Share

Bab 4

Author: Daliah
Trey mengerutkan bibirnya, lalu membalas, "Kondisi intoleransi laktosaku sudah jauh membaik. Dokter juga mengatakan kalau nggak masalah aku makan sesekali. Tapi Ibu selalu ingin mengendalikanku, menyuruhku menuruti kata-katanya."

Kata "mengendalikan" yang keluar dari mulut anak berusia lima tahun ini terdengar sangat aneh.

Ricky baru saja ingin berbicara ketika teleponnya tiba-tiba berdering.

Setelah mengangkat telepon, suara Sonya terdengar dari seberang.

"Ricky, apa kamu sudah sampai di rumah?"

"Sudah."

"Apakah Nona Viona belum pulang?"

Ricky terdiam beberapa detik sebelum bertanya, "Ada apa?"

"Ricky, sepertinya aku melihat Nona Viona ...."

Sonya berkata dengan tergagap, "Dia sedang makan malam dengan seorang pria muda. Tampaknya hubungan mereka cukup akrab."

Sonya berhenti sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apakah karena kejadian siang tadi, Nona Viona jadi marah lagi? Ricky, sebaiknya kamu menjelaskannya dengan baik pada Nona Viona."

Tatapan Ricky menjadi muram.

Ternyata Viona tidak pulang untuk memasak karena sedang berkencan dengan pria lain.

Suara Ricky tanpa sadar berubah menjadi dingin, "Di mana dia sekarang?"

Viona menyebutkan sebuah alamat.

Ricky berkata, "Aku mengerti." Kemudian, dia segera menutup teleponnya.

Di restoran, Henry Egan menatap Viona.

"Apakah kamu benar-benar sudah memutuskan?"

Viona mengangguk. "Bintang Emas adalah biola yang khusus dipesan oleh Ibu untukku. Tapi demi keluargaku, aku meninggalkannya selama lima tahun penuh ...."

Setelah mengatakan ini, Viona menghela napas pelan, ekspresinya tampak murung.

"Lalu, bagaimana sekarang?" Suara Henry terdengar rendah, "Kalau kamu kembali ke dunia musik, kamu pasti harus sering tampil, serta akan sangat sibuk. Kamu mungkin nggak punya banyak waktu untuk menemani suami dan anakmu."

"Kondisi tubuh Trey sudah membaik." Mata Viona menampakkan sedikit ejekan. "Lagi pula, dia sekarang juga nggak membutuhkan perawatanku lagi."

"Bagaimana dengan Ricky?" Henry bertanya lagi, "Apakah dia akan setuju?"

Ketika nama Ricky disebut, pandangan Viona menjadi dingin.

"Aku nggak perlu persetujuannya dalam urusanku sendiri."

Henry menatap Viona sejenak, lalu berkata, "Tapi dia nggak akan mengizinkanmu berhubungan denganku."

"Aku nggak perlu izinnya," tegas Viona.

Setelah mengucapkan ini, Viona teringat bagaimana dia menjauhkan diri dari Henry hanya karena satu kalimat dari Ricky. Wajah Viona pun menampakkan rasa bersalah.

"Kak Henry, maafkan aku."

Henry justru menggelengkan kepala sambil berujar, "Viona, kamu nggak melakukan kesalahan padaku. Aku yang bersalah padamu. Aku berjanji pada Bibi akan melindungimu dengan baik."

"Tapi aku nggak punya kemampuan untuk melindungimu. Aku membiarkanmu menderita begitu banyak."

Henry adalah kakak senior Viona. Mereka berdua belajar biola bersama di tempat Ibu Viona sejak kecil.

Kini, Henry sudah menjadi pemain biola terkenal di industri ini.

Penampilannya yang tampan, serta temperamen yang melankolis membuat Henry langsung terkenal. Bahkan dia menjadi pria idaman banyak gadis.

Popularitas Henry bisa dibandingkan dengan artis papan atas di dunia hiburan.

Meskipun Henry kaya dan terkenal, dia masih bukan tandingan kapitalis seperti Ricky.

Viona berkata, "Itu bukan salahmu, tapi salahku sendiri ...."

Sebelum Viona selesai berbicara, suara lembut tiba-tiba terdengar dari belakang.

"Nona Viona, kenapa kamu bisa ada di sini?"

Viona menoleh, melihat Sonya yang mengenakan gaun putih bersih.

Sungguh hari yang sial. Dia bertemu orang yang dibencinya dua kali dalam sehari.

Viona bertanya dengan nada dingin, "Apa hubungannya denganmu?"

Sonya tersenyum anggun. "Nona Viona, kamu jangan marah. Aku hanya merasa aneh. Ricky jarang sekali pulang ke rumah, tapi kenapa Nona Viona nggak ada di rumah untuk menyiapkan makan malam?"

Nada bicara Sonya terdengar ringan, sementara ekspresinya lembut. Dia terlihat seperti wanita polos yang lembut dan menyenangkan.

Sebagai perbandingan, hal ini justru membuat Viona terlihat tidak berperasaan, kejam, serta dingin.

Namun, Viona mendengar nada provokasi sekaligus sindiran tersembunyi dalam kata-kata Sonya.

Viona mengangkat kepala, melihat kebanggaan yang belum sempat disembunyikan di mata Sonya.

Viona balik bertanya, "Kenapa Ricky jarang pulang ke rumah? Itu karena waktu luangnya semua dihabiskan oleh Nona Sonya .... Apakah Nona Sonya sengaja berpura-pura nggak tahu?"

Sonya menampakkan ekspresi panik. Dia memegang tangan Viona, menjelaskan dengan cemas.

"Nona Viona, dengarkan aku. Aku nggak bermaksud begitu ...."

Sebelum Sonya selesai berbicara, Viona sudah memotongnya.

"Kalau bukan berpura-pura nggak tahu, berarti kamu memang nggak punya kesadaran diri."

Viona menarik tangannya. "Nona Sonya, orang yang nggak punya kesadaran diri itu sangat menjengkelkan."

"Ah!"

Namun, Sonya tiba-tiba berteriak keras, lalu jatuh ke belakang.

Sebelum Viona sempat bereaksi, dia melihat sosok tinggi tegap menahan Sonya yang hampir terjatuh.

"Sonya, apakah kamu baik-baik saja?"

Sonya berbalik dengan wajah pucat. Ketika melihat orang yang datang, matanya langsung memerah, seolah telah menerima ketidakadilan besar. Dia terlihat sangat menyedihkan.

"Ricky, aku nggak apa-apa .... Nona Viona juga nggak sengaja. Jangan salahkan dia, ya?"

Pandangan Ricky bergerak sedikit, lalu dia akhirnya menyadari keberadaan Viona di samping.

Kening Ricky berkerut, suaranya dingin serta muram.

"Viona, minta maaf kepada Sonya."

Hal seperti ini sudah terjadi lebih dari sekali.

Jika ini dulu, Viona pasti akan membela diri dengan cemas. Dia akan berkata, "Bukan aku.", "Dengarkan penjelasanku.", "Aku nggak melakukannya.", "Percayalah padaku.", atau yang lainnya.

Sementara itu, Ricky tidak pernah memihak padanya. Setiap kali, dia akan selalu menyuruh Viona meminta maaf kepada Sonya.

Jika Viona tidak meminta maaf, Ricky akan melakukan kekerasan psikis padanya.

Pria itu tidak akan mengangkat teleponnya, tidak akan membalas pesannya.

Ricky akan menganggapnya seperti udara, tidak akan berbicara sepatah kata pun padanya, bahkan tidak akan meliriknya.

Belakangan, bahkan Trey pun ikut melakukan kekerasan psikis pada Viona.

Akhirnya, Viona hanya bisa menunduk, mengakui kesalahannya.

Ketika mengingat hal ini, Viona tertawa dingin.

"Kenapa aku harus mendengarkanmu? Kamu pikir kamu siapa?"

Ricky tampak terkejut, hampir mengira dirinya salah dengar.

"Apa yang kamu katakan?"

Viona menatap Ricky, lalu berkata dengan nada dingin, "Ketika aku peduli padamu, apa pun yang kamu katakan adalah benar. Ketika aku nggak peduli padamu, kamu pikir kamu siapa?"

Ricky akhirnya mengerti apa maksud Viona.

Dalam ingatannya, Viona tidak pernah berbicara dengan sikap seperti ini padanya.

Wanita itu selalu lembut dan perhatian.

Viona akan meninggalkan lampu menyala, menunggunya ketika dia pulang terlambat.

Dia akan memasakkan makanan saat larut malam untuk Ricky ketika dia bekerja lembur di ruang kerja.

Wanita itu juga akan menyajikan teh untuk menghilangkan mabuknya ketika Ricky mabuk.

Meskipun sejak Sonya kembali, Viona menjadi tidak lagi sememuaskan dulu.

Namun, wanita itu juga tidak pernah menentangnya seperti ini, atau pun berhadapan dengannya secara langsung.

Entah kenapa, perasaan jengkel muncul di hati Ricky.

Pada saat itu, suara kekanak-kanakan tiba-tiba terdengar.

"Ibu, kamu pernah mengajariku kalau kita harus meminta maaf ketika berbuat salah. Jadi, karena sekarang Ibu sudah berbuat salah, bukankah Ibu harus meminta maaf kepada Bibi Sonya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 50

    Viona balas menatap Ricky dengan heran. "Kalau kamu pikir uang itu nggak penting, coba blokir semua kartu ATM-mu dan jalani hidup tanpa uang. Lihat sendiri uang itu penting atau nggak. Lagi pula, apalagi yang kuincar kalau bukan uangmu? Dirimu?""Kamu yang setiap hari keluar tengah malam demi wanita lain? Kamu yang menjadikanku seperti pembantu dan menyuruhku memasakkan makanan bergizi buat cinta pertamamu? Kamu yang bertanya aku salah atau nggak di saat aku butuh bantuan? Kamu yang menutup telepon dan pergi dengan wanita lain di saat hidupku dalam bahaya?"Viona menatap Ricky. "Tapi, kalaupun aku mengincar uangmu, kurasa aku nggak punya aset apa pun, 'kan?"Rumah yang Sonya tempati saat kembali ke tanah air. Itu adalah vila dengan pemandangan laut terbaik di Kota Saar, harga pasarnya setidaknya mencapai miliaran.Ricky langsung membeli rumah itu atas nama Sonya.Sementara Viona harus menyewa apartemen setelah pindah dari rumah Keluarga Damar.Istri yang sudah mengabdi selama lima tahu

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 49

    Jika dugaannya benar, sinyal siaran langsung pasti telah terputus.Itu berarti apa pun yang Viona umumkan hari ini tidak akan bisa disebarluaskan.Itu sama saja Viona mengadakan konferensi pers, tetapi pada akhirnya tidak merilis apa pun dan mempermainkan semua orang.Ternyata Ricky rela mengendalikan publik demi Sonya.Bahkan ada kemungkinan bisa melakukan sesuatu terhadap Viona.Ricky ... benar-benar kejam!…Di ruang tunggu di belakang panggung, Viona memandang Ricky."Jadi, Pak Ricky mau bicara apa denganku?"Ricky pun menjawab dengan nada datar, "Biar aku yang menggantikanmu membereskan soal opini publik …."Viona langsung menyelanya."Kalau Pak Ricky melakukannya dengan penindasan dan pembungkaman, aku nggak mau. Sekalipun kamu menghapus semua unggahan dan berita itu, tetap saja masyarakat akan mengingatku sebagai seorang pembunuh berhati dingin."Viona menatap mata Ricky yang tampak gelap dan dalam itu, lalu tersenyum kecil."Bisa saja aku jadi memicu amarah semua orang dan memb

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 48

    Seorang pria bertubuh tinggi dengan aura yang berwibawa pun berjalan masuk dengan perlahan.Pria itu memiliki wajah yang tampan dengan fitur yang menawan. Setiap gerakannya tampak elegan secara alamiah. Auranya yang kuat dan mendominasi membuat orang lain merasa tercekik.Viona memandangi orang yang berjalan itu dengan tangan yang refleks terkepal, seberkas cahaya dingin berkilat dalam pandangannya.Begitu para wartawan melihat Ricky, mereka bergegas mengerubungi pria itu."Pak Ricky, apa Pak Ricky datang ke sini untuk menyeret pembunuh satu itu ke pengadilan?""Pak Ricky, Pak Ricky belum berkomentar sama sekali terkait kasus kecelakaan Nona Sonya yang disebabkan oleh istri Pak Ricky. Pak Ricky juga membiarkan publik terus beropini .... Apa ini berarti Pak Ricky juga menganggap istri Pak Ricky sebagai seorang pembunuh?""Pak Ricky, apa Pak Ricky berniat menceraikan Viona?"Para wartawan mengerubungi Ricky dan memfotonya gila-gilaan.Ekspresi Ricky tampak dingin dan acuh tak acuh sepert

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 47

    Suasana di dalam ruangan mendadak menjadi hening.Video ini merekam dengan jelas proses terjadinya kecelakaan mobil.Bukan Viona yang tiba-tiba keluar dan menabrak Sonya.Melainkan ….Sonya sendiri yang menabrak Viona.Sonya berbohong.Dengan kata lain, kesaksian para saksi mata itu juga sebuah kebohongan.Video ini adalah pembalikan kenyataan yang mengejutkan.Bisa dibayangkan akan jadi sericuh apa apabila video ini viral.Ansel pun bertanya dengan suara pelan, "Pak Ricky, setengah jam lagi Nona Viona akan mengunggah video ini …. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"Begitu video ini dirilis, Sonya pasti akan hancur total.Ricky terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab, "Ganti videonya. Siapkan mobil, kita ke konferensi pers sekarang."Ansel sontak terkejut, tetapi segera mengiakan dan undur diri.Ansel sudah menduga Ricky akan melindungi Sonya. Namun, dia juga tidak menyangka Ricky ternyata sekejam ini. Ricky langsung memutus sumber masalahnya dan meminta agar videonya diganti.

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 46

    Selama beberapa waktu belakangan ini, Viona dan Steven perlahan menjadi dekat.Setelah saling mengenal, Viona jadi tahu bahwa dia memiliki banyak hobi yang sama dengan Steven.Steven juga suka menonton konser. Pria itu pernah kuliah mengambil jurusan biola, tetapi karena dia harus mengambil alih perusahaan, pada akhirnya dia perlahan meninggalkan biola.Meskipun Steven tidak begitu mahir memainkan biola, dia memiliki banyak wawasan unik terkait musik dan itu sangat bermanfaat bagi Viona.Sebelumnya, Steven juga sengaja memanggil Viona dengan sebutan nama saat di depan Ricky demi membantu Viona.Sekarang, keduanya telah menjadi sahabat. Steven juga sudah terbiasa memanggil Viona dengan sebutan nama, jadi tidak terkesan asing lagi.Viona balas tersenyum kecil. "Sonya pikir rencananya sudah sempurna, tapi ... sebenarnya rencananya itu penuh dengan celah. Hari ini, akan kutunjukkan kepada dunia sifat Sonya yang sebenarnya."Sejujurnya, Viona benar-benar tersiksa semenjak kemunculan Sonya.

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 45

    Ricky yang tampan dan Sonya yang cantik itu berpelukan selayaknya sepasang kekasih yang serasi.Viona menyaksikan pemandangan ini dengan ekspresi datar. Namun, entah kenapa tenggorokannya terasa seperti tercekik.Ternyata Ricky datang ke rumah sakit untuk menjemput Sonya.Pas sekali Ricky malah melihat Viona yang ditindas.Ricky sedikit mengernyit dan mendorong Sonya menjauh dengan lembut."Sonya .…" Ricky hendak mengatakan sesuatu, tetapi melihat Steven sudah memapah Viona pergi.Sorot tatapan Ricky pun berubah menjadi dingin. Dia hendak mengejar Viona, tetapi Sonya memeluk lengannya."Ricky, tadi pagi ada beberapa saksi lainnya yang menghubungiku. Mereka bilang bersedia bersaksi buatku."Mata Ricky bergerak sedikit. "Saksi?""Iya. Nona Viona menolak mengakui kalau dia menabrakku, 'kan? Dengan adanya saksi-saksi ini, Nona Viona pasti nggak bisa menyangkal lagi.""Tenang saja, Ricky," kata Sonya dengan suara yang sangat lembut. "Nona Viona itu istrimu, jadi aku nggak akan mempersulitny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status