Selesai dari toilet, Dini hendak kembali ke tempat dimana ia dan Kenzi berpisah karena saat di jalan Kenzi bertemu dengan koleganya sehingga Dini berjalan sendiri menuju toilet. Namun Dini tidak melihat keberadaan Kenzi, ia pun bingung harus mencari Kenzi kemana karena banyaknya tamu yang hadir.Dini yang hendak berjalan di antara keramaian tamu untuk mencari Kenzi atau Pram tiba-tiba seseorang menarik paksa tangan Dini, ia pun menoleh kebelakang dan mendapatkan seorang pria tua dengan tatapan ingin memangsanya.“Apa-apaan ini, Tuan. Lepaskan tangan saya,” Dini berusaha menarik tangannya dari genggaman pria tua tersebut.“Kamu jangan menghindar lagi, aku sudah lama menunggu kamu disini dan ternyata benar kamu sengaja menunda ya kan. Ayo, sekarang ikut saya karena saya sudah banyak mengeluarkan uang untuk kamu.” ucap pria tersebut sambil terus menarik paksa tangan Dini untuk ikut dengannya.“Anda salah orang Tuan. Saya tidak mengenal Anda.” Dini tetap berusaha menarik tangannya, ia yak
Kenzi menatap Dini yang sedang tertidur dengan wajah pucat dengan bulu mata yang lentik. Lantas pandangan Kenzi terarah ke bibir Dini yang terluka, namun bibir tersebut tetap sexy walau ada sisa darah beku di ujung bibir. Kenzi mengepalkan tangannya, emosinya kembali bangkit saat membayangkan perlakuan laki-laki tersebut ke Dini. Syukur saat di periksa oleh Dokter pribadi keluarga Darmantara keadaan Dini baik-baik saja.Mata yang tadinya terpejam tiba-tiba mengerjap, Dini mencoba membuka matanya perlahan walau rasanya sulit. Dini berpikir ia sudah berada di alam lain.“Hmmm….kok suasana surga seperti kamar si Om pusaka ya,” ucap Dini sambil menatap langit-langit kamar lalu ia mencoba memejamkan matanya kembali kemudian ia menoleh ke sebelah kanan tampak wallpaper hello kitty.“Ternyata di surga memiliki kamar yang sama dengan kamar si Om juga ya.” Kata Dini kembali, Dini yang hanya menatap sebelah kiri tidak tahu kalau di sebelah kanannya ada sosok laki-laki tampan yang sedang berusah
Ting…tong“Kemana ini anak? Kenapa lama sekali membuka pintunya?” Artika mengomel lantas ia mengambil ponsel yang ada di dalam tas jinjingnya dan menekan nomor anak kesayangannya. Panggilan berdering namun tidak diangkat, Artika kembali menghubungi Kenzi.Di dalam Apartemen Dini mulai kehabisan oksigen karena Kenzi tidak melepaskan ciumannya walau hanya untuk menghirup udara sebentar saja. Bunyi bel pun tidak dihiraukan oleh Kenzi, nafsunya sudah sangat menggebu sehingga ia pun jadi tuli.Dini memukul-mukul dada Kenzi agar laki-laki tersebut sadar karena bel apartemen kembali berbunyi bahkan ponselnya pun berdering. Sekuat tenaga Dini memukulnya barulah Kenzi lepas, keduanya pun terengah-engah.“Hah….hah….hah…..Kakak mau bunuh aku ya. Kenapa tidak ada jedanya, bukannya kalau di film korea berciuman ada jeda nya eh ini kok langsung oke gas terus.” Omel Dini saat ia sudah mendapatkan oksigennya kembali.Yang diomelin malah tersenyum miring, lantas ujung jarinya mengusap bibir Dini dari
Hari-hari berlalu dengan sangat menyenangkan bagi Dini, biasanya ia yang harus bekerja siang malam untuk memikirkan biaya kuliahnya dan kebutuhan pribadinya namun sekarang ia tidak perlu bekerja di banyak tempat lagi. Kenzi yang mengetahui kalau Dini sosok yang mandiri dan pekerja keras akhirnya memberi kesepakatan kalau Dini bekerja dengannya dan ia di gaji seperti karyawan lainnya.Dini pun merasa senang karena mendapat pekerjaan yang tetap dan memiliki gaji yang besar. Namun saat ia tahu apa pekerjaannya ia pun menjadi lemas. Ya disinilah Dini sekarang tetap berada di apartemen, Dini disuruh bekerja beres-beres apartemennya terserah mau Dini apakah isi apartemennya.“Hah….kalau begini bukan kerja namanya sama aja aku seharian di rumah tanpa harus keluar. Kenapa sih dia memberikan aku pekerjaan seperti ini? Aku kan maunya bekerja di luar.” Kesal Dini sambil melempar kain lap yang tadi ia gunakan untuk membersihkan meja ruang tamu.“Mending aku bersiap-siap ke kampus saja karena hari
Andini Rezkina gadis cantik yang baru masuk kuliah semester pertama, ia tinggal bersama ibu dan kakaknya Dewi. Dari kecil Dini selalu diperlakukan tidak baik oleh ibunya dan setiap Dini bertanya apa salahnya sang ibu selalu bungkam dan malah semakin marah padanya.Namun pagi ini semua tampak berbeda, Anna ibunya Dini masuk ke kamar Dini untuk pertama kalinya karena selama ini Anna tidak pernah menginjakkan kakinya ke kamar Dini. Anna memindai keadaan kamar Dini yang berantakan, ia melihat Dini yang masih berbaring ditempat tidur dengan selimut menutupi tubuhnya dan laptop di sebelah bantalnya.Anna pun membuka lebar gorden jendela dan merapikan buku-buku yang berserakan di lantai. Kamar Dini terlihat kecil hanya ada lemari pakaian dan meja kecil untuk meletakkan buku dan alat-alat kebutuhan Dini.Tubuh Dini pun tergerak karena silau matahari yang langsung mengenai wajahnya, ia mencoba membalikkan badan agar cahaya matahari tidak mengenai wajahnya namun ada yang menarik selimutnya. De
Pria yang mengantar Dini ke kamar hotel adalah Max asisten Kenzi dan ia bernafas lega saat Dini sudah masuk ke kamar dengan sedikit ancaman. Entah darimana Max mengenal Anna yang penting Max telah menemukan sosok yang akan membuat Tuannya tidak mengganggu gugat aset berharganya. Max masih setia berdiri di depan kamar tersebut untuk berjaga-jaga wanita di dalam jika gagal karena seperti yang sudah-sudah belum ada 15 menit wanita tersebut keluar dengan wajah berantakan. Namun Max berharap wanita kali ini harus berhasil memuaskan Tuannya.Kenzi sedang memperhatikan sikap polos wanita yang berada di kamarnya, ada sedikit senyum di bibir Kenzi melihat tingkah konyol wanita itu yang menghempaskan bokongnya di sofa. Kenzi masih berdiri dengan tangan bersedekap, "sepertinya Max membawa anak playgroup kemari, tapi ini cukup menarik."Dini lupa akan maksud kehadirannya di kamar tersebut, Dini terlalu terpukau dengan luasnya kamar hotel ini jika dibandingkan dengan kamar sangat jauh berbeda. Di
Anna segera meninggalkan restoran hotel dengan tergesa-gesa kemudian langsung menyetop taksi, Anna duduk di kursi penumpang dengan tangan memegang erat tasnya, setelah Dini dibawa oleh Max hati Anna mulai tak tenang ada rasa bersalah di hatinya namun mengingat masa lalu suaminya ia kembali menguatkan dirinya bahwa yang ia lakukan tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh suami dan selingkuhannya.Ponsel Anna berbunyi, ia pun segera mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya dan membukanya ada sebuah pesan masuk. Mata Anna membulat, pesan tersebut merupakan pesan dari m-banking dengan jumlah yang sangat fantastis.Dengan tangan gemetaran Anna menghitung jumlah nolnya, " satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan…nolnya ada sembilan itu berarti jumlah uang ini 1 milyar. Sepertinya Dini berhasil memuaskan tuan tersebut, padahal perjanjian hanya dapat 100 juta mungkin aku dapat bonus" gumam Anna dengan tersenyum senang.Taksi tersebut berhenti dirumah sederhana An
Darmantara sosok yang sangat Kenzi kagumi dan dihormati setelah Papa Samuel Argantara, Kenzi yang merupakan cucu satu-satunya membuat ia dimanja dan di sayang oleh Darmantara namun bukan berarti Kenzi tidak pernah dimarahi, kelakuan Kenzi kecil yang nakal membuat Kenzi selalu dimarahi bahkan dihukum oleh kakeknya. Kenzi sangat menyayangi Kakek Darma karena selama ini Kakek Darma yang merawat dan mengurus Kenzi berhubung dulunya orang tua Kenzi harus tinggal di luar negeri untuk mengurus bisnis keluarga Dirgantara. Namun karena sekarang Kakeknya sering sakit sakitan Mama dan Papa sudah menetap kembali di Jakarta.Hati Kenzi berdebar kencang saat Max mengatakan kalau Kakek Darma dirawat dirumah sakit tanpa mendengar kelanjutan omongan Max, Kenzi beranjak dari sofa langsung berlari ke kamarnya. Di dalam kamar Kenzi menatap sekilas Dini, wajah teguh Dini sedikit mengurangi rasa cemasnya terhadap kakeknya yang sakit. Ada desiran aneh yang dirasakan Kenzi, ia pun memalingkan wajahnya dari D