“Ayo keluar.” James menarik tangan Alexa dan membawanya keluar dari kamar Lucas. Pria itu membawa Alexa kini masuk ke dalam kamarnya. “Mungkin kau kaget melihat sikap Lucas, tapi dia memang seperti itu. Dia suka marah dan berteriak, dia dingin pada semua orang. Dia bertahan di rumah ini karena ancaman Daddy, kalau bukan karena itu dia tidak tinggal di rumah ini. Maka rumah ini menjadi tempat singgah saja, dia hanya ada di pagi hari dan pulang tengah malam. Kau harus tahu itu.” Alexa tersenyum kecil menanggapinya, ia tidak tahu mau menjawab apa karena dirinya tak bertanya sama sekali mengenai itu.
“Apa kau perlu bantuanku Tuan? Tadi kau mencariku.”
“Jangan panggil aku Tuan, tadi sudah kukatakan bukan?” Alexa menghela napasnya.
“Maaf aku lupa, baiklah kau perlu sesuatu James?” Koreksi Alexa, James tersenyum senang mendengar Alexa memanggil namanya.
“Aku suka seperti itu.” Ungkap James jujur. “Aku ada pertemuan sebentar lagi, aku ingin kau membantuku untuk menyiapkan keperluanku seperti pakaian. Aku bingung ingin memakai pakaian seperti apa, kau bisa membantuku bukan?”
“Apa pertemuanmu di dalam ruangan? Pertemuan itu formal?” Tanya Alexa Sambil berjalan ke ruangan walk in closet milik James. Dengn cepat pria itu mengikuti langkah Alexa.
“Ya, aku akan menemani Daddy dalam pertemuan tersebut. Apa yang cocok untukku?” Alexa mulai melihat pakaian yang menggantung dengan rapi sedangkan James melihat ekpresi serius dari Alexa.
“Bagaimana dengan ini?” Tanya Alexa setelah memilih pakaian tersebut. James melihatnya lalu menganggukkan kepalanya.
“Bagus, aku akan memakainya. Bagaimana dengan dasi dan jamnya? Apa kau bisa memilihkannya juga untukku?” Kini Alexa melihat koleksi dasi pria itu beserta dengan jamnya.
“Ini lebih cocok untukmu.” Kata Alexa lagi sambil memberikannya pada James.
“Baiklah, aku akan memakainya.” James langsung saja melepaskan kaosnya.
“Apa yang kau lakukan?” Pekik Alexa kaget membuat James berhenti.
“Apa ada yang salah?” Alexa menghembuskan napasnya kasar.
“Aku akan menunggu di luar.” Alexa segera keluar dari ruangan tersebut dan menunggu di kamar pria itu sambil membersihkan tempat tidur berukuran besar itu. Tak butuh waktu lama, James keluar dan berdiri di hadapan Alexa.
“Bagaimana?” Alexa tersenyum senang melihatnya dan mendekati James, jarak keduanya sangat dekat bahkan James bisa merasakan hembusan napas Alexa di lehernya. Karena wanita itu kini sedang memperbaiki dasinya yang belum rapi.
“Sudah rapi, kau sangat tampan.” Puji Alexa sambil melihat James dari atas sampai bawah.
“Benarkah?” Tanya James sambil tertawa, pria itu sempat menahan napas saat Alexa berada di dekatnya. “Aku tampan karena kau memilih pakaian yang tepat untukku. Untuk seterusnya kau harus memilihkannya untukku.”
“Oke.” Jawab Alexa cepat. “Beritahu saja apa keperluanmu, aku akan melakukannya.” Lanjut wanita itu lagi.
“Kau juga cantik, kau tidak cocok bekerja sebagai pelayan. Bagaimana kalau kau menjadi sekretarisku saja?” Alexa mengernyitkan keningnya.
“Apa ada yang salah dengan pekerjaanku?” James menggelengkan kepalanya.
“Pekerjaanmu tak salah, kau yang tak cocok berada di pekerjaan ini. Kau terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan, sepertinya kau pintar. Kau bisa memilihkan baju yang bagus untukku.” Alexa tertawa.
“Itu karena aku masih muda, aku terbiasa melihatnya di jaman sekarang. Mungkin pelayan yang lain sudah tidak muda jadi kau tak bisa percaya pada mereka, benar bukan?” James menganggukkan kepalanya.
“Kau ada benarnya juga, berapa usiamu?” Lagi Alexa mengernyitkan keningnya. “Aku hanya ingin tahu umurmu, apakah salah? Tidak diberitahu juga tak apa, aku tak akan memaksa.”
“Dua puluh tiga.” Jawab Alexa dengan cepat.
“Masih sangat muda, kau sangat pekerja keras sekali. Aku saja sudah dua puluh tujuh.”
“Benarkah? Lalu Lucas berapa?” Tanya Alexa penasaran.
“Dia tiga puluh tahun.” Alexa menganggukkan kepalanya paham. “Kenapa kau mau menjadi pelayan?” Tanya James penasaran.
“Aku membutuhkan uang.” Jawab Alexa asal.
“Kau bisa bekerja denganku.” Alexa tertawa.
“Tak perlu, aku suka dengan pekerjaan ini. Kau pergi jam berapa? Kau bisa terlambat, aku akan membersihkan kamarmu setelah kau pergi.”
“Syukurlah kau mengingatkanku, baiklah terima kasih Alexa. Sampai bertemu nanti.” James berjalan keluar kamarnya dan meninggalkan wanita itu.
Alexa melanjutkan pekerjaannya yaitu membersihkan kamar James beserta dengan membawa pakaian kotor pria itu. Sebelum turun ke bawah ia masuk ke dalam kamar Lucas untuk dibersihkan. Ia sudah tidak melihat Lucas berada di kamar tersebut. Wanita itu berniat mengganti seprai tempat tidur milik pria itu. Alexa bisa melihat ada bekas cairan cinta keduanya melekat di sana. Melihat hal itu Alexa mengingat apa yang terjadi tadi malam.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Kini Alexa di kagetkan dengan Lucas yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya menggunakan handuk putih yang melekat di pinggangnya. Kini Alexa kembali melihat dada bidang pria itu, tadi malam ia menyentuhnya dan merasakannya. Melihat rambut Lucas basah semakin menunjukkan kesan sexy dari pria itu. “Kau melihat apa?” Tanya Lucas lagi membuat Alexa akhirnya sadar.
“Maaf Tuan, aku tidak tahu kalau kau masih ada di dalam. Aku pikir tadi kau sudah pergi, aku ingin membersihkan kamarmu.”
“Ya, aku harus mandi lagi karenamu.” Alexa mengernyitkan keningnya bingung.
“Maksudnya?” Tanyanya.
“Silahkan bersihkan, aku tidak akan menganggumu.” Lucas membuka lemarinya untuk mengambil pakaiannya. Pria itu membuka handuknya sehingga Alexa kembali melihat pria itu kembali telanjang seketika membuat Alexa memekik.
“Apa yang kau lakukan!” Alexa menutup matanya dan Lucas berbalik semakin menunjukkan kepunyaannya yang berdiri pada Alexa.
“Bukankah kau sudah melihatnya tadi malam? Kau juga sudah merasakannya, kenapa harus malu?” Alexa menggelengkan kepala tak percaya, ia langsung saja berjalan beranjak keluar. Namun Lucas menahannya dengan mencekal tangannya. “Kau mau pergi kemana?” Tanya Lucas pelan, kini jarak keduanya sangat dekat. Alexa bahkan bisa merasakan bau mint dari mulut Lucas.
“Kau tak menginginkannya? Bukankah tadi kau juga bilang bahwa kau juga menikmatinya?” Kini tangan Lucas menggenggam tangan Alexa dan diarahkan pada kepunyaannya. Alexa kaget ketika tangannya memegang kepunyaan Lucas yang terasa besar dan sudah menegang.
“Aku tid—“
“Kau bisa merasakannya lagi, kalau kau mau.” Potong Lucas dengan cepat. Jantung Alexa berpacu dengan sangat cepat saat ini.
“Tuan akk—“ Perkataan Alexa terhenti, ia membuka mulutnya sedikit dan memejamkan matanya ketika Lucas menyentuh titik sensitifnya. Daun telinga Alexa kini menjadi sasaran bibir Lucas, pria itu menjilatnya dengan intens di sana.
“Kau menikmatinya, aku tahu. Maka itu kau tak menghindar dan meninggalkanku bukan?” Kata Lucas di sela jilatannya, tangan pria itu juga kini memegang tengkuk Alexa dan mengecup leher jenjang wanita itu. “Bahkan tadi malam aku meninggalkan bekas di sini.” Lucas kembali meninggalkan jejak dengan menghisap leher Alexa sehingga meninggalkan bekas kemerahan.
“Arghh!” Pekik Alexa membuat Lucas tersenyum senang. Dengan cepat Alexa mendorong Lucas dengan keras membuat keduanya berjarak.
“Tuan maaf,” Setelah mengatakan itu Alexa langsung saja keluar dari kamar pria itu. Lucas kali ini tidak menahan Alexa, ia tersenyum penuh arti dan membiarkan pelayannya itu keluar.
“Bagaimana hari pertama bekerja di sini?” Tanya Ester saat mereka berada di taman belakang. Ester sedang menyiram bunga, sedangkan Alexa membawakan cemilan untuk wanita paruh baya itu.“Baik, aku suka bekerja di sini. Terima kasih sudah sabar memberitahuku Ester, kau baik.” Ucap Alexa dengan jujur.“Itu sudah menjadi tugasku. Syukurlah kalau kau memang suka bekerja di sini, aku senang mendengarnya. Pekerjaanmu juga bagus, aku suka.” Puji Ester.“Terima kasih Ester.”“Alexa,” Panggil Olivia membuat Alexa berbalik menatap wanita itu.“Iya Nyonya?” Sahut Alexa.“Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana.” Ungkap Olivia jujur.“Ada apa Nyonya mencariku?” Tanya Alexa penasaran.“Tidak apa, aku hanya ingin bertanya bagaimana bekerja di sini apa kau suka?” Alexa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.“Aku suka, terima kasih sudah menerimaku.” Ucap Alexa dengan jujur.“Pekerjaanmu juga bagus, aku suka. Anak-anakku juga tidak ada komentar tentangmu, mereka sepertinya suka denganmu. Biasa
“Ada perlu apa mencariku Tuan? Apa yang bisa kulakukan?” Tanya Alexa pada Lucas. Wanita itu memilih berdiri jauh dari Lucas.“Mendekatlah, apa aku bau sehingga kau menjauh dariku?” Tanya Lucas dengan sarkas.“Tidak Tuan, aku han—““Mendekatlah.” Kata Lucas dengan nada memerintah, wajah pria itu terlihat serius membuat Alexa sedikit takut. Maka Alexa segera mendekat sesuai dengan keinginan Lucas. “Kenapa kau lama sekali datang?” Desis Lucas, pria itu kini menarik pinggang Alexa agar mendekat padanya. Wanita itu kini menahan napasnya karena jaraknya sangat dekat dengan Lucas.“Ada Ester di sebelah, dia bisa melihat kita seperti ini. Aku tidak mau ji—““Kenapa dengan Ester? Apa ada yang salah dengan yang kita lakukan saat ini?” Tanya Lucas pelan dan mendekatkan bibirnya pada telinga Alexa membuat wanita itu menghindar.“Aku hanya tidak mau dia salah paham dengan kita.” Lucas berdecak.“Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkannya. Tadi kau bertanya apa yang harus kau lakukan bukan?” Al
Lucas menahan pinggul Alexa menekankannya lebih dalam dan pria itu menembakkan cairannya ke dalam milik Alexa. Suara deru napas mereka berdua berkejar-kejaran. Alexa jatuh lemas ke dalam dada bidang Lucas. Wanita itu lelah sekali setelah mendapatkan pelepasannya secara berturut-turut.Tetapi hanya sebentar saja Alexa mengambil napas. Hasrat kembali menerjang wanita itu. Alexa mulai bergerak-gerak berusaha mendapatkan kenikmatan dari kepunyaan Lucas yang masih berada di dalam miliknya."Aargghh, Alexaaa." Sekali ini Lucas membiarkan Alexa yang mengejar kenikmatannya sendiri.Lucas tak menyangka kalau Alexa ternyata wanita yang begitu hebat dan liar. Padahal saat mereka melakukannya pertama kali waktu itu Alexa tidak seperti ini. Ia tidak menyangka kalau Alexa bisa seperti ini. Baru Alexalah yang bisa mengimbangi seorang Lucas sampai tak berkutik seperti ini. Lucas saja sampai kewalahan, Alexa memang wanita yang berbeda dari semua wanita yang pernah Lucas kenal.Kedua tangan wanita it
“Siapa? Aku tak paham dengan perkataanmu, coba jelaskan padaku.” Lucas bingung ketika mendapat pertanyaan tersebut.“Kau memohon untuk tidak ditinggalkan, siapa yang meninggalkanmu? Kekasihmu? Kau mau aku menjadi kekasihmu, tapi kau sendiri masih punya kekasih? Kau sangat jahat Lucas!” Pria itu langsung saja menahan Alexa yang hendak bangkit itu.“Aku mabuk, aku tak sadar bagaimana aku tahu siapa yang sedang kupikirkan saat itu?” Lucas langsung saja membela dirinya. “Aku terbiasa mengatakan hal yang aneh di saat mabuk, percayalah padaku. Aku tidak mempunyai kekasih, hanya kau satu-satunya yang kuinginkan menjadi kekasih. Aku berani bersumpah jika kau mau aku melakukan hal itu.” Pungkas Lucas dengan tegas.“Kau sedang tidak berbohong bukan? Jika kau ketahuan berbohong, aku tidak akan pernah me
Alexa terbangun dari tidurnya, ia segera melihat jam yang ada di dinding. Wanita itu langsung saja bangkit dari turunnya dan turun dari ranjang. Lucas menggeliat karena aksi Alexa itu. Dengan cepat ia memakaikan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Semuanya sudah tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya.Semuanya gagal karena Lucas terus saja menyerangnya, ia kelelahan dan membuat wanita itu terlambat bangun. Alexasedikit takut, jika ia turun dan ada yang melihatnya. Sebisa mungkin Alexa memperbaiki penampilannya, walaupun sebenernya ia tak yakin.“Kau baru bangun?” Tanya Lucas saat ia membuka matanya sedikit, ia masih mengantuk dan ingin tidur lagi.“Ya, aku terlambat bangun dan ini semua karenamu!” Jawab Alexa dengan ketus. “Jika aku terkena masalah aku akan menyalahkanmu.” Setelah mengatakan i
“Aku ingin berbicara penting denganmu,” Kata Calisto Howard dengan tegas.“Katakan saja di sini langsung, aku tak punya waktu jika harus melakukannya khusus denganmu di ruang kerjamu. Aku sangat sibuk.” Jawab Lucas dengan dingin, ia mengatakan itu sambil memakan sarapannya. Alexa masih ada di sana membantu yang lainnya.“Kau sudah lama tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita dengan serius, aku bahkan lupa kapan kau membawa pulang seorang wanita ke rumah. Apa kau tak punya kekasih yang ingin kau nikahi?” Tanya Calisto langsung membuat Lucas berhenti untuk makan. Bahkan Alexa juga yang sedang menyendokkan ayam ke dalam piring James berhenti. Wanita itu menatap Lucas, namun tidak dengan pria itu.“Itu akan jadi masalahku, aku bisa mengatasinya sendiri. Kau tak perlu terlibat tentang hubunganku dengan
“Duduk saja, lanjutkan.” Ucap pria itu dengan memerintah. “Aku yang mengganggumu, aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan tanganmu. Apakah tak bermasalah? Jika kau mau aku bisa membawamu ke rumah sakit.” Alexasedikit tertawa mendengarnya.“Aku tidak perlu ke rumah sakit, ini akan membaik setelah di beri salep. Terima kasih atas tawarannya James, tapi kurasa tak perlu. Tenang saja, ini tak parah. Hanya terkena sop bukan air panas. Jika air panas mungkin akan melepuh, ini kasus yang berbeda.” James terkesima dengan Alexa yang tertawa bahkan banyak bicara itu. Pria itu menatap Alexadengan lekat membuat Alexa jadi salah tingkah sendiri.“Kau kenapa? Apa ada yang salah dengan wajahku? Kau menatapku sangat serius.” Tanya Alexa jadi tak enak hati.“Kau sangat cantik jika tertawa seperti tadi aku m
Alexa mengintip keadaan pos penjagaan depan yang sedang kosong, wanita itu tahu kapan pos depan kosong karena harus keliling untuk mengontrol. Alexa yang mempunyai kunci cadangan hasil duplikat memakaikan kesempaatn itu untuk membuka gerbang depan agar ia bisa masuk. Dengan perlahan wanita membukanya agar tidak menimbulkan suara.Begitu berhasil dengan cepat wanita itu masuk lalu menguncinya kembali. Dengan jalan mengendap-endap wanita itu masuk ke dalam rumah dengan kunci yang dimiliknya juga. Begitu masuk keadaan ruangan tersebut jelas gelap. Sebisa mungkin Alexa berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak menabrak apapun.Ia berjalan menuju kamarnya yang ada di belakang. Namun ketika sudah setengah jalan wanita itu ingat bahwa ia tidak lagi tidur di kamar belakang. Maka Alexa kembali ke depan untuk naik tangga menuju kamarnya. Alexa dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan ba
Rasa yang sama seperti tadi dia mengulum tangan Sergio. Dirinya kembali menurunkan tangannya masuk ke dalam liang intinya dan mencari cairan tersebut dan kembali mengeluarkan tangannya lalu menjilatinya kembali.“Enak?” tanya Mario yang sudah berbaring di sisi kiri Yaraline.Yaraline mengangguk dan terus melakukan hal tersebut berulang kali. Mario meremas kedua payudara Yaraline bergantian dan mengulum putting bagian kiri Yaraline sambil memilin putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.Yaraline kembali mendesah dan mengerang kenikmatan. Beruntung kali ini mulutnya tidak lagi di bungkam seperti tadi. Sergio ikut berbaring di sisi kanan dan menyamping ikut mengulum putting payudara Yaraline yang sebelah kanan.“Akhhh.. Tuann… Ini sungguh luar biasa,” racau Yaraline mengangkat
Suara tercekat Yaraline terus terdengar. Matanya terbelalak dengan lebar merasakan denyutan luar biasa di bawah sana. Ingin sekali rasanya Yaraline mendesah dan mengerang dengan kuat. Namun Mario menahan kepalanya agar dirinya tidak melepaskan kuluman mulutnya.Hingga Yaraline tidak dapat lagi menahan getaran di bawah sana. Denyutan bibir intinya begitu kuat. Tangannya memegang dengan kuat pinggang Mario. Air matanya mengalir.“Eugkkk.. Ukhhh,” suara Yaraline yang terdengar ketika melepaskan orgasme pertamanya.Kakinya bergetar dengan hebat. Namun Sergio yang tidak membiarkan Yaraline menikmati orgasmenya langsung berdiri dan menurunkan kaki Yaraline. Dilebarkan kaki Yaraline dan memasukkan batangnya di liang inti Yaraline yang sudah banjir oleh cairannya.“Eughhh.”
Badan Yaraline terhempas di tepi ranjang yang empuk. Dibiarkannya Yaraline menangkup tubuhnya yang gemetar ketakutan. Dimana melihat kedua pria tersebut membuka semua pakaian yang mereka kenakan hingga tidak ada sehelai benang pun yang terlihat di tubuh mereka.Mario menarik kaki Yaraline hingga tubuhnya terhempas. Diangkatnya kedua kaki Yaraline dan ditekuknya lalu di buka kedua paha Yaraline dengan lebar membuat Yaraline meringis kesakitan.Sedangkan Sergio sudah naik ke atas ranjang dan menarik tangan Yaraline hingga membuat dirinya bangun terduduk dengan paksa. Sergio menarik rambut belakang Yaraline hingga wajahnya mengadah ke atas melihat Sergio. Hingga mulutnya terbuka karena mengerang kesakitan.“Eughh, Ukhhh,” sesak Yaraline ketika mulutnya sudah penuh mengulum milik Sergio yang belum tegap sempurna sampai membesar di dalam
“Tempat apa ini? Kau gila membawaku ke tempat seperti ini?” teriak Yaraline marah.Yaraline hendak kabur, tapi kedua pengawal dengan sigap menahan Yaraline.“Lepaskan aku!” teriak Yaraline dengan histeris.Dirinya kini di tarik dengan kasar oleh pengawal Lucas yang bernama Mario dan Sergio.“Aku sudah membawanya Hana,” kata Lucas pada Hana yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan.Wanita paruh baya dengan pakaian glamor itu menatap Yaraline dengan seksama. Senyum kemenangan menghiasi bibir wanita bernama Hana itu.“Sangat menarik,” puji Hana membuat Lucas tertawa dengan keras.“Aku ingin kau memberikannya pelajaran yang setimpal. Kau bisa menjualnya atau sepertinya aku ingin memberikan hadiah kepada kedua bodyguardku yang setia ini. Bagaimana sebelum kau jual, biarkan mereka mencicipinya?” tanya Lucas sambil menaik turunkan alisnya.“Terserah padamu saja, aku akan mengikuti apa yang kau inginkan,” jawab Hana.“Baiklah, aku akan menyerahkannya padamu. Aku pastikan kau tak akan me
“Kenapa ketakutan seperti itu?” tanya Lucas sambil mendorong pintu tersebut terbuka.“Kenapa kau ada di sini? Bagaimana kau tahu tempat ini?” tanya Yaraline panik.“Kenapa? Takut sedang menyembunyikan buronan ya?” tebak Lucas sambil tertawa semakin membuat Yaraline ketakutan.“Apa maksudmu?” tanya Yaraline dengan terbata.Lucas tak menjawab, pria itu menilai penampilan Yaraline dan tertawa mengejek. Yaraline melihat ada James serta empat bodyguard Lucas ada di belakang.“Kalian habis bercinta?” tebak Lucas lagi.“Bercinta? Dengan siapa?” tanya Yaraline sambil berpura-pura tak paham.“Bisa-bisanya kalian bercinta di saat seperti ini. Kalian benar-benar sangat gila, kalian luar biasa sekali. Kalian memang sangat cocok, sekarang kau paham ‘kan kenapa kau tak pantas bersanding denganku? Karena kau wanita jalang,” ejek Lucas.“Apa maksudmu? Aku benar-benar tak paham,” elak Yaraline.“Gunakanlah bajumu dengan layak, jangan seperti ini. Apa kau tak malu berpakaian seperti ini di depan pria la
Mata Calisto yang berhadapan langsung dengan kewanitaan tebal milik Yaraline langsung memasukkan wajahnya di dalam sana. Suara seruput terdengar memenuhi ruangan tersebut.“Ahhhh…!” pekikan nikmat Yaraline terganti dengan jeritan luar biasa karena calisto turut memasukkan dildo di dalam liang kewanitaannya.“Ohhh! Gila! Ini sangat nikmat! Aku bisa gila!” racau Yaraline menggila.Ketika Yaraline memainkan dildo tersebut keluar masuk di liang kenikmatannya sambil mengulum benda terkecil di dalamnya. Yaraline membungkam mulutnya dengan tongkat milik Calisto yang sudah ereksi sempurna.Yaraline juga berusaha memberikan pelayanan terbaiknya untuk Calisto. Pria itu bahkan sampai menutup matanya merasakan permainan mulut Yaraline yang sangat luar biasa. Namun kembali terhenti ketika Yaraline kembali menjerit.“Oughhh! Akhhhh! Aku mau keluar! Faster please!”Yaraline terus meracau di depan batang milik Calisto. Pria itu mengikuti keinginan Yaraline dan mempercepat Gerakan dildonya dan menjila
Ting tong ting tong“Calisto?” pekik Yaraline terkejut melihat kedatangan Calisto. “Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Yaraline lagi yang sangat terkejut.“Ternyata benar kau ada di sini, aku tak salah,” kata Calisto sambil tertawa lalu masuk begitu saja sebelum dipersilahkan.Yaraline benar-benar terkejut lalu melihat keluar untuk memastikan tak ada orang yang melihatnya. Lalu menutup pintu dan menyusul Calisto yang sudah duduk di sofa.“Bagaimana bisa kau ada di sini? Bukankah kau ada di penjara?” tanya Yaraline penasaran.“Kenapa? Kau tak senang aku ada di sini? Kau lebih senang aku ada di penjara?”“Bukan seperti itu, aku hanya terkejut saja. Aku penasaran bagaimana bisa kau datang ke sini. Bagaimana kau bisa kabur? Lalu kau ke sini naik apa? Apa ada yang melihatmu?” tanya Yaraline secara beruntun.“Kau jelas tahu itu bukanlah tempatku. Orang pertama yang akan ku datangi sudah pasti kau, karena aku hanya punya kau saja. Aku membutuhkanmu, aku bahkan merindukanmu. Apa kau tak mera
“Aku punya kabar baik dan buruk,” kata James yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Lucas.Lucas yang sedang bekerja terkejut dengan hadirnya James yang datang tiba-tiba. James lansgung saja duduk di depan Lucas dan menatap pria itu dengan serius.“Kabar apa?” tanya Lucas penasaran.“Kau ingin mendengar kabar yang mana? Kabar baik atau kabar buruk?” tanya James balik.Lucas menghela napasnya kasar melihat tingkah adiknya yang masih sempat bermain seperti itu padanya.“Kabar buruk,” jawab Lucas.“Oke, Daddy kabur. Tapi mereka lagi berusaha buat cari Daddy sekarang,” kata James memberitahu.Mendengar hal itu Lucas tidak terkejut, pria itu tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi.“Aku sudah menduganya, aku yakin dia akan berusaha untuk melarikan diri. Tenang saja, aku tahu dia ada di mana. Nanti kau ikut saja denganku untuk menangkapnya langsung. Aku tahu di mana tempat persembunyiannya,” tegas Lucas. “Jadi apa kabar baiknya?” tanya Lucas penasaran.“Mungkin kau akan
Alexa akhirnya sudah kembali pulang dari rumah sakit. Sejak keluar dari rumah sakit Alexa tak lagi bertemu dengan Lucas. Dengan adanya Edward bersamanya membuat ia tak bisa bertemu dengan Lucas.Saat di rumah sakit Lucas terus saja datang dan menemaninya. Alexa merasakan nyaman yang luar biasa saat bersama degan Lucas. Ia tak bisa pungkiri bersama dengan Lucas membuat keadaannya jauh lebih baik. Kali ini Alexa merindukan Lucas. Sudah beberapa hari ini keduanya tak bertemu.“Aku mau pergi sebentar melihat kerjaan, apa kau tak masalah di rumah? Apa kau mau ikut?” tanya Edward pada Alexa yang baru saja duduk itu.Alexa menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul.“Pergilah, aku ingin istirahat di rumah saja,” jawab Alexa.“Baiklah, kalau kau butuh sesuatu katakan padaku.”Alexa menjawab Edward dengan anggukan kepala saja. Edward berpamitan dan mencium puncak kepala Alexa, lalu pergi. Alexa menghidupkan televisi yang ada di depannya untuk mencari tontonan yang menarik.Tapi tak ada satupu