Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 47
Karin berada di rumah Utari sekarang, tak jauh dari tempat yang disebut gerombolan kecil itu markas. Setelah berdebat panjang lebar, ketemulah titik terang, bahkan Karin akan berada dalam pengawasan Utari.
Mereka sepakat menolak mengantar Karin pulang karena takut gadis itu ingkar.
Karin duduk terdiam, mengamati Utari yang dari tadi bolak balik ke kamar lalu keluar lagi. Ada saja barang yang disodorkannya.
Mulai dari pakaian ganti hingga kudapan ringan untuk sarapan, ah tapi tadi Karin sudah makan subuh jadi dia tak begitu lapar.
“Tak usah repot-repot Utari, aku juga sudah makan tadi,” kata Karin tak enak hati. Bukan apa-apa, jika dilihat dari rumahnya, anak ini bukan dari kalangan menengah ke atas. Bisa saja kue-kue yang diberikan diambil dari kue yang harusnya mereka jual pagi ini.
“Bukan aku kak, emak yang suruh. Kakakkan t
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 48“Utari?”“Maaf kak, siapapun akan mengambil tawaran yang lebih baik.” Kalimat Utari membuat Karin menaikan sudut bibirnya. Matanya sontak melirik pada Leo, pria yang mengajaknya bekerjasama yang berbuntut kesialan seperti ini.Hmm, tapi Karin juga tak memungkiri bahwa kalimat Utari itu benar. Dia juga sekarang sedang mempertimbangkan tawaran mana yang lebih baik.Ikut bersama Garda dan dikejar sebagai penjahat atau berlindung di ketiak Aron.“Aku akan belajar denganmu soal ini,” kata Karin menjawab Utari.“Bagus, sekarang serahkan wanita itu pada kami,” ucap pria dengan tangan terhunus Samurai. “Dia pikir ini jaman apa, masih mondar mandir bawa senjata,” gumam Karin sambil menghela napas. Lalu matanya beralih pada Garda yang sudah mangambil ancang-acang akan memulai serangan.Selang b
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 49 Karin sudah menundukkan tiga orang dengan pelurunya. Meninggalkan seorang lagi yang kini sedang mengacungkan samurai panjang di depannya. Siapa dia? Karin merasa mengenalnya, dia sampai memicingkan mata, karena gestur pria ini sangat mirip dengan pria yang ditemuinya semalam, Yamaguchi. Tapi apa mungkin? Karin lalu melirik pada Aron, mungkin pria itu harus menjalani perawatan rumah sakit lagi, ada luka tebasan di tangannya dan itu pasti sakit sekali. Dan, jangan tanya tentang keadaan Leo, karena lelaki itu sekarang dalam posisi mati segan hidup tak mau. Dia terkulai lemas di tanah dengan sekucur tubuh penuh sayatan, ditambah lagi bekas luka tembak yang terus mengalirkan darah. Mengerikan. “Hmm, akhirnya aku benar-benar melihatmu,” suara itu langsung menyadarkan Karin. Pria di depannya buka suara. “Kehormatan bagiku, Tuan Yamaguchi?”
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 1Hyuga melangkahkan kakinya menuju taman bunga yang mengelilingi sebuah pondokan kecil, mata pria 27 tahun itu terus mengamati sosok gadis yang tampak asik dengan bibit-bibit bunga yang akan disemainya.Tangan gadis itu penuh dengan tanah, dia terlihat asik tanpa merasa jijik atau pun risih sama sekali bahkan saat benda liat itu mengotori kaos putih yang dikenakannya. Rambut hitamnya diikat ke belakang hingga menampakan leher jenjangnya.Hyuga menghentikan langkahnya tapi masih lanjut memperhatikan Karin, keduanya belum saling akrab namun sudah melakukan akad nikah. Ada perjanjian tak masuk akal yang membuat kehidupan mereka saling terikat.“Ehem … “ kode itu berhasil mengalihkan perhatian Karin hingga menoleh kearahnya yang berdiri tak jauh dari tempat gadis itu berpijak. Raut wajah terkejut si gadis tampak lekat namun segera ditutupi dengan senyuman manis yang
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 2“Kamu bercanda, paling gak motor kek, pake ginian di jalan banyak tajakannya, bisa gempor kita.”“Yaelah bawel amat sih kamu kak, kalo ada tanjakan kan tinggal dorong saja sepedanya repot amat,” balas Karin kesal karena dari tadi Hyuga terus mengomel, pagi ini mood mereka memang tampak berantakan, apalagi Hyuga. Dia tak habis pikir dengan insiden tadi malam, ditambah Karin yang memanggilnya kakak, membuatnya terbebani.Hyuga terus menggerutu sepanjang jalan, tapi tak dapat dipungkiri ada kalanya senyumnya mengembang ketika melihat hamparan bukit dan pepohonan rindang yang tertiup angin ditambah lagi penduduk sekitar yang ramah membuat hatinya terasa hangat, “Masih ada ya yang seperti ini,” gumamnya dalam hati.“Kamu terkenal juga ya Karin,” ucap Hyu ketika para penduduk yang berpapasan selalu menyapa Karin dengan ramah.“Hoh
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 3Suara hujan pagi ini, tak bisa mengalihkan kecanggungan antara Karin dan Hyuga, meja makan kosong itu menjadi saksi bisu bahwa mereka kini tengah mengintimidasi pikiran masing-masing untuk tidak menyoalkan apa yang terjadi tadi malam.Memangnya apa yang terjadi ? TIDAK, tak terjadi apa-apa, Hyuga hanya mengendong Karin sampai ke tempat tidur dan mereka tidur dengan pembatas guling seperti malam sebelumnya. Hanya saja saat lewat tengah malam dimana ayam jantan pun belum berkokok, tiba-tiba lampu mati, suara petir menggelegar, membuat keduanya tersadar dari tidur.“Kyaaa … gelap, kak … kak Hyuga, kakak dimana ?”Karin meraba-raba tempat tidur, karena tak mendapat jawaban dari Hyu, gadis itu jadi panik dan akhirnya terjatuh di atas tubuh Hyuga yang entah kenapa sengaja tak bersuara.“Akh,” terdengar leguhan Hyu ketika
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 4Karin terdiam melihat Juardi, preman pasar yang biasa mengganggunya tergeletak di bangsal dengan kaki berdarah, wajah kasarnya meringis, kadang ia memegang betisnya yang mungkin terasa kebas.“Kenapa sampai kena tembak bang ?” tanya Karin sambil meletakan tas lalu mengeluarkan peralatan seperti kapas, gunting dan pisau, ia pun meminta yang ada di sana untuk menyiapkan air panas.“Dia menyelundupkan senjata dan obat dari perbatasan,” kata Roy Don, pria berbaju loreng yang gesit membantu Karin. Selain dokter Dio yang bertanggung jawab di camp ini, Roy Don juga jago dalam urusan mengobati hanya saja dia tak semahir Karin dalam memainkan jarum dan pisau.“Sudah ganti profesi jadi penjahat sekarang kamu bang ?” ucap Karin dengan senyum mengejek dan dibalas tatapan tajam dari Juardi“Jangan banyak omong kamu, cepetan kelua
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 5Malam mulai melarut, Garda tampak sedang menikmati suasana desa yang cukup hening, ia membawa mobil menelusuri jalan perkampungan yang didominasi dengan pemandangan hutan dan sawah.Ini sudah lewat beberapa hari setelah pertemuannya dengan Karin, ia masih mengingat dengan jelas bagaimana gadis itu menyentaknya dengan kalimat pedas nan menusuk bahkan menginjak kakinya dengan keras.“Ckiiiit,” suara klakson dan rem beradu ditengah malam, untung Garda masih bisa mengontrol kendaraannya, ia terkejut karena hampir saja ia menabrak seseorang. Mata sang komandan melotot ketika melihat siapa yang hampir ditabraknya, seorang wanita yang wajahnya basah dengan napas tersengal-sengal.“Baru saja dipikirin eh orangnya nongol,” batin Garda, pria itu turun dengan cepat dari mobil bahkan membanting dengan kuat pintu mobilnya.&ldq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 6Garda melangkahkan kakinya dengan gontai masuk ke camp, semalaman ia tak bisa tidur, mungkin karena tak terbiasa dengan tempatnya atau masih tak habis pikir bagaimana seorang perempuan bisa dengan tenang meletakan “sesuatu” di dapurnya dan baunya sangat menyengat.Mereka menguburkannya subuh tadi dan Garda langsung kembali untuk mencari dokter Dio sesuai dengan anjuran gadis aneh itu. ”Salah, bukan gadis karena perempuan itu telah bersuami,” gumam Garda sendiri.“Wah mimpi apa semalam sampai pagi-pagi begini komandan datang kemari ?” ujar dokter Dio yang masih menggunakan pakaian biasa. Pria itu membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Garda masuk. Dio pun sempat melirik sekilas pada luka di wajah dan tangan Garda.“Aku mau periksa ini,” ujar Garda sambil menunjukan luka di tangan dan kakinya,“Heem, digigit anjing ya, anjing-anjing di s