Share

Bab 9 - Akhirnya!

Mentari merasa tubuhnya kembali gemetar dan napasnya melaju cepat. Begitu dia membuka mata, ternyata Alman yang muncul di depannya.

"Om, aku kaget ..." ujarnya dengan debaran di jantung masih belum normal.

"Hee ... hee ... sorry ..." Alman membuka pintu lebar, lalu duduk di dekat pintu. Dia membuka plastik yang dia bawa. Lagi-lagi makan siang dia berikan untuk Mentari.

"Ini, makan siang bentar, lalu lanjut kerja." Alman tersenyum. Dia cepat membuka makanannya dan segera menyuap yang pertama.

Mentari mengikuti. Tapi terus terang saja, ada rasa tidak enak di hatinya. Kasihan Alman kalau terus membawakan makanan untuknya. Lapar yang tadi sempat melilit, tiba-tiba saja jadi hilang.

"Belum dapat kerjaan?" tanya Alman sembari menyendok nasi.

Mentari menggeleng. "Ga ada yang mau terima, Om. Soalnya aku ga ada ijazah dan KTP."

"Emang susah kalau ga ada KTP dan ijazah." Suara Alman begitu tenang. Dia masukkan lagi sesuap dan mengunyah makanannya dengan semangat.

"Aku ga enak kalau ngrep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status