Share

Bab 5

Author: Fontana
"Oke. Aku mau kamu berjanji. Setelah kita menikah nanti, kamu nggak boleh ikut campur dalam keputusanku. Kamu juga nggak boleh kembali ke kediaman Wilyadi. Kamu harus tinggal di rumah kami untuk melayani orang tuaku, menjagaku dan juga Nadia!"

Seorang pelayan membawa perjanjian pranikah. Di dalamnya tertulis dengan jelas '50 persen dari harta Keluarga Wilyadi akan dijadikan mas kawin'.

Aku mengepalkan jari-jariku dan menolak untuk menandatangani. Saat mendongak, mataku memerah.

"Calvin! Bukan kamu yang ingin aku nikahi!"

Ibunya Calvin yang berdiri di samping pun memanfaatkan kesempatan itu dan menamparku lagi.

"Keluarga terhormat macam apa Keluarga Wilyadi? Bagaimana mereka bisa membesarkan putri sepertimu yang nggak patuh pada suami sendiri?"

"Hari ini aku akan mewakili orang tuamu untuk mendidikmu dengan baik. Biar kamu nggak mempermalukan Keluarga Ghifari setelah menikah nanti!"

Hari itu, entah berapa kali aku ditampar dan berapa kali aku dipaksa untuk menekan sidik jariku.

Yang aku tahu adalah saat mereka melepaskanku, mereka memintaku mengenakan gaun hijau untuk acara besok.

Karena ibunya Calvin dan Nadia ingin memakai gaun berwarna merah.

Aku menganggapnya konyol.

Di pesta pertunangan keesokan harinya, aku tetap mengenakan kebaya berwarna merah hasil desain terbaru.

Orangtuaku dan Keluarga Ciputra sedang mengobrol di dalam. Aku menyambut para tamu di depan.

Saat Keluarga Ghifari datang, waktu sudah hampir tengah hari.

Sekeluarga itu berpakaian mencolok. Nadia menggandeng tangan Calvin. Yang satunya berbaju merah dan satunya lagi berbaju hitam. Keduanya tampak seperti pasangan pengantin yang bahagia.

Di masa lalu, di kesempatan seperti itu, ayahnya Calvin akan selalu menundukkan kepala dan mengangguk sopan kepada orang lain.

Namun hari ini, dia justru mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan mengabaikan semua orang, seolah-olah dialah orang paling terhormat di pesta pertunangan itu.

Melihat aku mengenakan baju merah, wajah ibunya Calvin langsung berubah muram.

"Di mana orang tuamu? Aku mau tanya jelas. Bagaimana ada keluarga seperti kalian yang begitu nggak tahu sopan santun?"

Namun, tamu yang hadir hari ini semuanya orang penting. Aku tidak ingin menimbulkan masalah.

"Orang tuaku ada di dalam. Kalian boleh masuk… "

Belum selesai berbicara, ibunya Calvin sudah menusuk bahu kananku dengan jari kasarnya.

"Suruh mereka keluar untuk bertemu denganku!"

Aku mengerutkan kening dan menjauh. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Calvin berjalan ke arahku dengan ekspresi acuh tak acuh.

Dia berdiri di sampingku, seolah-olah ingin menyambut para tamu bersamaku.

"Shinta, kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Kamu pasti sangat senang, 'kan?"

"Kuingatkan, jangan lupa diri. Kamu hanya bisa mendapatkan tubuhku, tapi nggak akan pernah bisa mendapatkan hatiku."

Nada suaranya penuh dengan kebencian.

Seolah-olah aku sudah menghancurkan sisa hidupnya dengan mengandalkan orang tuaku.

"Calvin, kurasa kamu salah paham. Sebenarnya, hari ini aku… "

"Beraninya kamu mengabaikanku. Apa kamu lupa bagaimana kamu berlutut di hadapanku dan memohon padaku kemarin?"

Ibunya Calvin berbicara dengan suara tinggi. Dia mengetuk ponselnya, lalu memperlihatkan videoku yang berlutut kemarin.

Para tamu yang lewat terkejut. Bahkan, ada yang menggunakan ponsel untuk merekam kejadian tersebut.

Bahkan, begitu para wartawan yang terhalang di depan pintu menyadarinya, semuanya langsung menerobos kerumunan dan bergegas mendekat.

"Nona Shinta, apa ini peringatan yang diberikan calon ibu mertuamu?"

"Apa kamu berlutut karena kamu tunduk pada mertuamu? Apa ini berarti Keluarga Wilyadi akan tunduk pada Keluarga Ghifari ke depannya?"

Aku tersentak. Sembari memanggil pengawal, aku juga menarik Calvin.

"Cepat suruh ibumu matikan video itu!"

Calvin malah menarik lengannya dan menundukkan kepalanya dengan acuh tak acuh sambil membetulkan dasinya.

"Kalau kamu bisa belajar menghormati mertuamu dari hal ini, nggak ada salahnya mempermalukanmu seperti ini."

"Calvin, kalian sekeluarga benar-benar nggak masuk akal!"

"Sebagai orang yang memohon untuk menikah denganku, atas dasar apa kamu mengatai keluargaku?"

Aku tidak tahan lagi. Aku mengambil termos di meja dan hendak menghancurkannya.

Tiba-tiba, sebuah tangan terulur dari belakang dan dengan lembut memegang pergelangan tanganku.

Aku berbalik dan melihat Chris yang berpakaian putih. Mata pria itu kelihatan tenang, tetapi juga tajam.

"Tuan Calvin, siapa yang memberi ibumu nyali seperti itu? Beraninya membuat tunanganku berlutut di hadapannya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 9

    Pengawal itu merasa sangat difitnah."Kami hanya mencoba mengusirnya. Dia sendiri yang terbentur ke kusen pintu."Di ranjang rumah sakit, Calvin bernapas lemah. Jarinya menunjuk ke arahku."Shinta, kepalaku pusing sekali…"Chris segera menarikku pergi, sambil meninggalkan pesan pada pengawal. "Carikan dia seorang perawat."Baru berjalan sampai di pintu, Calvin mulai muntah lagi dan menekan bel panggilan dengan panik.Aku memandangi para dokter dan perawat yang bolak-balik itu sambil mendesah dalam hati."Chris, biarlah aku bicara dengannya."Setelah menutup pintu bangsal, Calvin tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya."Shinta, sudah kuduga kamu nggak akan mengabaikanku. Kamu masih peduli padaku.""Sekarang masih belum terlambat. Kamu mencintaiku dan aku juga mencintaimu. Kita bisa pergi daftar nikah besok. Jangan khawatir. Aku pasti akan memberimu pesta pernikahan yang sempurna. Aku bisa memberikan adegan apa pun yang kamu mau…""Calvin, kenapa kamu masih nggak ngerti?"Aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 8

    Kami terkejut sesaat. Saat menoleh ke arah Calvin, kami melihat wajah pria itu berubah muram."Shinta, jangan menipu dirimu sendiri.""Jelas-jelas kamu yang menaruh cincin ini di mejaku. Ini bukti kamu ingin menikah denganku."Chris mengerti. Sudut mulutnya melengkung."Aku ingat sekarang. Sebulan sebelum aku pindah ke sekolah lain, kami teman sebangku."Ternyata Calvin yang salah paham."Untung saja, setelah takdir yang penuh liku, akhirnya cincin ini sampai ke tanganku."Chris memegang cincin itu di hadapanku. Aku tersenyum, lalu memakaikan cincin itu ke jarinya.Sepenuhnya mengabaikan Calvin yang sedang memegang bunga."Shinta, meski cincin ini bukan untukku, sudah jelas akulah yang kamu cintai selama ini!""Aku masih menyimpan banyak pesan pernyataan cintamu di ponselku. Hal ini nggak bisa disangkal!"Dia berbicara dengan penuh tekad. Bahkan, membuka ponselnya dan menunjukkan kata-kata cinta yang telah kukirimkan padanya di hadapanku.Namun, aku hanya meliriknya sekilas dan tidak b

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 7

    "Kali ini, demi pertunangannya dengan Chris, dia mendesain baju dan kancing manset. Bahkan, ibunya sendiri nggak mendapatkan perlakuan seperti ini."Para tetua di meja itu tertawa. Aku pun mengerucutkan bibir dan tersenyum ringan.Chris mendekatkan bangkunya ke arahku. Bahkan, separuh tubuhnya menempel padaku."Kenapa kamu nggak pakai gelang?"Suara Chris sangat pelan, jadi aku mencondongkan tubuh dan berbisik, "Terlalu berharga. Aku ingin menyimpannya sampai pesta pernikahan."Pria di depanku tersenyum lagi. Ada cinta yang jelas di matanya.Namun, aku agak linglung.Di kehidupan sebelumnya, aku tidak ingat pernah berinteraksi dengan Chris. Di kehidupan ini, saat memilih fotonya, aku hanya merasa agak familier, tetapi aku tidak ingat di mana aku pernah bertemu dengannya.Tepat di saat aku masih bertanya-tanya, dia seakan bisa membaca pikiranku dan menyerahkan kartu identitasnya kepadaku.Kartu identitas itu terbungkus dalam tempat kartu. Aku membaliknya dan terkejut melihat pas foto ya

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 6

    Calvin tertawa."Bukankah ini Tuan Chris yang nggak peduli dengan masalah duniawi? Nggak disangka, aku bisa mengundang Buddha agung sepertimu di pesta pertunanganku dengan Shinta.""Kenapa? Apa kamu kebanyakan membaca sutra dan salah mengira tunanganku sebagai istrimu?""Siapa yang nggak tahu kalau Shinta hanya mencintaiku dan ngotot ingin menikahiku sejak kecil?"Chris melindungiku di belakangnya. Kini hanya separuh tubuhku yang terlihat."Calvin, buka matamu dan lihat baik-baik. Ini pesta pertunanganku dengan Tuan Chris!"Calvin menoleh ke arah yang aku tunjuk. Belum sempat melihat nama, pandangannya sudah tertuju pada orang tua dari kedua keluarga yang berjalan keluar.Orangtuaku selalu bersikap baik pada Calvin sebelum aku memilih pasangan hidupku.Saat melihat Calvin kali ini, mereka menatapnya dengan jijik dan hanya tersenyum pada Chris."Chris, Shinta biasanya gampang emosi. Kamu harus lebih sabar dengannya.""Jangan khawatir, Tante. Shinta dan aku sangat cocok. Mulai sekarang,

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 5

    "Oke. Aku mau kamu berjanji. Setelah kita menikah nanti, kamu nggak boleh ikut campur dalam keputusanku. Kamu juga nggak boleh kembali ke kediaman Wilyadi. Kamu harus tinggal di rumah kami untuk melayani orang tuaku, menjagaku dan juga Nadia!"Seorang pelayan membawa perjanjian pranikah. Di dalamnya tertulis dengan jelas '50 persen dari harta Keluarga Wilyadi akan dijadikan mas kawin'.Aku mengepalkan jari-jariku dan menolak untuk menandatangani. Saat mendongak, mataku memerah."Calvin! Bukan kamu yang ingin aku nikahi!"Ibunya Calvin yang berdiri di samping pun memanfaatkan kesempatan itu dan menamparku lagi."Keluarga terhormat macam apa Keluarga Wilyadi? Bagaimana mereka bisa membesarkan putri sepertimu yang nggak patuh pada suami sendiri?""Hari ini aku akan mewakili orang tuamu untuk mendidikmu dengan baik. Biar kamu nggak mempermalukan Keluarga Ghifari setelah menikah nanti!"Hari itu, entah berapa kali aku ditampar dan berapa kali aku dipaksa untuk menekan sidik jariku.Yang aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 4

    Tak lama kemudian, akun Twitter milik Nadia telah memiliki jutaan pengikut dan menduduki puncak daftar pencarian tren.[Hari yang indah adalah mengenakan kebaya yang pas, menggenggam tangan kekasihmu, dan mendengarkan konser favoritmu.]Gambar yang disertakan memperlihatkan dirinya dan Calvin tengah berpegangan tangan dan berciuman dengan penuh gairah.Tak butuh waktu lama, ada banyak sekali akun pemasaran yang mengungkap unggahan twitter-ku, di saat aku menyatakan cinta pada Calvin sebelumnya, lalu membandingkannya dengan unggahan twitter milik Nadia. Terakhir, menghukumku di depan umum.Dalam video perbandingan yang paling populer, Calvin justru menekan tombol 'suka'.Hal ini membuat netizen makin heboh. Kata-kata 'Shinta Wilyadi Terlalu Mengejar Pria' pun dijadikan emotikon.Aku dengan muram keluar dari akunku, lalu mengirim pesan kepada departemen humas perusahaan.Dalam waktu sepuluh menit, unggahan-unggahan yang berkaitan telah dihapus sepenuhnya.Sehari sebelum pesta pertunangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status