Share

Ternyata Menantu Miliarder
Ternyata Menantu Miliarder
Penulis: Itsmoore

1. Vas Sembilan Miliar

“Semua gara-gara kamu, Kenzo! Kesialan, ketidakberuntungan, dan sekarang terulang lagi. Kamu yang harus membayar. Dasar menantu tidak berguna, tidak tahu terima kasih!”

Kenzo Daidalos diam saja mendengar omelan mertuanya. Keduanya tengah berjalan-jalan di tengah jalanan mewah Highway Street, Edinburgh, dan ketika mereka sedang berada di Vas La Vagas, satu-satunya toko vas terkemuka di daratan Skotlandia, tak sengaja sang mertua, Gerald Latusia, menyenggol salah satu vas mahal berlapiskan emas dua puluh empat karat di sebagian besar sisinya.

Tidak menyangka vas berlapiskan emas itu pecah jadi bagian-bagian kecil, Gerald langsung mengajak Kenzo keluar dari toko tersebut karena tidak ingin ganti rugi.

Namun, pelayan toko segera mencegat mereka di pintu keluar.

“Hei, Tuan, kamu harus ganti rugi untuk keseluruhan harga vas ini.” Seorang pelayan toko dengan balutan baju putih rapi dan rambut klimis keluar, menagih tanggung jawab Gerald. “Itu vas kebanggaan toko kami, hanya dibuat 15 saja di dunia.”

“Apa? Vas murahan gitu dianggap kebanggaan?” Gerald naik pitam. “Vas seperti ini dijual murah di kalangan para pencinta vas. Dasar bodoh! Penjual macam apa kau ini!?”

Pelayan Vas La Vagas langsung menyerobot ucapan Gerald, “Dan, hanya ada satu di Edinburgh. Sekarang, stoknya habis setelah Anda memecahkannya.”

“Sir, Anda tidak perlu takut."  Penjaga toko kemudian menenangkan Kenzo. "Di toko kami sudah ada prinsip, kamu yang bersalah dan kamu yang harus bertanggungjawab. Anda tidak bersalah apa pun, jadi tidak usah khawatir.” Pelayan Vas La Vagas nampak sangat sopan saat berbicara dengan Kenzo yang hanya memakai celana jeans pendek dengan paduan kaos putih polos tanpa merk.

Gerald makin marah mendengar penuturan si pelayan. "Hah! Vas murah itu!?"

Kening Kenzo berkerut mendengar cemooh Gerald, tidak setuju. Ia sering mendengar mertua menghina hal-hal yang tidak menyenangkan bagi Gerald.

Mertuanya ini sendiri juga sering kali menghina Kenzo dan tidak pernah menghargainya. Bagi Gerald, Kenzo hanyalah menantu miskin yang disodorkan oleh seorang pria tua pada keluarganya. 

Meskipun, sebenarnya Kenzo sendiri juga terpaksa menerima perjodohan dengan Keluarga Latusia karena dia ingin balas jasa terhadap kakek mertuanya yang sudah baik hati membiayai kuliah Kenzo sampai tahun akhir. Oleh karena itu, Kenzo harus menahan diri selama menjadi menantu keluarga Latusia.

Karenanya, walaupun Kenzo tahu bahwa harga vas yang pecah itu jauh dari kata "murahan", ia hanya bergumam pelan, "Paling tidak 10 M. Aku taksir harga vas yang jatuh tidak jauh dari angka itu.”

Seakan tidak percaya jika Kenzo hampir saja menebak harga vas itu dengan benar, pelayan toko langsung terbelalak. “Wah, Anda pengamat barang mewah juga ternyata. Harganya 9,7 miliar, hampir saja Anda benar menebaknya. Tiga perempat bahannya dari emas murni. Beberapa dilapisi uranium dan perak sepuhan khusus.”

Bagi Kenzo, uang sepuluh miliar adalah nilai yang sangat besar. Dia tidak tahu harus bekerja berapa lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Bahkan, menurutnya, bekerja sampai dia mati pun tidak cukup untuk membayar ganti rugi vas mahal yang sudah dipecahkan Gerald.

Karena tidak mau ambil resiko, Kenzo memilih diam saja.

Pria tampan nan jangkung itu bekerja paruh waktu sebagai cleaning service di perusahaan cabang milik istrinya. Dia juga merangkap sebagai pelayan di sebuah klub karaoke terkemuka. Tapi, sayang, dua pekerjaan itu tidak cukup untuk memuaskan hedonisme istri dan mertuanya.

Kenzo sendiri sengaja kabur dari tempat tinggalnya. Dia ingin hidup mandiri. Tapi, secara kebetulan, kakek mertuanya yang juga merupakan kakek asuhnya, menyuruhnya menikah dengan Claudia, cucu tersayangnya.

Awalnya, Kenzo menerima. Dia tidak ingin mengecewakan masa tua Josh yang sedari kecil mengajarinya ilmu bisnis.

Lama-kelamaan, dia sadar, hidup sebagai orang tertindas tidak selamanya buruk. Dia mengambil banyak makna kehidupan di sana. Lebih-lebih, tentang arti kesabaran dan menyelesaikan konflik. Dia mulai belajar bahwa lelaki tampan tanpa uang tak ubahnya seperti pesuruh.

Itulah yang dia rasakan selama menjadi menantu Gerald.

“Handphone. Beri aku handphone!” Gerald berteriak sembari sedikit meringis kesakitan. Tangannya dicengkeram penjaga toko yang badannya cukup kekar. “Aku bisa ganti rugi dua kali lipat dari harga vas yang sudah kupecahkan!”

“Hmm, sombong sekali. Omongan tanpa bukti percuma. Aku ingin kau tranfer sekarang atau kau dihajar habis oleh dua pengawalku. Ingat, mereka berdua jebolan kepolisian Skotlandia. Kau bisa dipenjara seumur hidup, atau bahkan dihukum mati.” Pelayan toko menyuruh sang penjaga merenggangkan cengkeramannya.

Gleg!

Gerald menelan ludah. “Woi, Kenzo, mana handphone-ku, cepat?!”

Kenzo memberikan handphone android keluaran terbaru yang mungkin harganya bisa mencapai puluhan ribu dollar. Dengan gaya sok pamer, Gerald dengan bangganya menunjukkan jam tangan Rollex serta handphone mewah miliknya.

Gerald mengambil handphone itu dan menekan beberapa angka, lantas meletakkan setan kotak itu di telinganya.

“Claudia, suamimu bertingkah lagi. Kali ini aku yang harus ganti rugi membayar total belasan miliar hanya untuk vas yang dipecahkannya! Cepat ke sini dan maki dia!”

Mendengar ucapan Gerald, Kenzo terbelalak. Bisa-bisanya Gerald menjadikannya sebagai umpan agar dia dimarahi Claudia!

“Apa?” teriak Claudia dalam telepon. “Memang suami tidak berguna! Kerjaan tak punya, hidupnya cuman mondar-mandir nggak jelas dirumah.” Ia menghela nafas panjang kemudian bertanya, “kirim lokasi Papa sekarang! Aku langsung berangkat, saat ini juga.”

Benar saja, jarak sepuluh menit dari perbincangan di telepon itu usai, mobil Mercy mewah warna merah berhenti di depan toko. Claudia dan Madame Anneth, sosok anak dan ibu dengan pakaian serba mewah ditambah hiasan berlian di kalung mereka.

“Katakan padaku, berapa harga vas itu!” angkuh Madame Anneth, lalu menatap pelayan itu sekilas. Dia juga memicingkan mata pada Kenzo. “Hei, Menantu Bodoh! Kamu ini, udah kerja nggak becus, ngasih uang juga nggak, nyusahin aja bisanya! Kalau bukan karena kebaikan Josh, aku nggak sudi terima kamu jadi menantu!”

Claudia yang memang asalnya arrogan, tidak membela suaminya sedikitpun. “Uang tak punya, rumah apalagi? Tidur sama makan numpang saja pakai sok megang vas mahal. Masih untung ada Papaku, coba enggak, bisa mampus tubuh krempengmu dihajar petugas keamanan!”

Kenzo hanya terdiam. Nampaknya, ia sungguh menikmati penderitaan ini. Dia hanya tersenyum penuh rahasia. Sepertinya, Kenzo menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui seluruh orang, tak terkecuali Keluarga Latusia.

“Ma-maaf, Non, yang bersalah sebenar-” Pelayan toko ingin menjelaskan, tapi dia seketika diam dan menoleh ke kanan.

“Aku bisa membayarnya,” sela Kenzo sebelum pelayan toko menyelesaikan ucapannya. Dia mengatakan hal tersebut tanpa beban. “Beri aku pinjaman handphone, akan kuhubungi seseorang yang bisa bantu kalian.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
sutrisno 861977
coba di selingi tampilan gambar sesuai alur ceritanya supaya lebih menarik dan tidak membosankan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status