Share

Bab 3 Tanpa Cinta

Author: Nurliza Eri
last update Last Updated: 2023-11-08 00:41:29

Setelah kontrak antara Ruby dan sang laki-laki bertudung dibuat, maka Ruby langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan bayaran. Setelah tamunya pergi laki-laki bertudung itu langsung melepaskan topeng dan jubah bertudungnya. Setelah kedua benda itu di lepaskan maka terlihatlah sesosok laki-laki muda berambut hitam bermata biru duduk bersandar di kursi memandangi selembar gulungan kertas yang berada ditangannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah kenangan yang buruk tentang mereka berdua.

"Erste, menurutmu apakah aku keterlaluan dalam memperlakukan tunanganku sampai dia nekat seperti itu memutuskan pertunangan dengan dalih telah menikah secara diam-diam?" tanya sosok laki-laki berambut hitam itu memandangi isi dari selembar kertas kontrak yang di buatnya

"Richard, bukankah bagus yang kamu inginkan tercapai akhirnya? Kenapa kamu merasa bersalah?" tanya Erste dengan tatapan kebingungan menatap sosok laki-laki di depannya

Richard sama sekali tidak menjawab dan hanya memandangi semua isi gulungan. Keesokan harinya berita tentang Ruby yang berselingkuh menggemparkan satu kerajaan bahkan sampai ke telinga sang ayah, di pagi itu juga ayahnya masuk ke dalam kamar Ruby dengan amarah sambil menodongkan koran ke hadapan Ruby yang masih setengah sadar. Dengan santainya Ruby mengambil koran itu dan membaca isinya, kemudian menatap wajah sang ayah yang mengerutkan kening menunggu penjelasan dari Ruby.

Akan tetapi pada saat Ruby membuka mulut ingin berbicara, seorang pelayan datang ke kamarnya dengan panik memberikan informasi, kalau seorang laki-laki datang ke mansion mengaku kalau itu adalah suami dari putrinya langsung membuatnya keluar ruangan dengan amarah menghampiri sosok laki-laki yang begitu bernyali. Sedangkan Ruby di dalam hati tertawa dengan bahagia karena dia akan bebas dari pertunangan yang terkutuk itu, tetapi karena dia belum pernah bertemu dengan laki-laki yang mengaku sebagai suaminya Ruby memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan melihat suami kontraknya. Sesampainya di ruang tamu, betapa terkejutnya Ruby jika ayahnya sedang tertawa dengan lantang dengan sesosok laki-laki tampan berambut hitam bermata biru minum teh dengan santainya.

"Ruby, kenapa kamu tidak mengatakan sejak awal kalau kamu dan Duke Cereus telah menikah secara diam-diam?"

"Sudah aku duga kalau semua berita di koran itu palsu," ucap sang Duke Middlemist membuat Ruby membelalakkan mata kebingungan terhadap situasi yang terjadi di depannya

"Duke Cereus? Tapi bukankah Duke Cereus menggunakan topeng?" gumam Ruby dengan kebingungan berjalan ke arah kedua orang yang duduk di sofa ruang tamu itu

"Ayah tau kamu pasti tidak ingin menjelaskannya, sudahlah persiapkan barang-barangmu sekarang suamimu itu telah menunggumu sejak tadi," ucap Duke Middlemist dengan tawa bahagia

Ruby yang tidak mengerti dengan situasi hanya bisa diam berpikir tentang apa yang terjadi kepadanya hingga tanpa dia sadari kalau dia sudah berada di dalam kereta kuda. Ruby dan sang Duke Cereus di dalam kereta kuda hanya saling diam. Walaupun keduanya tidak saling berbicara, tetapi di dalam hati keduanya sama-sama kesulitan untuk mencari topik pembicaraan terutama Ruby yang merasa aneh tentang orang yang sangat membenci dirinya tiba-tiba saja menjadi suaminya. Tidak perlu waktu lama kereta kuda itu berhenti di depan sebuah mansion yang besarnya hampir sebesar istana kerajaan dengan seluruh pelayan yang berbaris di kiri kanan menyambut kedatangan mereka.

'Aku pikir para pelayan keluarga Duke sangat sibuk hingga sampai memberikan sambutan saja kepadaku tidak pernah, ternyata hanya aku saja yang tidak di anggap ada,'

'Lihat mereka sekarang berbaris dengan rapi menunduk hormat saat tuannya pulang ke mansion,'

'Bagaimana nanti aku menjalankan kehidupan sebagai seorang Duchess?' ucap Ruby di dalam hatinya sambil bangkit dari kursinya dan turun dari kereta kuda tanpa menggenggam tangan terulur, dari sang suami yang telah turun dan menggunakan topeng untuk membantunya turun dari kereta kuda

Sikap dingin dan mandiri yang di tunjukkan oleh Ruby adalah hal biasa dia lakukan sendiri tanpa tunangannya, yang kini telah menjadi suaminya. Semua pelayan yang melihat sikap dingin yang terjadi hanya diam tidak berkomentar. Richard dan Ruby berjalan ke aula mansion di ikuti dengan para pelayan yang membawa koper-koper yang berisi barang bawaan milik Ruby.

"Ruby, sekarang ini adalah tempat tinggalmu dan kamu adalah Duchess Cereus jadi panggil aku dengan nama juga,"

"Kamu juga bebas melakukan apapun yang kamu inginkan, tetapi sebelum itu aku ingin membicarakan sesuatu berdua tentang kita," ucap Richard dengan dingin sambil memberikan isyarat untuk mengikutinya ke ruangan kerjanya

Ruby yang melihat gerakan tangan isyarat itu hanya mengikuti dari belakang punggung lebar sosok laki-laki di depannya. Ruby hanya diam menunduk mengikuti langkah kaki dari Richard sampai Ruby menabrak punggung lebar Richard, karena berhenti mendadak. Richard yang merasakan kalau Ruby menabrak punggungnya langsung menoleh dan menunduk menatap wajah Ruby yang mungkin saja terluka.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Richard dengan tatapan yang terlihat mengkhawatirkan membuat Ruby melebarkan mata terkejut melihat wajah yang terlihat lembut

Ruby ingat terakhir kali dia berkunjung ke tempat ini di depan pintu besar di depannya. Sebuah teriakan lantang yang membekas di ingatan Ruby pada saat dia berkunjung hanya karena pikiran buruknya kepada seorang perempuan yang datang ke mansion.

"Tidak perlu khawatirkan aku, ikuti saja yang tertulis di dalam kontrak tanpa cinta dan selama satu tahun,"

"Aku yakin kamu tau itu bukan?" ucap Ruby dengan menatap lurus wajah dibalik topeng Richard walaupun dia tidak tau ekspresi apa yang di tunjukkan di wajah balik topeng itu

'Toh, dia tidak akan benar-benar peduli juga kepadaku,'

'Walaupun rasanya aneh jika aku mencari laki-laki lain untuk di jadikan suami yang ternyata adalah Duke itu sendiri,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan senyuman pahit mengikuti langkah kaki Richard yang masuk ke dalam ruangan tanpa menjawab ucapan darinya

'Apakah dia begitu tenang dan dingin karena teriakan dariku terakhir kali? Berubah secara tiba-tiba entah kenapa membuat hatiku tersayat melihatnya,' ucap Richard di dalam hati memandangi Ruby yang mengikuti dirinya dengan begitu pendiam

Ruby dan Richard duduk diam di sofa saling berhadapan, keduanya saling memandang melihat siapa yang akan memulai pembicaraan lebih dulu. Tetapi jelas Ruby tidak akan memulai pembicaraan lagi dia hanya akan mengomel di dalam batinnya, karena cukup makan hati dirinya terakhir kali berbicara di jawab dengan teriakan oleh Richard.

"Ruby, pertama-tama aku ingin minta maaf karena berteriak kepadamu dan mengatakan hal buruk kepadamu," ucap Richard dengan nada yang dingin seperti dia merasa tidak bersalah

Ruby melihat mata itu tentu saja kesal, tetapi di dalam novel telah tertulis jika Richard hanya memiliki sifat dingin, kejam dan marah. Itu semua karena masa kecil Richard yang tidak pernah menerima kasih sayang dan cinta, dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu meminta dia untuk bersikap dingin dan tidak punya hati, karena dia adalah seorang pewaris keluarga Duke.

"Tidak apa-apa, aku sudah melupakannya dan yang terpenting saat ini pernikahan ini tanpa cinta, bukan?"

"Karena kamu yang mengatakan kalau kamu tidak menginginkannya,"

'Kenapa hatiku sakit jika aku yang mengatakan itu?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 78 Aku Akan Menyusul

    "Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 77 Perpisahan Tanpa Pamit

    "Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 76 Pertemuan terakhir?

    "Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 75 Tolong Anggap Aku Seperti Laki-laki Sungguhan

    Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 74 Lebih Dari Seorang Teman

    Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere

  • Terjerat Pernikahan Kontrak Dengan Duke   Bab 73 Alasan Yang Tersembunyi

    "Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status