Share

Bab 36 Suatu tempat

Author: Risya Petrova
last update Huling Na-update: 2025-06-02 20:40:55

Selepas jam kerja, Adit sudah menunggu di basement parkiran. Satu tangannya di saku, matanya sesekali melirik layar ponsel untuk memastikan waktu.

Ia tahu bahwa Sarah biasanya pulang lebih lambat dari rekan-rekan lainnya, karena selalu menyelesaikan tugas-tugas akhir hari yang tertunda. Itu memberinya cukup waktu untuk merancang langkah berikutnya.

Suasana di basement cukup sepi sore itu. Hanya beberapa mobil tersisa di sudut-sudut gelap, dan suara langkah-langkah kaki dari beberapa pegawai lain dari kantor berbeda di gedung ini yang hendak pulang. Adit merasa jantungnya berdegup sedikit lebih cepat.

Pikirannya terus berputar, membayangkan bagaimana Sarah akan bereaksi malam ini. Dia hanya ingin membuat semuanya lebih baik, memperbaiki apa yang sempat rusak di antara mereka siang tadi.

Akhirnya, suara langkah kaki yang ia kenal muncul. Sarah, dengan rambut terurai yang masih tampak rapi meski seharian sibuk, berjalan menuju mobilnya. Langkahnya terlihat terburu-buru, mungkin karena su
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 43 Keras kepala

    Sarah tidak langsung menjawab. Manik matanya juga sama sayunya ketika menatap Adit. “Kita bisa bicarain nanti. Kita kan ketemu besok di kantor,” jawabnya akhirnya, memberi pengertian.Adit menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Entah kenapa hati dan kakinya begitu berat pergi meninggalkan rumah ini.“Adit ... Please ... cepet pergi dulu dari sini,” bujuk Sarah.Adit menarik tangan Sarah dan menggenggamnya.Sarah menarik tangannya karena takut dilihat Damar. “Adit, please ... ini bukan saatnya. Kamu harus ngerti. Jangan di rumah ini. Apa lagi ada Damar. Kalau sampai dia tahu kita- ....”Namun, sebelum Sarah bisa melanjutkan, suara langkah kaki Damar terdengar lagi dari arah dapur, membuat mereka berdua semakin panik.Suara langkah kaki Damar yang mendekat dari arah dapur membuat Sarah dan Adit sama-sama tegang. Wajah Sarah semakin cemas.Di dalam hatinya, ia berdoa agar Adit segera pergi sebelum keadaan semakin memburuk. Tapi jawaban yang keluar dari mulut Adit justru

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 42 Baru sadar, aku diantara kalian

    Sarah baru saja selesai mandi, tubuhnya terbalut baju berbahan handuk putih yang tebal. Ia melangkah keluar dari kamar mandi, menggosok-gosok rambut basahnya yang dibalut handuk lain berwarna senada di atas kepala.Tubuhnya masih terasa hangat setelah mandi air panas sebelumnya, namun pikirannya masih berkecamuk memikirkan percakapan dengan Damar tadi.Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri dari kecemasan yang terus menghantuinya sejak Damar tiba-tiba pulang lebih awal. Meski suasana di rumah terasa sedikit canggung, Damar tampaknya tidak curiga apa pun. “Mungkin cuma perasaanku saja,” batinnya.Tiba-tiba, suara ketukan terdengar dari pintu utama. Sarah terkejut. “Apa Hardian sudah pulang?” gumamnya. Ia buru-buru melepaskan handuk dari rambutnya, membiarkannya tergerai sedikit basah, lalu melangkah cepat menuju pintu. Pikirannya segera tertuju pada putranya, Hardian, yang tumbenan sekali belum pulang.Begitu pintu terbuka, Sarah terdiam sejenak, lalu matanya melebar. Di hadapanny

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 41 Kangen Sarah lagi

    Adit baru saja tiba di kosannya setelah mengantarkan Sarah. Ia berjalan dengan langkah santai, pikirannya masih melayang-layang memikirkan malam yang baru saja ia habiskan bersama Sarah.Meskipun hubungan mereka penuh risiko, Adit merasakan kehangatan yang sudah lama hilang dalam hidupnya. Dan justru karena penuh resiko, ia merasa itulah seninya.Namun, saat ia mendekati pintu gerbang kos yang tidak pernah ada satpamnya, pandangannya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan.Mobil itu tampak familiar—SUV hitam mengkilap yang sering ia lihat. Jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. "Mobil siapa ini?" gumam Adit, meskipun ia sudah menduga siapa pemiliknya.Mobil itu pasti milik Jesica. Karena beberapa hari terakhir ini Tigar nggak pernah bawa cewe pulang selain Tante Jesica yang cantik dan seksi itu.Adit mendekati gerbang kos dengan langkah yang mulai melambat. Mobil SUV hitam yang terparkir di tepi jalan itu langsung menarik perhatiannya, dan ia tahu betul siapa pemilikn

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 40 Damar pulang

    Ketika mobil Sarah berbelok masuk ke halaman rumahnya, matanya langsung tertuju pada mobil Damar yang sudah terparkir rapi di depan garasi. Jantungnya berdegup kencang, perasaan gelisah langsung menyelimuti hatinya.Ia tidak menyangka Damar sudah kembali lebih cepat dari perjalanannya ke luar kota. Padahal, tadi pagi Damar sama sekali tidak mengirim kabar.Sarah menghentikan mobilnya dan mematikan mesin, tetapi ia tidak langsung keluar. Duduk di balik kursi pengemudi, pandangannya terpaku pada bemper belakang mobil Damar.Hati dan pikirannya bercampur aduk.Malam tadi bersama Adit adalah pelarian dari kehidupan pernikahannya yang penuh dengan kehampaan. Tapi kini, di depannya, kenyataan itu kembali hadir, dalam bentuk mobil suaminya yang terparkir di halaman rumah.Sarah menggenggam kemudi erat, mencoba menenangkan dirinya. Apa yang akan ia katakan pada Damar?Bagaimana jika ia mencurigai sesuatu?Sejak kapan Damar jadi tidak terduga seperti ini? pikir Sarah dengan resah.Damar jarang

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 39 Rindu yang tak pernah berakhir

    Ini memang hal gila yang baru pertama kali Sarah lakukan di dalam hidupnya, menghitung bintang, menemukan rasi bintang dan juga mengklaim sebuah rasi bintang atas namanya sendiri. Lalu bermanis-manisan di atas rooftop sebuah mall yang sudah tidak berpenghuni.Suaminya, Damar yang hanya berkenalan selama tidak sampai lima minggu dan kemudian mengajaknya menikah terlalu amat dingin untuk bersikap romantis dan manis begini.Jangankan berkata manis. Bersikap menganggapnya ada dan spesial pun tidak pernah dilakukannya.Cahaya rembulan yang indah menerangi kisah cinta terlarang mereka yang sepatutnya tak terjadi.Setelah itu mereka berdua berbaring bersebelahan, menatap langit yang masih dipenuhi bintang-bintang. Sarah menoleh ke arah Adit dan tersenyum lelah namun puas. “Terima kasih, Dit. Ini malam yang nggak akan pernah aku lupain.”Adit menatap balik, senyum kecil terukir di wajahnya. “Aku juga nggak bakal lupain malam ini. Ini cuma awal dari petualangan kita.”“Awal dari petualangan?”

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bab 38 Bercumbu di rooftop

    Adit menyalakan senter kecil dari ponselnya, lalu menatap Sarah dengan senyum jahil. “Kamu berani nggak ikut aku jalan-jalan keliling mall kosong ini? Mall ini kan beberapa waktu lalu viral karena ada kreator yang uji nyali begitu. Cari-cari keberadaan mahluk astral.”Sarah tertawa, sedikit gugup tapi juga penasaran. “Oke, ayo kita coba. Tapi jangan bikin aku gak percaya hal gituan. Jadi uji nyali yang kamu sebut hal gila?"Adit sedikit memajukan bibirnya ke depan. "Itu salah satunya. Yang hal gila beneran ... terakhir akan aku kasih tau ke kamu."Kening Sarah berkerut. "Apaan sih ... Bikin penasaran ajah deh.""Ra-ha-sia! Hahahaha!" Adit tertawa. Suaranya menggema."Aku enggak percaya sama hantu." Sarah menghembuskan nafas. "Jadi jangan ngarep aku takut yah!"“Aku juga enggak percaya sih soal hantu-hantuan. Tapi ada sesuatu yang pasti kamu seneng di sini. Kan kamu hobinya mengintip, sama kek aku.”Mulut Sarah ternganga lebar. Ia tidak menyangka Adit akan berkata demikian. Ucapan Adit

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status