Home / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / Tigar curiga pada Adit

Share

Tigar curiga pada Adit

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-13 22:28:55

Deru motor RX-King tua milik Tigar terdengar mendekat, menghentikan ketegangan dalam kepala Adit untuk sesaat. Suara mesin khas itu seolah menariknya kembali ke dunia nyata dari semua kekacauan barusan.

Adit segera bangkit dari sisi tempat tidur Bela. Tubuh Bela masih terbaring lemah, napasnya tipis, tapi masih ada.

Langkah Adit cepat menuju pintu. Begitu membuka, dilihatnya Tigar turun dari motornya dengan wajah lelah dan jaket semi kulit lusuh masih menempel di tubuh.

“Loh kok lu dari kamar Bela sih?” tanya Tigar, keningnya langsung berkerut curiga. “Ngapain lo di sana? Kenapa juga lampunya gelap semua?”

Adit menelan ludah. Keringat dingin masih membasahi tengkuknya. Tatapan mata Tigar saja sudah menghakimi.

“Gar, lo ikut gue bentar. Gue harus jelasin semuanya. Tapi sumpah, jangan marah dulu. Gue juga bingung harus gimana.”

Tigar mendekat, pandangannya makin serius. “Apa maksudnya sih?” tanyanya waspada. “Ini sebenernya ada apa sih?”

Adit meminta Tigar segera melompati dinding pemb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tigar curiga pada Adit

    Deru motor RX-King tua milik Tigar terdengar mendekat, menghentikan ketegangan dalam kepala Adit untuk sesaat. Suara mesin khas itu seolah menariknya kembali ke dunia nyata dari semua kekacauan barusan.Adit segera bangkit dari sisi tempat tidur Bela. Tubuh Bela masih terbaring lemah, napasnya tipis, tapi masih ada.Langkah Adit cepat menuju pintu. Begitu membuka, dilihatnya Tigar turun dari motornya dengan wajah lelah dan jaket semi kulit lusuh masih menempel di tubuh.“Loh kok lu dari kamar Bela sih?” tanya Tigar, keningnya langsung berkerut curiga. “Ngapain lo di sana? Kenapa juga lampunya gelap semua?”Adit menelan ludah. Keringat dingin masih membasahi tengkuknya. Tatapan mata Tigar saja sudah menghakimi. “Gar, lo ikut gue bentar. Gue harus jelasin semuanya. Tapi sumpah, jangan marah dulu. Gue juga bingung harus gimana.”Tigar mendekat, pandangannya makin serius. “Apa maksudnya sih?” tanyanya waspada. “Ini sebenernya ada apa sih?”Adit meminta Tigar segera melompati dinding pemb

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Dekapan Bela

    Adit membalikkan badan dan melihat Bela berdiri di hadapannya dalam keadaan tidak wajar. Dia telanjang bulat. Sepasang bukit kembarnya menggantung indah. Pinggangnya langsing. Namun terlalu kurus untuknya.Bela seperti kurang makan, atau seseorang yang memiliki masalah pikiran, tertekan. Kejantanan Adit memang mulai sedikit menegang karena ia adalah laki-laki normal. Beberapa kali Adit berusaha memalingkan muka, tak mau melihat tubuh indah Bela.Baginya, saat ini bukan waktunya mengagumi. Justru ini terasa ganjil.Wajah Bela datar, namun matanya berkilat seperti menyimpan kobaran tak terkendali.“Bela, tolong pakai bajumu kembali … ini nggak bisa begini,” kata Adit panik. Suaranya tercekat, jantungnya berdetak tak karuan. Bukan karena hasrat, tapi karena takut dan ngeri. Ia takut melakukan kesalahan fatal.Bela melangkah maju.“Aku nggak sanggup kehilangan kamu lagi, Arga … Aku nggak peduli kamu bilang bukan Arga, tapi aku tahu ini kamu!” bibir Bela bergetar. “Kita sudah cukup lama s

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bela telanjang

    Suara knalpot motor sport terdengar pelan saat Adit mematikan mesinnya di pelataran kos sederhana itu. Malam itu langit seperti menyimpan sisa mendung. Sama sekali tidak ada bintang yang bertaburan di cakrawala.Ia turun dari motornya, melepaskan helm, dan menghela napas panjang.Langkahnya terasa berat hari ini.Pikirannya masih mengambang pada Sarah.“Apa dia sudah sampai dengan selamat ya di rumah sakit?” gumamnya lirih, berharap tidak terjadi apa-apa pada Sarah. Semuanya sesuai yang direncanakan sebelumnya.Adit semakin dekat melangkah ke pintu kosannya.Tigar belum juga terlihat. Motor RX-King sahabatnya itu tidak terparkir di tempat biasa.Adit merogoh saku, mengeluarkan kunci pintu.Namun baru saja kunci hampir masuk ke lubang, sebuah suara lirih, nyaris seperti bisikan membelah kesunyian dari kamar kos sebelah."Tolong …”Adit spontan menoleh. Itu suara dari kamar Bela. Tidak terlalu keras, tapi cukup membuat bulu kuduknya meremang.Tanpa pikir panjang, Adit melangkah cepat ke

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Balasan pada Adit

    “Damar … Please … Ini sakit,” ujar Sarah lirih, nyaris berbisik. Air mata mulai menggenang di pelupuk.Damar perlahan melonggarkan cengkeramannya. Tapi sebelum ia melepas Sarah, ia menunduk dan berkata di dekat telinga wanita yang masih berstatus menjadi istrinya itu, “Kita belum selesai. Kamu pikir kamu bisa kabur begitu aja dari aku?”Sarah tidak menjawab. Tapi air matanya jatuh.Bukan karena takut. Tapi karena perasaannya hari ini resmi runtuh. Batas kesabaran dan harga dirinya sudah dipaksa jebol berkali-kali.Meri menarik tubuh Sarah ke belakangnya. Melindungi.Meri yang semula terdiam, akhirnya bergerak maju.“Lepasin dia, Dam!” serunya tegas.Damar menoleh. Pandangannya menusuk.“Ini urusan suami istri. Jangan ikut campur,” katanya datar.Tapi Meri tidak gentar. “Kalau suami istri sehat, gak akan ada istri yang nyari nafas di luar rumah.”Wajah Damar langsung berubah. Sorot matanya menajam.Meri melangkah lebih dekat. “Gue udah temenan sama lu sejak lama ya. Tapi baru sekarang

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Wajah asli Damar

    Lift terus naik.Satu … dua … tiga detik terasa seperti menit panjang yang menggantung di ujung tebing.Sarah menunduk, kedua telapak tangannya dingin. Nafasnya tertahan, dan ia bisa merasakan denyut jantung yang berpacu terlalu kencang. Ia tidak takut jika ketahuan mendua. Tapi yang ia takutkan hanya keselamatan Adit dan juga kekerasan yang akan didapatkannya jika Damar emosi.Meri berdiri dengan posisi kaku. Biasanya dia bisa menggoda, bercanda, atau setidaknya menyela suasana. Tapi kali ini dia tahu, situasi sudah terlalu genting untuk main-main.Sedangkan Damar .…Masih berdiri di tengah, tegak, tapi seluruh tubuhnya seperti memancarkan tekanan. Matanya lurus menatap angka digital lantai di atas pintu lift, tapi pikirannya jelas terfokus pada dua perempuan di sekitarnya.“Tahu nggak,” suara Damar tiba-tiba terdengar datar, seperti sedang membaca cuaca buruk, “aku punya teman yang kerja di rumah sakit ini.”Meri langsung menelan ludah.Sarah hanya menegakkan tubuhnya sedikit.“Kepa

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tatapan yang membungkam

    Ban mobil Meri berdecit pelan saat ia menghentikan kendaraan di area parkir belakang rumah sakit Medical Centre. Mesin dimatikan tergesa. Kedua perempuan itu langsung turun, sama-sama diliputi kecemasan.Sarah melirik jam di ponsel. “Kira-kira Damar sekarang ada di mana ya, Mer?”“Kalau aku jadi dia sih udah langsung capcus ke bagian poli kandungan,” jawab Meri sambil membetulkan tali tasnya. “Kan aku tadi bilang ke dia kamu lagi nemenin aku ke dokter kandungan. Logikanya sih ya, dia langsung ke sana.”Sarah menggigit bibir, lalu mengangguk cepat. “Ayo, kita ke poli kandungan. Mudah-mudahan Damar belum sampai. Poli kandungan ada di lantai dua kan?”Meri mengangguk. “Iya, ada di sana.”“Mer, kok aku jadi takut Damar udah sampe duluan ya. Masalahnya kalau aku ketahuan bohong. Aku pasti susah lagi cari alasan keluar.”“Tenang aja napa …,” ujar Meri berusaha menenangkan. “Kamu kan kerja. Di sela-sela waktu kerja kan bisa ketemu Adit.”“Tapi Mer … kamu nggak tau gimana Damar sebenarnya,” u

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status