Home / Rumah Tangga / Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta / Bab 4. Pertengkaran Yang Mengejutkan

Share

Bab 4. Pertengkaran Yang Mengejutkan

Author: Diary94
last update Last Updated: 2024-04-19 11:13:00

Bugh! 

Tanpa Sylvia duga, Edgar melepaskan pelukannya begitu saja, dan membuatnya jatuh terduduk di lantai. Sylvia lantas memekik keras, lalu langsung melemparkan tatapan tajam ke arah pria itu.

Sia-sia saja debaran aneh yang tadi ia rasakan.

Sambil mengusap pinggangnya Sylvia berucap, “Heh! Kamu itu punya perasaan sedikit gak sih? Aku ini manusia, bukan karung beras! Seenaknya aja menjatuhkan aku begitu aja.” 

“Kamu lupa ya dengan kesepakatan kita? Tidak boleh terjadi sentuhan fisik,” ucap Edgar sambil menepuk-nepuk tangannya sendiri, seolah sedang membersihkan kotoran. 

Sylvia semakin geram melihat sikap pria itu. Dengan cepat, Sylvia bangkit dan merapikan pakaiannya sambil masih menggerutu, “Dasar pria arogan!”

“Setidaknya kamu bantuin aku berdiri,” sambung Sylvia dengan suara yang lebih pelan. 

Ia tidak mau membuat Edgar besar kepala kalau dirinya mengharapkan bantuannya. Apalagi setelah melihat pria itu keluar begitu saja dari kamar, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Sylvia.

“Kamu mau ke mana?” tanya Sylvia.

“Kenapa? Mau mengikuti suami tampanmu ini?” Edgar malah menantang Sylvia sambil menaikan alis dan melempar senyum miring.

Beruntung, sebelum Sylvia melempar bantal ke arah pintu, pria itu sudah menutupnya lebih dulu. Sylvia mendengus kesal. Ia bukan kepo atau mau tau urusan Edgar, tapi justru ingin menyelesaikan urusan dengan pria itu secepatnya.

‘Ah, tapi aku juga malas berurusan dengannya!’ hati Sylvia menggerutu, lalu dengan cepat naik ke tempat tidur.

Ia pun menggulung tubuhnya dalam selimut dan berniat untuk tidur cepat. Acara pernikahan hari ini, walaupun singkat, tapi tetap membuatnya lelah. Daripada memikirkan si anak manja itu, lebih baik Sylvia beristirahat saja.

‘Kalau para klien atau bahkan para pesaing tau Edward mengalami kecelakaan dan belum ditemukan, mereka akan menggunakan momen ini untuk menghancurkan perusahaan kita.’

Sylvia membuka matanya ketika tiba-tiba teringat ucapan ibu mertuanya. Gara-gara sikap menyebalkan Edgar, Sylvia jadi lupa ambisi besarnya itu. Benar, ia harus membuat pria itu menjadi sosok pengganti Edward yang sempurna.

Sylvia menyibak selimut dan segera bangun dari tempat tidur. Ia membuka pintu kamar Edgar dan melihat ke kanan-kiri, mungkin saja Edgar ada di balkon tempatnya tadi.

Namun, tidak ada. Akhirnya, Sylvia menuruni anak tangga dan berniat bertanya kepada pelayan di sana. Sampai ia mendengar suara berat Edgar yang meninggi.

“Bu! Harus kubilang berapa kali, AKU BUKAN EDWARD!” 

Sylvia berhenti melangkah, tapi telinganya masih menyimak pembicaraan itu. Walaupun tertutup lemari kaca, Sylvia masih bisa melihat sosok Edgar yang duduk di sofa bersama Catherine.

Entah ekspresi apa yang ditunjukkan pria itu, tapi Sylvia bisa merasakan amarah dan rasa lelah dari suara Edgar.

“Dan aku gak mau menjadi pengganti dia lagi! Cukup dengan pernikahan ini,” lanjut Edgar.

Sylvia masih diam di anak tangga. Ia bahkan tidak berani bernapas keras, khawatir Edgar ataupun ibu mertuanya tahu keberadaannya.

“Kamu gak punya hak untuk menolak keputusan Ibu,” suara Catherine terdengar dingin.

“Ibu kenapa selalu memaksakan kehendak seenaknya? Pertama, Ibu meminta aku untuk menikahi calon istrinya Edward, sekarang Ibu meminta aku untuk menggantikan posisinya Edward di perusahaan. Apa nantinya Ibu akan memaksa aku untuk menghamili Sylvia hanya demi mendapatkan pewaris?”

Deg!

Sylvia tiba-tiba saja merasakan sesuatu menghantam dadanya cukup keras. Tanpa sadar, ia meremas pegangan tangga setelah mendengar ucapan Edgar.

“EDGAR!”

“Dengar, Bu.” Edgar berdiri dari duduknya, Sylvia bisa melihat itu. “Berhenti mengatur kehidupanku! Aku bukan Edward yang bisa Ibu setir sesukanya—”

PLAK!

Sylvia menutup mulutnya ketika mendengar suara tamparan yang keras itu. Catherine tampak sudah berdiri di depan Edgar dengan tegak. Bisa dipastikan, wanita itu pasti yang menampar anaknya.

“KURANG AJAR!” teriak Catherine. “Kamu bahkan tidak layak dibandingkan dengan Edward!”

“Oh? Kalau begitu, kenapa Ibu memintaku menggantikannya?” terdengar nada sarkas dari Edgar. “Ah, benar… karena tidak punya pilihan lain, kan, untuk menyelamatkan egomu itu.”

“Kamu akan menyesal karena tidak mendengarkan Ibu!”

“Terserah saja.”

Ketika Edgar berjalan menjauhi ruang tengah, Sylvia pun tersadar. Ia buru-buru berbalik badan dan berniat kembali ke kamar. Sampai suara Catherine kembali menghentikannya, termasuk Edgar.

“Lantas apa kamu pikir, usaha recehan kamu itu akan berhasil?” 

Sylvia berbalik badan, begitu pun dengan Edgar. “Jangan pernah Ibu meremehkan bisnisku!” ucapnya tertahan.

Catherine mendengus. “Memangnya bisa apa kamu tanpa uang dariku?” 

Tidak ada balasan dari Edgar.

“Aku bisa membuat toko barang rongsokanmu itu langsung hancur.”

Tanpa Sylvia duga, pria itu berjalan cepat menghampiri ibunya, dan berhenti tepat di depan wanita itu. Sylvia tidak bisa mendengar jelas apa yang pria itu ucapkan selanjutnya. Ia hanya sekilas mendengar soal

“….aku tidak peduli sekalipun kamu adalah Ibuku.”

Edgar kembali berbalik badan dan pergi. Namun kali ini, ia tidak pergi menuju tangga, melainkan ke luar rumah. Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara pintu depan yang dibanting keras, diikuti oleh suara mobil yang meninggalkan pekarangan rumah.

Sylvia masih terdiam di anak tangga. Ia jadi teringat persyaratan yang Edgar berikan kemarin. Ia meminta Sylvia mendukung pendanaan dan koneksi untuk bisnis pribadinya.

‘Sebenarnya apa bisnis yang dimaksud oleh Edgar? Kenapa bisnisnya itu gak didukung oleh ibunya? Ini berbeda sekali dengan yang Edward lakukan.’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 64. Sikap Yang Berubah

    Edgar pun mengambil jasnya. Setelah jas nya dipakai, Edgar dan Sylvia langsung keluar dari kamar. Tak lama ia pun sampai di meja makan. Melihat ibu mertuanya belum berada di meja makan, hal itu pun membuat Sylvia heran."Ibu kemana? Tumben belum ada di meja makan? Biasanya, ibu yang lebih awal, hadir di meja makan," tanya Sylvia."Mungkin, ibu masih ada dikamar. Tungguin aja, paling sebentar lagi juga dateng." Edgar menyahut sambil mengambil roti tawar yang ada dihadapannya.Persis seperti yang Edgar ucapkan, selang 5 menit kemudian, Catherine datang ke meja makan."Selamat pagi." Catherine menyapa sambil berjalan ke meja makan."Pagi juga, bu," sahut Sylvia."Ibu mau pergi kemana?" Edgar bertanya saat melihat ibunya berpakaian rapih."Pagi ini ibu mau ke rumah sakit yang ada di Bandung," ucap Catherine."Rumah sakit? Bandung? Apa, udah ada kabar mengenai Edward, bu?" tanya Edgar."Ibu juga belum tau pasti. Ibu cuma diminta datang ke rumah sakit yang ada di Bandung oleh pihak kepolisi

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 63. Gombalan Edgar

    Beberapa menit kemudian.Setelah makan malam yang dibuat oleh Wira sudah siap, ia langsung membawa makanan tersebut ke dalam rumahnya. Tak lama kakek Teguh pun duduk di tikar plastik untuk menyantap makan malam bersama cucunya. Berhubung pria yang mereka selamatkan dipinggir sungai sudah siuman, kakek Teguh memberikan sebagian makanan yang ia punya kepada pria tersebut."Kami hanya punya ikan bakar dan juga ubi rebus. Kamu duduk dulu ya, makan makanan ini supaya kamu memiliki sedikit energi," ucap kakek Teguh.Pria tersebut menganggukkan kepalanya. Lalu, ia pun berusaha bangkit untuk duduk. Namun, dikarenakan tenaganya sangat lemah, ditambah lagi kepalanya juga masih pusing, pria itu pun kesulitan untuk duduk. Seketika Wira langsung menghampiri pria tersebut untuk membantunya sebelum kakeknya yang turun tangan membantu."Sini aku bantu," ucap Wira."Terimakasih," ucap Wisnu setelah berhasil duduk."Kamu bisa makan sendiri? Atau mau aku suapin?" tanya Wira."Tidak usah, saya masih bisa

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 62. Hilang Ingatan

    Sylvia pun bergegas duduk disamping suaminya. Tak lama ia pun mulai mengambil makanan yang ada diatas meja. Selama mereka makan, tidak ada obrolan apapun yang terjadi. Masing-masing, hanya fokus dengan makanannya sendiri. Beberapa menit kemudian, Catherine yang sudah lebih dulu menyelesaikan santap malamnya, ia pun beranjak dari kursi."Kalian lanjutkan aja ya makan malamnya. Ibu ke kamar dulu," ucap Catherine."Iya, bu," sahut Edgar dan Sylvia.Setelah melihat bahwa ibunya sudah naik ke lantai atas, Edgar pun berbisik ditelinga istrinya. "Memangnya gak panas memakai syal dan sweater seperti itu?" bisik Edgar.Kesal dengan pertanyaan suaminya, seketika Sylvia langsung menancapkan garpu nya di paha ayam goreng miliknya. Lalu, ia pun melirik tajam ke arah suaminya. "Gak usah ngeledek deh! Ini semua gara-gara kamu tau!" ucap Sylvia.Seketika Edgar pun tertawa saat mendengar ucapan istrinya."Tapi kamu suka kan?" bisik Edgar."Hhmmm," sahut Sylvia.Lagi-lagi Edgar pun tertawa karena res

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 61. Cap Yang Cukup Banyak

    Melihat tingkah Sylvia yang malu karena Edgar memandangi lekuk tubuhnya, Edgar seketika langsung tersenyum. Kemudian ia pun melepaskan celananya. Seketika Sylvia langsung menutup matanya menggunakan kedua tangannya saat bagian intimnya Edgar."Aaaaaaa!! Edgar! Pakai lagi celana mu itu!" ucap Sylvia.Edgar pun hanya tersenyum. Kemudian ia kembali mencumbu setiap inci bagian tubuh istrinya. Setelah dirasa pemanasannya sudah cukup, Edgar pun fokus pada tujuannya. Saat pertahanan Sylvia sudah berhasil ditebus oleh Edgar, seketika Sylvia langsung meringis kesakitan sambil mencengkram seprai nya. "Aakkhh... Sakit Edgar, pelan-pelan," ringis Sylvia "Tenang sayang, sakitnya cuma diawal aja kok," sahut Edgar. Kamar yang awalnya dingin, seketika merubah menjadi panas. Bahkan saking panasnya, Edgar dan Sylvia sampai berkeringat. Bahkan deru nafasnya Edgar semakin cepat, seiring dengan aktivitas yang saat ini sedang ia lakukan. Setelah cairan istimewa tersebut membasahi area intim Sylvia, Edg

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 60. Waktunya Bermain

    Disaat Frans dan Thomas sedang bersiap untuk melarikan diri keluar negeri. Disisi lain, polisi yang sudah memproses laporan yang dibuat oleh Catherine dan Edgar, mereka langsung bergegas pergi mencari keberadaan Frans. Sementara itu, Catherine, Edgar dan Sylvia yang merasa urusannya dikantor polisi sudah selesai, mereka memutuskan untuk pulang."Terimakasih ya pak, atas bantuannya." Catherine berucap sambil mengulurkan tangannya."Sama-sama bu." Martin menyahut sambil menjabat tangan Catherine."Pantau terus setiap perkembangan kasus ini ya, pak," ucap Edgar."Tentu saja, saya akan kabari kalian jika pihak kepolisian sudah berhasil menangkap pak Frans dan pak Thomas." Martin menyahut sambil melepaskan jabatan tangannya."Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu ya pak Martin," pamit Catherine."Iya, bu Catherine. Silahkan," sahut Martin. Catherine, Edgar dan Sylvia langsung bergegas pergi meninggalkan kantor kepolisian. 1 jam kemudian mereka pun sampai kembali dirumah. Setelah turun d

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 59. Membuat Laporan Ke Pihak Berwajib

    Saat mendengar suara tembakan, Catherine dan Sylvia langsung bergegas pergi keluar. Sementara itu, Edgar yang berhasil menghentikan langkah om nya, ia kembali menyimpan pistolnya dibalik punggungnya. Kemudian ia pun bergegas menghampiri om nya. "Maaf om, aku terpaksa menembak kaki om," ucap Edgar."Dasar keponakan tidak tau diri!! Selama ini aku yang selalu ada untuk membela kamu!! Kenapa sekarang kamu malah memperlakukan seperti ini!! Aku ini paman mu, Edgar!" teriak Frans."Aku berterimakasih karena om sudah memperlakukan aku dengan baik dari kecil. Namun, bukan berarti aku akan menutup mata atas kejahatan yang sudah om lakukan. Terlebih lagi karena rencana jahat om, saudara kembar ku yang jadi korbannya. Dari pada om terlalu banyak bergerak dan bicara, lebih baik om diam dan tenangkan diri om jika gak mau kehabisan banyak darah," ucap Edgar."Aaarrrgghh!" Frans menggeram sambil memukul aspal jalan.Tak lama Catherine dan Sylvia pun muncul. Melihat adiknya tersungkur di dekat mobil

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 58. Berusaha Kabur Lagi

    Setelah hampir setengah jam berkendara, Edgar dan Sylvia akhirnya sampai di parkiran apartemen Frans. Tak lama mereka pun keluar dari mobil. Dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi mereka pun berjalan memasuki apartemen. Kali ini mereka yakin 100% bahwa Catherine pasti akan mempercayai ucapan mereka."Mudah-mudahan aja ibu percaya dengan bukti yang kita berikan ya." Sylvia berucap sambil berjalan menuju ke kamar apartemen Frans."Harus percaya lah, masa bukti udah sejelas ini, ibu masih gak percaya sih. Gak mungkin banget," sahut Edgar.Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di depan kamar apartemen Frans. Edgar pun mengetuk pintu tersebut. Mendengar suara ketukan pintu, Frans langsung beranjak dari sofa untuk membuka pintu kamar apartemennya.Tok! Tok! Tok! "Sebentar ya, kak. Aku buka pintunya dulu," ucap Frans."Hhmmm," sahut Catherine.Frans pun bergegas membuka pintu apartemennya. Namun, saat pintunya terbuka seketika Frans langsung menutup pintunya kembali kala melihat Ed

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 57. Menuju Ke Apartemen Frans

    Sesampainya didepan ruangan Larissa, Sylvia langsung membuka pintu ruangan tersebut. Saat melihat kedatangan Sylvia, Elis yang sedang merapikan beberapa dokumen, ia langsung beranjak dari kursinya. Lalu, ia pun bergegas menghampiri Sylvia.Ceklek!"Bu Sylvia." Elis berucap saat melihat kedatangan Sylvia."Selamat datang, bu. Silahkan duduk," ucap Elis."Iya," sahut Sylvia.Sylvia dan Edgar bergegas duduk di sofa yang ada didalam ruangan Larissa. Setelah duduk, Sylvia pun mulai mengutamakan maksud kedatangannya."Begini Elis, sebenarnya kedatangan saya kesini ini menanyakan sesuatu ke kamu," ucap Sylvia."Mau menanyakan apa ya, bu?" tanya Elis."Belum lama ini saya sempat mengirimkan sebuah rekaman video ke email kamu. Apa kamu udah memeriksa email kamu? Saya khawatir rekaman video itu gak sempat terkirim," tanya Sylvia."Tunggu sebentar ya, bu. Saya ambil iPad saya dulu," ucap Elis.Elis pun beranjak dari sofa. Lalu, ia pun mengambil iPad miliknya yang ia letakkan di meja kerja Lariss

  • Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta    Bab 56. Menemui Elis

    Melihat istrinya panik, Edgar bukannya melepaskan pelukannya ia justru semakin menggoda Sylvia. Sedangkan Sylvia sendiri terus berontak agar bisa melepaskan diri dari pelukan Edgar. "Edgar!! Lepasin aku!" Sylvia berucap sambil mendorong dada Edgar."Tidak mau! Aku tidak akan membiarkan kamu kabur. Hari ini juga kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Muaacchh." Edgar menyahut dengan mencium bibir istrinya diakhir ucapannya.Sylvia yang sudah kesal, ia langsung mencubit lengannya Edgar. Sontak, hal itu membuat Edgar melepaskan pelukannya. "Aaaaaaa!!" jerit Edgar."Syukurin emangnya enak! Genit sih jadi cowok," ucap Sylvia."Kamu kenapa cubit tangan aku sih? Aku kan cuma pengen mesra-mesraan sama kamu." Edgar bertanya sambil mengusap tangannya yang bekas dicubit Sylvia."Aku kan udah pernah bilang sama kamu, aku belum mau melakukan hal itu sama kamu sebelum semua masalah ini selesai dan status pernikahan kita jelas," ucap Sylvia."Masih lama dong kalau begitu." Edgar menyahut sambil meng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status