Share

BAB 5

Author: desstinna1201
last update Last Updated: 2021-03-22 19:57:04

Raven sedang sibuk dengan tumpukan pekerjaan di hadapannya ketika pintu kantornya dibuka tampa mengetuk. Sekertarisnya ikut masuk dengan tidak enak bersama seorang gadis yang saat ini sedang cemberut sambil menatapnya. "Maaf pak nona bunga memaksa masuk padahal saya sudah bilang bapak sedang tidak bisa di ganggu." Ucap Fitri, sekertaris Raven. Raven mengangguk saja sambil mengisyaratkan Fitri keluar. Bunga mendekat sambil menghentakkan kakinya.

"Ada apa lagi?" Tanya Raven karena jika ekspresi Bunga seperti itu maka sudah bisa di tebak bahwa perempuan itu pasti sedang patah hati.

"Aku diputusin sama Bian Ven, dia selingkuh di belakang aku." Ujar bunga dengan nada manja. Di luar ruangan Fitri menampilkan ekspresi ingin muntahnya mendengar sedikit percakapan mereka. Fitri memang tidak suka pada teman dekat bossnya itu karena sangat centil menurutnya. Tentu saja dia berada di pihak Anggi untuk memusuhi gadis itu dan selalu melaporkan jika gadis itu datang.

"Kok bisa?" Tanggapan Raven yang singkat seperti ini sering membuat Bunga kesal. Karena pada dasarnya dia adalah gadis yang haus perhatian tapi Raven selalu pelit bicara dan terlihat pendiam sekalipun dia tahu laki-laki tampan di hadapannya memiliki perasaan padanya.

"Ya bisa dong Ven, dia kan ganteng, kaya raya dan memiliki segalanya jadi dia merasa memiliki kuasa untuk segalanya." Jawab Bunga sambil meletakan wajahnya di meja besar milik Raven. Saat ini dia sedang duduk di hadapan Raven, berjarak satu meja besar.

"Yaudah tinggalin aja deh Nga, kamu kan juga cantik bisa cari yang lain." Ucap Raven masih dengan wajah datarnya. tatapannya sudah tidak sibuk ke arah tumpukan file pekerjaan tapi tetap saja Bunga tidak suka dengan ekspresi yang Raven tunjukan walaupun selama ini memang selalu begitu.

"Kamu kok cuek banget sih Ven, aku lagi patah hati loh. Aku penting gak sih?" Ujarnya manja sambil mengerucutkan bibirnya merajuk.

"Ya terus aku harus gimana Nga? Aku kan juga gak bisa ikut campur." Ucap Raven mencoba bersabar. Bunga memang manja sekali dan selalu maunya di mengerti dan di perhatikan. Tapi Raven adalah jenis laki-laki sabar yang selalu menanggapi gadis itu dengan tenang. Pembawaan Raven pada dasarnya memang selalu tenang dalam hal apapun.

"Kamu gak perlu gimana-gimana kok Ven, dia bukan tanggungjawab kamu dan mama sekarang membawa tanggung jawab kamu yang sesungguhnya." Anggi tahu-tahu masuk ke ruangan Raven tanpa permisi diikuti oleh Nana yang entah kenapa siang ini terlihat cantik sekali di mata Raven. Padahal dia hanya memakai dress mahal yang kemarin di belikan Anggi saja. Tadi Anggi memang sudah berencana untuk datang ke kantor Raven membawa Nana, hendak mengajak putranya itu makan siang bersama. Ketika sampai di lobby kantor dia mendapat telpon dari Fitri bahwa Bunga sedang ada di kantor sehingga tanpa basa-basi dia langsung mempercepat langkahanya. Bunga langsung berdiri dan menyalami Anggi dengan sopan kemudian menatap ke arah gadis muda yang datang bersama Anggi tadi.

"Oh iya Bunga kenalin, ini Kirana calon istri Raven." Ucap Anggi bangga. "Dan Nana, ini bunga TEMAN Raven sejak kecil." Ucap Anggi lagi menekankan kata Teman. Nana tersenyum ke arah Bunga dan Raven terpaku melihat betapa manisnya senyum itu. Tatanan rambut Nana rupanya sedikit berubah sehingga Raven seperti melihat perbedaan gadis itu. Kemarin dia tidak memiliki poni tapi sekarang ada poni tipis yang menghiasi dahinya. Mempercantiknya dengan cara yang sederhana. Bunga menyalami Nana dengan senyum canggung, lumayan kaget dengan kenyataan bahwa Ravennya sudah memiliki calon istri. Karena selama ini dia pikir Raven hanya menyukainya dan akan terus begitu meskipun selama ini Bunga selalu mempermainkan perasaan laki-laki itu dengan pura-pura tidak tahu Raven menyukainya dan berganti-ganti pacar sesukanya.

Bunga pikir dia akan menyimpan Raven untuk pilihan terakhirnya nanti dan selama ini dia hanya bermain-main dengan banyak laki-laki tapi rupanya semua berjalan tidak seperti dugaanya. "Benarkah Raven dia calon istrimu?" Bunga bertanya, diam-diam Anggi mencibir kemudian bersorak gembira ketika Raven mengangguk sambil tersenyum. Sebuah penerimaan yang membuat hati Bunga terluka.

"Kamu diculik lagi sama mama Na?" Tanya Raven geli. Anggi tampak tidak terima dengan sebutan penculik itu tampi kemudian ikut tersenyum begitu melihat Nana mengangguk sambil tersenyum. Seolah mengatakan bahwa dia senang di culik olehnya.

"Kamu tuh yah hobby banget nuduh mama penculik. Padahal kan mama cuma kesepian Raven kamu sibuk terus. Tapi sekarang udah sembuh sih kan ada Nana." Ujar Anggi bahagia. Bunga merasa bukan saat yang tepat dia berada di sana sehingga dia memutuskan untuk berpamitan.

"Yaudah deh Ven, aku pamit yah. Setengah jam lagi ada pemotretan." Ucapnya berusaha terlihat baik-baik saja. Raven mengangguk dan tidak menahannya membuatnya semakin terluka. "Mari tante." Ucap Bunga yang diangguki oleh Anggi dengan raut wajah tidak suka. Bunga tahu bahwa mama Raven itu tidak menyukainya, tapi dia tidak memperhitungkan jika wanita itu akan menyarikan Raven calon istri seperti ini.

"Kita makan siang bareng yuk Ven, sejak mama culik Nana belum makan apapun loh." Bujuk Anggi. Dia tahu sekali bahwa putranya paling susah diajak makan siang bersama. Dia akan lebih suka makan di ruangannya sambil mengerjakan tumpukan pekerjaan yang belum di selesaikannya. Tapi Anggi bersorak gembira dalam hati karena kali ini Raven langsung mengangguk setuju, membereskan mejanya dan bersiap berangkat tanpa pemaksaan. Nana memang senjata yang paling ampuh untuk mendapatkan perhatian putranya dan Anggi akan semakin memaksakan mereka dekat mulai sekarang. Dia senang sekali karena Nana tiba-tiba hadir seperti keajaiban dan langsung membuatnya dan Raka menyukainya tanpa banyak berkata.

"Mau makan dimana mah?" Tanya laki-laki itu begitu mereka keluar dari ruangan. Fitri langsung berdiri dan memberi hormat pada boss dan keluarganya itu.

"Di bawah aja yuk, ada Resto enak kan di bawah." Jawab Anggi. Raven mengangguk. "Oh iya Fitri mau dibeliin makanan apa nanti?" Ucap Anggi pada sekertaris Raven itu. Fitri tersenyum canggung. Ibu bossnya memang baik sekali.

"Tidak usah bu, kebetulan Fitri bawa bekal." Ucapnya sopan. Perempuan itu kemudian mengangguk sambil tersenyum ke arah Nana.

"Oh iya Fit, kenalin ini Kirana calon istrinya Raven." Ucap Anggi. Entah kenapa Fitri merasa lega mendengar kenyataan itu dan langsung berjabat tangan dengan Nana sambil tersenyum.

"Cantik yah bu, semoga lancar sampai pernikahan yah mbak Nana." Ucap Fitri tulus.

"Panggil Nana saja mbak." Ucap Nana sopan, diam-diam Raven tersenyum melihat interaksi gadis manis itu dengan orang lain. Tidak di buat-buat tapi selalu membuatnya gemas.

"Ya sudah kami tinggal yah Fit. Jangan lupa makan loh kamu." Aggi mengingatkan. Fitri mengangguk sambil tersenyum.

"Laporan Meeting pagi tadi nanti kamu taruh meja saya saja Fit. Sama buat file yang tadi saya minta kamu perbaiki, dikerjakan nanti saja setelah makan siang." Tambah Raven yang diangguki oleh Fitri dengan sopan. Kemudian mereka turun ke lantai bawah menggunakan lift Khusus yang diperuntukkan hanya untuk Raven.

Nana baru pernah datang ke sebuah kantor sebagus milik Raven. Dia memandang takjub ke segala arah tapi tidak berani menanyakan ini itu karena takut mengganggu. Padahal banyak sekali pertanyaan di otaknya.

"Kamu mau makan apa Na?" Tiba-tiba saja Raven bertanya di dalam lift. Membuat Anggi maju selangkah ke arah pintu lift sambil mengulum senyum. Ini seperti keajaiban karena Raven memulai percakapan basa-basi seperti itu. Padahal kan bisa ditanyakan nanti ketika sampai di Resto.

"Apa aja mas, Nana bisa makan apapun kok." Jawab Nana sambil tersenyum. Anggi gemas sekali dengan panggilan mas yang diucapkan Nana. Entah ide darimana panggilan itu tapi Anggi ingin memuji orang yang mengusulkan panggilan itu pada Nana.

"Oke, kalau gitu." Raven menutup percakapan membuat Anggi sedikit kecewa. Padahal dia kan sudah menunggu keuwuan selanjutnya.

"Kamu lebih suka makanan Indonesia atau luar Na?" Anggi sengaja memperpanjang percakapan.

"Indonesia aja deh mah, Nana nggak ngerti makanan luar." Jawaban Nana membuat Raven tersenyum.

"Nanti kapan-kapan kita cobain makanan korea deh, kamu pasti suka." Ucap Raven tiba-tiba membuat Anggi lagi-lagi mengulum senyum. Sepertinya kali ini dia memang tidak perlu terlalu banyak berusaha, Raven sudah nyosor secara halus.

"Boleh mas."

"Besok aja kalian jalan, kamu besok gak ada kerjaan kan Ven? Cuma meeting doang." Usul Anggi.

"Iya mah besok Raven cuma Meeting doang pagi. Gimana Na kamu bisa?"

"Bisa kok mas, tapi izin sama ka Miko dulu soalnya ayah dan bunda belum pulang." Ucap gadis itu sedikit malu-malu. Menyadari bahwa mungkin ini adalah kencan pertama mereka.

"Iya nanti mas yang ijin sama Miko." Ucap Raven mengakhiri percakapan dan setelah itu pintu lift terbuka. Anggi bersorak girang sambil melangkah lebih dulu. Raven tersenyum dalam hati, kali ini sepertinya dia tahu pilihannya jika membandingkan antara Nana dan Bunga. Dia akan memilih Nana karena entah kenapa Nana bisa membuat Raven berdebar dengan cara yang berbeda. Semua itu dia sadari ketika berbicara empat mata bersama Miko kemarin. Dia menyadari bahwa Nana masih sangat polos dan anak yang penurut. Seorang gadis yang seolah-olah ingin di lindungi. Lagipula Raven sudah membuat janji dengan Miko dia akan menjaga adik kesayangannya itu dengan sepenuh hati. Sehingga mulai sekarang dia akan melupakan Bunga. Lagipula gadis itu juga tidak menyukai Raven bukan? Kira-kira seperti itulah pemikiran Raven saat ini.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Netty Malango
semoga lanjut prrnikahanya
goodnovel comment avatar
Yunia Afida
semoga lancar pernikahan nya
goodnovel comment avatar
Sunarti
iya betul kata Fitri semoga lancar sampai digelar acara resepsi pernikahan raven dan Nana 💖💖💖
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   Ekstra 5. Happy Ending.

    Sejak kehadiran Vena di rumah, semua orang harus rela mengucapkan selamat tinggal pada ketentraman dan kedamaian. Pertama karena anak kecil itu sangat cengeng dan kedua karena anak itu tidak suka jika tidak digendong. Selain itu orang favoritnya adalah Jayden. Dia terpaksa menjadi korban hingga tangannya pegal dan punggungnya sakit setiap hari karena Vena akan menangis jika lepas dari gendongannya ketika sudah nyaman. Sebenarnya Jayden bisa saja tidak menggendong Vena agar tidak terjebak dalam kelelahan, Tapi dia juga tidak tahan jika sehari saja tidak menggendong keponakan lucunya itu.Lalu setelah umurnya genap setahun, yang menjadi favoritnya gantian Raven. Vena benar-benar tidak bisa ditinggal oleh Raven pergi jika ketahuan. Karena itu Nana akan mengajak Vena jalan-jalan sebentar ke luar agar Raven bisa berangkat kerja. Anggi benar-benar menghentikan segala kegiatannya di luar kecuali Rumah Sakit semenjak kehadiran Vena di rumah. Nana sendiri tetap melanjutkan kuliahnya s

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   Ekstra 4. Davena Prameswari Dirgantara.

    Menjelang minggu-minggu terakhir kehamilan Nana, Raven mulai mempersiapkan pekerjaanya agar bisa segera di kerjakan di rumah saja. Raven tidak ingin kehilangan moment paling penting sebagai seorang ayah dan seorang suami hanya gara-gara pekerjaan saja. Raven ingin berada di samping Nana ketika istri kecilnya itu melahirkan nanti.Anggi dan Raka juga sudah mewanti-wanti kepada Raven agar lebih siaga di rumah. Raka bahkan sudah mengomel karena sampai sekarang Raven masih saja berangkat ke kantor padahal kehamilan Nana sudah besar. Raven bukan bermaksud kejam, dia hanya berusa untuk bertanggung jawab baik itu usrusan kantor maupun urusan keluarga. Hari ini Raven benar-benar mengerjakan semua pekerjaan yang harus di selesaikannya sampai tuntas, dia juga menyerahkan beberapa hal penting pada Fitri dan sebagian lagi di pegang oleh Raka sehingga besok dia sudah bisa bekerja dari rumah dan menemani Nana hingga melahirkan kelak.Dokter bilang, sekitar tiga minggu lagi Nana akan

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   Ekstra 3. Raven Ngidam?

    Raven tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki seorang anak membuat hari-harinya berubah drastis. Pertama dia jadi tidak betah berada di kantor lama-lama. Lebih tidak betah dibanding ketika dia menikahi Nana. Kedua dia jadi merasa selalu was-was, sehingga menambah jumlah orang yang dia suruh mengawasi Nana. Dan yang paling berubah adalah dia jadi sangat sensitif dengan berbagai macam wewangian. Untuk hal yang satu ini, Raven bahkan sampai membuat peraturan bahwa karyawannya tidak boleh memakai parfum ketika meeting dengannya.Anggi dan Raka saja selalu dia protes jika pagi-pagi sudah wangi sekali. Awalnya kedua orang tua Raven itu merasa sedikit aneh dengan sifat Raven itu tapi sekarang sudah paham dan malah tertawa geli. Rupanya bayi yang di kandung Nana sangat adil, tidak hanya membuat ibunya merasakan penderitaan mual muntah saja tapi juga menyiksa ayahnya agar tidak tahan mencium berbagai wewangian. Raven akan mual dan muntah jika mencium wangi yang tidak dia sukai. Dan

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   Ekstra 2. Nana Jadi Aneh

    Semenjak Nana hamil, Raven mulai tidak tenang berada di kantor. Hampir setiap sepuluh menit sekali dia akan mengirim pesan pada istrinya itu atau sedikit menyusahkan Laras jika Nana sedang di kampus. Raven merasa jam di kantor setiap hari jadi lebih panjang padahal sebenarnya sama saja.Sejauh ini belum ada permintaan aneh dari istrinya yang membuat Raven kesulitab. Nana hanya lebih sensitif kadang menangis tanpa sebab yang jelas. Atau kadang suka marah-marah dengan menggemaskan. Sejauh ini hanya tentang mood Nana saja yang berubah.Tapi sehari yang lalu, Laras melaporkan sesuatu yang mengejutkan. Dia bilang Nana mendorong kakak kelas yang mengganggu hingga terjatuh dengan keras ke tembok dan dia tidak merasa bersalah. Nana bukan orang yang seperti itu, apa kehamilan mempengaruhi hal itu? Raven sendiri sejujurnya masih belum mau percaya tapi Laras untuk apa berbohong bukan?“Ven, ngalamun aja? Nih berkas yang papa pengen kamu lihat.” Raka tiba-tiba s

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   Ekstra 1. Menghadapi Calon Pelakor

    Raven tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya ketika mengetahui bahwa istrinya yang kini sudah tumbuh dewasa itu sedang mengandung anaknya. Seisi rumah langsung bersuka cita membuat ruang gerak Nana seketika berkurang. Nana tidak boleh ke dapur, tidak boleh mngerjakan hal berat pokoknya tidak boleh mngerjakan pekerjaan rumah apapun. Dan ketika berita itu sampai ke telinga keluarga Nana pun mereka langsung bergembira sekali. Haryo, Yuli dan Miko datang dan menginap beberapa hari untuk menemani Nana dan membuat gadis itu merasa senang sekali karena keluarganya berkumpul.Dan Nana mulai menyadari bahwa kehamilan ternyata tidak mudah. Nana mual dan muntah hebat pada awalnya sampai tidak bisa makan apapun dan membuat Raven panik sekali. Untung saja Anggi adalah seorang dokter yang bisa menenangkan keluarganya megenai kondisi Nana.Tapi Raven berubah jadi lebih romantis menurut Nana. Seperti sekarang ketika Nana bangun, maka secangkir teh mint dan biskuit per

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   DEAR PEMBACA

    Hallo teman-teman pembaca. Kenalkan saya Desti penulis kisah manis ini yang semoga saja mampu menghibur kalian semua. Kisah ini saya akhiri di bab 54 setelah mengantarkan Nana dan Raven pada kebahagiaan yang mereka harapkan. Tapi semua belum benar-benar berakhir karena akan ada beberapa ekstra part bonus berisi keseruan pasangan gemas ini dalam menantikan buah hati. Terimakasih pada teman-teman yang bersedia menunggu cerita ini setiap hari sedikit demi sedikit hingga akhirnya selesai. Terimakasih untuk setiap komentar kalian baik di review maupun di setiap bab yang membuatku seperti merasa lebih bersemangat ketika membacanya. Terimakasih buat kalian yang mencintai Raven dan Nana dengan tulus. Terimakasih karena mau memaklumi segala kekuranganku yang masih banyak ini. Tidak ada kisah yang sempurna, layaknya sebuah kehidupan. Tapi terimakasih banyak karena cinta kalian pada karya ini, menyempurnakan kebahagiaanku. Aku bukan penulis hebat, kesalahanku masih ribuan atau

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   BAB 54 (END)

    Semua lebih Ringan untuk Nana lewati setelah langkah baru yang berhasil dia mulai. Kehidupan kampusnya menjadi sangat menyenangkan dan kehidupannya menjadi istri seorang CEO juga tidak kalah menyenangkan. Raven mulai berani mengajak Nana menemaninya pada acara-acara penting di kantor maupun acara penting di tempat kolega-koleganya. Seluruh staf kantor Raven juga sudah mengenal Nana sebagai istri boss yang baik hati dan sangat lembut.Anggi dan Raka lega sekali karena akhirnya Nana terlihat tidak lagi tertekan berada di samping Raven. Haryo, Yuli dan Miko merasa bersyukur sekali karena princess mereka yang polos dan masih belum mengerti banyak hal kini lebih terlihat bahagia dalam menjalani perannya sebagai istri dan mahasiswa. Seminggu sekali, Nana dan Raven akan menginap di rumah Haryo mengobati rindu Nana. Kerja sama Miko dan Raven juga berjalan dengan sangat lancar. Perusahaan Miko kini sudah berkembang semakin pesat dan memiliki banyak cabang atas dukungan Raven. Begitupu

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   BAB 53

    "Kita nggak pulang ke rumah mas?” Tanya Nana melihat bahwa jalan yang Raven lalui berbeda.“Temenin mas Meeting dulu yah Na, nggak formal banget kok Cuma sama temen-temen mas aja. Sekalian mas kenalin kamu kan, walaupun beberapa diantara mereka ada yang datang di pernikahan.” Ucap Raven membuat Nana terdiam sambil merasakan gemuruh di dadanya. Tapi bukankah ini saatnya dia mempraktekan semua wejangan Laras? Jika Nana terus takut maka sampai kapan dia bisa berbaur dengan teman-teman Raven?Gadis itu menghembuskan napas kemudian tersenyum. “Oke mas, tapi baju Nana nggak jadi masalah kan?” Tanya gadis itu terlihat Ringan membuat Raven sedikit kaget karena dia pikir Nana akan sedikit mengeluarkan drama ketakutan.“Nggak masalah kok, mas aja santai kan?” Tutur Raven sambil mengeluarkan senyuman yang menurut Nana selalu yang paling indah.“Oke deh, nanti Nana ikut meetingnya juga apa Nana nunggu dimana gitu?&rdquo

  • Terpaksa Menikah dengan CEO   BAB 52

    Raven makin uring-uringan karena memakai baju apapun Nana terlihat begitu cantik. Bahkan memakai kemeja kebesaran dan celana jins saja Nana malah terlihat seperti artis Korea. Sudah seminggu istrinya itu kuliah dan setiap hari selalu terjadi perdebatan mengenai pemilihan baju.Anggi tersenyum geli melihat putranya mulai terusik karena tidak mau membagikan kecantikan istrinya itu. “Udah dong Ven, Nana itu anak yang baik. Dia nggak mungkin macam-macam di kampus. Kamu tuh jangan cemburuan kelewatan gitu dong.” Tegur Anggi di ruang keluarga. Hari ini Raven libur ke kantor tapi Nana harus tetap kulian. Raven hanya ada meeting saja nanti siang sambil menjemput Nana pulang kuliah.“Mama nggak tahu aja sih, baru hari pertama aja udah ada cowok yang nempel. Raven pengen ajakin ribut jadinya.” Jawab Raven kesal. Anggi malah ketawa.“Ya kan Nana memang cantik, wajar saja kalau ada cowok yang deketin. Yang penting kan Nana tidak merespon Ven. M

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status