Share

Di Antara Hening dan Cinta

Author: THANISA
last update Last Updated: 2025-04-19 09:37:21

Rumah besar itu terasa sunyi untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir. Tidak ada tangisan bayi, tidak ada tawa Bibi Mara, dan tidak ada suara Maya yang mengomel sambil menggoda. Dante bahkan secara khusus memberi instruksi pada semua bodyguard:

“Hari ini jangan ada yang masuk ke dalam rumah kecuali darurat. Bos dan Nyonya perlu waktu berdua. Jaga perimeter luar. Titik.”

Mereka hanya mengangguk, tak berani bertanya lebih jauh.

Di dalam rumah, cahaya pagi mengalir lembut dari sela-sela tirai. Elera yang baru selesai mengganti piyamanya, masih mengeringkan rambut ketika tangan hangat melingkar di pinggangnya.

“Leon?” tanyanya, terkekeh pelan saat tubuh suaminya mendekap dari belakang.

“Bilang saja kau merindukanku juga.” Suara Leon terdengar serak dan rendah, langsung menembus relung hatinya.

“Aku baru mandi…” protes Elera pelan, tapi senyum di wajahnya tak bisa disembunyikan.

“Bagus. Harum.” Leon membalik tubuh Elera, dan tanpa banyak bicara, mengangkatnya dengan mudah ke dala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tidak Ada Lagi Rahasia

    Setelah tawa dan canda bersama Kai, Dante, dan Maya mereda, pagi itu berganti menjadi siang yang lebih tenang. Leon dan Elera akhirnya punya waktu sendiri—tanpa interupsi dari sahabat-sahabat jahil mereka, atau Alva yang sedang sibuk disuapi Maya sambil menyusun puzzle besar di ruang tengah. Leon menggenggam tangan Elera, menuntunnya duduk di sofa panjang di balkon belakang rumah mereka. Angin sejuk mengayun pelan, menebar harum bunga kamboja dari taman. “Elera,” suara Leon terdengar rendah namun tenang. Matanya menatap ke depan, tapi jemarinya terus menggenggam jemari Elera. “Aku ingin menepati janjiku padamu. Untuk tidak menyembunyikan apa pun. Jadi hari ini… aku akan memberitahumu semuanya.” Elera hanya mengangguk pelan, diam namun penuh kesiapan. Hatinya sudah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tahu, jika ingin terus bersama Leon Santiago, dia harus cukup kuat untuk menerima kenyataan, seburuk apa pun masa lalu yang mungkin muncul. Leon menarik napas panjang sebelum mulai berc

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Di Balik Bayangan Sang Raja

    Rumah keluarga Santiago kembali tenang… di permukaan.Alva sudah mulai kembali ceria, meski bekas lukanya belum sepenuhnya hilang. Maya dan Kai bergantian datang, memastikan bocah kecil itu selalu punya teman. Bahkan Kai sempat bermain catur strategi dengan Alva dan—tentu saja—kalah telak. Lagi.“Anak ini… jenius,” gumam Kai sambil meratap, membuat Maya tergelak dan Alva tertawa penuh kemenangan.Sementara itu, Elera mencoba mengalihkan pikirannya dengan bekerja. Ia kembali ke rumah sakit dengan jadwal padat, menghabiskan waktunya di ruang operasi dan menghindari terlalu banyak interaksi sosial. Luka akibat pengkhianatan Celeste memang perlahan sembuh, tapi belum hilang seluruhnya.Dan Leon… mulai bergerak dalam diam.Leon, di ruang rahasia yang hanya diketahui oleh Rafael, Dante, dan beberapa orang terpilih.Di depannya terpampang papan besar berisi benang-benang koneksi—foto, rekaman, laporan keuangan, bahkan potongan berita lama. Tapi satu wajah yang berada di tengah membuat semua

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Jika Kau menyentuh anakku

    Hujan mengguyur pelan sore itu, membawa aroma tanah basah ke dalam udara. Rumah keluarga Santiago tampak hangat seperti biasa, penuh tawa Alva dan obrolan ringan Leon dan Elera yang tengah menikmati waktu bersama.Namun jauh dari sana, badai lain mulai terbentuk.Dan untuk pertama kalinya, ancaman itu mengarah ke hal yang paling disucikan oleh Leon dan Elera—Alva.Di halaman sekolah kecil tempat Alva belajar, seorang wanita asing berdiri tak jauh dari gerbang. Matanya tersembunyi di balik kacamata hitam besar, tubuhnya dilindungi oleh coat mahal. Tangannya menggenggam sesuatu di balik mantel itu—sebuah alat kecil, tipis, hampir seperti pengalih sinyal pelacak.“Cukup satu kali, cukup satu celah…” gumam Celeste pelan, matanya tertuju pada bocah kecil yang sedang bermain di lapangan dengan riangnya.Namun sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, sebuah suara berat menghentikannya.“Jangan pikir kami tidak mengawasi setiap langkahmu.”Dante muncul dari balik mobil, langkahnya tenang namun

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Bersatu dalam Kepercayaan

    Ruang kerja Leon biasanya terasa seperti benteng—dingin, rapi, dan penuh ketegasan. Tapi malam itu, ada kehangatan yang perlahan menyusup masuk. Elera berdiri di ambang pintu, mengenakan piyama rumah sederhana yang jatuh lembut di tubuhnya, rambutnya digerai, dan wajahnya tampak lelah, tapi tetap lembut.Leon mendongak saat mendengar langkahnya. Tak ada kata, hanya tatapan yang berbicara lebih banyak daripada ribuan dialog. Ia mengesampingkan tablet di tangannya, lalu bangkit."Sudah larut," ucap Elera akhirnya, suaranya tenang tapi mengandung banyak lapisan. "Tapi aku tahu kau belum tidur. Ada yang ingin kau ceritakan, Leon?"Leon terdiam sejenak, lalu mengangguk perlahan."Aku menemukan sesuatu," katanya sambil menyerahkan tablet yang tadi ia pegang. "Celeste… dia kembali bukan karena perasaan yang belum selesai. Dia punya tujuan. Dan itu... bisa menghancurkan lebih dari sekadar kita."Elera menerima tablet itu dan membaca pelan-pelan. Matanya menyipit saat menelusuri laporan yang d

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Retakan yang Tidak Terlihat

    Pagi itu dimulai dengan sunyi yang berbeda.Rumah keluarga Santiago masih diselimuti kehangatan yang biasa, wangi kopi, suara pelan Alva yang sedang mengatur mainannya, dan dentingan piring dari dapur. Namun di antara semua itu, ada sesuatu yang tak kasatmata menyusup… seperti kabut tipis yang menggantung di udara—nyaris tak terasa, tapi menyiksa bagi mereka yang peka.Elera berdiri di dekat jendela, secangkir teh di tangannya tak berkurang setetes pun. Matanya tak menatap apa pun secara khusus. Tapi pikirannya berputar—tentang Celeste, tentang video yang tampak nyata namun penuh cela, tentang sikap Leon yang semalam terlalu tenang… terlalu ragu.Dan itu cukup untuk melukai. Bukan karena cemburu. Tapi karena keraguan itu datang dari orang yang ia cintai.Leon memasuki ruang tamu, tanpa suara. Seperti biasa, instingnya langsung membaca suasana. Tapi pagi ini… Elera bahkan tidak menoleh.“Sayang…,” katanya perlahan, mendekat.Elera akhirnya menoleh. Senyumnya tipis. Bukan dingin, tapi j

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Diam yang Mengguncang

    Leon tidak langsung mengejar Elera saat wanita itu meninggalkannya di ruang kerja. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama... ia merasa cemas—bukan karena ancaman dari luar, tapi karena kemungkinan Elera meragukannya.Ia menonton ulang video itu. Berkali-kali.Rekaman pendek, suara Celeste yang lembut namun licik. Dan dirinya sendiri—ia duduk di sana, di ruangan itu, entah karena urusan bisnis atau sesuatu yang lain.Ia mencoba mengingat.Itu pertemuan saat dia masih mencoba menyelamatkan cabang bisnis properti yang terguncang. Celeste menawarkan bantuan. Tapi dia menolaknya. Ia yakin ia menolaknya.Tapi rekaman ini—direkam dari sudut tertentu, diedit, dipotong. Tidak ada lanjutan dari kata-kata Leon setelah itu. Tidak ada penjelasan. Tidak ada keseluruhan konteks.Dan yang paling menyakitkan adalah—Elera tidak bertanya.Dia hanya... diam.Leon mengepalkan tangan. Ia merasa dihukum karena sesuatu yang belum sempat dijelaskan.“Aku akan membuktikannya,” gumamnya, pelan. “Aku akan bua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status