Share

Perubahan sikap Ammar.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 23:56:16
"Sudah boleh pulang?"

Aku menoleh saat terdengar suara berat dari arah pintu kamar. Sontak aku mengerutkan dahiku. "Kamu?"

"Iya, ini aku. Kenapa, kecewa?" jawab Samudra. Adik iparku, juga seniorku di kampus.

Aku cukup terkejut melihatnya. Ini bukan rumah sakit tempatnya koas, untuk apa dia di sini?

"Berharap Ammar yang datang?" cibirnya lagi dengan senyum sinis.

Aku tak menjawab. Pria itu sebelas dua belas dengan kakaknya. Berdebat hanya akan membuat kepalaku pusing.

"Ini Bik," Samudra menyerahkan sebuah paperbag berlogo toko kue ternama.

"Terima kasih," sahut Bibi. "Tapi, maaf sekarang sudah mau pulang. Ini lagi beberes," tambahnya menjelaskan.

"Nggak papa bawa pulang saja sekalian Bi, itu dari Mama. Dia gak bisa datang karena sedang sakit."

"Sakit apa?" tanyaku. Mendadak ada rasa khawatir bergumul di dadaku. Mungkinkah karena,

"Tekanan darahnya naik," jawab Samudra dengan dagu terangkat. Sangat berbeda dengan Samudra yang pernah aku kenal.

Tanpa sadar ak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Sebuah kejutan yang mengharukan

    "Namanya Zuhayra, nama panggilannya ibu guru Ira. Seorang guru mata pelajaran ipa di SMPN 1 kota ini sejak tiga tahun yang lalu." Arya membacakan informasi yang telah didapatkan anak buahnya.Sementara Ammar duduk di kursinya sambil menatap Arya yang berdiri di sambil meja kerjanya. "Menurut informasi dari sekolah...." Arya menegaskan sumber info yang didapatkannya "Ibu guru Ira berstatus janda mati satu anak." Dahi Ammar pun berkerut. "Zuhayra?" gumamnya, nama itu tak asing karena sama dengan nama belakang istrinya, Renjana Zuhayra. Namun ada dua kata mengusiknya. "Janda mati?" "Khem...." Tenggorokan Arya mendadak terasa kering melihat tatapan tajam mata Ammar ke arahnya. Bosnya itu sangat pemarah dan sulit memaafkan kesalahan. "Menurut informasi sepeti itu Pak," jawab Arya lalu melanjutkan ucapannya. "Beliau Janda mati beranak satu. Beliau tinggal di sebuah komplek perumahan sederhana dekat taman kota. Beliau------" "Tunggu, kamu bilang apa tadi?" potong Ammar yang lan

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Bertemu

    "Perkenalkan saya Ammar AlFatihah, CEO perusahaan Mutiara Land," Degh..... Seketika tubuh Renjana seperti terpaku. Wanita berhijab itu tertegun untuk beberapa saat, begitu melihat sosok yang sedang berjalan menuju kursi utama dalam ruangan itu. Hanya Beberapa detik dan wanita itu langsung tersadar. cepat-cepat Renjana bersembunyi di belakang tubuh Darul. Tak lupa menutupi sebagian wajahnya dengan ujung jilbabnya. "Bu Ira kenapa?" bisik Darul sedikit menunduk. "Ah.... itu... ee... kepala saya tiba-tiba pusing," jawab Renjana tak kalah lirih. "Saya pasti akan memberikan kondensasi yang cukup besar sebagai ganti rugi. Dan itu bisa digunakan untuk membangun sekolah atau membeli alat-alat untuk mendukung kegiatan di sekolah." Kembali terdengar suara Ammar menjelaskan. "Maaf kami tetap menolak." Ani menjawab tegas. "Selain dari proses pembangunannya, apa Anda tidak memikirkan dampak negatif lain. Pembangunan malla di dekat sekolah tentu saja tidak tepat," Ammar menghela

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Ternyata masih hidup.

    Di sebuah rumah sederhana Renjana tinggal bersama Bunda Laila dan putrinya yang ia beri nama Dahayu Arutala. Putri yang dia lahir tiga tahun lalu. Dahayu adalah putrinya dengan Ammar. Renjana menyadari dirinya hamil sebulan setelah meninggalkan kota asalnya. Sempat ingin kembali untuk memberitahu Ammar namun kabar hika dirinya dianggap meninggal mengurungkan niatnya. Ya.... hari itu Renjana memang sengaja membohongi semua orang termasuk orang tuanya dengan berpura-pura mengikuti keinginan sang papa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Tanpa ada yang tahu Renjana sudah merencanakan memesan tiket tujuan lain di hari yang sama denga keberangkatannya ke luar negeri. Yang tidak pernah Renjana sangka ternyata keputusannya untuk menghilang dari semua orang yang pernah menyakitinya mendapat restu dari Tuhan. Dengan kejadian kecelakaan pesawat itu, kini semua orang menganggapnya telah tiada dan Renjana bisa hidup tenang bersama bunda Laila dan putrinya. "Ayu kan anak pintar,

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Mengingatkan pada seseorang.

    Sesuai rencana hari ini Ammar akan pergi ke luar kota karena salah satu proyeknya mengalami kendala. Pagi-pagi sekali sudah berangkat bandara tanpa berpamitan pada kedua orang tuanya. Pria itu masih merasa kesal atas kedatangan mamanya yang membawa Raline ke rumahnya. Tidak tahukah sang mama betapa bencinya Ammar pada Raline? Sesakit apa hatinya saat melihat mantan kekasihnya itu. Apakah mendapatkan penerus lebih penting dari perasaan putranya sendiri? Sehingga wanita itu menjilat ludahnya sendiri dengan memberi restu pada Raline yang dulu dia tolak mentah-mentah. Kali ini Ammar merasa kecewa dengan sikap sang mama yang menurutnya mengkhianati Ana karena bersikap baik pada Raline. Begitu kecewanya hingga sebelum pergi Ammar bahkan berpesan pada art dan security rumahnya untuk tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam rumahnya termasuk Rosa terlebih lagi Raline apapun alasannya. Pukul sebelas siang Ammar telah sampai di kota kecil yang baru kali ini didatanginya. Sebuah kot

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Asalkan kamu bisa ikhlas, luka itu akan sembuh dan rasa sakitnya akan hilang.

    "Jika memang dia bisa membuatmu bahagia, Mama merestuimu," ucap Rosa. Helaan nafas berat terdengar dari mulut Ammar. Pria itu membuang muka. "Mama sudah berdiskusi dengan Oma dan Papamu, kami merestui kalian jika memang dia yang bisa membuatmu bahagia." Ammar mengarahkan pandangan ke sang mama. "Dalam kehidupan ini aku hanya akan memiliki satu istri, dan itu Renjana Zuhayra." Rosa berdecak kesal. "Dulu kamu bahkan menyalahkan Mama karena memaksamu menikahinya, dan sekarang saat dia sudah tiada kamu bersikap seolah sangat mencintainya sampai tidak bisa menerima wanita lain." "Itulah kenyataan, Ma. Hatiku sudah mati bersamanya," "Astaghfirullah..... Lalu, Mama harus bagaimana jika dua putra Mama menolak menikah karena patah hati?" Rosa merasa frustasi, kedua putranya menutup hati setelah kematian Renjana. Ammar tak menyahut, pria itu menunduk menatap benda mengkilat yang melingkar di jari manisnya. Bukti ikatannya dengan sang istri yang sangat terlambat dikenakannya.

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Bangkit.

    Kedatangan Alex membuka mata Ammar. Meski belum bisa memaafkan dirinya namun perlahan pria itu mulai bangkit. Semangat hidupnya mulai kembali dan hal pertama yang dilakukannya adalah mencetak ulang foto pernikahannya dengan Renjana. Beberapa foto dibingkai dengan pigura besar. Diletakkannya di dinding ruang tamu, ruang tengah dan di kamar Renjana yang ada di lantai atas rumahnya. Tak hanya di rumah, foto pernikahannya juga di pajang di ruang kerjanya. Bagi Ammar itu satu-satunya penyemangat yang dimiliki. Selain itu Ammar juga menanam banyak bunga mawar merah kesukaan Renjana di halaman rumahnya. Diteras juga diletakkan pot-pot berisi tanaman bunga berduri itu. Ammar ingin semua sisi rumahnya dipenuhi dengan hal-hal yang berhubungan dengan Renjana. "Apa kamu sudah siap?" tanya Alex saat melihat Ammar keluar dari rumahnya dengan pakaian rapi. Semalam Ammar mengirim pesan pada Alex, memberitahu jika dirinya sudah siap kembali ke perusahaan. "Aku siap," jawab Ammar.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status