Share

Bab 2

Author: Fontana
Kata-kata terakhirnya diucapkan dengan suara terisak-isak. Sebelum aku sempat bereaksi terhadap maksud perkataannya, Calvin telah membantunya berdiri dan memandangku dengan tatapan benci.

"Masalah yang terjadi di antara kita nggak ada hubungannya dengan Nadia. Mengapa kamu memperlakukannya seperti ini?!"

Tuduhan Calvin membuatku bingung.

"Aku nggak…"

"Kamu sudah dimanja sejak kecil, sampai-sampai nggak tahu aturan lagi."

Begitu Calvin selesai berbicara, ada orang yang memberinya kotak hadiah dengan cara menyanjung.

"Tuan Calvin, ini hadiah pertunangan untukmu dengan Nona Shinta…"

Sebelum orang itu sempat menyelesaikan kata-katanya, Calvin telah mengambil kotak hadiah itu dan melemparkannya kepadaku di hadapan semua orang.

"Shinta, minta maaf pada Nadia."

"Kalau nggak, meski Keluarga Ghifari nggak sebanding dengan Keluarga Wilyadi, aku juga akan menolak perjodohan ini. Aku nggak akan menikahi wanita kejam sepertimu!"

Kotak hadiah itu dikemas dengan indah, tetapi ujung-ujungnya yang tajam melukai daguku.

Orang-orang di sekitar berseru, tetapi tidak ada seorang pun yang berani melangkah maju.

Aku mengangkat tanganku dan menyentuh daguku. Telapak tanganku langsung berlumuran darah.

Calvin yang berada di hadapanku makin lama makin terasa asing. Dia tampak persis seperti pria di kehidupanku sebelumnya yang memarahiku di depan umum karena Nadia.

Hatiku makin dingin. "Aku nggak akan minta maaf untuk hal yang nggak pernah kulakukan."

"Oke. Kalau begitu, jangan menyesal!"

Calvin merangkul Nadia dan berjalan pergi.

Orangtuaku sangat khawatir saat melihat lukaku. Mereka segera membawaku pulang dan meminta dokter untuk datang dan mengobatiku.

Saat melihat ekspresi cemas mereka, aku justru merasa bersyukur.

Untung saja, Tuhan memberiku kesempatan untuk memulai kembali dan memperbaiki kesalahanku.

Kali ini, orang tuaku masih hidup. Harta Keluarga Wilyadi juga tidak jatuh ke tangan orang luar.

Aku harus menghindari Calvin dan Nadia sejauh mungkin!

Beberapa hari kemudian, Keluarga Ciputra mengutus orang untuk mengantarkan hadiah pertunangan. Barang-barang besar dan kecil seketika memenuhi seluruh vila.

Di antara hadiah-hadiah itu ada gelang yang diwariskan dari leluhur Keluarga Ciputra untuk menunjukkan betapa pentingnya mereka menganggap pernikahan ini.

Aku tak kuasa menahan perasaan sedih dalam hatiku.

Dalam kehidupan sebelumnya, Keluarga Ghifari tahu kalau aku sangat mencintai Calvin. Namun, mereka malah mengatakan pada orang luar bahwa mereka tidak menyukai menantu sepertiku. Hanya karena kegigihanku, mereka baru dengan berat hati membiarkan putra mereka menikah denganku.

Jadi, kami tidak mengadakan pesta pertunangan. Keluarga Ghifari juga tidak memberikan hadiah pertunangan. Bahkan, pesta pernikahan hanya sekadar jamuan makan di antara kedua keluarga.

Memikirkan sindiran orang tua Calvin terhadapku di meja makan dan juga perlakuan dingin Calvin selama ini, jika membandingkannya dengan perhatian yang diberikan Keluarga Ciputra padaku sekarang ini, aku merasa makin bersyukur karena aku punya kesempatan untuk memilih lagi dalam kehidupan ini.

Setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk memilih hadiah pertunangan untuk Chris.

Di toko yang sudah berusia seabad itu, aku tengah berdiskusi dengan penjahit utama tentang gaya kancing manset. Di saat itu, Calvin tiba-tiba masuk sambil memegang tangan Nadia.

"Mengapa kamu ada di sini?" Ada ekspresi jijik yang tampak di wajah Calvin.

Penjahit menjelaskan dari samping, "Nona Shinta dengan penuh perhatian mendesain sendiri setelan jas tunangan mempelai pria."

Calvin melirik rancangan desain di atas meja dengan jijik, sambil mengangkat dagunya sedikit.

"Sudah kubilang, aku nggak akan menikahimu. Jadi seberapa keras pun kamu berusaha, aku juga nggak akan berubah pikiran."

"Selain itu, aku paling benci ukiran di kancing manset. Norak."

Aku menundukkan pandanganku dan melihat huruf C pada kancing manset dalam gambar itu. Seketika aku sadar bahwa Calvin mungkin salah paham.

"Sebenarnya, kancing manset ini untuk… "

"Calvin, kebaya ini bagus banget… "

Mata Nadia tiba-tiba berbinar. Dia menatapku dan mengangkat kebaya berwarna merah yang tergantung.

Ekspresi Calvin melembut. "Kalau kamu suka, minta Bapak ini buatkan khusus untukmu."

"Tapi aku ingin memakainya malam ini dan pergi ke konser bersamamu."

Nada bicara Nadia yang manja itu membuat Calvin tersenyum. Pria itu kemudian berkata pada penjahit itu dengan nada memerintah, "Kalau begitu, tolong sesuaikan dengan ukuran tubuh Nadia biar dia bisa pakai pas ke konser malam ini."

Aku mengerutkan kening. "Calvin, ini gaun pertunanganku."

Namun, Calvin tidak peduli. "Aku sangat sibuk, nggak punya waktu untuk menemani Keluarga Wilyadi mengadakan pesta pertunangan."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 9

    Pengawal itu merasa sangat difitnah."Kami hanya mencoba mengusirnya. Dia sendiri yang terbentur ke kusen pintu."Di ranjang rumah sakit, Calvin bernapas lemah. Jarinya menunjuk ke arahku."Shinta, kepalaku pusing sekali…"Chris segera menarikku pergi, sambil meninggalkan pesan pada pengawal. "Carikan dia seorang perawat."Baru berjalan sampai di pintu, Calvin mulai muntah lagi dan menekan bel panggilan dengan panik.Aku memandangi para dokter dan perawat yang bolak-balik itu sambil mendesah dalam hati."Chris, biarlah aku bicara dengannya."Setelah menutup pintu bangsal, Calvin tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya."Shinta, sudah kuduga kamu nggak akan mengabaikanku. Kamu masih peduli padaku.""Sekarang masih belum terlambat. Kamu mencintaiku dan aku juga mencintaimu. Kita bisa pergi daftar nikah besok. Jangan khawatir. Aku pasti akan memberimu pesta pernikahan yang sempurna. Aku bisa memberikan adegan apa pun yang kamu mau…""Calvin, kenapa kamu masih nggak ngerti?"Aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 8

    Kami terkejut sesaat. Saat menoleh ke arah Calvin, kami melihat wajah pria itu berubah muram."Shinta, jangan menipu dirimu sendiri.""Jelas-jelas kamu yang menaruh cincin ini di mejaku. Ini bukti kamu ingin menikah denganku."Chris mengerti. Sudut mulutnya melengkung."Aku ingat sekarang. Sebulan sebelum aku pindah ke sekolah lain, kami teman sebangku."Ternyata Calvin yang salah paham."Untung saja, setelah takdir yang penuh liku, akhirnya cincin ini sampai ke tanganku."Chris memegang cincin itu di hadapanku. Aku tersenyum, lalu memakaikan cincin itu ke jarinya.Sepenuhnya mengabaikan Calvin yang sedang memegang bunga."Shinta, meski cincin ini bukan untukku, sudah jelas akulah yang kamu cintai selama ini!""Aku masih menyimpan banyak pesan pernyataan cintamu di ponselku. Hal ini nggak bisa disangkal!"Dia berbicara dengan penuh tekad. Bahkan, membuka ponselnya dan menunjukkan kata-kata cinta yang telah kukirimkan padanya di hadapanku.Namun, aku hanya meliriknya sekilas dan tidak b

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 7

    "Kali ini, demi pertunangannya dengan Chris, dia mendesain baju dan kancing manset. Bahkan, ibunya sendiri nggak mendapatkan perlakuan seperti ini."Para tetua di meja itu tertawa. Aku pun mengerucutkan bibir dan tersenyum ringan.Chris mendekatkan bangkunya ke arahku. Bahkan, separuh tubuhnya menempel padaku."Kenapa kamu nggak pakai gelang?"Suara Chris sangat pelan, jadi aku mencondongkan tubuh dan berbisik, "Terlalu berharga. Aku ingin menyimpannya sampai pesta pernikahan."Pria di depanku tersenyum lagi. Ada cinta yang jelas di matanya.Namun, aku agak linglung.Di kehidupan sebelumnya, aku tidak ingat pernah berinteraksi dengan Chris. Di kehidupan ini, saat memilih fotonya, aku hanya merasa agak familier, tetapi aku tidak ingat di mana aku pernah bertemu dengannya.Tepat di saat aku masih bertanya-tanya, dia seakan bisa membaca pikiranku dan menyerahkan kartu identitasnya kepadaku.Kartu identitas itu terbungkus dalam tempat kartu. Aku membaliknya dan terkejut melihat pas foto ya

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 6

    Calvin tertawa."Bukankah ini Tuan Chris yang nggak peduli dengan masalah duniawi? Nggak disangka, aku bisa mengundang Buddha agung sepertimu di pesta pertunanganku dengan Shinta.""Kenapa? Apa kamu kebanyakan membaca sutra dan salah mengira tunanganku sebagai istrimu?""Siapa yang nggak tahu kalau Shinta hanya mencintaiku dan ngotot ingin menikahiku sejak kecil?"Chris melindungiku di belakangnya. Kini hanya separuh tubuhku yang terlihat."Calvin, buka matamu dan lihat baik-baik. Ini pesta pertunanganku dengan Tuan Chris!"Calvin menoleh ke arah yang aku tunjuk. Belum sempat melihat nama, pandangannya sudah tertuju pada orang tua dari kedua keluarga yang berjalan keluar.Orangtuaku selalu bersikap baik pada Calvin sebelum aku memilih pasangan hidupku.Saat melihat Calvin kali ini, mereka menatapnya dengan jijik dan hanya tersenyum pada Chris."Chris, Shinta biasanya gampang emosi. Kamu harus lebih sabar dengannya.""Jangan khawatir, Tante. Shinta dan aku sangat cocok. Mulai sekarang,

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 5

    "Oke. Aku mau kamu berjanji. Setelah kita menikah nanti, kamu nggak boleh ikut campur dalam keputusanku. Kamu juga nggak boleh kembali ke kediaman Wilyadi. Kamu harus tinggal di rumah kami untuk melayani orang tuaku, menjagaku dan juga Nadia!"Seorang pelayan membawa perjanjian pranikah. Di dalamnya tertulis dengan jelas '50 persen dari harta Keluarga Wilyadi akan dijadikan mas kawin'.Aku mengepalkan jari-jariku dan menolak untuk menandatangani. Saat mendongak, mataku memerah."Calvin! Bukan kamu yang ingin aku nikahi!"Ibunya Calvin yang berdiri di samping pun memanfaatkan kesempatan itu dan menamparku lagi."Keluarga terhormat macam apa Keluarga Wilyadi? Bagaimana mereka bisa membesarkan putri sepertimu yang nggak patuh pada suami sendiri?""Hari ini aku akan mewakili orang tuamu untuk mendidikmu dengan baik. Biar kamu nggak mempermalukan Keluarga Ghifari setelah menikah nanti!"Hari itu, entah berapa kali aku ditampar dan berapa kali aku dipaksa untuk menekan sidik jariku.Yang aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 4

    Tak lama kemudian, akun Twitter milik Nadia telah memiliki jutaan pengikut dan menduduki puncak daftar pencarian tren.[Hari yang indah adalah mengenakan kebaya yang pas, menggenggam tangan kekasihmu, dan mendengarkan konser favoritmu.]Gambar yang disertakan memperlihatkan dirinya dan Calvin tengah berpegangan tangan dan berciuman dengan penuh gairah.Tak butuh waktu lama, ada banyak sekali akun pemasaran yang mengungkap unggahan twitter-ku, di saat aku menyatakan cinta pada Calvin sebelumnya, lalu membandingkannya dengan unggahan twitter milik Nadia. Terakhir, menghukumku di depan umum.Dalam video perbandingan yang paling populer, Calvin justru menekan tombol 'suka'.Hal ini membuat netizen makin heboh. Kata-kata 'Shinta Wilyadi Terlalu Mengejar Pria' pun dijadikan emotikon.Aku dengan muram keluar dari akunku, lalu mengirim pesan kepada departemen humas perusahaan.Dalam waktu sepuluh menit, unggahan-unggahan yang berkaitan telah dihapus sepenuhnya.Sehari sebelum pesta pertunangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status