Setelah kontrak antara Ruby dan sang laki-laki bertudung dibuat, maka Ruby langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan bayaran. Setelah tamunya pergi laki-laki bertudung itu langsung melepaskan topeng dan jubah bertudungnya. Setelah kedua benda itu di lepaskan maka terlihatlah sesosok laki-laki muda berambut hitam bermata biru duduk bersandar di kursi memandangi selembar gulungan kertas yang berada ditangannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah kenangan yang buruk tentang mereka berdua.
"Erste, menurutmu apakah aku keterlaluan dalam memperlakukan tunanganku sampai dia nekat seperti itu memutuskan pertunangan dengan dalih telah menikah secara diam-diam?" tanya sosok laki-laki berambut hitam itu memandangi isi dari selembar kertas kontrak yang di buatnya"Richard, bukankah bagus yang kamu inginkan tercapai akhirnya? Kenapa kamu merasa bersalah?" tanya Erste dengan tatapan kebingungan menatap sosok laki-laki di depannyaRichard sama sekali tidak menjawab dan hanya memandangi semua isi gulungan. Keesokan harinya berita tentang Ruby yang berselingkuh menggemparkan satu kerajaan bahkan sampai ke telinga sang ayah, di pagi itu juga ayahnya masuk ke dalam kamar Ruby dengan amarah sambil menodongkan koran ke hadapan Ruby yang masih setengah sadar. Dengan santainya Ruby mengambil koran itu dan membaca isinya, kemudian menatap wajah sang ayah yang mengerutkan kening menunggu penjelasan dari Ruby.Akan tetapi pada saat Ruby membuka mulut ingin berbicara, seorang pelayan datang ke kamarnya dengan panik memberikan informasi, kalau seorang laki-laki datang ke mansion mengaku kalau itu adalah suami dari putrinya langsung membuatnya keluar ruangan dengan amarah menghampiri sosok laki-laki yang begitu bernyali. Sedangkan Ruby di dalam hati tertawa dengan bahagia karena dia akan bebas dari pertunangan yang terkutuk itu, tetapi karena dia belum pernah bertemu dengan laki-laki yang mengaku sebagai suaminya Ruby memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan melihat suami kontraknya. Sesampainya di ruang tamu, betapa terkejutnya Ruby jika ayahnya sedang tertawa dengan lantang dengan sesosok laki-laki tampan berambut hitam bermata biru minum teh dengan santainya."Ruby, kenapa kamu tidak mengatakan sejak awal kalau kamu dan Duke Cereus telah menikah secara diam-diam?""Sudah aku duga kalau semua berita di koran itu palsu," ucap sang Duke Middlemist membuat Ruby membelalakkan mata kebingungan terhadap situasi yang terjadi di depannya"Duke Cereus? Tapi bukankah Duke Cereus menggunakan topeng?" gumam Ruby dengan kebingungan berjalan ke arah kedua orang yang duduk di sofa ruang tamu itu"Ayah tau kamu pasti tidak ingin menjelaskannya, sudahlah persiapkan barang-barangmu sekarang suamimu itu telah menunggumu sejak tadi," ucap Duke Middlemist dengan tawa bahagiaRuby yang tidak mengerti dengan situasi hanya bisa diam berpikir tentang apa yang terjadi kepadanya hingga tanpa dia sadari kalau dia sudah berada di dalam kereta kuda. Ruby dan sang Duke Cereus di dalam kereta kuda hanya saling diam. Walaupun keduanya tidak saling berbicara, tetapi di dalam hati keduanya sama-sama kesulitan untuk mencari topik pembicaraan terutama Ruby yang merasa aneh tentang orang yang sangat membenci dirinya tiba-tiba saja menjadi suaminya. Tidak perlu waktu lama kereta kuda itu berhenti di depan sebuah mansion yang besarnya hampir sebesar istana kerajaan dengan seluruh pelayan yang berbaris di kiri kanan menyambut kedatangan mereka.'Aku pikir para pelayan keluarga Duke sangat sibuk hingga sampai memberikan sambutan saja kepadaku tidak pernah, ternyata hanya aku saja yang tidak di anggap ada,''Lihat mereka sekarang berbaris dengan rapi menunduk hormat saat tuannya pulang ke mansion,''Bagaimana nanti aku menjalankan kehidupan sebagai seorang Duchess?' ucap Ruby di dalam hatinya sambil bangkit dari kursinya dan turun dari kereta kuda tanpa menggenggam tangan terulur, dari sang suami yang telah turun dan menggunakan topeng untuk membantunya turun dari kereta kudaSikap dingin dan mandiri yang di tunjukkan oleh Ruby adalah hal biasa dia lakukan sendiri tanpa tunangannya, yang kini telah menjadi suaminya. Semua pelayan yang melihat sikap dingin yang terjadi hanya diam tidak berkomentar. Richard dan Ruby berjalan ke aula mansion di ikuti dengan para pelayan yang membawa koper-koper yang berisi barang bawaan milik Ruby."Ruby, sekarang ini adalah tempat tinggalmu dan kamu adalah Duchess Cereus jadi panggil aku dengan nama juga,""Kamu juga bebas melakukan apapun yang kamu inginkan, tetapi sebelum itu aku ingin membicarakan sesuatu berdua tentang kita," ucap Richard dengan dingin sambil memberikan isyarat untuk mengikutinya ke ruangan kerjanyaRuby yang melihat gerakan tangan isyarat itu hanya mengikuti dari belakang punggung lebar sosok laki-laki di depannya. Ruby hanya diam menunduk mengikuti langkah kaki dari Richard sampai Ruby menabrak punggung lebar Richard, karena berhenti mendadak. Richard yang merasakan kalau Ruby menabrak punggungnya langsung menoleh dan menunduk menatap wajah Ruby yang mungkin saja terluka."Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Richard dengan tatapan yang terlihat mengkhawatirkan membuat Ruby melebarkan mata terkejut melihat wajah yang terlihat lembutRuby ingat terakhir kali dia berkunjung ke tempat ini di depan pintu besar di depannya. Sebuah teriakan lantang yang membekas di ingatan Ruby pada saat dia berkunjung hanya karena pikiran buruknya kepada seorang perempuan yang datang ke mansion."Tidak perlu khawatirkan aku, ikuti saja yang tertulis di dalam kontrak tanpa cinta dan selama satu tahun,""Aku yakin kamu tau itu bukan?" ucap Ruby dengan menatap lurus wajah dibalik topeng Richard walaupun dia tidak tau ekspresi apa yang di tunjukkan di wajah balik topeng itu'Toh, dia tidak akan benar-benar peduli juga kepadaku,''Walaupun rasanya aneh jika aku mencari laki-laki lain untuk di jadikan suami yang ternyata adalah Duke itu sendiri,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan senyuman pahit mengikuti langkah kaki Richard yang masuk ke dalam ruangan tanpa menjawab ucapan darinya'Apakah dia begitu tenang dan dingin karena teriakan dariku terakhir kali? Berubah secara tiba-tiba entah kenapa membuat hatiku tersayat melihatnya,' ucap Richard di dalam hati memandangi Ruby yang mengikuti dirinya dengan begitu pendiamRuby dan Richard duduk diam di sofa saling berhadapan, keduanya saling memandang melihat siapa yang akan memulai pembicaraan lebih dulu. Tetapi jelas Ruby tidak akan memulai pembicaraan lagi dia hanya akan mengomel di dalam batinnya, karena cukup makan hati dirinya terakhir kali berbicara di jawab dengan teriakan oleh Richard."Ruby, pertama-tama aku ingin minta maaf karena berteriak kepadamu dan mengatakan hal buruk kepadamu," ucap Richard dengan nada yang dingin seperti dia merasa tidak bersalahRuby melihat mata itu tentu saja kesal, tetapi di dalam novel telah tertulis jika Richard hanya memiliki sifat dingin, kejam dan marah. Itu semua karena masa kecil Richard yang tidak pernah menerima kasih sayang dan cinta, dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu meminta dia untuk bersikap dingin dan tidak punya hati, karena dia adalah seorang pewaris keluarga Duke."Tidak apa-apa, aku sudah melupakannya dan yang terpenting saat ini pernikahan ini tanpa cinta, bukan?""Karena kamu yang mengatakan kalau kamu tidak menginginkannya,"'Kenapa hatiku sakit jika aku yang mengatakan itu?'Suasana di dalam ruangan tiba-tiba saja menjadi sunyi hanya karena sebuah pertanyaan yang di ajukan. Ruby merasa aneh dengan Richard, karena Richard seharusnya langsung menjawab pertanyaannya tanpa berpikir dua kali jika dia benar-benar setuju dengan yang dia ucapkan. Tetapi, itu terlihat sekali kalau Richard masih terlihat bimbang dengan yang harus dia lakukan di sisi lain dia terlihat tidak ingin melepaskan Ruby dan di sisi lain di dalam hatinya, dia yang tidak memiliki perasaan cinta mempertanyakan untuk apa mengikat orang lain di sisinya. "Ruby, istirahatlah di kamarmu," "Kamu pasti kelelahan saat ini dan juga kamu pasti masih perlu memulihkan diri akibat dari racun," ucap Richard dengan dingin sambil bangkit dari kursinya dan membalikkan badan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan Ruby sama sekali tidak mengerti hati ataupun pikiran dari Richard membuatnya hanya bisa menghela nafas dan keluar dari ruangan kerja itu meninggalkan Richard sendirian di dalam
Di saat Ruby ingin melangkah mendekat mencari tau, tiba-tiba terdengar suara lonceng menara jam lagi dan seluruh ruangan di depannya tiba-tiba langsung berubah menjadi gelap. Di tempat yang gelap Ruby terus berjalan berusaha mencari jalan keluar, tetapi setiap kali dia melangkah sama sekali tidak terlihat ada cahaya ataupun jalan keluar sampai akhirnya terdengar sebuah lonceng menara jam yang tiba-tiba seberkas cahaya yang bersinar menyilaukan yang membuat Ruby menutup matanya. Di rasa oleh Ruby dia telah lama menutup mata, dia mencoba membuka matanya betapa terkejutnya dia kalau dia berada di dalam kamar di atas tempat tidur. "Jadi, semuanya hanya mimpi? Tetapi walaupun begitu pernikahanku adalah kenyataan," "Mulai hari ini aku akan menjalani hari sebagai Duchess keluarga Cereus," "Dan jika Duke tidak di mansion aku akan pergi ke guild penipu itu untuk membuat mereka membayarnya," Gumam Ruby dengan nada yang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang mendendam
"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun "Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudung Laki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah. "Baiklah, akan aku terima kompensasinya," "Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan
Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain."Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia su
"Kenapa kamu tidak makan dengan Duke, tapi malah ingin makan di luar denganku?" "Apakah kalian berdua bertengkar hingga kamu nekat seperti ini keluar rumah hanya untuk makan?" tanya sosok laki-laki di depan Ruby dengan tatapan yang penasaran Ruby yang sedang asyik makan, mendadak menghentikan gerakan tangan dan menatap makanan yang ada di depannya. Dia berpikir alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu, karena tidak mungkin dia langsung mengatakan jika dia melakukan itu sebab dia ingin mendekatkan pemeran utama bersama suaminya dan dia bisa hidup dengan umur panjang. Orang-orang pasti akan mengira jika dia adalah bangsawan yang sudah hilang kewarasannya setelah menikah dengan sang Duke Cereus jika seandainya dia menjawab seperti itu. "Tidak, kami berdua tidak bertengkar," "Tapi apa pun yang aku jawab ini, aku harap kamu tidak menjualnya sebagai bahan jualan," "Karena jangan mengira aku tidak tau jika guild informasi juga mengendalikan dunia berita di kerajaan," ucap Ruby de
"Hah... Akhirnya aku sampai di kamarku,""Sepertinya tidak ada yang curiga aku pergi ke alun-alun kota sendirian,""Yah dia juga tidak mungkin mengawasi aku selama dua puluh empat jam penuh," gumam Ruby sambil menyimpan jubahnya ke dalam lemari kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur Ruby beruntung karena telah kembali ke mansion sebelum matahari terbenam, karena tidak lama setelah dia kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sebelum membuka pintu Ruby menatap cermin memastikan tidak ada satupun pakaian yang kotor atau rambut yang berantakan. Setelah merasa dalam keadaan baik dia membuka pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut hitam yang menggunakan topeng berada di depannya."Ah... Richard, ada perlu apa sampai kamu datang ke kamarku?" tanya Ruby dengan mendongakkan kepalanya menatap penuh kebingungan"Sejak makan siang aku sama sekali tidak melihatmu keluar kamar untuk makan, jadi aku datang ke sini untuk mengajakmu makan malam bersama di restoran,""Jika k
Ruby dan Richard akhirnya makan di sebuah restoran kecil dengan suara hiruk-pikuk orang-orang yang berada di sekitar mereka. Ruby merasa senang meski tidak dapat pergi ke sebuah restoran yang mewah, tapi menurutnya bisa makan malam bersama tidak ada salahnya dimanapun tempatnya. Ruby anehnya tidak pernah merasa senyaman ini, ketika mereka bertunangan dan makan di meja makan yang sama.'Jika aku tidak salah pertemuan Richard dan pemeran utama harusnya terjadi di restoran kecil ini,''Pada saat seorang gadis datang membela seorang pelayan yang di sakiti,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil melahap makanan yang di sediakan di atas meja"PRANK..."Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dan gelas dari meja yang tidak jauh dari Ruby dan Richard makan. Semua orang termasuk Ruby dan Richard menoleh ke asal suara, terlihat seorang pelayan di cengkram erat lengannya oleh seorang laki-laki bertubuh besar dengan kasarnya. Tidak ada seorangpun yang berani untuk ikut campur ke dalam pertengkaran i
Pada akhirnya Ruby dan Richard tidak jadi berjalan-jalan di alun-alun kota dan pulang ke mansion menggunakan kereta kuda. Keduanya di dalam kereta sama sekali tidak berbicara hingga membuat suasana di antara mereka menjadi canggung. Ruby merasa jika suasana hati Richard sangat buruk hingga, tidak memungkinkan untuk dirinya di ajak berbicara dan malah Ruby berasumsi jika bisa jadi kepalanya yang akan bisa di tebas di dalam kereta. Oleh sebab itu Ruby hanya menatap ke arah luar jendela kereta kuda menatap langit malam berbintang, tetapi tiba-tiba Richard berbicara."Ruby, aku ingin kamu menjauh dari kepala keluarga Duke Vine,""Jika kamu dekat dengannya, itu akan membawa banyak rumor buruk di kalangan atas," ucap Richard dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada dan tatapan yang dingin dan aura gelap yang mengancamRuby tau jika Richard tidak suka, tetapi alasan itu bukanlah sebuah alasan yang cukup untuk Ruby menjauhi Cedric. Sebab sejak Ruby masih kecil, Cedric selalu menemaniny