lebih tertarik pada anggur di gelasnya.Air mata akhirnya menetes, tapi dia dengan cepat menyekanya. Harga dirinya telah hancur, tetapi ketakutan akan kehilangan segalanya lebih besar. Dengan tangan gemetar, dia membuka jaket bulunya, membiarkan negligee hitamnya terbuka. Sebuah senyum palsu, getir, dan penuh keputusasaan merekah di bibirnya.Kegagalan dari tugas yang Damian berikan adalah hukuman keji bagi Contessa."Baiklah, tuan-tuan," ujarnya, suaranya serak namun dipaksakan untuk terdengar menggoda. "Apa yang bisa saya lakukan untuk kalian malam ini?"Damian, tanpa melihatnya, mengangkat gelas anggurnya sedikit, seolah bersulang untuk kesepakatan bisnis yang lain yang telah berhasil dia raih.

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Kemarahan Damian

    Cahaya biru dari monitor laptop memantul di wajah Damian DeLuca yang dingin. Di layar, Isabella sedang berbicara di sebuah konferensi, wajahnya bersinar dengan keyakinan dan kecerdasan yang membuat darah Damian mendidih dalam dua cara: amarah dan hasrat. Sebuah senyum tipis, lebih mirip lengkungan bibir yang sinis, muncul di wajahnya."Lihatlah dirimu," bisiknya pada gambar di layar. "Berkilau seperti berlian yang baru saja dipoles. Semakin keras mereka mencoba untuk menghancurkannya, semakin kuat dan berharganya kamu menjadi. Aku yang akan mematahkanmu, Isabella. Dan aku yang akan memilikimu."Pintu ruang kerjanya terbuka tanpa suara. Contessa berdiri di sana, mengenakan negligee hitam transparan yang meninggalkan sedikit imajinasi tentang tubuhnya yang memang dibuat sempurna oleh ahli bedah terbaik. Matanya, yang sudah berkabut oleh anggur dan kecemburuan, menyipit melihat suaminya terpaku pada gambar wanita lain."Damian?" rayunya, suaranya sengau dan dibuat-buat. Dia berjalan mend

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Forza, Isabella!

    Cahaya pagi menyinari butik La Belle yang telah diubah menjadi galeri elegan untuk acara lelang amal. Lima belas maneken berdiri dengan anggun, masing-masing mengenakan sebuah mahakarya yang bukan sekadar gaun, melainkan sebuah babak dari autobiografi Isabella yang terwujud dalam kain dan jahitan. Suasana dipenuhi bisikan para kolektor fashion, sosialita, dan wartawan yang penasaran.Isabella berdiri di dekat pintu masuk, mengenakan setelan pantalon putih sederhana yang justru menonjolkan aura percaya dirinya. Leonardo berada di sampingnya, diam namun menjadi pilar pendukung yang kokoh. Dia memakai setelan jas abu-abu gelap yang sempurna, matanya yang tajam mengawasi sekeliling, tetapi selalu kembali kepada Isabella dengan pandangan penuh kebanggaan."Selamat datang," sambut Isabella dengan senyum hangat kepada para tamu. Suaranya jernih dan penuh keyakinan. "Yang kalian lihat hari ini bukan hanya koleksi busana. Ini adalah lembaran-lembaran diary saya. Setiap jahitan, setiap lipatan,

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Malam Kemenangan

    Malam itu, setelah acara amal yang panjang, Isabella akhirnya kembali ke pelukan Leonardo. Dia lelah, tetapi matanya bersinar dengan kepuasan yang dalam. Gaun panjangnya masih melekat sempurna, meski sehelai rambutnya sudah terlepas dari sanggulnya yang rapi."Kau luar biasa," bisik Leonardo, memeluknya erat dari belakang saat mereka berdiri di balkon, memandang lampu-lampu Milan yang berkelap-kelip seperti permadani bintang. Udara malam yang sejuk berpadu dengan kehangatan tubuhnya. "Kau mengubah racunnya menjadi obat. Aku menyaksikan caranya mereka memandangmu. Mereka tidak hanya memaafkanmu, mereka mengagumimu."Isabella menutup mata, sepenuhnya bersandar pada tubuhnya yang kuat dan kokoh, menyerahkan segala beban berat yang masih tersisa. "Itu berkatmu," balasnya, suaranya lirih dan penuh rasa syukur. "Kau mengingatkanku bahwa kita memiliki sesuatu yang layak diperjuangkan. Mereka," dia mengangguk lemah ke arah kota yang hidup di bawah mereka, "adalah alasan kita melawan. Wanita-w

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Membangun Harapan

    Kembali di apartemen aman London, Isabella melemparkan bros penyadapnya ke sofa. Dia tidak marah atau putus asa. Sebaliknya, wajahnya dipenuhi dengan ketenangan yang mengerikan. Damian telah mengungkapkan kartunya, dan sekarang dia tahu persis apa yang dihadapi: seorang psikopat yang berkuasa yang mengira segalanya bisa dibeli atau dihancurkan.Leonardo mendekat, wajahnya masih gelap oleh kemarahan yang tertahan setelah mendengar rekaman ancaman Damian. "Aku akan menghancurkannya," gumamnya, suaranya bergetar rendah."Tidak," kata Isabella, menoleh padanya. Matanya bersinar dengan tekad baru. "Itu yang dia harapkan. Kita tidak akan turun ke levelnya. Kita akan lebih tinggi.""Lebih tinggi? Dia mengancam nyawaku, Isabella!""Dan dia akan menggunakan itu untuk menjadikanmu sebagai martir atau monster di mata media," jawab Isabella dengan logika yang dingin. "Kita tidak bisa menang dengan kekuatannya. Kita harus menang dengan kekuatan kita."Dia mulai berjalan mondar-mandir, ide-ide berp

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Pertemuan The Rit'z London

    Leonardo merespons dengan mendalam, tangannya meraih pinggang Isabella, menariknya lebih dekat hingga tidak ada celah di antara mereka. Ciuman itu berubah, dari penghiburan menjadi sesuatu yang lebih membara, sebuah pengingat akan apa yang mereka perjuangkan. Ini adalah klaim, sebuah penegasan kembali ikatan mereka di tengah ancaman yang mencoba memisahkan mereka.Saat mereka akhirnya berpisah, napas mereka sama-sama tersengal. Leonardo menahan wajah Isabella di antara tangannya, matanya yang gelap menatap langsung ke jiwanya. "Kau adalah milikku, Isabella Ricci. Dan aku milikmu. Ingatlah itu, tidak peduli apa yang dia tawarkan, tidak peduli kata-kata manis apa yang dia ucapkan.""Selamanya," Isabella berbisik balik, keyakinannya menyala seterang keyakinannya. "Sekarang, mari kita persiapkan untuk makan malam. Aku punya ular untuk dihadapi, dan suamiku yang pencemburu untuk membuatku merasa seperti ratu yang dilindungi."Dia memberikan senyum menggoda terakhir sebelum berbalik, tetapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status