Share

Bab 22

"Engh...." lenguhan Hara membuat Ardhan menyudahi permainannya. Ia membuang muka. Sekarang wajahnya merona. Niat hati ingin mengecup sekilas, tetapi malah berakhir dengan lumatan. 

Hara masih enggan membuka mata. Ia masih mengatur napas sembari menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru dirasa. Entah mengapa saat bibir Ardhan menempel pada bibirnya ia tak menghindarinya, tetapi justru membiarkan. Seolah ia juga menginginkannya. 

"Ma-maaf, Hara. Saya tidak bermaksud melakukannya. Awalnya saya hanya ingin mengecup sekilas, tetapi ... ini terjadi begitu saja. Maafkan saya Hara," ujar Ardhan penuh penyesalan. Ia takut Hara akan takut dan menjauhinya. 

Namun, tangan mungil Hara memegang pipi Ardhan yang tidak menatapnya. Menarik, dan membuat keduanya bertatapan. Netra hitam dan cokelat itu saling memandang. 

Entah karena bisikan setan atau memang keinginan pribadi. Hara mendekatkan wajahnya pada Ardhan. Ia mendaratkan bibir merah mudanya

Ria Purnama

Aaaa apa yang aku tulis xixixi. Terima kasih sudah mampir

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status