Share

8. Awal Sandiwara Publik

Penulis: Sandra Dhee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 15:14:19

Seperti yang dikatakan Bara sebelumnya, Tara menjemput Rania di apartemen tepat pukul 10. Setelah sibuk memilih pakaian yang pantas, pilihan Rania jatuh pada salah satu dressnya yang simpel. Dress dengan model wrap dan potongan midi di bawah lutut itu membuat Rania terlihat dewasa namun tetap elegan. Warnanya yang violet terlihat lembut dan cantik berpadu dengan kulit Rania yang putih. Tak lupa Rania memberi aksen belt dengan warna senada agar dress tersebut terlihat lebih resmi, mengingat dia akan berada di perusahaan dan di sorot media.

Untuk make up serta rambutnya, Rania menolak tawaran dari Tama untuk mengantarnya ke salon. Rania memutuskan untuk menggerai rambut panjangnya dan memakai make up flawless saja. Dia tak ingin terlihat menor dan terlalu mewah karena itu sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya.

Namun walaupun Rania memilih untuk merias dirinya sendiri, hasilnya juga tidak terlalu mengecewakan. Terbukti dengan tatapan penuh kekaguman dari Tama. Pria lajang itu te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   20. Kegiatan Kotor yang Singkat

    Malam mulai turun saat mobil hitam itu melaju mulus menuju sebuah restoran mewah di pusat kota. Dari jendela samping, lampu-lampu kota berkelebat seperti bintang yang berjatuhan, memantul di kaca mobil. Rania duduk tenang di samping Bara, mengenakan gaun biru navy yang sederhana namun elegan, dengan potongan leher berbentuk V yang tidak terlalu terbuka. Rambutnya digerai lembut, dan bibirnya dihias warna peach yang manis.Mereka memang sengaja makan malam diluar kali ini, karena Bara ingin menebus kesalahannya kemarin. Rania setuju, walaupun sepanjang perjalanan ia lebih banyak diam dan menatap kosong ke luar jendela.Bara melirik sekilas ke arah Rania. Dan untuk kesekian kalinya malam itu, ia menyesap napas dalam diam. Gadis itu... terlalu cantik malam ini."Terima kasih sudah mau makan malam denganku," ucap Bara pelan.Rania hanya tersenyum kecil. "Kamu yang mengundang, Mas. Aku pikir tak ada salahnya memberikan kesempatan untuk memperbaiki sesuatu."Bara mengangguk. Ada kelegaan da

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   19. Menebus Kesalahan?

    Pagi itu, mentari memancarkan sinarnya dengan lembut, menembus celah tirai apartemen penthouse keluarga Maheswara. Di ruang makan, aroma telur dadar dan roti panggang memenuhi udara. Tapi suasana tak sehangat biasanya.Rania berjalan pelan ke dapur, mengenakan blouse putih bersih dengan pita kecil di kerahnya, dipadukan dengan rok midi warna biru lembut. Rambut panjangnya tak lagi digerai asal-asalan seperti biasanya, melainkan diikat rapi setengah ke belakang. Sentuhan lipstik tipis berwarna coral dan pipi yang merona alami membuatnya tampak segar sekaligus... menawan.Bara memperhatikannya dari meja makan. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Ada sesuatu dalam penampilan Rania hari ini yang... berbeda. Wanita itu terlihat dewasa, anggun, dan memesona.Tapi Rania tak menyapanya. Bahkan tak menatapnya.Sejak kejadian semalam, Rania hanya menjawab seperlunya. Ia tak membantah, tak bertanya, tak memulai obrolan, seolah ia sedang dalam mode “diam profesional”. Bukan karena ingin memp

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   18. Tak Berhak Cemburu

    Rania mengajak Reyhan berjalan-jalan di taman kota. Bukan tempat yang mewah, tapi mereka bisa menghabiskan waktu bersama berdua. Mereka mengobrol tentang segala hal sambil membeli makanan dan jajanan di pinggir jalan. Bahkan mereka mengingat masa kecil dengan bermain ayunan bersama. Reyhan tertawa senang, begitupun Rania. Tak ada yang lebih membahagiakan di dunia ini selain melihat adiknya tersenyum bahagia."Kamu mau makan apa siang ini?" tanya Rania saat ia dan Reyhan duduk di bangku kayu sambil makan es krim."Makan lagi? Kita jajan terus lho dari tadi," tanya Reyhan tak percaya."Tak apa. Kakak pengen nraktir kamu sepuasnya hari ini."Reyhan melirik ke atas, mencoba membayangkan makanan apa yang sepertinya enak disantap, "Apa ya?"Tapi tiba-tiba wajah Reyhan berubah. Ia menatap Rania tanpa ekspresi, "Emangnya Kakak habis gajian?" tanyanya.Rania tertawa kecil, "Sudah, tenang saja. Kakak kan juga sudah menikah. Dan kebetulan suami Kakak itu kaya raya. Jadi Kakak dapat jatah uang be

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   17. Janji yang Dilanggar

    "Tidurkan saja dia di ranjang," perintah Becca kepada petugas hotel yang membopong Bara. Pria itu mengangguk dan melakukan apa yang Becca minta."Biar aku urus sisanya. Ini tip mu," tambah Becca sambil memberikan selembar uang. Pria itu tampak senang mendapatkannya. Ia pun segera mengucapkan terima kasih dan pergi dari sana.Becca mengunci pintu kamar sambil melirik ke arah Bara yang sudah tak sadarkan diri di atas ranjang. Ia tersenyum penuh kemenangan. Malam ini Bara adalah miliknya, dan mereka bisa bernostalgia mengingat kenangan indah mereka saat dulu masih bersama.Dengan perlahan Becca menghampiri Bara dan duduk di tepi ranjang. Ia menatap wajah tampan mantan kekasihnya itu, lalu mengelus pipinya pelan. Dulu dia merasa sangat beruntung bisa menjadi kekasih pria pewaris ini. Tapi, semuanya hancur hanya gara-gara pernikahan konyol itu."Tapi aku yakin kamu masih mencintaiku, Bara. Takkan ada wanita lain yang bisa menggantikan tempatku di hatimu bukan?" kata Becca sambil tersenyum

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   16. Makan Malam yang Panas

    Bara menutup laptopnya dengan gerakan tegas. Jarum jam di dinding menunjukkan pukul lima sore lebih sepuluh menit. Meski masih ada tumpukan laporan yang menunggu, pikirannya sudah melayang ke satu tempat, janji yang telah ia buat pada Rebecca.Dia berdiri, merapikan jas hitamnya yang elegan, dan mengambil kunci mobil dari meja. Saat hendak berjalan keluar, Tama, asisten sekaligus sahabatnya sejak lama, menghadangnya di pintu dengan senyum menggoda."Mau pulang cepat? Istrinya sudah menunggu, ya?" goda Tama sambil menyelipkan kedua tangannya ke saku celana.Bara menghela napas panjang. "Jangan mulai lagi, Tam.""Halah, santai, Bar. Cuma bercanda," ujar Tama, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Bara. "Tapi kepo juga. Memangnya kalian mau ngapain? Atau sudah ada benih-benih cinta diantara kalian?"Bara menghentikan langkahnya. Matanya menatap Tama tajam. "Jangan becanda. Aku dan Rania masih memiliki batas."Tama menyipitkan mata. "Kamu itu sudah menikah, Bara. Mau kontrak atau tidak, kam

  • Terpaksa Jadi Pengantin Tuan Pewaris   15. Perubahan Kecil

    Siang itu sepulang dari mengajar, Rania memiliki ide baru di kepalanya. Ia berniat untuk menyortir beberapa pakaiannya di rumah. Mungkin blus gombrong, rok polos, dan kaos lama yang sudah kucel dan tak menarik lagi. Ia memang tak berniat untuk berubah menjadi selebriti dadakan, tapi ini dia lakukan untuk dirinya sendiri. Dia harus mencintai dirinya sendiri sebelum dia ingin dicintai oleh orang lain. Sebagai langkah awal, Rania berjalan ke toko pakaian kecil di sudut jalan. Tempat sederhana tapi penuh pilihan. “Aku butuh baju kerja... dan beberapa pakaian untuk di rumah juga,” katanya kepada penjaga toko yang ramah. Gadis penjaga toko itu, mungkin beberapa tahun lebih muda darinya, mengangguk dan mulai memilihkan. Rania mencoba satu per satu. Dress selutut warna krem yang membentuk pinggangnya. Kemeja putih pas badan. Atasan pastel berlengan balon yang membuat kulitnya tampak lebih cerah, dan beberapa bawahan. Saat melihat dirinya di cermin toko, Rania nyaris tak mengenali bayan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status