Share

Bab 29: Kecupan Kedua

Bab 29: Kecupan Kedua

“Bisakah kamu berhenti bicara omong kosong dan dengarkan aku dulu?” balasku sembari mencengkeram kedua bahu Ismi.

Perempuan itu terus berbicara tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan padanya. Hingga, kesalahpahaman di antara kami kian melebar dan hanya menyisakan luka yang dalam.

Ismi menyiksa dirinya, membayangkan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Mengurung diri dalam labirin yang dibangun olehnya sendiri.

“Jangan menyimpulkan segala sesuatu hanya dari satu pihak, Ismi. Harusnya kamu mendengarkanku lebih dahulu,” tegasku lagi tanpa mengindahkan tangisan Ismi yang terus bergulir di hadapanku.

Biarkan dia menangis, biarkan Ismi merasa patah hati untuk sesaat. Kali ini, aku juga berhak menuntut pembelaan atas diriku sendiri. Dia sudah salah paham, akan semakin salah paham andai tidak kuhentikan sampai sekarang.

“Kamu hanya melihat sekilas dan l

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status