Share

Living as a Mess!

Author: Strawberry
last update Huling Na-update: 2025-09-13 21:34:32

Dua pria itu, Alessandro dan Giovanni, sudah mengenakan kembali pakaian mereka, wajahnya puas namun acuh, seperti baru saja menyelesaikan urusan bisnis kecil.

Damian, yang telah menyaksikan semuanya dari sudut lain ruangan dengan ekspresi seorang yang sedang menonton uji coba laboratorium, akhirnya beranjak. Langkahnya ringan dan elegan, kontras dengan kehancuran di depannya.

Dia berhenti di sebelah sofa, memandang rendah ke arah Contessa yang masih terbaring lemas, matanya kosong menatap langit-langit.

"Jangan senang dulu," ujar Damian, suaranya datar dan tanpa nada, memotong udara pengap di ruangan itu. "Setelah ini ada lagi beberapa pengusaha dari dunia bawah. Mereka sedang menunggu di ruangan sebelah. Konon mereka cukup... pandai dalam memuaskan wanita. Kau akan menyukainya."

Kalimat itu seperti pentungan es yang menghantam Contessa. Tubuhnya yang lemas tiba-tara tegang. Mata yang tadi kosong kini dipenuhi teror murni. Dengan tenaga yang didorong oleh kepanikan, dia mendorong tubu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Klinik Aborsi

    Berita-berita tentang masa lalu Isabella yang dipelintir semakin menjadi-jadi. Setiap media online seolah berlomba menampilkan versi mereka sendiri tentang "skandal" Isabella Ricci. Yang paling menyakitkan adalah pemberitaan tentang Damian—pria yang nyaris menghancurkan hidupnya delapan tahun lalu, kini hadir kembali seperti hantu yang mengganggu.Isabella membaca satu artikel dengan mata berkaca-kaca. Mereka menggambarkannya sebagai gadis muda yang dengan sengaja menjual diri pada Damian untuk masuk ke sekolah desain bergengsi. Padahal kenyataannya..."Tidak..." bisiknya, tubuhnya gemetar mengingat malam mengerikan itu. Bagaimana sahabat-sahabat sekolahnya justru menjebaknya, bagaimana Damian hampir... Dia menggigit bibirnya kuat-kuat, berusaha menahan tangis.Leonardo masuk ke kamar dan langsung memahami situasi. Dengan cepat ia mengambil tablet dari tangan Isabella dan mematikan semua perangkat elektronik di ruangan itu."Cukup, Belle," ujarnya lembut namun tegas. "Kamu tidak perlu

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Serangan Misterius

    Tiga hari setelah jamuan makan malam Cassandra, angin pertama badai mulai berhembus.Isabella sedang memeriksa koleksi musim dingin terbaru di studio La Belle ketika teleponnya berdering. Itu adalah Giovanna, editor senior di Vogue Italia yang sudah lama menjadi pendukung setianya."Isabella, kita perlu bicara." Suara Giovanna terdengar tegang dan... ragu, sangat berbeda dari biasanya. "Ada beberapa bisikan tidak sedap tentang masa lalumu yang beredar di kalangan media."Isabella meneguk ludah, mencoba tetap tenang. "Bisikan seperti apa, Giovanna?""Tentang... hubunganmu dengan Damian di masa lalu..." Giovanna terdengar tidak nyaman. "Dan bagaimana kamu bertemu dengan Matteo. Beberapa sumber menyebutnya sebagai... transaksi terselubung."Isabella merasa lututnya lemas. Dia harus berpegangan pada meka kerjanya. "Itu tidak benar. Kamu tahu itu, Giovanna. Kamu sudah mengenalku sejak awal."Ada jeda singkat di seberang garis. "Aku ingin mempercayaimu, Isabella. Tapi yang membuatku khawati

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Semu

    Beberapa hari setelah penolakan Aurora, Cassandra duduk di balik meja kerjanya yang megah, matanya tak lepas dari layar komputer. Di hadapannya terbentang file-file rahasia tentang Isabella Ricci—dokumen yang dengan sabar ia kumpulkan selama bertahun-tahun."Sudah waktunya," bisiknya pada diri sendiri, jari-jemari menari lincah di atas keyboard. "Waktunya dunia melihat wajah sebenarnya dari Isabella Ricci yang selalu dianggap suci."Dia membuka folder bertajuk "Proyek Phoenix"—nama yang dipilihnya dengan ironi mendalam, mengacu pada kebangkitan Isabella dari reruntuhan butik lamanya. Namun kali ini, Cassandra memastikan tidak akan ada lagi kebangkitan.File pertama berisi investigasi masa lalu Isabella sebelum menjadi Isabella Ricci. Ada foto-foto lama Isabella di usia 17 tahun, dokumen-dokumen yang seolah membuktikan hubungan gelapnya dengan Damian—seorang pengusaha fashion ternama—dan surat-surat yang dipelintir untuk menciptakan narasi tertentu."Kau pikir bisa mengubur semua ini,

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Envy

    "Terima kasih bantuannya," potong Leonardo sambil berjalan menuju pintu. "Tutup butik tepat waktu. Sampaikan pada staf lain bahwa Isabella akan kembali besok."Begitu pintu butik tertutup, Aurora berdiri sendirian di tengah ruangan. Rasa canggung dan bersalah mulai menyergapnya. Dia sendiri tidak tahu kenapa mudah sekali terprovokasi oleh Cassandra.Aurora berdiri di hadapan pantulan dirinya sendiri di etalase kaca butik La Belle. Dress merah mewah yang tadi dia pikir akan membuatnya terlihat memesona, kini terasa seperti baju kostum yang salah. Rasa mula menyergapnya—malu karena telah terdorong untuk mengenakan sesuatu yang bukan dirinya, dan lebih dari itu, malu karena telah membiarkan Cassandra memanipulasi dirinya.Dengan napas berat, dia bergegas ke ruang ganti. Dengan gerakan cepat, dia melepas dress merah itu seolah-olah kain tersebut membakar kulitnya. Dia menggantinya dengan setelan kerja sederhana yang biasa dia kenakan—blazer hitam dan celana trousers yang rapi. Kemudian, d

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Fatamorgana

    Dua hari setelah acara peluncuran yang sukses, Aurora sedang membereskan berkas-berkas di meja kerjanya ketika Cassandra tiba-tiba muncul di pintu butik La Belle dengan membawa beberapa bungkusan elegan."Aurora, sayang!" sapa Cassandra dengan hangat. "Aku punya sesuatu yang spesial untukmu."Dia meletakkan bungkusan-bungkusan itu di atas meja. Aurora membukanya dengan perasaan campur aduk. Isinya membuatnya terkesima—tiga buah dress kerja desainer ternama dengan potongan yang sama-sama berani, memperlihatkan belahan dada yang dalam, plus sebuah tas tangan limited edition yang harganya setara dengan gaji tiga bulannya."Ini... terlalu berlebihan, Cassandra," bata Aurora, matanya tak bisa lepas dari kemewahan hadiah itu."Ah, tidak sama sekali," bantah Cassandra sambil tersenyum. "Perempuan cantik berhak mendapat hadiah cantik. Cobalah yang merah ini—warnanya akan sempurna dengan kulitmu."Aurora ragu-ragu. "Tapi potongannya... agak terbuka untuk lingkungan kerja."Cassandra mengeluark

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Coming Undone

    Keesokan paginya, suasana butik La Belle masih meninggalkan sisa-sisa kemeriahan acara semalam. Isabella datang lebih awal, hanya untuk memastikan segala sesuatu sudah beres sebelum tim yang lain datang. Dia mengenakan setelan kasual—celana linen putih dan blus sutra sederhana, rambutnya diikat longgar.Tepat pukul sembilan, seorang kurir dari restoran mewah terdekat datang membawa breakfast box elegan disertai sepasang kopi artisan."Pesanan dari Nyonya Cassandra untuk Nyonya Isabella," ujar kurir itu dengan sopan.Isabella menerimanya dengan senyum, meski alisnya sedikit terangkat. Dia membuka kartu kecil yang menyertai paket itu:Untuk Isabella yang luar biasa. Acara semalam sukses gemilang. Mari lanjutkan kolaborasi yang baik antara La Belle dan La Perle. - CassandraSaat itu, Aurora tiba dan menyaksikan Isabella sedang memeriksa bungkusan sarapan itu. Wajahnya langsung menunjukkan kecemasan."Cassandra mengirim sarapan?" tanya Aurora, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya."Ya,"

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status