Home / Romansa / Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin / Bab 19 : Setelah Api Padam

Share

Bab 19 : Setelah Api Padam

Author: qia
last update Last Updated: 2025-12-23 09:33:41

Sidang itu tidak ramai seperti yang dibayangkan banyak orang.

Tidak ada teriakan. Tidak ada kerumunan kamera yang saling dorong. Hanya ruangan formal dengan bangku kayu, dinding pucat, dan udara yang dingin karena pendingin ruangan disetel terlalu rendah. Semua terasa fungsional—seolah hukum sengaja menolak emosi.

Keira duduk di barisan saksi.

Ia mengenakan setelan sederhana, tanpa perhiasan, tanpa warna yang mencolok. Rambutnya terikat rapi. Wajahnya tenang, meski jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Leonard duduk beberapa meter di depannya.

Ia tampak lebih tua. Bukan karena waktu, melainkan karena kelelahan menahan narasi yang runtuh satu per satu. Ketika matanya bertemu dengan Keira, tidak ada kemarahan yang tersisa. Hanya penghitungan terakhir S iapa yang masih berdiri, dan siapa yang sudah jatuh.

Ketika Keira dipanggil untuk memberikan kesaksian, ia berdiri tanpa ragu.

Ia tidak berbicara panjang. Tidak m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 20 : Ruang Kosong

    Setahun kemudian.Keira berdiri di depan jendela ruang kerjanya yang baru, menatap jalan kecil di bawah sana. Tidak ada gedung menjulang, tidak ada logo perusahaan raksasa. Hanya deretan pohon yang ditanam rapi oleh pemerintah kota dan lalu lintas pagi yang bergerak tanpa tergesa.Ia menyukai tempat ini karena tidak menuntut apa pun.Di meja kerjanya, map laporan terbuka—hasil audit dari sebuah institusi publik daerah. Tidak ada angka fantastis, tidak ada transaksi mencurigakan berskala nasional. Hanya kesalahan-kesalahan kecil yang jika dibiarkan akan tumbuh menjadi kebiasaan.Keira menandai beberapa catatan, lalu menutup map itu.Ia belajar bahwa perubahan jarang datang dari ledakan besar. Lebih sering, ia muncul dari koreksi yang konsisten.Ketukan ringan terdengar di pintu.“Masuk,” kata Keira.Seorang staf muda menyodorkan secangkir kopi. “Agenda siang sudah siap. Tidak ada media.”Keira tersenyum

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 19 : Setelah Api Padam

    Sidang itu tidak ramai seperti yang dibayangkan banyak orang.Tidak ada teriakan. Tidak ada kerumunan kamera yang saling dorong. Hanya ruangan formal dengan bangku kayu, dinding pucat, dan udara yang dingin karena pendingin ruangan disetel terlalu rendah. Semua terasa fungsional—seolah hukum sengaja menolak emosi.Keira duduk di barisan saksi.Ia mengenakan setelan sederhana, tanpa perhiasan, tanpa warna yang mencolok. Rambutnya terikat rapi. Wajahnya tenang, meski jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Leonard duduk beberapa meter di depannya.Ia tampak lebih tua. Bukan karena waktu, melainkan karena kelelahan menahan narasi yang runtuh satu per satu. Ketika matanya bertemu dengan Keira, tidak ada kemarahan yang tersisa. Hanya penghitungan terakhir S iapa yang masih berdiri, dan siapa yang sudah jatuh.Ketika Keira dipanggil untuk memberikan kesaksian, ia berdiri tanpa ragu.Ia tidak berbicara panjang. Tidak m

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 18 : Topeng Jatuh

    Pemanggilan itu akhirnya datang.Tidak lewat bocoran media. Tidak juga lewat bisik-bisik jaringan lama. Kali ini resmi—tertulis, bertanggal, dan tidak bisa dipelintir.Leonard diminta hadir sebagai pihak terperiksa.Berita itu tidak meledak. Ia menyebar perlahan, seperti retakan pada kaca tebal—tidak langsung hancur, tetapi cukup untuk membuat semua orang berhenti bergerak sembarangan.Keira membaca surat pemberitahuan itu di ruang kerja kecilnya, tangan tetap tenang meski dadanya terasa berat. Ini bukan kemenangan. Ini titik tanpa ilusi.“Dia akan melawan habis-habisan,” kata penasihat hukumnya. “Dan caranya tidak akan bersih.”Keira mengangguk. “Dia tidak pernah bersih.”“Dia akan mencoba menjatuhkanmu sebagai saksi,” lanjutnya. “Secara personal.”Keira menutup map. “Dia sudah melakukannya.”Serangan itu datang dua jam kemudian.Sebuah artikel panjang terbit di media nasional, ditulis dengan gaya investigatif, penuh kutipan anonim dan potongan narasi lama yang disusun ulang.Judulny

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 17 : Titik Tanpa Jalan Pulang

    Keira menyalakan laptop saat kota masih setengah terjaga.Cahaya pagi menyelinap tipis melalui celah tirai, memantul di layar yang menampilkan satu folder lama—folder yang selama ini ia buka hanya untuk memastikan isinya masih ada. Ia tidak pernah benar-benar berniat menggunakannya. Tidak sampai semuanya mendorong ke titik ini.Rekaman rapat internal, tiga tahun lalu.Tanggalnya tercetak jelas. Nama peserta tercatat rapi. Dan di antara suara-suara yang samar, satu suara terdengar terlalu yakin—terlalu tenang membicarakan sesuatu yang seharusnya tidak pernah menjadi strategi.Leonard.Keira menekan play.Suara itu memenuhi ruangan kecil, membawa kembali aroma ruang rapat lama, kopi yang mendingin, dan keputusan-keputusan yang diambil dengan senyum tipis. Ia mendengarkan tanpa emosi berlebihan, mencatat menit demi menit, memastikan tidak ada potongan yang bisa dipatahkan.Ini bukan bukti yang sempurna. Tapi ini cukup untuk mengubah arah.Ponselnya bergetar.Nero.“Kamu belum tidur,” kat

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 16 : Di Ruang Tanpa Pelindung

    Hari pertama tanpa jabatan terasa ganjil.Keira bangun lebih pagi dari biasanya, bukan karena jadwal rapat atau notifikasi tak henti, melainkan karena sunyi. Tidak ada pesan dari sekretariat. Tidak ada agenda yang menunggu persetujuannya. Dunia tetap bergerak, hanya saja tidak lagi meminta izinnya.Ia duduk di tepi ranjang beberapa saat, membiarkan perasaan itu menetap—bukan sebagai kehilangan, melainkan sebagai penanda. Ia telah melepas sesuatu, dan kini harus belajar berdiri tanpa penopang yang selama ini dianggap perlu.Di ruang makan, Nero sudah duduk dengan setelan kerja.“Kamu tidak perlu ke kantor hari ini,” katanya.Keira menuang kopi. “Aku tidak pernah perlu kantor untuk berpikir.”Nero tersenyum tipis. “Ibuku menelepon lagi.”Keira tidak menoleh. “Dan?”“Dia bilang, dewan akan bergerak lebih jauh,” jawab Nero. “Mereka ingin jarak. Dari kita.”Keira mengangguk pelan. “Itu konsekuensi yang masuk akal.”Nero berdiri, mendekat. “Aku tidak akan menjaga jarak.”Keira akhirnya mena

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 15 : Pilihan Tak Netral

    Panggilan itu datang menjelang siang, tepat ketika Keira baru saja selesai menandatangani berkas yang menunda dua proyek besar.Nomor tak dikenal. Nada dering yang singkat, nyaris sopan.“Keira Valen,” suara di seberang terdengar resmi. “Kami dari unit penyelidikan keuangan. Kami membutuhkan keterangan Anda. Hari ini.”Keira tidak terkejut. Ia sudah menunggu titik ini sejak konferensi pers.“Alamat?” tanyanya singkat.“Surat resmi akan menyusul. Tapi kami menyarankan Anda datang dengan penasihat hukum.”Keira menutup panggilan, lalu duduk diam beberapa detik. Bukan untuk menenangkan diri—melainkan untuk memastikan urutan langkah di kepalanya tetap utuh.Ia mengirim satu pesan.Aku dipanggil. Hari ini. —KBalasan Nero datang hampir seketika.Aku ikut.***Ruang pemeriksaan tidak besar. Dindingnya polos, lampu putihnya terlalu terang, membuat setiap gerakan terasa diawasi. Keira duduk di satu sisi meja, ditemani penasihat hukumnya. Di seberang, dua penyidik membuka map tebal.“Ini akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status