“Aku tak pernah membedakan orang dari kelas, pekerjaan atau apapun itu. Kau harus mengenalku lebih supaya kau bisa paham padaku Alexa.” Ucap James dengan serius. “Ester sudah lama bekerja di rumah ini, sebelum dia jadi kepala pelayan dia yang mengurusku dari kecil. Aku sangat dekat dengannya, aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Bahkan waktuku lebih banyak bersama dengan Ester dari pada Mommyku sendiri dulu. Aku menyayangi Ester, makanya Ester bertahan di rumah ini karena permintaanku. Aku menerima siapapun yang bisa menerimaku juga, jika kau bisa menerimaku maka aku juga harus bisa menerimamu bukan? Apa kau yang tak mau berteman denganku?” Tanya James.
“Jelas aku mau berteman denganmu, kau sangat baik!” Jawab Alexa dengan cepat. “Aku bisa merasakan kau sangat baik pada semua orang. Kau juga bisa menerimaku dengan sangat baik, bagaimana mungkin aku tak mau berteman d
“Hai Alexa.” Sapa James saat wanita itu sedang menyusun piring di meja makan. James sudah lebih dahulu turun dari atas dan bergabung di meja makan.“Hai James, akhirnya kau sadar juga.” Cibir Alexa membuat James tertawa.“Sepertinya aku yang kalah tadi malam, maka kau mengatakan hal itu apakah benar?” Alexa kali ini yang tertawa.“Apa kau tak ingat apa yang terjadi tadi malam? Kau lupa bagaimana akhirnya?” Balas Alexa tak mau kalah membuat James tampak berpikir.“Aku tak ingat apa-apa, terakhir aku hanya ingat kita mengobrol sambil minum. Apa aku melakukan kesalahan padamu? Aku melakukan hal yang aneh?” Raut wajah Alexa seketika berubah.“Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau mengingat sesuatu?” Tanya Alexa sedikit takut, pasalnya ia takut hubungan mereka jadi canggung karena kejadian tadi malam.“Tidak ada makanya aku bertanya. Biasanya saat aku sangat mabuk dan tidak sadar aku akan melakukan hal yang aneh dan yang gila. Makanya aku bertanya, siapa tahu aku melakukan hal yang buruk
“Selamat malam Calisto, selamat malam Olivia.” Sapa Glen.“Selamat malam Glen, Hallo Olga.” Balas Calisto. “Senang bertemu dengan kalian lagi.” Akhirnya tamu undangan yang ditunggu akhirnya tiba. “Apakah ini yang bernama Yaraline calon istri anakku?” Tanya Calisto melihat seorang wanita cantik dan muda yang ada di samping mereka.“Kau benar, ini anak kami.”“Selamat malam.” Sapa Yaraline ramah.“Kau cantik sekali, anakku pasti suka. Aku akan mempunyai menantu.” Ucap Olivia ramah membuat yang lainnya tertawa.“Mari masuk, tapi sepertinya kita harus makan terlebih dahulu. Anakku Lucas belum kembali, mungkin dalam perjalanan.”“Tak apa, kami bisa paham jika dia sedang sibuk bekerja. Terima kasih atas sambutannya.” Tamu tersebut akhirnya di bawa masuk ke dalam dan menuju ruang makan. Olivia segera ke belakang menemui Alexa.“Alexa.” Panggil Olivia.“Ya nyonya? Apa tamunya sudah datang? Aku akan ke depan.” Olivia menahan tangan Alexa yang hendak ke depan tersebut.“Kau hubungi Lucas sampai
“Kenapa kau datang lama sekali?” Tanya Calisto dengan nada tak suka saat melihat Lucas baru saja bergabung dengan mereka. Ada Alexa di belakangnya yang mengikutinya.“Maaf atas keterlambatanku, ada pekerjaan yang tak bisa di tinggal.” Jawab Lucas berusaha menahan diri untuk tidak membalas Calisto. Olivia langsung saja menggenggam tangan suaminya itu untuk menenangkan pria itu agar tidak marah di depan orang lain.“Tidak apa. Kami bisa paham, kau pria yang sibuk.” Jawab Glen menengahi.“Hai Lucas, senang bisa melihatmu.” Sapa Yaraline membuat Lucas mengernyitkan keningnya.“Dia Yaraline wanita yang akan dijodohkan denganmu, mungkin selesai makan kalian bisa berkenalan secara resmi.” Ucap Olivia dengan ramah. Alexa langsung saja menatap perempuan yang
“Kau kenapa? Kau yakin kemejaku bermasalah?” Tanya Lucas tak yakin saat mereka sudah berada di kamar pria itu. Alexa tertawa lalu menggelengkan kepalanya.“Tak ada masalah dengan kemejamu, tapi kau harus mengganti kemejamu agar mereka tak curiga.” Alexa berjalan membuka lemari baju milik Lucas. Pria itu mendekati Alexa dan berdiri tepat di belakang wanita itu dan berbisik di telinga Alexa.“Apa kau cemburu?” Tanya Lucas sambil menjilat daun telinga Alexa membuat wanita itu mengulum bibirnya menahan diri. Ia juga menghentikan aktivitasnya yang hendak mengambil kemeja baru untuk Lucas.“Kau bercanda?” Alexa membalikkan tubuhnya yang kini menatap Lucas yang tak jauh darinya. Lucas tersenyum penuh arti lalu melangkah membuat Alexa harus mundur dan berakhir wanita itu bersandar pada lemari yang ada di b
Kini keluarga Lucas dan keluarga Yaraline sudah duduk di ruang tamu beserta dengan pria itu. Alexa kembali ke belakang menyiapkan beberapa cemilan untuk di bawa pada tamu. Sedangkan Lucas mau tidak mau harus duduk di samping Yaraline, pria itu berusaha menjaga sikapnya agar tidak kelepasan marah saat wanita itu hendak mendekatinya. Sudah pasti Lucas tak suka dengan sikap wanita itu yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya.“Bagaimana Yaraline? Apakah anakku masuk ke dalam kriteriamu?” Tanya Calisto pada calon menantunya itu. Wanita itu jelas tersenyum lalu melirik kearah Lucas sejenak.“Sudah pasti, Lucas sangat tampan. Aku menyukainya, dia juga pekerja yang keras. Aku suka dengan pria seperti Lucas. Ku harap kita bisa cocok dan segera bertunangan lalu menikah.” Lucas langsung saja menatap Yaraline dengan tatapan tak suka.
“Hai James, kau baru pulang.” Sapa Alexa saat melihat James yang baru saja datang.“Iya, pekerjaanku sangat banyak akhir-akhir ini membuatku sakit kepala.”“Kau membutuhkan sesuatu? Teh hangat mungkin? Itu bisa membuatmu sedikit rileks atau kau butuh berendam di air hangat? Aku bisa menyiapkannya untukmu.” James tersenyum lalu memegang bahu Alexa.“Aku bisa melakukannya, tapi karena kau menawarkannya bagaimana dengan teh hangat?” Alexa tertawa lalu menganggukkan kepalanya.“Duduklah, aku akan menyiapkannya untukmu.” Alexa berlalu ke dapur dan James memilih duduk di kursi bar sambil menunggu Alexa menyiapkan minuman tersebut untuknya.“Ini untukmu.” Alexa segera datang begitu selesai menyiapkannya.
“Aku sudah mengatakan padamu jangan terlalu dekat dengan James, aku tak suka kau dekat dengannya. Apa kau masih belum paham dengan permintaanku?” Tanya Lucas saat mereka baru saja menghabiskan malam yang menggilakan. Alexa berada di atas dadanya membenamkan diri.“Kenapa aku tak bisa dekat dengannya? Jelas aku tak bisa menghindar darinya. Tugasku melayanimu dan James, jadi aku sudah pasti terus berhubungan dengannya.”“Kau bisa menjaga jarak dengannya bukan? Aku tak suka kau terlalu dekat dengannya!” Jawab Lucas dengan ketus.“Terserahmu saja, aku capek.” Alexa tak mau ribut dengan Lucas. Ia tahu dirinya akan kalah jika sudah berhadapan dengan Lucas.“Aku peringatkan sekali lagi, jangan terlalu dekat dengan James. Aku tak suka, kau harus menjaga jarak deng
Suara musik keras langsung saja menghiasi pendengaran Alexa dan James. Pria itu langsung saja memesan meja dan memesan beberapa minuman untuk mereka. James membiarkan Alexa melihat keadaan sekitar, ia tersenyum melihat Alexa mulai nyaman. Terlihat dengan gerakan tangan dan kakinya yang mulai bergerak karena music yang terputar.“Silahkan di minum, kau bebas mau pesan apa saja.” Kata James mempersilahkan.“Terima kasih James.” Wanita itu mulai meminum beberapa gelas dan James hanya memperhatikannya saja.“Kau bisa menari?” Tanya James.“Tidak begitu.” Jawab Alexa, James menghabiskan minumannya yang ada di dalam gelas lalu menarik Alexa untuk turun ke lantai dasar agar keduanya bisa menari. “Apa yang kau inginkan James?” Tanya Alexa dengan berteriak, k
Rasa yang sama seperti tadi dia mengulum tangan Sergio. Dirinya kembali menurunkan tangannya masuk ke dalam liang intinya dan mencari cairan tersebut dan kembali mengeluarkan tangannya lalu menjilatinya kembali.“Enak?” tanya Mario yang sudah berbaring di sisi kiri Yaraline.Yaraline mengangguk dan terus melakukan hal tersebut berulang kali. Mario meremas kedua payudara Yaraline bergantian dan mengulum putting bagian kiri Yaraline sambil memilin putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.Yaraline kembali mendesah dan mengerang kenikmatan. Beruntung kali ini mulutnya tidak lagi di bungkam seperti tadi. Sergio ikut berbaring di sisi kanan dan menyamping ikut mengulum putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.“Akhhh.. Tuann… Ini sungguh luar biasa,” racau Yaraline mengangkat
Suara tercekat Yaraline terus terdengar. Matanya terbelalak dengan lebar merasakan denyutan luar biasa di bawah sana. Ingin sekali rasanya Yaraline mendesah dan mengerang dengan kuat. Namun Mario menahan kepalanya agar dirinya tidak melepaskan kuluman mulutnya.Hingga Yaraline tidak dapat lagi menahan getaran di bawah sana. Denyutan bibir intinya begitu kuat. Tangannya memegang dengan kuat pinggang Mario. Air matanya mengalir.“Eugkkk.. Ukhhh,” suara Yaraline yang terdengar ketika melepaskan orgasme pertamanya.Kakinya bergetar dengan hebat. Namun Sergio yang tidak membiarkan Yaraline menikmati orgasmenya langsung berdiri dan menurunkan kaki Yaraline. Dilebarkan kaki Yaraline dan memasukkan batangnya di liang inti Yaraline yang sudah banjir oleh cairannya.“Eughhh.”
Badan Yaraline terhempas di tepi ranjang yang empuk. Dibiarkannya Yaraline menangkup tubuhnya yang gemetar ketakutan. Dimana melihat kedua pria tersebut membuka semua pakaian yang mereka kenakan hingga tidak ada sehelai benang pun yang terlihat di tubuh mereka.Mario menarik kaki Yaraline hingga tubuhnya terhempas. Diangkatnya kedua kaki Yaraline dan ditekuknya lalu di buka kedua paha Yaraline dengan lebar membuat Yaraline meringis kesakitan.Sedangkan Sergio sudah naik ke atas ranjang dan menarik tangan Yaraline hingga membuat dirinya bangun terduduk dengan paksa. Sergio menarik rambut belakang Yaraline hingga wajahnya mengadah ke atas melihat Sergio. Hingga mulutnya terbuka karena mengerang kesakitan.“Eughh, Ukhhh,” sesak Yaraline ketika mulutnya sudah penuh mengulum milik Sergio yang belum tegap sempurna sampai membesar di dalam
“Tempat apa ini? Kau gila membawaku ke tempat seperti ini?” teriak Yaraline marah.Yaraline hendak kabur, tapi kedua pengawal dengan sigap menahan Yaraline.“Lepaskan aku!” teriak Yaraline dengan histeris.Dirinya kini di tarik dengan kasar oleh pengawal Lucas yang bernama Mario dan Sergio.“Aku sudah membawanya Hana,” kata Lucas pada Hana yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan.Wanita paruh baya dengan pakaian glamor itu menatap Yaraline dengan seksama. Senyum kemenangan menghiasi bibir wanita bernama Hana itu.“Sangat menarik,” puji Hana membuat Lucas tertawa dengan keras.“Aku ingin kau memberikannya pelajaran yang setimpal. Kau bisa menjualnya atau sepertinya aku ingin memberikan hadiah kepada kedua bodyguardku yang setia ini. Bagaimana sebelum kau jual, biarkan mereka mencicipinya?” tanya Lucas sambil menaik turunkan alisnya.“Terserah padamu saja, aku akan mengikuti apa yang kau inginkan,” jawab Hana.“Baiklah, aku akan menyerahkannya padamu. Aku pastikan kau tak akan me
“Kenapa ketakutan seperti itu?” tanya Lucas sambil mendorong pintu tersebut terbuka.“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana kau tahu tempat ini?” tanya Yaraline panik.“Kenapa? Takut sedang menyembunyikan buronan ya?” tebak Lucas sambil tertawa semakin membuat Yaraline ketakutan.“Apa maksudmu?” tanya Yaraline dengan terbata.Lucas tak menjawab, pria itu menilai penampilan Yaraline dan tertawa mengejek. Yaraline melihat ada James serta empat bodyguard Lucas ada di belakang.“Kalian habis bercinta?” tebak Lucas lagi.“Bercinta? Dengan siapa?” tanya Yaraline sambil berpura-pura tak paham.“Bisa-bisanya kalian bercinta di saat seperti ini. Kalian benar-benar sangat gila, kalian luar biasa sekali. Kalian memang sangat cocok, sekarang kau paham ‘kan kenapa kau tak pantas bersanding denganku? Karena kau wanita jalang,” ejek Lucas.“Apa maksudmu? Aku benar-benar tak paham,” elak Yaraline.“Gunakanlah bajumu dengan layak, jangan seperti ini. Apa kau tak malu berpakaian seperti ini di depan pria la
Mata Calisto yang berhadapan langsung dengan kewanitaan tebal milik Yaraline langsung memasukkan wajahnya di dalam sana. Suara seruput terdengar memenuhi ruangan tersebut.“Ahhhh…!” pekikan nikmat Yaraline terganti dengan jeritan luar biasa karena calisto turut memasukkan dildo di dalam liang kewanitaannya.“Ohhh! Gila! Ini sangat nikmat! Aku bisa gila!” racau Yaraline menggila.Ketika Yaraline memainkan dildo tersebut keluar masuk di liang kenikmatannya sambil mengulum benda terkecil di dalamnya. Yaraline membungkam mulutnya dengan tongkat milik Calisto yang sudah ereksi sempurna.Yaraline juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya untuk Calisto. Pria itu bahkan sampai menutup matanya merasakan permainan mulut Yaraline yang sangat luar biasa. Namun kembali terhenti ketika Yaraline kembali menjerit.“Oughhh! Akhhhh! Aku mau keluar! Faster please!”Yaraline terus meracau di depan batang milik Calisto. Pria itu mengikuti keinginan Yaraline dan mempercepat Gerakan dildonya dan menjila
Ting tong ting tong“Calisto?” pekik Yaraline terkejut melihat kedatangan Calisto. “Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Yaraline lagi yang sangat terkejut.“Ternyata benar kau ada di sini, aku tak salah,” kata Calisto sambil tertawa lalu masuk begitu saja sebelum dipersilahkan.Yaraline benar-benar terkejut lalu melihat keluar untuk memastikan tak ada orang yang melihatnya. Lalu menutup pintu dan menyusul Calisto yang sudah duduk di sofa.“Bagaimana bisa kau ada di sini? Bukankah kau ada di penjara?” tanya Yaraline penasaran.“Kenapa? Kau tak senang aku ada di sini? Kau lebih senang aku ada di penjara?”“Bukan seperti itu, aku hanya terkejut saja. Aku penasaran bagaimana bisa kau datang ke sini. Bagaimana kau bisa kabur? Lalu kau ke sini naik apa? Apa ada yang melihatmu?” tanya Yaraline secara beruntun.“Kau jelas tahu itu bukanlah tempatku. Orang pertama yang akan ku datangi sudah pasti kau, karena aku hanya punya kau saja. Aku membutuhkanmu, aku bahkan merindukanmu. Apa kau tak mera
“Aku punya kabar baik dan buruk,” kata James yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Lucas.Lucas yang sedang bekerja terkejut dengan hadirnya James yang datang tiba-tiba. James lansgung saja duduk di depan Lucas dan menatap pria itu dengan serius.“Kabar apa?” tanya Lucas penasaran.“Kau ingin mendengar kabar yang mana? Kabar baik atau kabar buruk?” tanya James balik.Lucas menghela napasnya kasar melihat tingkah adiknya yang masih sempat bermain seperti itu padanya.“Kabar buruk,” jawab Lucas.“Oke, Daddy kabur. Tapi mereka lagi berusaha buat cari Daddy sekarang,” kata James memberitahu.Mendengar hal itu Lucas tidak terkejut, pria itu tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi.“Aku sudah menduganya, aku yakin dia akan berusaha untuk melarikan diri. Tenang saja, aku tahu dia ada di mana. Nanti kau ikut saja denganku untuk menangkapnya langsung. Aku tahu di mana tempat persembunyiannya,” tegas Lucas. “Jadi apa kabar baiknya?” tanya Lucas penasaran.“Mungkin kau akan
Alexa akhirnya sudah kembali pulang dari rumah sakit. Sejak keluar dari rumah sakit Alexa tak lagi bertemu dengan Lucas. Dengan adanya Edward bersamanya membuat ia tak bisa bertemu dengan Lucas.Saat di rumah sakit Lucas terus saja datang dan menemaninya. Alexa merasakan nyaman yang luar biasa saat bersama degan Lucas. Ia tak bisa pungkiri bersama dengan Lucas membuat keadaannya jauh lebih baik. Kali ini Alexa merindukan Lucas. Sudah beberapa hari ini keduanya tak bertemu.“Aku mau pergi sebentar melihat kerjaan, apa kau tak masalah di rumah? Apa kau mau ikut?” tanya Edward pada Alexa yang baru saja duduk itu.Alexa menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul.“Pergilah, aku ingin istirahat di rumah saja,” jawab Alexa.“Baiklah, kalau kau butuh sesuatu katakan padaku.”Alexa menjawab Edward dengan anggukan kepala saja. Edward berpamitan dan mencium puncak kepala Alexa, lalu pergi. Alexa menghidupkan televisi yang ada di depannya untuk mencari tontonan yang menarik.Tapi tak ada satupu