Share

4. Kesedihan Luna

Abraham mengganti bajunya di dalam kamar miliknya dan Luna. Semalam , dia tidak pulang ya karena dia bermalam penuh gairah dengan kekasihnya, Krystal. Sebelum menghabiskan malam dengan Krystal, tentu saja Abraham meminta ijin kepada Luna. Alasannya, dia akan lembur dan kemungkinan tidak pulang karena pekerjaan yang sedang menumpuk. Luna percaya saja, lagi pula suaminya itu selalu lembur juga ketika memiliki banyak kerjaan. Luna memaklumi itu. 

"Udah sarapan mas? " tanya Luna disertai senyum manisnya. 

Abraham membalas senyuman Luna, dan memeluk pinggang wanita nya. "Sudah tadi di kantor, mas beli bubur ayam. "

"Dibeliin siapa mas? " tanya Luna sambil memeluk pinggang suaminya lagi. 

"Office boy sayang. "

Bohong. 

Office boy apaan, sarapan dengan kekasih sih iya. Saling menyuapi satu sama lain, dan jangan lupakan saling meraba tubuh kekasihnya juga tentunya. Entahlah, tubuh Krystal bagaikan candu untuk Abraham. 

Luna mengangguk, selanjutnya dia menyandarkan kepalanya di dada bidang milik suaminya. 

"Kenapa hm? " tanya Abraham. 

Luna menggelengkan kepalanya, seolah tidak ada apa-apa. Namun, Abraham tahu bahwa Luna sedang tidak baik-baik saja. Mereka hidup bukan hanya setahun dua tahun. Tapi, puluhan tahun. Hal sekecil ini tentu saja bisa Abraham rasakan. 

"Cerita semua. "

Luna mau tak mau harus menceritakan apa yang menjadi kekhawatiran dan beban dalam hidupnya yang dia sembunyikan heberapa hati ini pada Abraham. 

Abraham menarik pelan tangan Luna untuk duduk di sofa kamar mereka. 

"Ada apa? Ceritakan semua kepadaku sayang.. "

Luna menghela nafasnya pelan, lalu matanya menatap mata Abraham dengan dalam. 

"Aku harus menjalankan operasi, "

Abraham mengernyitkan dahinya. "Operasi apa? "

"Pengangkatan rahim,"

"Beberapa hari ini haid ku sangat menyakitkan dan aku kira aku akan menopause untuk itu aku tidak memeriksanya. Namun, akhir-akhir ini gejala dan nyerinya semakin parah dan aku memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter. Ternyata, aku menderita Fibroid, " lanjut Luna. 

Abraham dengan seksama mendengarkan penjelasan istrinya. Dia sama sekali tidak tahu bahwa Luna akan menderita penyakit serius seperti ini. 

"Fibroid atau tumor rahim maksud kamu? " tanya Abraham. 

Luna mengangguk seraya mengusap air mata nya tiba-tiba turun. Abraham diam mematung. Dulu, memang butuh perjuangan keras untuk mereka memiliki anak karena rahim Luna yang lemah. Namun, itu hanya berjalan satu tahun. Abraham tak tahu masalah itu akan se-serius sekarang. 

"Jangan menangis. " Abraham memeluk istrinya sambil mengelus punggung Luna. 

Jujur, di usia senja Abraham sekarang dia masih mengharapkan kehadiran anak. Namun, keinginan itu belum pernah terwujud sejak 15 tahun lalu. Dulu, alasan Luna karena dia takut kasih sayang dirinya terbagi antara Samudra dan anaknya nanti. Namun, ternyata berbelas-belas tahun keinginan Abraham tidak terpenuhi, harus ditutup oleh masalah pada rahim istrinya. Tidak apa-apa, Abraham ikhlas. 

"Tidak apa-apa. Kapan kamu menjalankan operasi nya? "

"Mungkin bulan depan. " 

Abraham mengangguk dan memeluk Luna dan mencium keningnya berkali-kali. Meski tubuhnya berada di dekapan Luna. Tapi, pikiran dan hatinya ada di kekasih mudanya. Krystal. 

Ah, memikirkan Krystal membuat Abraham nafsu. Baru berpisah selama beberapa jam saja dirinya sudah rindu. Rindu dengan dekapan, decapan, dan himpitan inti Krystal. 

Krystal membuat dirinya candu terhadap tubuhnya. 

•••

Sudah dua hari Samudra berada di luar negeri untuk urusan bisnisnya. Tepatnya, di Jepang. Sudah dua hari juga hubungan Krystal dan Abraham semakin lengket bak perangko dan sebuah surat. Kemana-mana mereka harus berdua. Walau takut ada yang memperhatikan mereka atau mengenali mereka, mereka tetap menjalin hubungan seperti pasangan kekasih pada umumnya. Makan berdua, menonton bioskop berdua, sampai karaoke berdua. 

Perihal alat kontrasepsi, Krystal sudah meminum pil kontrasepsi tentu dengan pengawasan dan saran dari seorang dokter. Sekarang, Abraham sudah bebas jika dia mengeluarkan 'cairan cinta' nya di dalam rahim milik Krystal. Mereka tidak perlu takut lagi. 

Walaupun Abraham ingin seorang anak lagi, rasanya kalau sekarang mereka belum siap. Apalagi kalau bukan masalah hubungan mereka.

Krystal sedang menunggu kedatangan sang kekasih di apartement mereka. Tentunya apartemen yang dibeli oleh Abraham untuk tempat 'bercinta' mereka. Ya, tepatnya hanya untuk membuang milik Abraham pada milik Krystal. 

Krystal sudah siap menyambut kedatangan sang kekasih menggunakan baju haram yang selalu dia pakai ketika Abraham mengunjunginya. Bahkan, Abraham sendiri yang membelikan berpuluh-puluh baju haram itu untuknya. Tentu saja dengan senang hati Krystal memakainya. 

Krystal melihat tubuhnya yang terbalut lingerie merah yang tembus pandang itu. Benar-benar sexy, batinnya. 

Namun, tiba-tiba pikirannya beralih kepada Samudra. Dia telah menghianati Samudra. Namun, ini membuat dirinya bahagia dan merasa dengan Samudra dia tidak sebahagia ini. Kenapa bahagia nya harus datang dari ayah kekasihnya? 

Tapi, tak apa. Hubungan dosa ini sangat menyenangkan, pikir Krystal. 

Tak lama, Abraham datang dengan tiba-tiba membuat Krystal kaget rasanya. Abaraham memeluk Krystal dari belakang dan terus mencium leher jenjang milik Krystal. Nampaknya, tanda-tanda pertempuran panas akan dimulai. 

"Daddyyyy, " rengek Krystal manja. 

"Daddy? " 

"Ya, daddy. Aku lebih suka panggilan daddy dari pada papi. "

Abraham terkekeh, lalu dengan kuat meremas dada milik Krystal. 

"Shhh, pelan dad. "

"Apa pun panggilanmu untukku, selagi kau memanggilnya dengan suara sexy akan aku terima saja honey. "

Krystal tersenyum, lalu mendekatkan dirinya pada Abraham. Diambilnya tangan kanan Abraham untuk memegang miliknya yang sedari tadi sudah menunggu disentuh oleh Abraham. Tangan kiri Abraham, Krystal ambil dan di arahkan ke dada nya yang sintal. 

Tentu saja dengan semangat Abraham mulai meremas gundukan kenyal yang disukai dirinya. Mereka mulai larut dalam nafsu masing-masing. Saling bertautan bibir dan tangan yang sudah menggerayangi satu sama lain membuat mereka tersenyum puas. 

Abraham mulai menatap mata Krystal dan Krystal menatap mata Abraham. Terlihat dalam mata masing-masing ada cinta di sana. 

Krystal pikir, dia akan berjuang dan susah payah menggapai dan mengambil hati Abraham. Namun, ternyata semudah ini untuk membuat Abraham berada di bawahnya dan mendesahkan namanya. Sangat mudah. 

Bahkan, dia tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk membuat Abraham mencintainya. Ya, walau belum ada pengakuan cinta dari Abraham. Tapi, Krystal yakin bahwa Abraham mencintai dirinya. 

"Kenapa dada mu menjadi lebih besar? " tanya Abraham polos. 

"Ya itu karena mu dad. "

Abraham tidak membalas perkataan Krystal. Dia tersenyum, dan selanjutnya melumat dada Krystal seperti seorang bayi yang kehausan. Krystal tidak bisa tinggal diam. Desahannya terus terdengar dari bibir merah miliknya. Intinya pun sudah sangat basah. Dia tidak tahu harus berkata apa selain mendesah. 

Kekasihnya benar-benar membuat dirinya melayang. Bersama Abraham, dia merasa menjadi seorang yang haus akan kenikmatan. 

Namun, sedang larut dalam desahan akibat Abraham, ponsel milik Krystal berbunyi. Dan sialnya, itu adalah Samudra!! 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status