Share

Bab 3

Author: Daliah
Saat melihat Ricky dan Sonya, Kalya tanpa sadar mengerutkan kening. Matanya menunjukkan kilat merendahkan yang kuat.

Kalya berkata dengan nada dingin, "Biola ini nggak kami jual."

Alis Sonya sedikit bergerak, sementara pandangannya langsung tertuju pada Viona yang berdiri di samping Kalya.

Dibandingkan dengan kecantikan Sonya yang jernih dan memesona, seperti gadis dari keluarga kecil, Viona terlihat lebih anggun dan berkarakter.

Wajah oval yang sempurna, alis mata yang indah, serta mata cantik yang seperti gelombang air. Viona memiliki kecantikan klasik, seakan baru keluar dari sebuah lukisan kuno, dengan temperamen yang elegan.

Pada saat melihat Viona, mata Sonya menunjukkan cahaya yang aneh.

Sonya segera berjalan ke hadapan Viona, lalu menatapnya dengan ekspresi yang agak memohon.

"Nona Viona, apakah Bintang Emas ini milik temanmu? Bisakah temanmu meminjamkan biola ini padaku untuk sementara waktu?"

"Aku dan Ricky dulu bertemu karena biola."

"Saat itu aku sedang berlatih biola di taman belakang. Ricky yang tertarik dengan suara biolaku pun menemukanku. Kemudian, kami akhirnya bersama .... Dia paling suka mendengarkanku bermain biola."

"Nona Viona, aku nggak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan, atau apakah aku masih bisa mengadakan konser musik. Tapi bagaimanapun juga, aku ingin berusaha sekali lagi untuk yang terakhir."

Entah sengaja atau tidak, Sonya perlahan menundukkan kepala, memperlihatkan kalung yang tidak asing di lehernya.

Cahaya lampu di atas kepala memantul pada kalung itu, memancarkan kilau yang memesona.

Mata Viona langsung terasa perih.

Kemudian, Viona berkata dengan nada dingin, "Di dunia ini, ada banyak orang yang meninggal setiap harinya. Apakah aku harus mengalah dan menoleransi setiap orang yang menderita penyakit parah yang muncul di hadapanku?"

Sonya seolah tidak pernah mendengar kata-kata sekasar ini, matanya pun langsung memerah.

Air mata menggenang di matanya, hampir terjatuh.

Ekspresi Ricky langsung menjadi dingin. "Viona, ini hanya biola saja, kenapa kamu harus begitu agresif? Kalau kamu mau, aku akan membelikanmu yang baru."

Viona menatap Ricky sambil membalas, "Ya, ini hanya biola saja. Kalau dia mau, kamu bisa membelikan dia yang baru. Kenapa harus yang ini?"

Sonya yang ada di samping memohon, "Nona Viona, bagaimana caranya agar kalian mau meminjamkan biola ini padaku? Kalau ada syarat apa pun, kalian bisa mengajukannya."

Tak peduli bagaimanapun syaratnya, pada akhirnya tetap Ricky yang akan membayar, 'kan?

Viona menunjukkan senyum tanpa suara, lalu berkata, "Nona Sonya sepertinya sangat menyukai barang-barang yang ditinggalkan ibuku, ya? Bukan hanya kamu menyukai kalung ibuku, sekarang kamu juga menyukai biola ibuku."

Sonya berkata dengan nada tidak mengerti, "Aku nggak mengerti maksud Nona Viona."

Viona tertawa dingin dalam hatinya ketika melihat tingkah Sonya yang berpura-pura tidak tahu.

"Bintang Emas ini adalah peninggalan ibuku untukku. Kalung yang dipakai Nona Sonya di leher juga adalah peninggalan ibuku untukku."

Wajah Sonya tiba-tiba memucat. "Maaf, aku benar-benar nggak tahu kalau ini adalah barang ibumu ...."

"Semalam, Trey memberiku kotak hadiah yang berisi kalung. Aku kira itu adalah hadiah dari Ricky, jadi aku memakainya. Aku nggak menyangka ternyata itu milik Ibu Nona Viona ...."

Viona tertawa pelan, lalu berujar, "Kalau begitu, karena sekarang kamu sudah tahu, bisakah kamu mengembalikan barangnya kepadaku?"

Sonya menyentuh kalung di lehernya, menggigit bibir bawahnya dengan lembut, lalu menatap Ricky dengan mata berkaca-kaca.

"Ricky, karena Nona Viona sudah mengatakan ini … bagaimana kalau kalung ini kita berikan kepada Nona Viona? Jangan sampai kita membuat Nona Viona marah karena hal sekecil ini. Itu nggak sepadan."

Bagaimana kalau kalung ini kita berikan kepada Nona Viona?

Wanita itu menggunakan kata "memberikan", bukan "mengembalikan".

Maksud tersembunyinya adalah, meskipun kalung itu milik Ibu Viona, itu bukan miliknya.

Hanya karena Viona meminta, Sonya akan dengan murah hati memberikannya kepadanya.

Ricky sejak awal sudah menganggap permintaan cerai Viona sebagai ancaman yang disengaja, jadi hatinya sedikit tidak senang.

Sekarang ketika mendengar Sonya berkata seperti ini, ekspresi di wajahnya menjadi makin dingin.

"Nggak perlu." Suara pria itu jernih seperti air. "Karena sudah aku berikan padamu, itu adalah milikmu."

"Tapi ...." Sonya masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Ricky langsung memotongnya.

Ekspresi Ricky tampak dingin dan tenang. "Karena sudah diberikan, tentu saja nggak ada alasan untuk memintanya kembali."

Wajah Sonya menunjukkan rasa terharu yang tak bisa disembunyikan.

Viona tanpa sadar mengepalkan tangannya erat-erat.

Kemudian, sudut bibir Viona terangkat dengan senyum simpul.

"Bukankah Nona Sonya ingin aku meminjamkan biola itu padamu? Baiklah, asalkan Pak Ricky mau memohon padaku, aku akan mempertimbangkannya," kata Viona.

Pupil Sonya sedikit membesar, matanya menampakkan ketidakpercayaan.

Wajah Ricky menjadi muram, tampak menakutkan.

Pria itu berkata dengan nada dingin, "Viona, sudah cukup."

Viona menyindir, "Aku kira Pak Ricky akan menyetujui apa saja demi Nona Sonya. Ternyata sekarang ... nggak begitu tampaknya."

Dulu, Viona mengira Ricky bisa mengorbankan apa saja demi Sonya.

Sekarang, tampaknya yang bisa pria itu korbankan hanyalah hal-hal yang tidak penting.

Misalnya saja ... Viona.

Setelah melihat semua ini dengan jelas, hati Viona tidak lagi bergejolak.

Viona berbalik, menatap manajer toko yang berdiri terpaku di samping, lalu berujar, "Kalau aku nggak salah ingat, otorisasi biola ini kebetulan berakhir hari ini. Tolong bantu aku mengambil biola ini. Aku berencana untuk membawanya hari ini."

Manajer toko melirik wajah Ricky dengan hati-hati.

Viona mengangkat alis sambil bertanya, "Kenapa? Sebagai pemilik biola, apakah aku nggak punya hak untuk mengambil biolaku?"

"Nggak, bukan begitu."

Manajer toko buru-buru tersenyum, lalu melanjutkan, "Aku akan segera menyuruh orang mengurus prosedur serah terima untuk Nona Viona."

Setelah menyelesaikan prosedur serah terima, Viona membawa biola itu. Dia bahkan tidak melirik Ricky dan Sonya, langsung pergi tanpa menoleh.

Ricky menatap punggung wanita itu yang menjauh dengan kening berkerut.

Sonya perlahan menundukkan kepala, ekspresinya tampak agak merasa bersalah.

"Pasti ini karena kemarin kamu lupa menemani Nona Viona merayakan ulang tahun, makanya Nona Viona marah. Semua ini salah tubuhku yang lemah. Aku jadi selalu merepotkan kalian."

"Itu nggak ada hubungannya denganmu." Ricky menarik pandangannya, lalu berkata dengan santai, "Persiapkan dulu konser musiknya, nanti aku akan menyuruh orang mengantarkan biola Bintang Emas itu untukmu."

Sonya menunjukkan senyum gembira. "Baiklah."

Malam itu, Ricky pulang tepat waktu.

Namun, Viona tidak menyiapkan makanan dan menunggunya pulang seperti biasanya.

Saat waktu makan malam tiba, Trey juga turun tepat waktu untuk makan.

Ketika melihat ruang makan yang kosong tanpa apa-apa, Trey menunjukkan ekspresi bingung.

"Ayah, apa Ibu nggak menyiapkan makan malam hari ini?"

Viona adalah istri dan Ibu yang sangat baik. Selama bertahun-tahun ini, dia tidak pernah lalai, selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan baik.

Meskipun Ricky tidak memiliki perasaan untuk Viona, dia cukup puas dengan Viona secara keseluruhan.

Trey memiliki lambung yang lemah, jadi dia juga sangat pemilih soal makanan.

Untuk makan malam dan camilan malam, Viona hampir tidak pernah menyuruh pelayan. Dia akan selalu mengerjakannya sendiri.

Ricky teringat kejadian siang tadi. Bibirnya mengerut, wajahnya menampakkan sedikit ketidaksenangan.

Jika Viona ingin menggunakan cara seperti ini untuk mengancamnya, wanita itu sudah terlalu sombong.

"Nggak perlu memedulikan dia." Ricky berkata dengan nada dingin, "Aku akan mengajakmu makan di luar."

Trey bertepuk tangan dengan gembira, lalu berujar, "Bagus! Aku bisa mengajak Kakak Cantik untuk makan bersama! Aku bisa makan permen kapas yang enak lagi!"

"Permen kapas?" Ricky merasa sedikit terkejut. "Bukankah Ibu mengatakan kalau kamu nggak bisa menerima laktosa, jadi nggak boleh makan permen kapas?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 50

    Viona balas menatap Ricky dengan heran. "Kalau kamu pikir uang itu nggak penting, coba blokir semua kartu ATM-mu dan jalani hidup tanpa uang. Lihat sendiri uang itu penting atau nggak. Lagi pula, apalagi yang kuincar kalau bukan uangmu? Dirimu?""Kamu yang setiap hari keluar tengah malam demi wanita lain? Kamu yang menjadikanku seperti pembantu dan menyuruhku memasakkan makanan bergizi buat cinta pertamamu? Kamu yang bertanya aku salah atau nggak di saat aku butuh bantuan? Kamu yang menutup telepon dan pergi dengan wanita lain di saat hidupku dalam bahaya?"Viona menatap Ricky. "Tapi, kalaupun aku mengincar uangmu, kurasa aku nggak punya aset apa pun, 'kan?"Rumah yang Sonya tempati saat kembali ke tanah air. Itu adalah vila dengan pemandangan laut terbaik di Kota Saar, harga pasarnya setidaknya mencapai miliaran.Ricky langsung membeli rumah itu atas nama Sonya.Sementara Viona harus menyewa apartemen setelah pindah dari rumah Keluarga Damar.Istri yang sudah mengabdi selama lima tahu

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 49

    Jika dugaannya benar, sinyal siaran langsung pasti telah terputus.Itu berarti apa pun yang Viona umumkan hari ini tidak akan bisa disebarluaskan.Itu sama saja Viona mengadakan konferensi pers, tetapi pada akhirnya tidak merilis apa pun dan mempermainkan semua orang.Ternyata Ricky rela mengendalikan publik demi Sonya.Bahkan ada kemungkinan bisa melakukan sesuatu terhadap Viona.Ricky ... benar-benar kejam!…Di ruang tunggu di belakang panggung, Viona memandang Ricky."Jadi, Pak Ricky mau bicara apa denganku?"Ricky pun menjawab dengan nada datar, "Biar aku yang menggantikanmu membereskan soal opini publik …."Viona langsung menyelanya."Kalau Pak Ricky melakukannya dengan penindasan dan pembungkaman, aku nggak mau. Sekalipun kamu menghapus semua unggahan dan berita itu, tetap saja masyarakat akan mengingatku sebagai seorang pembunuh berhati dingin."Viona menatap mata Ricky yang tampak gelap dan dalam itu, lalu tersenyum kecil."Bisa saja aku jadi memicu amarah semua orang dan memb

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 48

    Seorang pria bertubuh tinggi dengan aura yang berwibawa pun berjalan masuk dengan perlahan.Pria itu memiliki wajah yang tampan dengan fitur yang menawan. Setiap gerakannya tampak elegan secara alamiah. Auranya yang kuat dan mendominasi membuat orang lain merasa tercekik.Viona memandangi orang yang berjalan itu dengan tangan yang refleks terkepal, seberkas cahaya dingin berkilat dalam pandangannya.Begitu para wartawan melihat Ricky, mereka bergegas mengerubungi pria itu."Pak Ricky, apa Pak Ricky datang ke sini untuk menyeret pembunuh satu itu ke pengadilan?""Pak Ricky, Pak Ricky belum berkomentar sama sekali terkait kasus kecelakaan Nona Sonya yang disebabkan oleh istri Pak Ricky. Pak Ricky juga membiarkan publik terus beropini .... Apa ini berarti Pak Ricky juga menganggap istri Pak Ricky sebagai seorang pembunuh?""Pak Ricky, apa Pak Ricky berniat menceraikan Viona?"Para wartawan mengerubungi Ricky dan memfotonya gila-gilaan.Ekspresi Ricky tampak dingin dan acuh tak acuh sepert

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 47

    Suasana di dalam ruangan mendadak menjadi hening.Video ini merekam dengan jelas proses terjadinya kecelakaan mobil.Bukan Viona yang tiba-tiba keluar dan menabrak Sonya.Melainkan ….Sonya sendiri yang menabrak Viona.Sonya berbohong.Dengan kata lain, kesaksian para saksi mata itu juga sebuah kebohongan.Video ini adalah pembalikan kenyataan yang mengejutkan.Bisa dibayangkan akan jadi sericuh apa apabila video ini viral.Ansel pun bertanya dengan suara pelan, "Pak Ricky, setengah jam lagi Nona Viona akan mengunggah video ini …. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"Begitu video ini dirilis, Sonya pasti akan hancur total.Ricky terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab, "Ganti videonya. Siapkan mobil, kita ke konferensi pers sekarang."Ansel sontak terkejut, tetapi segera mengiakan dan undur diri.Ansel sudah menduga Ricky akan melindungi Sonya. Namun, dia juga tidak menyangka Ricky ternyata sekejam ini. Ricky langsung memutus sumber masalahnya dan meminta agar videonya diganti.

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 46

    Selama beberapa waktu belakangan ini, Viona dan Steven perlahan menjadi dekat.Setelah saling mengenal, Viona jadi tahu bahwa dia memiliki banyak hobi yang sama dengan Steven.Steven juga suka menonton konser. Pria itu pernah kuliah mengambil jurusan biola, tetapi karena dia harus mengambil alih perusahaan, pada akhirnya dia perlahan meninggalkan biola.Meskipun Steven tidak begitu mahir memainkan biola, dia memiliki banyak wawasan unik terkait musik dan itu sangat bermanfaat bagi Viona.Sebelumnya, Steven juga sengaja memanggil Viona dengan sebutan nama saat di depan Ricky demi membantu Viona.Sekarang, keduanya telah menjadi sahabat. Steven juga sudah terbiasa memanggil Viona dengan sebutan nama, jadi tidak terkesan asing lagi.Viona balas tersenyum kecil. "Sonya pikir rencananya sudah sempurna, tapi ... sebenarnya rencananya itu penuh dengan celah. Hari ini, akan kutunjukkan kepada dunia sifat Sonya yang sebenarnya."Sejujurnya, Viona benar-benar tersiksa semenjak kemunculan Sonya.

  • Ternyata Aku Tidak Begitu Menyukainya   Bab 45

    Ricky yang tampan dan Sonya yang cantik itu berpelukan selayaknya sepasang kekasih yang serasi.Viona menyaksikan pemandangan ini dengan ekspresi datar. Namun, entah kenapa tenggorokannya terasa seperti tercekik.Ternyata Ricky datang ke rumah sakit untuk menjemput Sonya.Pas sekali Ricky malah melihat Viona yang ditindas.Ricky sedikit mengernyit dan mendorong Sonya menjauh dengan lembut."Sonya .…" Ricky hendak mengatakan sesuatu, tetapi melihat Steven sudah memapah Viona pergi.Sorot tatapan Ricky pun berubah menjadi dingin. Dia hendak mengejar Viona, tetapi Sonya memeluk lengannya."Ricky, tadi pagi ada beberapa saksi lainnya yang menghubungiku. Mereka bilang bersedia bersaksi buatku."Mata Ricky bergerak sedikit. "Saksi?""Iya. Nona Viona menolak mengakui kalau dia menabrakku, 'kan? Dengan adanya saksi-saksi ini, Nona Viona pasti nggak bisa menyangkal lagi.""Tenang saja, Ricky," kata Sonya dengan suara yang sangat lembut. "Nona Viona itu istrimu, jadi aku nggak akan mempersulitny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status