Share

Rapuh.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 22:17:37

"Ana," panggil Gio sambil berlari mendekati adiknya yang terduduk di kursi depan ruang UGD sebuah rumah sakit.

Renjana menoleh dan langsung berdiri, "Kak, apa. Ayu sudah ketemu?" tanyanya penuh harap.

Gio menggeleng. "Belum," jawabnya denga suara pelan yang langsung membuat Renjana kembali terduduk lemas. Lelehan bening mulai merembes di pipi putihnya.

Gio tak tega dan langsung memeluk sang adik. "Sekarang memang belum ketemu, tapi kamu jangan khawatir aku sudah memerintahkan orang-orangku untuk mencari Ammar ke seluruh kota. Aku juga minta bantuan Sena untuk mencari informasi calon penumpang pesawat ke Jakarta. Papa juga sudah membuat laporan ke polisi. Aku yakin tidak lama lagi pasti akan kabar baik."

"Aku takut Kak," ucap Renjana sambil menangis. "Sekarang Bunda kritis dan Ayu hilang. Aku nggak bisa membayangkan jika aku---" Renjana tak sanggup melanjutkan ucapannya. Tangisnya pecah begitu kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi terlintas di pikirannya.

Karena shock
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Rapuh.

    "Ana," panggil Gio sambil berlari mendekati adiknya yang terduduk di kursi depan ruang UGD sebuah rumah sakit. Renjana menoleh dan langsung berdiri, "Kak, apa. Ayu sudah ketemu?" tanyanya penuh harap. Gio menggeleng. "Belum," jawabnya denga suara pelan yang langsung membuat Renjana kembali terduduk lemas. Lelehan bening mulai merembes di pipi putihnya. Gio tak tega dan langsung memeluk sang adik. "Sekarang memang belum ketemu, tapi kamu jangan khawatir aku sudah memerintahkan orang-orangku untuk mencari Ammar ke seluruh kota. Aku juga minta bantuan Sena untuk mencari informasi calon penumpang pesawat ke Jakarta. Papa juga sudah membuat laporan ke polisi. Aku yakin tidak lama lagi pasti akan kabar baik." "Aku takut Kak," ucap Renjana sambil menangis. "Sekarang Bunda kritis dan Ayu hilang. Aku nggak bisa membayangkan jika aku---" Renjana tak sanggup melanjutkan ucapannya. Tangisnya pecah begitu kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi terlintas di pikirannya. Karena shock

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Sebuah kesempatan

    Pagi ini saat Ammar membuka jendela kamar, matanya menangkap seluit tubuh kecil yang menarik perhatiannya. Di teras rumah depannya nampak Dahayu sedang bermain seorang diri. Entah kemana ibu dan neneknya? Tak biasa gadis kecil itu ditinggak seorang diri. Tak bisa menahan Ammar pun langsung berjalan keluar rumah. Mendekati pagar setengah badan yang membatasi area rumah sang mantan istri dengan jalan. "Hai...." sapa Ammar sambil melambaikan tangannya pada sosok kecil yang sedang menaiki sepeda roda empatnya. Gadis kecil itu menoleh dan menatap Ammar dalam diam. "Kita pernah pergi ke mall bersama. Kamu masih ingat saya?" kata Ammar lagi. Dan yang tak bisa pernah Ammar sangka.... Gadis kecil itu tersenyum lebar. "Hai Om Ammar," sapanya balik, turun dari sepeda lalu berjalan mendekati pagar. Ammar tertegun dengan tubuh tiba-tiba membatu. Tak pernah menyangka akan mendapatkan reapon baik dari sang putri semata wayangnya. "I-ya, ini Om Ammar." Ammar terbata saking senangnya. "O

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Pertemuan dengan kelurga Sena.

    "Kenapa?" tanya Rahmah pada Akmal. Wanita itu langsung menoleh pada sang putra yang juga nampak terkejut. "Apa kalian ada masalah?" Lanjutnya. Arsena menggelengkan kepalannya. Dirinya juga merasa bingung. Sebelumnya tidak ada masalah antara dirinya dan Renjana. Entah mengapa tiba-tiba wanita membatal rencana pernikahan mereka. "Ana kamu marah sama Sena?" Kali ini Rahma mengalihkan pandangannya pada Renjana yang duduk di sebelah Akmal. Malam ini pertemuan dua keluarga. Rencananya untuk membahas acara lamaran dan pernikahan namun tiba-tiba Akmal mengucapkan permintaan maaf dan membatalkan semua rencana. "Saya tidak marah Tante," jawab Renjana. "Lalu kenapa tiba-tiba menolak lamaran Sena?" Rahma nampak sangat kecewa. "Ma, tenanglah dulu. Biarkan mereka memberi penjelasan." Bara Danuja berusaha menenangkan istrinya. Ergio dan Laela hanya diam memperhatikan. Membiarkan Akmal yang menjelaskan. Akmal mendesah berat. Arsena pria yang baik, keluarganya juga bisa menemuka

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Sebuah somasi.

    Gio sudah menunggu di depan rumah. Dengan wajah tegang pria itu mondar-mandir menunggu sang adik yang katanya sudah di perjalanan pulang. Beberapa saat kemudian sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah. Pria itu segera membuka pintu pagar begitu melihat sang adik dan keponakan yang jeluar dari kerta besi itu. "Kalian baik-baik saja?" tanya Gio segera mengambil alih Dahayu dari gendongan Renjana. Adiknya itu terlihat gemetaran. "Kami nggak papa," jawab wanita berhijab itu. "Harusnya kamu tidak pergi sendirian. Kenapa tidak menghubungi aku lebih dulu sebelum menemui pria itu." Gio kecewa dengan keputusan adiknyae menemui Ammar tanpa memberitahunya lebih dulu. Bukan karena marah lebih, tapi lebih ke khawatir. Pikirannya mendadak kecau dan parno setelah mendapat balasan chat sari adiknya itu yang memberitahu sedang dalam perjalanan pulang setelah menemui Ammar. "Maaf. Tadi aku pikir, kasihan Kak Gio kalau harus bolak-balik karena aku," Gio menghela nafas, menatap sendu

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Permintaan Ammar.

    Sesampainya di mall Ammar langsung membimbing R Renjana dan putrinya menuju lantai paling atas, ke area Timezone. Segera pria itu menuju konter penukaran koin. Dikeluarkannya beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan, lalu menyerahkannya pada karyawan yang bertugas. Sebuah atm khusus didapatkannya dengan isi saldo ratusan ribu. "Silahkan mau main yang mana?" katanya sambil mengeluarkan benda pipih berbentuk kartu. Masih dengan menggandeng tangan Dahayu dan sesekali menanggapi celotehan putri kecillnya itu, Renjana nampak berpikir sebentar. Lalu, setelahnya menunjuk area playground. "Di sana paling aman. Kita bisa mengawasi dari luar sambil bicara," Ammar tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Aku ikut katamu," ujarnya. Renjana menghela nafas jengah, untuk apa pria itu tersenyum dan lagi sikap penurut yang diperlihatkan membuatmu Renjana merasa muak. "Oh iya, ini tadi aku juga beli air mineral kalau-kalau kamu atau Ayu haus." Ammar menyerahkan dua botol air mineral.

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   "Ma, siapa Papa Ayu?"

    "Ma, siapa Papa Ayu?" Dahayu memandang Renjana dengan tatapan polosnya. "Apa Om itu?" Gadis kecil itu menunjuk Ammar yang juga sedang memandangnya sendu. "Bukan," jawab Renjana tegas. "Tapi Ayu pernah lihat Om itu di sekolah. Dia bilang Ayu, putrinya." Sontak Renjana menggelengkan kepalanya. Namun lidahnya kelu untuk sekedar menyangkal. Kenyataannya Ammar adalah ayah kandung putrinya itu. "Suruh MC memulai acaranya." Papa Aisyah menyuruh istrinya untuk segera memulai acara ulang tahun putrinya. Maya pun segera mendekati dua orang wanita berjilbab yang adalah guru sekolah putrinya. "Bu, tolong acaranya segera dimulai," "Iya, Bu." Dua orang guru sekolah yang sengaja diminta untuk menjadi MC itu pun melaksanakan permintaan sang punya hajat. "Ayo ... Anak-anak ayo berkumpul semua. Siapa yang mau acaranya dimulai? Tapi sebelum itu ------" Seperti yang lain Dahayu pun ikut berkumpul dibawah komando pembawa acara. Renjana menghela nafas panjang, di sampingnya namak May

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status