Laura sejak tadi terus mencari Alex yang entah di mana keberadaannya, selain untuk meminta uang jajan yang bunda titipkan padanya, Laura juga ingin memarahi Alex yang tak memberitahunya tentang handuk yang masih melilit di kepala Laura.Pelajaran pertama dan kedua bebas karena rapat yang di adakan dadakan, membuat sekolah kini ramai oleh anak-anak yang berlalu lalang.Laura berjalan cepat ketika melihat Alex tengah berada di sisi lapang basket berkumpul dengan anak cowok yang lainnya.Laura melepaskan sebelah sepatunya dan hap tepat sasaran"Aww," ringis Alex."Siapa yang berani lempar gue pake sepatu?" bentak Alex marah, yang membuat suasana lapangan yang tadi riuh seketika sunyi."Gue yang lempar," teriak Laura lantang sambil berjalan maju tanpa menggunakan sepatu sebelah."Eh mantan," ucap Alex nyengir, wajahnya yang tadi marah langsung terlihat berseri-seri ketika melihat Laura yang kini sedang berkacak pinggang."Balikin sepatu gue," pinta Laura galak.Alex melemparkan sepatu Lau
"Alex, Alex," teriak Farel sambil berlari terpogoh-pogoh menghampiri Alex yang sedang duduk anteng di atas motornya sedang bermain ponsel."Apa?" tanya Alex acuh tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel."Itu..," ucapnya."Itu ....Laura ...uks," ucapnya terbata-bata."Itu apa? Laura kenapa?," tanya Alex."Laura..," ucapnya panik."Iya Laura kenapa? Bicara yang bener! Mau gue tonjok lo," ucap Alex tak sabaran."Laura pingsan," ucap Farel Lantang.Tanpa basa-basi Alex berlari ke arah ruang uks, dan membuka kencang pintu uks sehingga menimbulkan suara yang kencang.Brak.Laura dan Gretta yang sedang di dalm uks terperajat karena suara bising pintu.Alex menatap lekat Laura dengan napasnya yang ngos-ngosan."Katanya lo pingsan? Kok ini kagak? Tanya Alex heran sambil menetralkan nafasnya."Gue udah siuman," ketus Laura."Cepet banget siumannya," keluh Alex."Emangnya kenapa Lex?" tanya Gretta."Gak bisa moduslah," masamnya."Modus gimana?" tanya Gretta yang masih belum paham."Grepe-
"GRETTA," teriak mereka serempak.Sementara Gretta hanya menampilkan wajah polosnya, membuat Laura dan Alex yang sudah mengetahui sikaf Gretta yang polos dan lemot menepuk jidat."Kenapa?" tanyanya seolah tak terjadi apapun."Lo kenapa bilang kalau gue mau memperkosa Laura hah," sentak Alex membuat Gretta terkejut dan menahan tangis."Kan lo sendiri yang bilang tadi, kalau lo mau buat anak sama Laura," lirih Gretta."Iya gue bilang gitu...," ucap Alex terpotong."Tuhkan pak," bentak Ezra memotong ucapan Alex."Diem lo," ucap Alex garang."Alex sudah salah ngeles lagi," marah pak Burhan."Tapi saya gak salah pak," bela Alex."Iyakan Ra," tanya Alex pada Laura untuk membantunya meluruskan kesalahan paham ini."Iya pak, saya gak mungkin ngelakuin hal kaya gitu, apa lagi sama manusia macam dia," bela Laura di iringi dengan mengejek."Coba jelasin apa yang sebenarnya terjadi?" tanya pak Burhan meminta penjelasan pada mereka berdua, bukan pak Burhan saja yang penasaran apa yang sebenarnya t
"Laura," panggil seseorang ketika Laura akan masuk ke dalam rumahnya, setelah tadi pulang di antar Alex, lalu Alex pergi entah ke mana dengan buru-buru."Ezra," kagetnya, Laura pikir Ezra tak akan pernah datang ke rumahnya lagi setelah kemarin di usir oleh bundanya."Kok bisa ada di sini?" tanya Laura."Iya kebetulan lewat sini jadi mampir," sahut Ezra sambil turun dari motornya dan berjalan mendekat ke arah Laura."Nih aku bawain boba kesukaan kamu," tunjuk Ezra sambil menyerahkan boba pada Laura.Laura menerima boba dengan ragu, lalu mengulas senyum kecil."Terima kasih," "Masuk duluan yah Zra," pamit Laura, berbalik berjalan ke arah rumahnya."Aku gak di tawarin masuk," ucap Ezra.Laura menghentikan langkahnya dan membalikan badannya lagi menghadap Ezra."Aku boleh masukkan?" tanya Ezra."Oh iya boleh," sahut Laura setengah ragu.Pasalnya bundanya sekarang tak ada di rumah, ia takut berduaan dengan Ezra apalagi notabetnya Ezra memang bukan cowok baik-baik, kalau bukan karena tujua
Setelah keluar dari rumah ia mengusap wajahnya kasar, mereka pasti bingung dengan sikap Alex yang tiba-tiba kasar seperti ini.Tapi Alex benar-benar hilang kontrol!Alex berjalan ke rumah Laura untuk mengambil motornya, terlebih dahulu Alex masuk ke rumah Laura untuk mengambil kunci motor yang tergeletak di meja hias di ruang tamu.Ketika Alex akan mengambil kunci motor, mata Alex menyipit di jajaran bunga hiasa yang sudah berantakan akibat ulah Alex tadi mengambil bunga hias dan menyimpannya asal.Alex mengambil benda kecil berwarna hitam itu.DegNafasnya tercekat.Kamera mini."Sialan," maki Alex."Apa dia sudah merencanakan ini semua sampai menyimpan kamera segala," gumam Alex."Awas aja lo Ezra gue pasti lo akan menerima akibatnya, telah menyentuh wanita yang gue cintai secara tak pantas," ucap alex dingin dengan rahang mengeras serta mata yang tajam menatap ke kamera yang ia genggam.......Alex mengetahui lokasi Ezra sekarang di mana dari story teman Ezra, yang terlihat ada Ezr
Laura mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu rumah Alex, wajahnya terus cemberut sejak tadi.Di sepanjang jalan Alex terus mengejeknya, bahwa uang untuk membayar bioskop dan sweater, di bayar pake uang yang di kirimkan bundanya, padahal dari kemarin Laura minta uang jajannya susah minta ampun ini malah di pake hal yang tidak penting."Gak usah cemberut gitu kali," ejek Alex, tangannya mencolek pipi Laura yang langsung ia tepis."Gak usah pegang-pegang," desisnya."Nih sweaternya," Alex menyerahkan paper bag yang berisi sweater."Gue gak mau sweater! gue mau uang yang bunda kasih buat gue, lo kasih semuanya ke gue," pinta Laura sambil mengadahkan tangannya."Kan udah abis," sahutnya enteng."Alex," kesal Laura.Anita yang mendengar kegaduhan langsung berjalan ke ruang tamu, dan melihat Laura dan Alex yang saling cek cok."Kenapa sih?" tanya Anita, duduk di sebelah Laura."Dia pengen nonton bioskop terus beli sweater yah Alex beliin lah tapi malah marah sekarang," jelas Alex."Gimana
"Aaaaaa," teriak Laura membahana di sepenjuru rumah, sampai membangunkan Dimas dan Anita yang sedang tertidur.Mereka berdua bergegas berlari ke arah kamar Laura."Kenapa Ra?" tanya Anita khawatir."Itu ada orang," ucap Laura ketakutan."Maling! di mana malingnya biar papa penjarain," ucap Dimas, mentang-mentang kepala polisi apa-apa main penjarain aja."Apa si Ra teriak- teriak, mana sambil di dorong lagi," kesal Alex kesakitan sambil berdiri karena terjatuh dari kasur di dorong kasar oleh Laura."Lo lex," ucap Laura terkejut."Gue pikir siapa tadi," ucap Laura."Lagian ngapain kamu tidur di kamar Laura?" tanya Dimas mengintimindasi."Di bilangin semalem Alex takut, jadi terpaksa Alex tidur di sini," sahutnya."Tidur sih tidur tapi gak usah sambil meluk- meluk gue, dasar otak mesum!" sewot Laura."Enak aja gue mesum, kalau gue mesum, udah gue grepe-grepe lo dari lama," ucap Alex tak terima."Udah ah udah," lerai Dimas."Pada mandi sana, sekolah! udah pagi sekarang," suruh Anita sambi
"Aku...,""Aku mau Ezra," jawab Laura yang membuat Ezra langsung kegirangan dan memeluk laura erat.Laura mendorong tubuh Ezra kasar sampai membuat pelukan Ezra terlepas.Ezra menatap Laura tak suka, tangannya terkepal mendapatkan penolakan ingin rasanya Ezra memarahinya tapi ia tahan, Ezra ingin bermain secara halus."Aku duluan Zra," pamit Laura berjalan tergesa-gesa dengan perasaan tak menentu.Ketika sudah meninggalkan taman, Laura menghentikan langkahnya, menghembuskan nafasnya perlahan, ia memegangi dadanya.Bukan karena gugup telah di tembak atau di peluk oleh Ezra, karena sejujurnya Laura tak pernah punya perasaan padanya, semua pendekatan yang selama ini Laura berikan, bukan karena cinta tapi hanya ingin membuat Alex jauh darinya.Rencana Laura berhasil menjadikan Ezra pacarnya tapi apakah Alex akan menjauh setelah ia berpacaran dengan Ezra itu yang membuat Laura ragu.Belum lagi Ezra bukan cowok baik-baik, ia takut Ezra akan melakukan hal yang tidak-tidak pada Laura.Laura s