Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 13
Matahari sudah tampak meninggi ketika Karin menggeliatkan tubuhnya, kedua matanya terasa masih lengket minta dimanjakan di atas tempat tidur. Suara ketukan pintu yang mendayu-dayu seakan tak mampu memerintah otaknya untuk segera bangun.
“Siapa sih, pagi-pagi begini,” dengan malas akhirnya ia terpaksa beranjak dari tempat tidur karena pintunya terus diketuk dari luar.
“Ya Ampun pak kapten ini masih pagi, ngapain ...” Kalimat Karin terhenti ketika pintunya terbuka, ia hampir menutup pintunya kembali jika saja Hyuga tak mendorongnya dari luar.
“Maaf mengecewakanmu,” ucap Hyuga dengan ekspresi tak senang karena Karin mengira dirinya Garda. Karin tersenyum walau itu tampak dipaksakan, sebenarnya gadis itu enggan menyuruhnya masuk tapi Hyuga sudah masuk duluan tanpa permisi.
“Duduk dulu, aku mau mandi sebentar,&rdqu
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 14Wajah Karin mendadak cemberut saat tahu ayahnya menjadikan Garda sebagai pengawal pribadinya, ia merasa ayahnya terlalu berlebihan belum lagi sekarang ia harus tinggal di apartemen Rendra.Karin mengendap-endap menjauh dari keramaian pesta padahal tadinya ia menikmati pesta ulang tahun sepupunya itu tapi seketika moodnya hancur berantakan.“Aduh , kok jadi begini sih, aku kan bukan anak presiden, kenapa harus pakai pengawal pribadi. Ayah terlalu berlebihan,” gerutu Karin sambil duduk di depan kolam renang. Ia memercikan air ke tengah kolam sambil menenggelamkan kakinya, dinginnya air sedikit banyak menyejukan hatinya.“Pelan-pelan sayang.”“Tahan sebentar sayang, kamu cantik sekali malam ini.”“Akh...akh...”Karin memicingkan matanya, telinganya seperti radar yang sedang mencari asal suara
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 15Garda PoVSudah tiga hari setelah kejadian ‘itu’ Karin masih dingin padaku, jangankan bicara ditanya saja kadang tak menjawab. Bibirku pun masih bengkak, selain terkena pukulan preman jalanan yang entah dari mana asalnya itu, Karin juga menggigit bibirku.Kadang aku mengutuk diriku sendiri, kenapa aku tiba-tiba ingin menciumnya malam itu, bukan ingin tapi memang sudah kulakukan dan itu sangat mendebarkan. Bibirnya terasa hangat dan lembut.“Jahat.” Cuma kata itu yang dilontarkannya padaku sebelum menutup pintu malam itu. Kata yang cukup membuatku tersadar bahwa yang kuperbuat itu salah. Hanya dengan alasan terkesima, aku menciumnya, tanpa status, tanpa kejelasan bahkan tanpa alasan.Aku salah, lalu bagaimana caraku meminta maaf, dia itu wanita yang masih mempunyai ikatan dengan pria lain. Betapa
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 16Karin PoVSekarang sudah sore, matahari pun seakan ingin menutup diri, sama sepertiku mencoba menutup lukaku hari ini. Hanya berharap esok akan lebih baik, aku yang memutuskan untuk melakukan kontrak itu, maka aku pulalah yang merasakan akibatnya, bukan orang lain. Makanya ada benarnya, jika orang bilang, jangan memulai sesuatu kalau nantinya akan menyesal.Setidaknya, aku pernah merasakan bahagia, aku pernah tersenyum dengan pria itu bahkan pernah bersyukur bahwa dia ada bersamaku, hanya saja jodoh ini hanya sampai di sini.“Sedang melamun?” tanya Garda membuyarkan pikiranku. Dia tersenyum tipis sambil duduk di sampingku. Aku melihat matanya selalu hangat walaupun aku tak ingin menyalahartikannya. Ada banyak alasan orang perhatian pada kita, bukan melulu suka, bisa saja hanya kasihan. Dan itu yang ku
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 17Garda berlari ke halaman bawah penginapan dimana dia melihat Karin, ia sempat kebingungan kemana orang-orang yang berkerumun tadi karena tempat itu sudah kosong sekarang. Mata Garda mengedar ke sekeliling dan tak ada siapapun untuk tempat bertanya.“Sial.” Garda lalu berbalik badan menuju pintu masuk, mungkin saja pihak penginapan bisa meminjamkannya kendaraan dan sekalian ingin memeriksa rekaman cctv tempat ini.“Mau saya antar pak ?” Seorang remaja tanggung tiba-tiba mencegat Garda di pintu masuk. Umurnya sekitar 16 tahunan, memakai kaos oblong dipadu dengan sandal jepit khas anak muda. Dia berdiri di sana seakan-akan memang sedang menunggu. Apa dia suruhan? Garda melihat bocah itu dengan tatapan curiga, wajar reaksinya begitu karena bocah itu terlihat sudah diatur seseorang untuk menyapanya.Meskipun begitu, untuk ukuran bocah ingusan, a
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 18Karin PoVBaru kali ini Aku benar-benar mengharapkan kehadiran seseorang, Aku takut, benar-benar takut, pria ini bagai serigala kelaparan. Matanya nanar, perlakuannya kasar, entah darimana dia belajar memperlakukan perempuan seperti ini, apa dia tak punya ibu?Aku hanya bisa berharap pada Tuhan untuk mengirimkan siapa saja untuk menolongku. Ya, siapa saja, walau dari lubuk hatiku yang paling dalam, tetap mengharapkan Garda yang datang.Merintih kesakitan tak membuatnya berhenti, bahkan semakin brutal. Tubuhku dipenuhi luka tapi dibanding itu, perlakuan tak senonoh Marco mungkin lebih membekas dan membuat luka batin hingga aku mati nanti. Ya, lebih baik dia bunuh saja aku, atau bila Tuhan memberiku kekuatan, biar aku saja yang melenyapkan sampah seperti dia.Bak kerasukan setan, dia mencumbuku yang berlumuran darah, bahkan amisnya saj
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 19Hujan lebat yang menguyur seharian, membuat cuaca malam begitu dingin. Anginnya serasa menusuk hingga ke tulang. Dari kejauhan terdengar sayup-sayup teriakan pilu yang membelah keheningan malam. Seperti kata pepatah, apa yang kau tabur, itu yang kau tuai. Kalimat yang cukup untuk mewakili keadaan Marco saat ini.Setelah seminggu mendekap di tahanan polisi, kini dia berpindah ke tempat bak neraka untuknya. Mati segan hidup tak mau.“Tangan mana yang kau gunakan?” teriak seorang pria dengan wajah marah. Dia bercekak pinggang, menatap kaki anak buahnya yang menekan tangan Marco. Lelaki yang tempo hari dengan sombongnya menganiaya seorang perempuan. Kini situasi berbalik padanya.“Tidak… cukup, aku tak akan mengulanginya lagi.” Suara lelaki itu mengiba, tapi terdengar merdu di telinga Michael Lee ayah kandung Karin. Dia bisa membay
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 20Karin POVAku benar tak menyangka suatu hari akan bertemu lagi dengan daddy. Dia datang. Wajah tampannya masih seperti dulu, paling tampan dari lelaki manapun, itu menurutku.Mata kami bertemu, sorot mata yang tak sama seperti dulu. Semua pasti berubah di dunia ini, begitu juga dengan perasaan.Tapi satu hal yang ingin kutanyakan padanya, rindukah dia padaku ?“Kay …”Air mataku hampir jatuh ketika suara berat itu menyebut namaku, suka atau tidak, memang aku rindu dengan panggilan itu.Kayra, seperti kata kunci yang menyatakan bahwa kami adalah ayah dan anak dan tak ada yang bisa memungkiri itu.“Daddy datang ? untuk apa ?” Kalimatku terhenti ketika ia mendekat, diraihnya tanganku dengan kasih, sama seperti dulu. Yang kubenci adalah air mataku jatuh, rahangku terasa kelu.Aku ingin
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 21“Karin mana ?” Suara Garda memecah konsentrasi Wisnu. Pria yang sedari tadi fokus memandangi gelas yang berisi air berwarna kecoklatan. Beberapa kali dia bergidik, mungkin membayangkan rasa dari minuman yang beraroma menyengat itu.Garda sampai mendecih karena pertanyaannya tak dijawab, lalu memukul pelan pundak rekannya itu.“Oh, Karin pergi dengan Jenderal dan Rendra, mereka bilang tak perlu pengawalan karena terlalu mencolok.”“Hmm, lalu ada apa dengan gelasmu itu ?” tanya Garda sambil ikut memandangi gelas di depan Wisnu.“Tak ada, ini pemberian Karin.”“Hmm, itu ramuan ? Memangnya mas Wisnu sakit ?” ledek Garda sambil mengikuti logat Karin saat memanggil Wisnu.“Dia bilang saya ada usus buntu,” jawab Wisnu menyeringai kesal.“Ha ?”Garda menggaruk-garukan kepalanya, ia