Home / Young Adult / Terjerat Pesona Kakak Tiriku / Chapter 6 (Pesona Axcelio)

Share

Chapter 6 (Pesona Axcelio)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-12-07 21:22:58

Axelio terus melangkah, mengikis jarak diantara dirinya dan Adnessa. Lagi-lagi, hal itu membuat Adnessa tersudut.

Glekkk.

Di saat seperti ini, mata elang dengan alis tebal yang semakin memperkuat karakter tegas Axelio itu, justru membuat Adnessa kesulitan untuk mengontrol dirinya, bahkan matanya pun tidak beralih sedikit pun dari Axelio.

'Jika boleh mengatakannya dengan jujur, sepertinya aku mulai terpikat dengan pria bajingan ini,' batin Adnessa tanpa sadar. Namun, beberapa saat kemudian Adnessa segera menunduk, untungnya ia segera menyadari ada yang salah dengan otaknya.

'Aishhhh, bodoh, apa yang kamu pikirkan barusan?' batin Adnessa merutuki dirinya.

DEG.

Jantung Adnessa kembali berdesir hebat ketika Axelio tiba-tiba mengangkat dagunya, membawa wajahnya untuk menatap kearah lelaki itu yang kini berdiri tepat di depannya. Bahkan, wajah Axelio kini berada tepat di depan wajah Adnessa dengan jarak yang hanya beberapa inchi.

Dengan lembut, Axelio merapikan anak rambut Adnessa yang berantakkan dan menutupi sebagian keningnya, sebelum mengecup bibir ranum gadis itu. Namun, Axelio merasa ada yang berbeda dengan hal ini, jantungnya pun terasa berdebar tidak beraturan, 'Ini bukan yang pertama untuk ku. Tapi, kenapa seperti ini?'

DRTTT ... DRTTTT ... DRTTTTT.

Getaran ponsel Adnessa menyadarkan mereka berdua. Spontan Axelio sedikit menjauh dari Adnessa, begitupun dengan Adnessa yang menjadi salah tingkah, membuat suasana menjadi sedikit canggung.

'Giovan?' Terlihat beberapa guratan di kening Adnessa, setelah gadis itu melihat nama siapa yang muncul di layar ponselnya. Ingin sekali Adnessa mengabaikan panggilan itu, namun, sepertinyaa dia di kalahkan dengan rasa penasarannya.

'Giovan? Siapa dia?' Axelio yang penasaran setelah melihat raut wajah Adnessa akhirnya memutuskan untuk melihat sekilas ke arah ponsel gadis itu. Namun, hal itu justru membuatnya bertanya-tanya dan semakin penasaran.

"WHAT THE FUCEK, apa-apaan ini?" teriak Adnessa emosi, setelah mengangkat panggilan yang sepertinya sangat di sengaja itu.

"Ada apa?" tanya Axelio yang terkejut mendengar teriakan Adnessa.

Di dalam panggilan Video itu, terlihat sekali adegan panas antara sahabat dan kekasihnya, membuat Adnessa muak. Tanpa berfikir panjang, Adnessa menarik tangan Axelio dan menciumnya. Secepat kilat, Adnessa melupakan batasan dan fakta, jika pria yang di ciumnya adalah kakak tirinya.

DEG.

Tentu saja Axelio terkejut dan binggung. Namun, setelah melihat ke arah layar ponsel Adnessa, Axelio akhirnya memahami semuanya.

"Kamu yang memulainya, jadi, jangan sampai kamu menyesalinya nanti!" bisik Axelio dengan suaranya yang tertahan.

CUP.

Adnessa tidak menjawab kalimat itu. Namun, gadis itu justru mengecup bibir Axelio dan dengan sengaja mengarahkan ponsel miliknya kearah mereka agar Giovan, mantan kekasihnya itu melihatnya.

Merasa seperti ada kupu-kupu di perut, selulas senyuman tersungging di bibir Axelio. Walaupun sedikit saja, Axelio tidak ingin melewatkan hal ini.

"Sebentar," ucap Adnessa seraya mendorong pelan dada Axelio.

Axelio mengangkat sebelah alisnya, menatap ke arah Adnessa dengan sorot mata penuh tanda tanya.

"Sepertinya, ada yang memanggil mu?!" entah itu hanya halusinasinya atau memang tempatnya yang cukup berisik, tapi Adnessa yakin jika dirinya tadi mendengar seseorang memanggil nama Axelio melalui speaker. 

Axelio yang telah terbawa suasana hanya mengedikkan bahunya. Sebenarnya, apa yang di dengar oleh Adnessa memang benar. Saat ini memang sudah waktunya untuk bertanding di lintasan, namun dengan gilanya Axelio tidak ingin melewatkan kesempatan bersama Adnessa.

"Masuklah!" ucap Adnessa seraya menahan dada Axelio yang ingin menciumnya kembali. Lagi pula, sepertinya video tadi sudah cukup untuk membalas Giovan.

Apa dia menolakku? Axelio tersenyum miring, secepat kilat ia mengangkat tubuh kecil Adnessa dan mencium bibir gadis itu tanpa permisi, "Tidak perlu!"

Apakah ini hal pertamanya? kaku sekali. Walaupun begitu, ciuman itu terlihat begitu intens. Sesekali, Axelio membuka matanya untuk melihat bagaimana raut wajah Adnessa yang tengah terbawa suasana, membuat senyum Axelio tersungging dan semakin memperdalam ciuman itu.

Adnessa memukul pundak Axelio, "Emmhhh, sudah cukup!"

"Belum, rasanya aku belum cukup puas,"  sahut Axelio dengan suara seraknya, dan kembali mencium Adnessa.

"Apa maksudnya?" apa ini yang di namakan senjata makan tuan? Awalnya, tadi Adnessa hanya ingin memanfaatkan Axelio saja. Tidak pernah terbayang jika dirinya akan berakhir seperti ini.

"Woy, bro?!"

Suara samar itu, membuat Axelio segera menghentikan ciumannya. Begitupun dengan Adnessa yang seketika itu tersadar dari belenggu pesona Axelio.

"Siapa?"

"Revan dan Aldy," sahut Axelio, melihat siluwet sahabatnya dari kejauhan.

Revan? Aldy? Bukannya ... Dia pria yang aku temui tadi? Tamatlah, apa mereka sempat melihat semuanya? Adnessa terlihat gusar, mengingat dua pria itu mengenalnya sebagai adik Axelio, dan kejadian ini ... Apa yang akan dia katakan nanti.

"Kenapa?" tanya Axelio seraya menurunkan Adnessa.

Adnessa menoleh ke belekang, melihat apakah pria yang di sebut kakak tirinya adalah pria sama yang di temuinya tadi.

"Matilah aku?!" gumam Adnessa dengan gusar.

"Ada apa?" tanya Axelio melihat tingkah aneh Adnessa.

"Aku tadi bertemu dengan mereka, dan mengatakan aku adalah adik kamu," sahut Adnessa panik.

Dengan cepat, Axelio melepas jaket yang ia kenakan untuk Adnessa. Merapikan jaket itu agar Adnessa tidak di kenali oleh dua sahabatnya dan menyuruh gadis itu untuk segera masuk kedalam mobil. Bukannya dirinya malu, tapi ia hanya menjaga perasaan Adnessa saja.

"Wahhhh, baru saja kita datang, bahkan belum sempat berkenalan, buru-buru sekali lo umpetin. Btw siapa gadis itu tadi?" ledek Revan yang baru saja sampai disana.

"Iya, siapa? Gadis itu tidak mungkin Erika, kan. Karena kami tadi bertemu Erika dan Devita di dalam. Tidak mungkin secepat kilat bisa berada di sini," ucap Aldy menyelidik, sedikit penasaran dengan gadis yang bersama Axelio tadi. Karena, entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, ia merasa tidak asing dengan siluet gadis itu.

"Ehemmm, kalian tidak perlu tau. Dan ada apa? Kenapa kalian cari gue?" sahut Axelio mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Ckkk, gue cuma tanya aja, Bro. Takut banget kalau gue tau tentang cewek tadi. Btw, lo nggak denger dari tadi sudah di panggil-panggil?" sahut Revan sedikit bercanda.

Sejak kedatangannya tadi, tatapan mata Aldy terus tertuju ke arah kaca jendela mobil di sampingnya. Tidak bisa di pungkiri kalau dirinya memang penasaran, namun, sayang sekali pandangannya tidak bisa menembus kaca film di mobil itu.

"Cel, tadi bukan adek tiri lo, kan?" tanya Aldy.

Apa Aldy melihatnya tadi? Melihat tebakan Aldy yang tepat sasaran, membuat Axelio kesulitan untuk mengelak. Tapi, tidak mungkin juga dirinya mengakui bahwa yang bersamanya tadi adalah Adnessa. Karena gadis itu pastinya akan malu.

"Bukan!"

Aldy memincingkan matanya, tidak percaya dengan jawaban singkat Axelio, "Tidak berbohong?"

"Aishhhh, sudah-sudah. Dari pada penasaran, lebih baik kita lihat saja siapa gadis itu!" sahut Revan, yang sudah menyentuh handle pintu mobil itu dan bersiap untuk membukanya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 95 (TAMAT)

    Sore itu, Adnessa berdiri di teras kediaman Hansel, menatap mobil Revan yang kian menjauh, menelan kesepian yang tiba-tiba menyeruak setelah kepergian pria itu."Anak ini milik saya!"Adnessa terperagah, jantungnya mencelos mendengar suara berat yang tiba-tiba membisikkan kalimat itu tepat di belakangnya. Sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya, menariknya mendekat hingga punggungnya membentur dada bidang seorang pria."Axcel?!" lirih Adnessa, terkejut bukan kepalang. Spontan ia meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman itu. Namun, tangan Axcel justru mengerat, memeluknya seolah tak ingin melepaskan.Axcel menghela napas panjang, aroma maskulinnya menusuk indra penciuman Adnessa. "Apa saya seperti hantu? Kenapa kamu begitu ketakutan melihatku?" tanyanya datar, perlahan membalikkan tubuh Adnessa hingga tatapan mereka bertemu. "Jangan lagi menghindariku, jangan lagi mencari alasan untuk menjauh. Aku sudah mengetahui semuanya, Ness. Jika... ini adalah darah dagingku!" lanjutny

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 94 (Kegilaan Axcel Vs Ketulusan Revan)

    Adnessa menghela napas, bayangan dirinya di cermin pagi itu tak ubahnya hantu pucat. Mata sayunya, lingkar hitam di bawahnya, saksi bisu malam tanpa lelap. Kata-kata Axcel semalam berputar-putar di kepalanya, racun yang menggerogoti ketenangannya."Dari mana dia tahu?" bisiknya, dahinya berkerut dalam.Gemericik air dari wastafel kamar mandi menjadi latar sunyi lamunannya. Namun, ketenangan itu pecah saat sepasang tangan kekar melingkar posesif di perutnya, membuatnya tersentak keras."Axcel!" serunya, mendorong tubuh itu menjauh. Matanya menyala marah, suaranya bergetar. "Apa yang kau lakukan di sini?!"Perlahan, Axcel mengulurkan tangannya, meraih jemari Adnessa dengan cengkeraman penuh keyakinan. "Menikahlah denganku, Ness," ucapnya, suaranya serak namun tegas. Mata elangnya, yang biasa memancarkan dominasi, kini redup, penuh permohonan."Kau gila!" Adnessa mendesis, menarik tangannya dengan kasar. "Di saat tunanganmu mengandung anakmu, kau malah mengajakku menikah? Lucu sekali!""

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 93 (Siapa ayah anak itu. Axcel?)

    Mata Axcel terbelalak setelah membaca laporan yang baru saja diberikan oleh kaki tangannya beberapa saat lalu. Tangannya bergetar, mata dan wajahnya memerah seperti menahan sebuah rasa yang tiba-tiba saja menggebu. "Adnessa hamil?!" lirihnya.Axcel terdiam, menatap beberapa lembar kertas di tangannya. Baru kali ini ia tahu alasan kenapa Adnessa beberapa saat lalu tiba-tiba ingin bersekolah di luar negeri dan sekarang justru ingin menikah, ternyata gadis itu tengah mengandung. Mengetahui fakta ini, masih ada sedikit pertanyaan yang mengganjal di hatinya. Siapa ayah anak ini?!"Jangan-jangan ayah anak ini..." Axcel segera melangkahkan kakinya terburu-buru menuju kamar Adnessa, memastikan siapa sebenarnya ayah dari anak yang dikandungnya. Jika di lihat dari laporan ini, mungkin saja anak itu miliknya.Pria tampan bermata biru dengan postur tubuh atletis itu melangkahkan kakinya lebar, seluruh tubuhnya berdesir merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan, membayangkan kenyataan ini. Ia memoho

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 92 (Keputusan untuk menikah)

    "Aku memilih..." Adnessa menatap ke arah Revan dengan perasaan ragu. "Aku lebih memilih Pak Revan," ucapnya mantap. Dari semua pilihan yang ada di dalam otaknya, sepertinya ini adalah pilihan yang terbaik. Mengingat Axcel yang telah bertunangan dan bahkan segera memiliki keturunan dari Erika. Untuk apa lagi dirinya bimbang? Sudah jelas, jika bersama Revan jauh lebih baik.Revan tersenyum. Kebahagiaan di wajahnya, tidak bisa lagi disembunyikan. "Terima kasih karena sudah percaya dengan saya, sayang!" sahutnya seraya menggenggam tangan Adnessa erat."Tidak mungkin," lirih Axcel, tidak percaya. Perlahan ia melepaskan genggaman tangannya di tangan Adnessa. Menatap kearah Adnessa dan Revan dengan tatapan sulit di jelaskan."Gue harap, ini yang terakhir kalinya lo ganggu Adnessa seperti ini, Xel!" ucap Revan datar, suaranya terdengar tegas memperingatkan Axcel. Pelukannya juga terlihat posesif kepada Adnessa, seolah memberitahu jika Adnessa telah menjadi miliknya. "Sebentar lagi, kami juga

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 91 (Dilema, diantara dua pilihan)

    Mobil yang dikendarai oleh Revan telah berhenti di pelataran kediaman Hansel. Seulas senyuman tersungging menghiasi wajah tampannya melihat Adnessa yang masih tertidur pulas, bersandar di bahunya.Revan yang tadinya ingin membangunkan Adnessa, mengurungkan niatnya. Ia memutuskan untuk menunggu sampai gadis itu terbangun sendiri. "Apakah hari ini begitu melelahkan, sayang?" lirih Revan, merapikan anak rambut Adnessa yang sedikit berantakan dengan lembut. Dengan hati-hati, Revan membenarkan jas miliknya yang ia gunakan untuk menyelimuti Adnessa, tidak ingin mengganggu tidur gadis itu."Sudah bangun, sayang?" tanya Revan, ketika melihat Adnessa mengerjap.Dengan mata memerah khas bangun tidur, Adnessa terlihat bingung. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah sekitar."Sudah sampai dari tadi?""Hmmm," sahut Revan dengan lembut.Adnessa menegakkan tubuhnya, "Kenapa tidak membangunkan ku?!""Kamu terlihat begitu lelah, sayang. Saya tidak tega untuk membangunkanmu!" sahut Revan.Adnessa m

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 90 (Kerinduan Axcel)

    'Adnessa?' batin Axcel bimbang, melihat siluet yang sangat mirip dengan Adnessa. Apakah yang ia lihat tadi benar-benar Adnessa atau hanya orang yang mirip saja dengan gadis itu?Tanpa sadar Axcel melangkah, mengikuti gadis yang terlihat mirip dengan Adnessa, membuat Erika yang tengah bersamanya menatap bingung ke arah Axcel yang tiba-tiba pergi."Axcel? Ada apa denganmu?" Erika, yang merasa diabaikan, menatap Axcel dengan kesal. Sedari tadi ia berbicara, namun Axcel hanya diam, dan sekarang justru meninggalkannya.Axcel tersadar, ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Erika yang tergopoh-gopoh mengikuti langkahnya. "Tidak ada. Saya hanya ingin mencari ruang untuk merokok!" sahutnya beralasan.Erika menatapnya curiga, tapi kemudian mengangguk. "Ya sudah, tapi cepat kembali! Sebentar lagi giliranku dan kamu harus menemaniku, Axcel!"Axcel mengangguk, ia segera melangkahkan kakinya keluar, mencari jejak gadis yang sangat mirip dengan Adnessa tadi.Sesampainya di depan rumah sakit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status