Share

13. Dia Istriku

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2025-07-08 13:04:14
“Sedang apa kau tadi??”

“Eh?”

Aurelia nyaris panik, tetapi berusaha menguasi diri. Dengan senyum tipis, ia berkata lembut, “Kau tidak seharusnya tidur di sofa. Tidur terlalu malam dan posisi seperti itu bisa membuat ototmu kaku. Ayo ke kamar, Gian.”

Gian menatapnya tajam, kening berkerut. Tapi entah kenapa, tatapan itu perlahan melunak. Ia tidak berkata apa-apa lagi. Mungkin karena terlalu lelah, atau memang memilih menunda kecurigaannya. Akhirnya pria itu hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar.

Namun, malam belum usai bagi Aurelia.

Alih-alih langsung terlelap, gadis itu justru memeluk bantal dan menatap Gian yang kini duduk di sisi ranjang sambil membuka jam tangan. “Boleh aku bertanya sesuatu?”

“Sekarang?”

“Ya. Tentang ayahmu.”

Gian melirik sekilas, lalu menghela napas pendek. “Apa?”

“Ayahmu... galak seperti ibumu juga?”

“Kau 'kan sudah pernah bertemu di pesta pernikahan kita,” gumam Gian tanpa menoleh.

Aurelia berdecak sebal. “Kami cuma bertatap mata dua menit. Setelah itu sibuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   179. Jangan Terlalu Dipikirkan

    Restoran fine dining itu akhirnya kembali sunyi setelah para klien pamit meninggalkan ruangan. Meja panjang dengan gelas kristal dan piring porselen masih menyisakan aroma kopi hitam yang belum sepenuhnya tandas. Aurelia duduk di kursinya, bahu terasa kaku, jemari masih meremas ujung buku catatan yang kini nyaris lecek. Seakan udara di ruangan itu belum benar-benar bisa ia hirup dengan lega.Baskara memutar cangkir kopinya pelan sebelum menatap Aurelia. Senyum tipisnya melintas, tapi sorot matanya terlalu tajam untuk bisa disebut sekadar basa-basi. "Tak ada yang namanya kebetulan, Lia."Aurelia sontak menoleh. Matanya melotot, napasnya tercekat di tenggorokan. "Maksudmu?" tanyanya, suara meninggi meski ia berusaha menahan.Pria itu menyandarkan punggung ke kursi, menautkan jemarinya di atas meja. Senyumannya tetap mengambang, penuh percaya diri. "Aku tidak mungkin memilih guru les privat putriku tanpa mengetahui asal usulnya. Apa itu alasan yang cukup masuk akal

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   178. Familiar

    “Excuse me, you are Aurelia, correct?”Sebuah suara berat, beraksen khas Australia, terdengar jelas di tengah riuh rendah obrolan. Meski berbahasa Inggris, pria itu menyebut namanya dengan begitu fasih, seakan sudah lama mengenalnya.Aurelia spontan menoleh. Jantungnya berhenti sejenak sebelum berdetak semakin kencang. Bibirnya terkatup rapat, tubuhnya kaku, lalu perlahan ia mengangguk kecil. “Y-yes, I am.”Pria itu mulai mengangguk-angguk pelan. Tatapannya tak berpaling, seolah sedang meneliti setiap detail wajah Aurelia. Ada sesuatu dalam sorot matanya, bukan sekadar ramah, melainkan seperti seseorang yang tengah berusaha mengingat potongan puzzle lama yang pernah hilang.“I think I’ve seen you before,” katanya perlahan, nada suaranya penuh keyakinan. “Are you related to… Mahesa Group?

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   177. Bos Yang Baik Hati

    “Good morning, Mr. Baskara,” sapa salah satu pria, menjabat tangan dengan hangat.“Good morning, Mr. Carter. It’s a pleasure to see you again,” jawab Baskara dengan fasih, senyum profesional menghiasi wajahnya.Aurelia ikut berdiri, menundukkan kepala sopan. Tangannya sempat sedikit gemetar saat mencatat salam perkenalan yang dilontarkan satu per satu.Baskara berbisik lirih di samping telinganya, “Hei, kau tidak akan menulis sapaan basa-basi kami yang tadi bukan?”Dia meringis lalu menggeleng pelan. Bisikan itu membuat lutut Aurelia mendadak lemas. Namun justru kata-kata itu pula yang memberinya tenaga baru untuk bertahan.Pertemuan dimulai. Baskara menjelaskan beberapa poin penting terkait proyek mereka, sesekali menggunakan bahasa Inggris yang lancar. Aurelia dengan tekun menulis, meski sesekali ketinggalan.“Could you elaborate on the budget allocation?” tanya Mr. Carter, nada suarany

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   176. Do your best

    Aurelia buru-buru menyambar tas selempangnya. Jemarinya sedikit gemetar saat meraih kunci kamar, lalu tanpa pikir panjang ia melangkah tergopoh-gopoh keluar dari asrama.Udara dingin menusuk kulit, tapi ia tak sempat peduli. Pandangannya segera tertuju pada mobil hitam mewah yang sudah terparkir rapi di sisi jalan. Mobil yang sama seperti kemarin—sudah menunggunya dengan aura berkelas yang mencolok di antara deretan kendaraan biasa.Seorang pria bersetelan rapi keluar dari kursi pengemudi. Ia bergegas membuka pintu belakang, membuat Aurelia sempat meringis canggung. Belum sepenuhnya terbiasa diperlakukan seformal itu, Aurelia menunduk sedikit sebelum masuk.“Bukannya kau bilang kita akan bertemu di restoran kemarin jam sepuluh nanti?” tanyanya begitu duduk, suaranya masih dibungkus ketergesaan.Alih-alih menjawab, sosok di sampingnya—Baskara—menoleh dengan senyum tipis. “Selamat pagi, Lia.”Aurelia sempat t

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   175. Jangan Minta Maaf Terus

    Pagi di Melbourne menyapa dengan cahaya keemasan yang menembus tirai tipis kamar asrama Aurelia. Udara masih menusuk dingin, meski matahari sudah merangkak naik. Aurelia membuka matanya dengan kelopak yang masih berat.Ia duduk perlahan, membiarkan tubuhnya menyesuaikan diri. Sambil mengusap wajah, tangannya meraba nakas, meraih segelas air putih yang ia siapkan sejak semalam. Ia meneguknya pelan-pelan, menikmati kesegaran yang menenangkan tenggorokan keringnya.Begitu pandangannya jatuh ke layar ponsel, ia teringat sesuatu. Pesan yang sempat tertunda semalam. Dengan gerakan malas, ia menyalakan layar. Benar saja, ada pesan dari Gian.[Maaf, aku baru selesai. Apa kau sudah tidur?]Aurelia menatap pesan itu tanpa ekspresi berarti. Hatinya seolah sudah kebal dengan kata-kata maaf yang terlalu sering mampir tanpa tindakan nyata. Bibirnya bergerak tipis, menggumamkan sesuatu yang hanya ia dengar sendiri. “Selalu maaf. Dan selalu terlambat.”

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   174. Soal Reuni Manis

    “Maaf ya, Sayang. Ada masalah urgent. Nanti aku hubungi kembali.”Pesan singkat itu akhirnya terkirim juga. Gian memandang layar ponselnya beberapa detik lebih lama dari biasanya, seolah sedang berharap Aurelia tetap mengerti meski ia tahu, entah untuk yang keberapa kali, ia menunda waktu untuk sang istri. Jempolnya sempat ragu sebelum menekan tombol kirim, tetapi realitas di depannya tidak memberinya pilihan lain.Dengan tarikan napas panjang, Gian memasukkan ponselnya ke saku jas. Dunia nyata menuntut kehadirannya, bahkan saat ia ingin sekali memilih Aurelia di seberang samudra.Begitu langkahnya mendekati pintu utama, suara riuh mulai terdengar. Sorotan lampu kamera, percikan blitz, dan teriakan dari awak media memecah kesunyian rumah dinas yang biasanya teduh. “Pak Gian! Betul Anda bertemu Chef Devina tadi siang?!”“Apakah b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status