Share

Terjerat Pesona Pewaris Rahasia
Terjerat Pesona Pewaris Rahasia
Penulis: Ramdani Abdul

01 - Perselingkuhan

Penulis: Ramdani Abdul
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-03 04:50:19

“Ethan, Rebecca! Apa yang sedang kalian lakukan di kamarku?”

Caroline berada di rumah sakit selama seminggu karena mengalami kecelakaan. Akan tetapi, ketika memasuki kamarnya, ia justru mendapati kekasihnya dan saudari tirinya tengah berciuman di atas ranjang.

Sebelum memergoki Ethan dan Rebecca, Caroline menampar pipinya berkali-kali untuk memastikan bahwa pria yang tengah bersama Rebecca bukanlah Ethan. Akan tetapi, suara, gestur, hingga wajah pria itu menunjukkan bahwa sosok pria bertelanjang dada itu benar-benar kekasih yang sudah dipacarinya selama dua tahun.

Caroline mengamati Ethan dan Rebecca yang terus berciuman. Mereka berdua menikmati kegiatan itu seolah tidak melihat kehadirannya. Desahan dan erangan mereka membuatnya nyaris gila.

“Hentikan! Apa yang kalian lakukan?” Caroline memekik kencang, berjalan ke arah ranjang. Tubuhnya bergetar hebat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia tidak pernah mengira jika kepulangannya akan disambut dengan adegan menjijikkan.

Caroline masih merasakan sakit karena kecelakaan. Kepala dan tangannya bahkan masih terbungkus perban. Dokter mengatakan jika ia masih harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Akan tetapi, ia merindukan ayahnya dan ingin bertemu dengan Ethan karena pria itu tidak menjenguknya selama ia di rumah sakit.

Caroline mengira jika Ethan sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan sedang mempersiapkan kejuatan untuknya. Ia ingin mengejutkan Ethan, tetapi pria itu justru mengejutkannya dengan pemandangan yang sangat menjijikkan. Rasa sakit di hatinya jauh berkali-kali lipat dibanding luka karena kecelakaan.

“Caroline.” Ethan terkejut, segera mendorong Rebecca menjauh darinya. Ia bergegas memakai baju, turun dari ranjang. “Caroline, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku dan Rebecca hanya sedang—”

“Hanya sedang berselingkuh di kamarku dan menikmati kedekatan kalian?” Caroline menatap tajam Ethan, menahan amarah sekuat mungkin.

“Caroline, tolong dengarkan penjelasanku dulu. Rebecca terus menggoda dan mendeketiku selama kau berada di rumah sakit. Aku tidak memiliki niatan untuk berselingkuh. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Kita bisa membicarakan hal ini secara dewasa.”

Caroline tiba-tiba menamparkan Ethan dengan sangat keras. “Hentikan sandiwaramu, Ethan. Aku bukan wanita bodoh yang bisa kau bohongi seperti anak kecil. Aku melihatmu sejak kau bermesraan dengan Rebecca hingga kau dan dia berada di kamarku. Nyatanya gosip yang beredar itu benar. Kau dan Rebecca memang memiliki hubungan.”

Caroline berusaha menahan tangis. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan pengkhianat seperti Ethan maupun wanita gila seperti Rebecca. Ia mencintai Ethan dan menganggap pria itu sebagai dunianya, tetapi peristiwa ini membuatnya membuka mata-mata lebar-lebar jika pria itu hanyalah pria brengsek yang tidak berguna.

Caroline menatap tajam Rebecca, mengepalkan tangan erat-erat. Satu detik kemudian, tangannya melayang dan mendarat di pipi saudari tirinya itu.

Rebecca memekik, menyentuh pipinya yang panas. “Dasar brengsek! Apa yang kau lakukan padaku, Caroline?”

“Caroline, kendalikan dirimu. Kau menyakiti Rebecca.” Ethan menahan tangan Caroline, menarik wanita itu menjauh dari Rebecca.”

Caroline menatap tajam Ethan, melepaskan tangannya dengan satu tarikan kencang. “Apa yang baru saja kau katakan? Aku menyakiti Rebecca? Apa aku tidak salah mendengar?”

Rebecca memutar bola mata, mengelus pipinya yang masih kesakitan.

“Dia dan ibunyalah yang sudah menyakitiku selama ini, Ethan. Mereka masuk ke kehidupanku dan ayahku, lalu menghancurkan hubunganku dengan ayahku. Dan sekarang, Rebecca dan kau sudah menyakitiku dengan berselingkuh di depan mataku sendiri.”

Ethan menatap Caroline saksama. Ia memang merasa bersalah karena sudah mengkhianati wanita itu. Bagaimanapun juga Caroline adalah wanita yang sudah memberinya kesempatan untuk mengubah nasibnya yang hanya seorang petugas kebersihan menjadi seorang manager di perusahaan milik keluarganya.

Caroline adalah wanita yang cantik dan baik. Apa yang ada pada wanita itu hanyalah kesempurnaan. Sayangnya, hal itu membuatnya tidak percaya diri untuk bersanding dengannya. Di saat yang sama, Rebecca hadir dan menawarkan sesuatu yang tidak pernah Caroline berikan padanya.

“Sudahlah, Ethan.” Rebecca memeluk Ethan dari samping. “Kau tidak perlu menyesali tindakan kita, apalagi menyesal sudah menyakiti wanita gila itu. Bukankah kau sangat menyukai permainan kita selama setahun ini? Aku masih ingat saat kau mengatakan jika aku adalah wanita nakal yang membuatmu tergila-gila.”

Caroline mengepalkan tangan erat-erat, menatap tajam Ethan. Hatinya sesak karena perang antara cinta dan kebencian. Ia mempercayai Ethan dan memberikan semua hal terbaik yang bisa ia berikan pada pria itu, tetapi Ethan justru memberikannya luka pengkhianatan.

“Lihatlah wanita itu sekarang, Ethan. Caroline tidak memiliki apa pun.” Rebecca mengecup pipi Ethan. “Dia hanya wanita bodoh yang tidak berguna seperti mendiang ibunya. Dibandingkan dengannya, aku jauh lebih baik dari segi apa pun.”

“Tutup mulutmu, Rebecca!” Caroline mencengkeram wajah Rebecca. “Jangan menyebut nama ibuku dengan mulut kotormu! Jika kau mengatakan satu kata lagi soal ibuku, aku akan merobek mulutmu hingga hancur!”

Caroline menampar Rebecca hingga wanita itu terbaring di ranjang.

“Kau!” Rebecca mendengkus kesal, menyeka darah di sudut bibirnya.

“Rebecca.” Ethan segera menolong Rebecca. “Apa yang sudah kau lakukan pada kekasihku, wanita sialan?”

Ethan menampar Caroline dengan sangat keras.

Caroline seketika ambruk di lantai, tercengang hingga ia hanya mematung selama beberapa waktu, menatap Ethan dan Rebecca. Air matanya mendadak turun.

Ethan tiba-tiba tersenyum, mengecup Rebecca. “Kau benar, Rebecca. Wanita gila itu tidak memiliki apa pun lagi sekarang. Dibandingkan dengannya, kau adalah wanita yang jauh lebih baik. Kau adalah wanita sempurna.”

Caroline memejamkan mata erat-erat, berusaha untuk duduk. Dadanya sesak karena amarah yang sudah mencapai puncak.

Caroline segera berdiri, menatap tajam Rebecca dan Ethan yang meneruskan tindakan gila mereka yang sempat terhenti. “Aku tidak menerima semua ini. Aku akan—”

“Apa yang akan kau lakukan, Caroline?” Seorang wanita tiba-tiba menjambak wanita Caroline dengan kencang.

Caroline menoleh ke belakang, segera menyikut perut ibu tirinya sekeras mungkin. Begitu tarikan di rambutnya terlepas, ia segera menampar Susan dengan kencang. “Jangan menyentuhku dengan tangan sialanmu!”

Susan terdorong beberapa langkah hingga nyaris terjatuh, mengelus pipinya yang memerah. Ia mendadak tertawa terbahak-bahak. “Aku pikir aku bisa menghabisimu dalam kecelakaan beberapa hari lalu, Caroline. Nyatanya kau masih hidup dan menjijikan seperti biasanya. Aku terlalu meremehkanmu.”

“Jadi, kau memang pelakunya? Aku pasti akan membalasmu, Susan.”

Susan menepuk tangan beberapa kali. Dua pria bertampang seram tiba-tiba memasuki ruangan, mencengkeram tangan Caroline.

“Lepaskan aku!” Caroline berontak sekuat tenaga.

Susan mencengkeram wajah Caroline. “Aku kesal karena kau masih hidup, tapi setelah aku pikir-pikir aku masih bisa menggunakanmu untuk membayar hutangku pada seseorang.”

“Apa maksudmu? Kau menjualku pada orang lain?”

“Bawa wanita sialan ini dari hadapanku dan pastikan dia berada di rumah si rentenir tua itu secepatnya!”

“Dasar wanita sialan!” Caroline kembali memberontak. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Lepaskan aku!”

Susan mencengkeram wajah Caroline, menamparnya berkali-kali. Suara tamparan itu terdengar sangat nyaring. “Jika kau terus bertingkah, aku akan menghabisi ayahmu.”

“Apa yang katakan? Berani sekali kau mengancamku dan berniat mencelakai ayahku!”

“Jangan terus memancing amarahku Caroline. Aku serius dengan ucapanku. Jika aku bisa meracuni ayahmu selama ini, maka aku bisa menghabisinya.

Caroline berontak. “Dasar wanita gila! Aku pasti akan membalas semua perbuatan kalian! Aku pasti— ”

Caroline tiba-tiba tidak sadarkan diri ketika seorang pria memukul lehernya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   67. Rencana

    Rombongan mobil bergerak sangat cepat di sebuah jembatan. Dari kejauhan, terlihat gedung-gedung pencakar langit dan sebuah pesawat terbang. Di salah satu mobil, Susan dan Rebecca berada. Kedua wanita itu tertidur nyaris di sepanjang perjalanan.Susan mulai membuka mata, memijat keningnya beberapa kali. “Di mana aku sekarang?”Susan tercengang saat melihat pemandangan kota asing di jendela. Ia menoleh pada dua pria di kursi depan, beralih pada Rebecca yang masih tertidur.Susan mengguncang tubuh putrinya berkali-kali. “Rebecca, bangunlah sekarang! Rebecca.”Rebecca mengerjap, membuka mata perlahan. Ia merenggangkan badan beberapa kali, dan terdiam saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu. “Apakah kita sudah sampai di kediaman Caroline dan si rentenir tua itu, Bu?”“Apa maksudmu, Rebecca?” Susan berkata dengan suara kecil, nyaris seperti bisikan. “Orang-orang asing yang kita temui di depan rumah itu membawa kita ke tempat asing.”“Apa?” Rebecca seketika menegakkan punggung, membuka m

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   66. Kesepakatan 2

    Susan tampak cemas saat beberapa mobil kembali menepi dan orang-orang berpakaian hitam terus bermunculan. “Sialan, siapa mereka sebenarnya?” gumamnya. Para pengawal Susan dan Rebecca segera bersiaga. Mereka tampak ragu karena kalah jumlah dengan orang-orang asing itu.“Apa kepentingan kalian di tempat ini?” tanya salah satu pria berseragam hitam. “Jika kalian tidak memiliki kepentingan apa pun, kalian harus segera pergi dari tempat ini sebelum aku dan para bawahanku bertindak kasar.”Susana mengamati orang-orang berseragam hitam yang sudah mengelilinginya dan Rebecca. Ia berusaha tenang, berjalan selangkah meski Rebecca tidak melepaskan tangannya. “Aku sedang mencari putriku yang menurut kabar berada di rumah ini, Tuan. Kami akan segera pergi karena rumah ini tampak kosong,” kata Susan setenang mungkin. Orang-orang berseragam itu saling bertatapan sesaat. Si pemimpin memberikan tanda pada bawahannya dengan anggukan kepala.Susan dan Rebecca semakin tegang, menoleh pada seorang pria

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   65. Kesepakatan

    Ethan mulai mengerjap, membuka mata perlahan. Pria itu berusaha membiasakan diri dengan cahaya yang menyilaukannya. Ia meringis kesakitan, merasakan kepalanya sangat sakit.“Di mana aku sekarang?” Ethan memaksakan diri untuk duduk, mengamati keadaan sekeliling. “Aku berada di rumah sakit?”Ethan termenung saat mengingat kejadian semalam. Ia berlari dari kejaran para berandal. Saat menyeberang, sebuah mobil mendadak muncul dan menabraknya sehingga ia terlempar dan tidak sadarkan diri di jalan.“Dasar brengsek! Badanku terasa sangat sakit.” Ethan memijat kening beberapa kali, menggelengkan kepala. Ia menoleh ke arah pintu saat seseorang memasuki ruangan. “Siapa kau?”“Aku kira kau akan tertidur selamanya, sialan! Aku adalah orang yang sudah menabrakmu,” ujar slah satu anggota pasukan yang dikerahkan Daniel, Donald, dan Dennis.“Dasar bajingan!” teriak Ethan tiba-tiba, “apa kau tidak bisa menyetir mobil dengan baik, hah? Kau membuatku menderita. Kau harus bertanggung jawab dan memberikan

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   64. Pemeriksaan

    Rebecca seketika terdiam, menjatuhkan tubuh di sofa. Ia meremas bantal dan gaun, menyumpahi Caroline saat melihat deretan foto yang wanita itu kirimkan padanya. Dadanya amat sesak karena amarah.“Jika tahu kejadiannya seperti ini, akulah yang sebaiknya dijual pada si rentenir tua itu. Aku benar-benar iri pada Caroline. Dia membeli sebuah toko mewah seharga seratus juta dolar secara tunai dan sekarang dia tinggal di sebuah rumah megah dengan barang-barang mewah.”Rebecca melempar bantal saking kesal dengan kenyataan yang terjadi. Wanita itu menarik-narik rambut, bergegas mendekati jendela. Sialnya, ia justru disambut dengan petir menggelegar.“Ah!” Rebecca sontak berteriak saat petir menyambar sebuah pohon. Ia berjongkok sambil menutup kedua telinganya.Susan mendengkus kesal, menatap Rebecca sekilas. Wanita itu berjalan mondar-mandir, berharap sebuah rencana muncul. Foto-foto yang ia lihat di ponsel Rebecca tadi membuatnya semakin jengkel.“Terkutuklah kau, Caroline!” pekik Rebecca.“

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   63. Berita Baru

    Serombongan mobil mewah tiba di depan kediaman lama Eric dan Caroline. Sekitar seratus orang berpakaian hitam seketika keluar dari kendaraan, bergegas memasuki halaman dan rumah. Mereka seperti semut yang mengerumuni sesuatu. Selepas lima belas menit berlalu, mereka kembali berkumpul di halaman.“Tuan Eric dan orang-orangnya kemungkinan sudah meninggalkan rumah ini sejak kemarin. Kita akan pergi ke lokasi selanjutnya,” ujar pemimpin rombongan.Orang-orang itu memasuki mobil kembali, meninggalkan kediaman mewah di tengah hutan itu. Dalam waktu cukup singkat, mereka sudah menjauh dari kediaman.Tidak lama setelahnya, seorang pria muncul dari balik pohon, mengamati rumah dengan teropong. “Siapa orang-orang itu? Mereka datang dengan puluhan mobil mewah yang aku aksir harganya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan dollar.”Steve melompat turun. “Aku beruntung karena orang-orang itu tidak menyadari keberadaanku. Selain kaya, mereka juga terlihat berbahaya.”Steve mengawasi keadaan sekeli

  • Terjerat Pesona Pewaris Rahasia   62. Keadaan

    Caroline bangun dengan keadaan segar bugar. Ia terkejut ketika melihat keadaan kamar mandi yang begitu mewah, ditambah ruangan khusus di mana beragam pakaian dan aksesoris yang tersusun sangat rapi di lemari-lemari kaca. “Apakah semua ini milikku, Layla?”“Tentu saja, Nona. Tuan Eric menyediakan semuanya untuk Anda,” jawab Layla.Caroline mengamati keadaan sekeliling, memandang dengan takjub. Mulutnya terbuka dan matanya memercik kekaguman yang luar biasa ketika ia mengelilingi satu per satu rak. “Astaga, ini seperti yang aku lihat di film-film dan video orang-orang kelas atas.”Caroline menatap pantulan dirinya di kaca, menampar pipi beberapa kali. “Ini semua bukanlah mimpi. Astaga, kenapa aku baru menyadari hal ini.”Caroline tiba-tiba tersenyum. “Aku tahu harus berbuat apa sekarang.”“Layla, panggilkan beberapa pengawal wanita untuk membantuku memilih pakaian dan aksesoris yang cocok untukku. Aku ingin mengejutkan Eric.”“Aku mengerti, Nona.” Layla segera menghubungi bawahannya.Em

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status