“Semua gara-gara kamu, Kenzo! Kesialan, ketidakberuntungan, dan sekarang terulang lagi. Kamu yang harus membayar. Dasar menantu tidak berguna, tidak tahu terima kasih!”
Kenzo Daidalos diam saja mendengar omelan mertuanya. Keduanya tengah berjalan-jalan di tengah jalanan mewah Highway Street, Edinburgh, dan ketika mereka sedang berada di Vas La Vagas, satu-satunya toko vas terkemuka di daratan Skotlandia, tak sengaja sang mertua, Gerald Latusia, menyenggol salah satu vas mahal berlapiskan emas dua puluh empat karat di sebagian besar sisinya.
Tidak menyangka vas berlapiskan emas itu pecah jadi bagian-bagian kecil, Gerald langsung mengajak Kenzo keluar dari toko tersebut karena tidak ingin ganti rugi.
Namun, pelayan toko segera mencegat mereka di pintu keluar.
“Hei, Tuan, kamu harus ganti rugi untuk keseluruhan harga vas ini.” Seorang pelayan toko dengan balutan baju putih rapi dan rambut klimis keluar, menagih tanggung jawab Gerald. “Itu vas kebanggaan toko kami, hanya dibuat 15 saja di dunia.”
“Apa? Vas murahan gitu dianggap kebanggaan?” Gerald naik pitam. “Vas seperti ini dijual murah di kalangan para pencinta vas. Dasar bodoh! Penjual macam apa kau ini!?”
Pelayan Vas La Vagas langsung menyerobot ucapan Gerald, “Dan, hanya ada satu di Edinburgh. Sekarang, stoknya habis setelah Anda memecahkannya.”
“Sir, Anda tidak perlu takut." Penjaga toko kemudian menenangkan Kenzo. "Di toko kami sudah ada prinsip, kamu yang bersalah dan kamu yang harus bertanggungjawab. Anda tidak bersalah apa pun, jadi tidak usah khawatir.” Pelayan Vas La Vagas nampak sangat sopan saat berbicara dengan Kenzo yang hanya memakai celana jeans pendek dengan paduan kaos putih polos tanpa merk.
Gerald makin marah mendengar penuturan si pelayan. "Hah! Vas murah itu!?"
Kening Kenzo berkerut mendengar cemooh Gerald, tidak setuju. Ia sering mendengar mertua menghina hal-hal yang tidak menyenangkan bagi Gerald.
Mertuanya ini sendiri juga sering kali menghina Kenzo dan tidak pernah menghargainya. Bagi Gerald, Kenzo hanyalah menantu miskin yang disodorkan oleh seorang pria tua pada keluarganya.
Meskipun, sebenarnya Kenzo sendiri juga terpaksa menerima perjodohan dengan Keluarga Latusia karena dia ingin balas jasa terhadap kakek mertuanya yang sudah baik hati membiayai kuliah Kenzo sampai tahun akhir. Oleh karena itu, Kenzo harus menahan diri selama menjadi menantu keluarga Latusia.
Karenanya, walaupun Kenzo tahu bahwa harga vas yang pecah itu jauh dari kata "murahan", ia hanya bergumam pelan, "Paling tidak 10 M. Aku taksir harga vas yang jatuh tidak jauh dari angka itu.”
Seakan tidak percaya jika Kenzo hampir saja menebak harga vas itu dengan benar, pelayan toko langsung terbelalak. “Wah, Anda pengamat barang mewah juga ternyata. Harganya 9,7 miliar, hampir saja Anda benar menebaknya. Tiga perempat bahannya dari emas murni. Beberapa dilapisi uranium dan perak sepuhan khusus.”
Bagi Kenzo, uang sepuluh miliar adalah nilai yang sangat besar. Dia tidak tahu harus bekerja berapa lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Bahkan, menurutnya, bekerja sampai dia mati pun tidak cukup untuk membayar ganti rugi vas mahal yang sudah dipecahkan Gerald.
Karena tidak mau ambil resiko, Kenzo memilih diam saja.
Pria tampan nan jangkung itu bekerja paruh waktu sebagai cleaning service di perusahaan cabang milik istrinya. Dia juga merangkap sebagai pelayan di sebuah klub karaoke terkemuka. Tapi, sayang, dua pekerjaan itu tidak cukup untuk memuaskan hedonisme istri dan mertuanya.
Kenzo sendiri sengaja kabur dari tempat tinggalnya. Dia ingin hidup mandiri. Tapi, secara kebetulan, kakek mertuanya yang juga merupakan kakek asuhnya, menyuruhnya menikah dengan Claudia, cucu tersayangnya.
Awalnya, Kenzo menerima. Dia tidak ingin mengecewakan masa tua Josh yang sedari kecil mengajarinya ilmu bisnis.
Lama-kelamaan, dia sadar, hidup sebagai orang tertindas tidak selamanya buruk. Dia mengambil banyak makna kehidupan di sana. Lebih-lebih, tentang arti kesabaran dan menyelesaikan konflik. Dia mulai belajar bahwa lelaki tampan tanpa uang tak ubahnya seperti pesuruh.
Itulah yang dia rasakan selama menjadi menantu Gerald.
“Handphone. Beri aku handphone!” Gerald berteriak sembari sedikit meringis kesakitan. Tangannya dicengkeram penjaga toko yang badannya cukup kekar. “Aku bisa ganti rugi dua kali lipat dari harga vas yang sudah kupecahkan!”
“Hmm, sombong sekali. Omongan tanpa bukti percuma. Aku ingin kau tranfer sekarang atau kau dihajar habis oleh dua pengawalku. Ingat, mereka berdua jebolan kepolisian Skotlandia. Kau bisa dipenjara seumur hidup, atau bahkan dihukum mati.” Pelayan toko menyuruh sang penjaga merenggangkan cengkeramannya.
Gleg!
Gerald menelan ludah. “Woi, Kenzo, mana handphone-ku, cepat?!”
Kenzo memberikan handphone android keluaran terbaru yang mungkin harganya bisa mencapai puluhan ribu dollar. Dengan gaya sok pamer, Gerald dengan bangganya menunjukkan jam tangan Rollex serta handphone mewah miliknya.
Gerald mengambil handphone itu dan menekan beberapa angka, lantas meletakkan setan kotak itu di telinganya.
“Claudia, suamimu bertingkah lagi. Kali ini aku yang harus ganti rugi membayar total belasan miliar hanya untuk vas yang dipecahkannya! Cepat ke sini dan maki dia!”
Mendengar ucapan Gerald, Kenzo terbelalak. Bisa-bisanya Gerald menjadikannya sebagai umpan agar dia dimarahi Claudia!
“Apa?” teriak Claudia dalam telepon. “Memang suami tidak berguna! Kerjaan tak punya, hidupnya cuman mondar-mandir nggak jelas dirumah.” Ia menghela nafas panjang kemudian bertanya, “kirim lokasi Papa sekarang! Aku langsung berangkat, saat ini juga.”
Benar saja, jarak sepuluh menit dari perbincangan di telepon itu usai, mobil Mercy mewah warna merah berhenti di depan toko. Claudia dan Madame Anneth, sosok anak dan ibu dengan pakaian serba mewah ditambah hiasan berlian di kalung mereka.
“Katakan padaku, berapa harga vas itu!” angkuh Madame Anneth, lalu menatap pelayan itu sekilas. Dia juga memicingkan mata pada Kenzo. “Hei, Menantu Bodoh! Kamu ini, udah kerja nggak becus, ngasih uang juga nggak, nyusahin aja bisanya! Kalau bukan karena kebaikan Josh, aku nggak sudi terima kamu jadi menantu!”
Claudia yang memang asalnya arrogan, tidak membela suaminya sedikitpun. “Uang tak punya, rumah apalagi? Tidur sama makan numpang saja pakai sok megang vas mahal. Masih untung ada Papaku, coba enggak, bisa mampus tubuh krempengmu dihajar petugas keamanan!”
Kenzo hanya terdiam. Nampaknya, ia sungguh menikmati penderitaan ini. Dia hanya tersenyum penuh rahasia. Sepertinya, Kenzo menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui seluruh orang, tak terkecuali Keluarga Latusia.
“Ma-maaf, Non, yang bersalah sebenar-” Pelayan toko ingin menjelaskan, tapi dia seketika diam dan menoleh ke kanan.
“Aku bisa membayarnya,” sela Kenzo sebelum pelayan toko menyelesaikan ucapannya. Dia mengatakan hal tersebut tanpa beban. “Beri aku pinjaman handphone, akan kuhubungi seseorang yang bisa bantu kalian.”
“Diam saja kau, dasar menantu nggak tahu terima kasih! Udah dua tahun loh kamu jadi menantu, tapi apa? Jasamu aja nihil, sekarang malah ingin meninggikan diri. Nggak usah sok punya uang, deh! Percuma, bualanmu nggak akan dipercaya!”Pelayan toko langsung maju selangkah. “Ti-tidak. Ini bukan salah pria ini. Justru ayahmu yang memecahkannya dan malah melempar kesalahan ke pria yang tak bersalah. Ganti rugi sekarang atau ayahmu masuk penjara seumur hidup!?”Claudia mencari cek di dalam tas dan mengira-ngira berapa saldo yang dia miliki. Madame Anneth menelepon bendahara Latusia Developement dan menanyakan berapa sisa uang investasi yang dia tanam.Kenzo yang bisa saja melunasi kerugian Vas La Vagas sekejap mata, memilih diam.“Ehem.” Pelayan itu memberi kode agar keributan dapat diminimalisir dan dengan tatapan tajamnya ia sukses membuat Claudia dan Madame Anneth ketakutan. “9,6 miliar, harga yang cukup murah untuk ukuran CEO perusahaan mekanik sekelas Anda.”***“Aku yang salah, Anneth,
“Aku tidak peduli dengan urusan memimpin Daidalos. Yang terpenting sekarang, siapkan uang dan beli keseluruhan saham The Lyceum sebelum matahari terbenam!” Kenzo sudah benar-benar naik pitam.“Bahkan sebelum Anda beranjak keluar dari Highway Street, status The Lyceum sudah menjadi milik Anda.” Melvin menyunggingkan senyum di ujung telepon.“Oke, Kenzo, nanti sore kirimkan pasukanmu untuk menjemputku di depan Waverley Mall. Jam empat sore seperti biasa. Bawa mobil sedan biasa, jangan keluarkan Lamborghini ataupun Ferrari, aku tidak mau identitasku terungkap!”“Paham, Tuan. Tunggu saja, setelah ini The Lyceum akan berpindah tangan dan Claudia akan aman bersamamu. Aku yang menjamin.”Telepon ditutup.Dari kejauhan, ternyata Claudia sedari tadi memperhatikan Kenzo yang asyik berbicara dengan seseorang di depan telepon umum dekat Vas La Vagas. Tentu, dia tidak dapat mendengar perbincangan itu karena kaca mobil yang tertutup. Tapi, dari mimik yang dipancarkan Kenzo, sepertinya ia merencanak
“Kenzo, kemana saja kamu?” bentak seorang perempuan dengan nada dari ujung telepon, membuat setiap telinga yang mendengar langsung minder dan ingin menutup diri. “Pembantu kurang ajar, berani-beraninya keluar tanpa izin!”Melvin menatap Kenzo dengan pandangan penuh selidik, sedikit jengkel karena majikannya diperlakukan secara tidak hormat.“Siapa yang berani berbicara setinggi itu padamu, Tuan?” Melvin bertanya dengan lembut sambil sedikit berbisik, “Madame Anneth atau Claudia?”Kenzo hanya meletakkan telunjuk di mulutnya, menyuruh Kenzo diam sejenak sampai percakapan itu selesai.“Sorry, Madam. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan.” Kenzo mencoba untuk jujur kepada Madame Anneth meskipun ia tahu omongannya tidak akan dipercaya.“Hey, urusan katamu? Jangan sok sibuk!” Madame Anneth kembali meninggikan suaranya diiringi tertawa mengejek. “Urusan seperti apa yang dijalani gembel sepertimu. Mencuri jam tangan, ataukah menggoda perempuan di jalanan?”Kenzo hanya diam tanpa membal
Sepuluh menit sebelum kedatangan Kenzo dan Melvin di kantornya, Colin sudah sangat kesal karena rencananya yang selama ini ia susun digagalkan oleh dua orang yang dia anggap sebagai kuman.Colin mengincar Claudia, tapi tidak berniat untuk mencintainya.Dia hanya mengincar tubuh indah wanita itu. Claudia berparas sangat anggun, hingga pada waktu itu ia yang baru saja menjabat sebagai CEO The Lyceum ikut terpukau.Banyak orang menginginkan jadi pendamping Claudia, tapi semua ditolak oleh Josh, kakeknya yang sekaligus founder Josh Development, perusahaan mekanik ternama di Skotlandia. Hingga pada suatu saat, Josh memilihkan seorang lelaki untuk dinikahkan dengan Claudia.Seorang pria tanpa asal-usul yang jelas, tidak punya pekerjaan tetap, juga miskin. Dia adalah Kenzo.“Ah, sialan! Kenapa harus ada lelaki bernama Kenzo itu? Sudah mengambil Claudia, kini ia ingin mengambil The Lyceum? Aku tidak boleh diam!”“Aaarggh!” Colin menggebrak meja, membuat beberapa kertas di atas meja itu melaya
Ellen yang khawatir dengan keadannya, buru-buru turun mengikuti langkah Robin. Dia langsung menatap Kenzo, tentu dengan pakaian yang sedikit terbuka. Disusul Colin, mereka bertiga turun melalui lift khusus petinggi.Harap-harap cemas Ellen mendekati Kenzo, siapa tahu laki-laki itu akan tergiur dengan kemolekan tubuhnya. Dia hanya bisa pasrah. Kini, dinasti Colin di perusahaan runtuh. Kaisarnya sekarang adalah Kenzo Daidalos.Sebaliknya, Kenzo tidak tergoda sama sekali. Dia menoleh ke arah Melvin, lantas kembali mengalihkan pandangannya ke mata Ellen.“Dan kamu, Nona cantik,” Kenzo menunjuk ke arah Ellen yang kemeja biru dongkernya masih sedikit terbuka di bagian atas, kira-kira dua kancingnya tidak terkait satu sama lain. “Kamu bisa tetap berada di sini.”Colin mengerang pelan, menumpahkan amarahnya yang tidak bisa terungkap dengan kata-kata. Meskipun dapat uang puluhan juta dollar setelah proses akusisi The Lyceum, dia tetap tidak menyukai Kenzo karena telah merebut Claudia.“Nona El
Kenzo tahu, Rika adalah pemimpin Keluarga Latusia sekaligus mantan suami Josh. Mereka bercerai ketika Josh memilih Kenzo jadi suami. Rika sama sekali tidak setuju akan keputusan itu.Apa yang diucapkan Rika sudah seperti titah bagi orang-orang di keluarga Latusia. Dan, baru saja titah itu keluar: dia harus menceraikan Claudia.“Maaf, Nek, tapi aku tak akan menceraikan Claudia,” ucap Kenzo, akhirnya.Ruangan seketika begitu hening. Kenzo baru saja menentang sang pemimpin Keluarga Latusia.“APA KATAMU!?” bentak Rika, sambil memelototi Kenzo.Naik pitam, wanita tua itu melempar sebuah piring kaca di dekatnya ke arah Kenzo. Potongan kue di piring itu mendarat di wajah Kenzo, membuat wajahnya itu tertutup selai cokelat dan foam vanilla kue.Dan bukan hanya itu, piring kecil itu pun menghantam pipi Kenzo, meninggalkan luka gores di sana. Pecahan piring itu kemudian terserak di lantai.“Kamu pikir kamu siapa, hah? Berani-beraninya kamu membantahku!” bentak Rika lagi.Kenzo tak membalas. Dia
Kenzo sempat akan membalas pesan-pesan itu, menanyakan dari mana Melvin mendapatkan nomornya. Tapi dia urungkan niatnya.Dia masih belum bisa memercayai wanita itu. Menurutnya lebih baik pesan-pesan itu dia abaikan saja.Selesai membersihkan luka-lukanya, Kenzo keluar dari toilet.Baru saja membuka pintu toilet, langkahnya langsung terhenti. Hampir saja dia bertabrakan dengan seorang gadis cantik.“Ah, kamu…,” ucap Kenzo, menyadari kalau si gadis cantik yang hampir bertabrakan dengannya itu adalah Liani.Tanpa sepengetahuan Kenzo, Liani memang mengikutinya sampai ke toilet.Pandangan mereka bertemu. Perbedaan tinggi membuat Kenzo harus menunduk agar bisa bertatap langsung dengan gadis itu.Mata Kenzo menyusuri paras cantik Liani, bergerak ke bawah, hingga dia melihat belahan dada Liani. Malam itu Liani memang mengenakan gaun yang menunjukkan belahan dadanya yang tampak indah itu.“Eh, ma-maafkan aku. Aku tidak sengaja melihatnya,” lirih Kenzo, lantas memalingkan muka.Pipi Liani berse
Orang-orang yang terganggu dengan dering ponsel jadul Kenzo ini mulai mencacinya, memClaudiaya segera mengangkat panggilan. Kenzo keluar, ternyata itu telepon dari Melvin yang mengabari kalau Tuan Besar Juta akan membiayai pengobatan operasi Suci, salah satu orang yang paling berjasa di hidup Kenzo selama dia meninggalkan Daidalos.Kenzo selama ini dirawat oleh Suci sebelum dia bertemu dengan Josh. Bisa dibilang, Suci adalah ibu angkat Kenzo dan karena Suci pula dia bisa bertemu dengan Josh. Suci bagai malaikat penolong kala Kenzo sedang resah dan butuh tempat cerita.Namun, kabar tidak mengenakkan terdengar tiga tahun lalu, setahun sebelum Kenzo menikah dengan Claudia.Kenzo mendapat kabar bahwa ibundanya harus menjalani terapi bulanan. Terlebih, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Operasi ibu angkatnya itu butuh uang miliaran sehingga, mau tidak mau, Kenzo harus berusaha menjalani hal tersebut.Dibantu biaya dari Josh, Kenzo tidak melanggar sumpahnya untuk tidak menggunakan s