Share

Bab 4

Author: Fontana
Tak lama kemudian, akun Twitter milik Nadia telah memiliki jutaan pengikut dan menduduki puncak daftar pencarian tren.

[Hari yang indah adalah mengenakan kebaya yang pas, menggenggam tangan kekasihmu, dan mendengarkan konser favoritmu.]

Gambar yang disertakan memperlihatkan dirinya dan Calvin tengah berpegangan tangan dan berciuman dengan penuh gairah.

Tak butuh waktu lama, ada banyak sekali akun pemasaran yang mengungkap unggahan twitter-ku, di saat aku menyatakan cinta pada Calvin sebelumnya, lalu membandingkannya dengan unggahan twitter milik Nadia. Terakhir, menghukumku di depan umum.

Dalam video perbandingan yang paling populer, Calvin justru menekan tombol 'suka'.

Hal ini membuat netizen makin heboh. Kata-kata 'Shinta Wilyadi Terlalu Mengejar Pria' pun dijadikan emotikon.

Aku dengan muram keluar dari akunku, lalu mengirim pesan kepada departemen humas perusahaan.

Dalam waktu sepuluh menit, unggahan-unggahan yang berkaitan telah dihapus sepenuhnya.

Sehari sebelum pesta pertunangan.

Aku pergi ke kantor untuk menangani urusan di pagi hari, tetapi secara paksa dibawa kembali ke vila Keluarga Ghifari oleh pengawal Keluarga Ghifari.

Begitu memasuki ruangan, aku melihat Nadia duduk di sofa sambil menangis.

Calvin membujuknya dengan lembut. Saat melihatku, wajahnya langsung berubah dingin.

"Shinta, kamu keterlaluan. Nadia hanya bikin unggahan di twitter, kenapa kamu malah memblokir semua akun media sosialnya? Kamu jelas tahu dia lagi membangun media personal, tapi kamu malah menghalangi jalannya!"

Aku bingung. "Aku hanya minta orang untuk menghapus unggahan tentangku. Selain itu, aku nggak melakukan apa pun lagi."

"Kamu masih berdalih. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang punya kemampuan seperti itu? Jelas sekali, kamu iri padanya!"

"Bukan aku… "

Selesai berbicara, Calvin menggertakkan giginya dengan kesal. Aku ingin membalas, tetapi terdengar sebuah suara mengejek dan sarkastis dari tangga.

"Masih belum menikah saja sudah berani melawan suamimu. Begini cara Keluarga Wilyadi mendidik putrinya?"

Ibunya Calvin duduk di hadapanku sambil memasang ekspresi angkuh.

Ayahnya Calvin, yang beberapa waktu lalu masih begitu sopan terhadapku, sekarang tampak menyilangkan kakinya.

"Shinta, walau kami nggak setuju dengan nona muda manja sepertimu, tapi kami dengar kamu ngotot mau menikah dengan putraku, jadi kami akan menghormati keinginanmu."

"Tapi kami punya syarat. Mahar Keluarga Wilyadi harus melebihi 50% dari total aset keluarga kalian."

Aku mencibir dalam hati. Aku menggelengkan kepala dan ingin menolaknya.

Tiba-tiba, pengawal di belakangku menendang lututku. Aku menjerit kesakitan dan langsung jatuh bersimpuh.

Ibunya Calvin melambaikan tangan. Pelayan segera membawakan nampan teh.

"Lagian, cepat atau lambat, kamu akan jadi menantu Keluarga Ghifari. Nggak ada salahnya aku mau minum teh yang disajikan menantuku lebih dulu, 'kan?"

"Nona Shinta, kamu harus berlutut dan menyajikan teh untuk Nyonya."

Pelayan itu menuangkan secangkir teh panas.

Begitu jariku menyentuh dinding cangkir, aku segera menariknya kembali. Cangkir itu pun pecah berkeping-keping.

"Shinta, apa kamu bahkan nggak belajar menghormati orang yang lebih tua?"

Calvin berteriak dengan marah.

Aku menundukkan kepalaku, lalu mengusap ujung jariku yang memerah, dan menggelengkan kepalaku.

"Aku hanya menyajikan teh untuk mertuaku. Bukannya kamu nggak mau menikah denganku? Kebetulan, aku juga nggak mau menikah denganmu."

Selesai berbicara, aku berusaha berdiri dengan bertumpu pada lantai, tetapi pengawal malah menahan kedua lenganku.

Aku meronta keras. "Apa yang kalian lakukan? Aku putri Keluarga Wilyadi. Beraninya kalian memperlakukanku seperti ini!"

Ibunya Calvin menghampiriku dengan wajah marah, lalu mendaratkan tamparan di wajahku.

Tamparan ini seakan-akan mengingatkanku dengan puluhan tamparan yang pernah dia berikan kepadaku di kehidupan sebelumnya. Aku pun tiba-tiba tertegun.

"Pesta pertunangan akan diadakan besok, tapi kamu masih saja begitu lancang!"

"Calvin, lihat istri yang mau kamu nikahi ini. Dia nggak menghormati orang yang lebih tua dan nggak tahu sopan santun!"

Calvin tidak ingin menatapku sama sekali.

"Dia yang ngotot mau menikah denganku. Kalau nggak, aku sudah mau menikahi Nadia."

Air mata Nadia kembali mengalir. "Calvin, aku ingin menikahimu, tapi keluarga kami berstatus rendah. Kami sungguh nggak mampu menyinggung Keluarga Wilyadi."

Sembari berbicara, dia juga menangis tersedu-sedu dan tidak bisa berhenti. Hal ini tentu membuat Calvin merasa makin sakit hati.

Pria itu berjalan mendekat dan menatapku dengan wajah dingin.

"Shinta, bukannya kamu rela melakukan apa saja demi menikah denganku?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 9

    Pengawal itu merasa sangat difitnah."Kami hanya mencoba mengusirnya. Dia sendiri yang terbentur ke kusen pintu."Di ranjang rumah sakit, Calvin bernapas lemah. Jarinya menunjuk ke arahku."Shinta, kepalaku pusing sekali…"Chris segera menarikku pergi, sambil meninggalkan pesan pada pengawal. "Carikan dia seorang perawat."Baru berjalan sampai di pintu, Calvin mulai muntah lagi dan menekan bel panggilan dengan panik.Aku memandangi para dokter dan perawat yang bolak-balik itu sambil mendesah dalam hati."Chris, biarlah aku bicara dengannya."Setelah menutup pintu bangsal, Calvin tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya."Shinta, sudah kuduga kamu nggak akan mengabaikanku. Kamu masih peduli padaku.""Sekarang masih belum terlambat. Kamu mencintaiku dan aku juga mencintaimu. Kita bisa pergi daftar nikah besok. Jangan khawatir. Aku pasti akan memberimu pesta pernikahan yang sempurna. Aku bisa memberikan adegan apa pun yang kamu mau…""Calvin, kenapa kamu masih nggak ngerti?"Aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 8

    Kami terkejut sesaat. Saat menoleh ke arah Calvin, kami melihat wajah pria itu berubah muram."Shinta, jangan menipu dirimu sendiri.""Jelas-jelas kamu yang menaruh cincin ini di mejaku. Ini bukti kamu ingin menikah denganku."Chris mengerti. Sudut mulutnya melengkung."Aku ingat sekarang. Sebulan sebelum aku pindah ke sekolah lain, kami teman sebangku."Ternyata Calvin yang salah paham."Untung saja, setelah takdir yang penuh liku, akhirnya cincin ini sampai ke tanganku."Chris memegang cincin itu di hadapanku. Aku tersenyum, lalu memakaikan cincin itu ke jarinya.Sepenuhnya mengabaikan Calvin yang sedang memegang bunga."Shinta, meski cincin ini bukan untukku, sudah jelas akulah yang kamu cintai selama ini!""Aku masih menyimpan banyak pesan pernyataan cintamu di ponselku. Hal ini nggak bisa disangkal!"Dia berbicara dengan penuh tekad. Bahkan, membuka ponselnya dan menunjukkan kata-kata cinta yang telah kukirimkan padanya di hadapanku.Namun, aku hanya meliriknya sekilas dan tidak b

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 7

    "Kali ini, demi pertunangannya dengan Chris, dia mendesain baju dan kancing manset. Bahkan, ibunya sendiri nggak mendapatkan perlakuan seperti ini."Para tetua di meja itu tertawa. Aku pun mengerucutkan bibir dan tersenyum ringan.Chris mendekatkan bangkunya ke arahku. Bahkan, separuh tubuhnya menempel padaku."Kenapa kamu nggak pakai gelang?"Suara Chris sangat pelan, jadi aku mencondongkan tubuh dan berbisik, "Terlalu berharga. Aku ingin menyimpannya sampai pesta pernikahan."Pria di depanku tersenyum lagi. Ada cinta yang jelas di matanya.Namun, aku agak linglung.Di kehidupan sebelumnya, aku tidak ingat pernah berinteraksi dengan Chris. Di kehidupan ini, saat memilih fotonya, aku hanya merasa agak familier, tetapi aku tidak ingat di mana aku pernah bertemu dengannya.Tepat di saat aku masih bertanya-tanya, dia seakan bisa membaca pikiranku dan menyerahkan kartu identitasnya kepadaku.Kartu identitas itu terbungkus dalam tempat kartu. Aku membaliknya dan terkejut melihat pas foto ya

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 6

    Calvin tertawa."Bukankah ini Tuan Chris yang nggak peduli dengan masalah duniawi? Nggak disangka, aku bisa mengundang Buddha agung sepertimu di pesta pertunanganku dengan Shinta.""Kenapa? Apa kamu kebanyakan membaca sutra dan salah mengira tunanganku sebagai istrimu?""Siapa yang nggak tahu kalau Shinta hanya mencintaiku dan ngotot ingin menikahiku sejak kecil?"Chris melindungiku di belakangnya. Kini hanya separuh tubuhku yang terlihat."Calvin, buka matamu dan lihat baik-baik. Ini pesta pertunanganku dengan Tuan Chris!"Calvin menoleh ke arah yang aku tunjuk. Belum sempat melihat nama, pandangannya sudah tertuju pada orang tua dari kedua keluarga yang berjalan keluar.Orangtuaku selalu bersikap baik pada Calvin sebelum aku memilih pasangan hidupku.Saat melihat Calvin kali ini, mereka menatapnya dengan jijik dan hanya tersenyum pada Chris."Chris, Shinta biasanya gampang emosi. Kamu harus lebih sabar dengannya.""Jangan khawatir, Tante. Shinta dan aku sangat cocok. Mulai sekarang,

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 5

    "Oke. Aku mau kamu berjanji. Setelah kita menikah nanti, kamu nggak boleh ikut campur dalam keputusanku. Kamu juga nggak boleh kembali ke kediaman Wilyadi. Kamu harus tinggal di rumah kami untuk melayani orang tuaku, menjagaku dan juga Nadia!"Seorang pelayan membawa perjanjian pranikah. Di dalamnya tertulis dengan jelas '50 persen dari harta Keluarga Wilyadi akan dijadikan mas kawin'.Aku mengepalkan jari-jariku dan menolak untuk menandatangani. Saat mendongak, mataku memerah."Calvin! Bukan kamu yang ingin aku nikahi!"Ibunya Calvin yang berdiri di samping pun memanfaatkan kesempatan itu dan menamparku lagi."Keluarga terhormat macam apa Keluarga Wilyadi? Bagaimana mereka bisa membesarkan putri sepertimu yang nggak patuh pada suami sendiri?""Hari ini aku akan mewakili orang tuamu untuk mendidikmu dengan baik. Biar kamu nggak mempermalukan Keluarga Ghifari setelah menikah nanti!"Hari itu, entah berapa kali aku ditampar dan berapa kali aku dipaksa untuk menekan sidik jariku.Yang aku

  • Terlahir Kembali, Aku Tidak Lagi Memilihnya   Bab 4

    Tak lama kemudian, akun Twitter milik Nadia telah memiliki jutaan pengikut dan menduduki puncak daftar pencarian tren.[Hari yang indah adalah mengenakan kebaya yang pas, menggenggam tangan kekasihmu, dan mendengarkan konser favoritmu.]Gambar yang disertakan memperlihatkan dirinya dan Calvin tengah berpegangan tangan dan berciuman dengan penuh gairah.Tak butuh waktu lama, ada banyak sekali akun pemasaran yang mengungkap unggahan twitter-ku, di saat aku menyatakan cinta pada Calvin sebelumnya, lalu membandingkannya dengan unggahan twitter milik Nadia. Terakhir, menghukumku di depan umum.Dalam video perbandingan yang paling populer, Calvin justru menekan tombol 'suka'.Hal ini membuat netizen makin heboh. Kata-kata 'Shinta Wilyadi Terlalu Mengejar Pria' pun dijadikan emotikon.Aku dengan muram keluar dari akunku, lalu mengirim pesan kepada departemen humas perusahaan.Dalam waktu sepuluh menit, unggahan-unggahan yang berkaitan telah dihapus sepenuhnya.Sehari sebelum pesta pertunangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status