Share

Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga
Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga
Author: Rieyaz Muyas

Penawaran Yang Gila

Author: Rieyaz Muyas
last update Last Updated: 2024-10-15 10:14:56

 "Menikahlah dengan suamiku dan lahirkan seorang anak, maka akan ku selamatkan perusahaan keluargamu."

 "Kau gila? "

Alia tidak menyangka wanita yang terlihat begitu anggun dan menawan yang duduk di hadapannya saat ini memberikan tawaran yang tidak masuk akal. Bukankah orang tuanya memintanya menemui wanita tersebut untuk membicarakan urusan bisnis dan meminta bantuan wanita tersebut untuk berinvestasi diperusahaan ayahnya yang sudah diambang kebangkrutan. Wanita anggun yang sedang duduk di hadapannya saat ini adalah investor terbesar di perusahaan ayahnya saat ini.

Keluarga Megan adalah salah satu dari keluarga terkaya dinegaranya. Mereka menguasai beberapa pasar saham dan memiliki pengaruh yang sangat besar. Setiap orang yang berani menyinggung mereka psati tidak akan berakhir dengan baik. Keluarga mereka juga menjalin kerja sama dengan ikatan pernikahan dengan keluarga Aditama yang merupakan keluarga terkuat, terkaya dan memiliki pengaruh yang sanagt besar di seluruh dunia. Kerja sama itu membuat keluarga Megan menjadi keluarga yang disegani dan di takuti.

 "Bukankah kamu datang hari ini untuk bernegosiasi denganku? kamu meminta investasi dan aku memberikan tawaran yang sangat menggiurkan, bukankah itu?"

Alia terdiam sesaat mendengar ucapan wanita itu.

 "Mana ada istri yang menjual suaminya sendiri." Ucap Alia.

Megan menatap wajah polos dan lugu Alia saat ini.

 "Hahahaha, kamu lucu sekali. aku tidak menjual suamiku, aku menawarkan syarat kepadamu bukan menjual suamiku. Memangnya kamu mampu untuk membelinya? hahahahahaha"

Ucapan wanita itu sepenuhnya benar, Alia tidak mungkin mampu untuk membeli suaminya *-jika benar dia menjualnya. Alia tidak tahu harus bagaimana menanggapi permintaan wanita tersebut, sedangkan dia juga harus mendapatkan investasi tersebut. Jika dia gagal, maka orang tuanya akan kehilangan semuanya dan akan banyak orang yang menderita jika perusahaannya bangkrut.

Megan menyodorkan kartu namanya kepada Alia.

 " Kamu boleh memikirkannya terlebih dahulu. Jika kamu sudah memutuskan, maka hubungiku. Ingatlah bahwa hanya aku yang bisa membantu keluargamu."

"Bukankah kamu sendiri juga dapat melahirkan anak untuk suamimu, kenapa menginginkan anak dari wanita lain?" tanya Alia.

"Kamu tahu, wanita hamil itu sangat merepotkan. Suamiku selalu berkata bahwa  free child tidak jadi masalah, namun akhir-akhir ini dia tidak seperti itu. Jadi, dari pada adopsi, bukankah lebih baik memiliki anak sendiri tanpa harus repot-repot hamil?"

"Kau gila..!"

 "Hahahaha, lebih baik kamu memikirkan nasip keluargamu sendiri dari pada menyumpahiku."

Alia menatap kepergian Megan, pikiran dan hatinya sangat kalut. Bagaimana nanti dia harus menjelaskan kedua orang tuanya. dia menghela napas panjang kemudian memutuskan untuk menyampaikan apa adanya ucapan wanita tersebut dan mungkin orang tuanya kaan memikirkan solusi lain, tidak mungkin orang tuanya akan mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan lelaki yang bahkan tidak dia kenal sama sekali.

Alia memacu sepeda motor kesayangannya membelah keramaian jalanan. Tidak lama kemudian dia sudah sampai di rumahnya. Kedua orang tuanya dan kedua kakaknya sudah menanti kedatangannya diruang keluarga. Alia meletakkan sepatunya dan segera menghampiri mereka yang sudah sedari tadi menunggunya.

 "Bagiamana? Apakah dia bersedia?" Tanya ayah Alia penuh rasa penasaran.

  "Belum, Pa."

Mereka serempak menatap Alia dengan tatapan penuh tanda tanya setelah mendegar jawaban Alia itu.

 "Apa maksudmu belum?" Tanya kakak pertamanya.

Alia membenarkan posisi duduknya dan menguatkan mentalnya untuk memberanikan diri menyampiakan apa yang wanita itu katakan.

 "Dia memberiku tawaran yang tidak masuk akal, Pa."

 "Tawaran apa?" Tanya ayahnya.

 "Dia memintaku menikah dengan suaminya dan memberikannya keturunan. Kalau aku bersedia menerima permintaannya, maka dia akan berinvestasi. Tapi aku belum menjawabnya, Pa." Jelas Alia.

 "Kenapa kamu tidak langsung menyetujuinya saja." Ucap ibu Alia.

Alia membelalakkan mata mendengar ucapan ibunya itu. Dia tidak percaya ibunya akan berkata seperti itu.

 "Apa maksud ibu?" tanya Alia dengan ekpresi polosnya.

 "Kami semua sudah tahu kalau Nyonya Megan akan memintamu menikahi suaminya sebagia syarat atas investasinya pada perusahaan papa, Alia."

Jawaban dari Rantih, kakak keduanya itu membuatnya merasa seperti sedang ditipu oleh mereka.

 "Jadi kalian sudah tahu kalau dia akan meminta hal itu, tapi kalian tetap memintaku menemuinya? Kenapa kalian tidak memberi tahuku dari awal?" ucap Alia.

 "Apa bedanya memberitahumu dari awal atau nyonya sendiri yang memberi tahumu? tidak ada bedanya. Mau tidak mau ya kamu harus mau, ini semua demi kelangsungan hidup kita Alia." Jelas ibunya.

 "Apakah papa juga menyetujui usulan itu?" tanya Alia kembali.

 "Kamu dengarkan dulu cerita papa, setelah itu kamu boleh memutuskan. Nyonya Megan sudah lama mencari ibu pengganti untuknya. Dia sangat mencintai suaminya begitu juga suaminya. Namun dia tidak ingin mengambil anak orang lain, dia ingin anak dari suaminya." ucap ayahnya.

 "Kenapa mereka tidak melakukan bayi tabung saja? Bukankah teknologi sekarang sangat maju? aku tidak mau, Pa. Bagaimana dengan sekolahku nanti? bukankah papa juga tahu bahwa aku sudah punya pacar."

 "Hanya kamu harapan kami, Alia."

Alia menatap kedua kakaknya yang dari tadi hanya menunduk saja tanpa berani menatapnya.

 "Bukankah kak leni lebih layak? Usianya juga sudah matang. Kenapa harus aku? ini tidak adil."

Ibu Alia bangkit dan berpindah duduk disebelah Alia, memegang kedua tangan Alia dengan hangat dan menatap matanya dengan dalam.

 "Kami sudah membicarakannya dengan nyonya, namun dia menolaknya. Dia sudah lama mengawasimu, semua kehidupanmu juga dia sudah mencari tahu. Dia sudah pernah membicarakan hal ini sebelumnya dengan kami. Tapi kami menolaknya, makanya dia menarik investasi diperusahaan papamu. Jadi anggaplah ini balas budimu untuk papamu dan kami ."

Mata Alia mulai berkaca-kaca, dia tahu bahwa ibu dan kedua kakanya bukanlah keluarga kandungnya, namun mereka begitu menyayanginya sejak dia berusia lima tahun. Dia tidak merasakan kehilangan kasih sayang seorang ibu selepas ibunya meninggalkannya untuk selamanya, bahkan dia mendapat bonus dua orang kakak yang juga sangat menyanyanginya.

 "Aku akan memikirkannya terlebih dahulu."

Alia meninggalkan raung keluarga tersebut menuju kamarnya. Dia ingin menenangkan diri seejenak.

Alia merebahkan dirinya di atas pembaringannya, menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya menerawang jauh.

 "Hah...! pikiranku kacau banget ya ampun. Apa perempuan itu udah gila? Kenapa jadiin suaminya sendiri jadi pertukaran? apa suaminya tahu? apa suaminya setuju? jangan-jangan suaminya udah tua pula,  mampuslah aku.."

Ucapan ibunya tadi masih membekas dibenaknya dan membuatnya tidak dapat tidur nyenyak. Dia bangkit dari pembaringannya, memainkan ponselnya sejenak kemudian menghubungi seseorang.

 "Udah tidur?" 

 "Belum, kenapa? kangen?"suara itu terdengar begitu lembut dan menenangkan Alia.

 "Sedikit"

 "Mau keluar jalan-jalan? aku jemput?"

 "Udah hampir larut malam, papaku nggak akan izinin aku keluar rumah."

  "Gimana kalau aku yang kesana? kita ngobrol di halaman depan sebentar"

 " Hmmm.. boleh juga. Aku tunggu ya.."

  "Siip.."

Alia merapikan diri, mengoleskan sedikit lipgloss di bibirnya kemudian berjalan menuju taman depan rumahnya, dia menanti kedatangan Dimas, kekasihnya tersebut.

 "Ngapain kamu malam-malam di depan rumah? udah jam berapa ini? "

Alia terkejut melihat ayahnya sudah berdiri dibelakangnya. Dia meremas ponselnya dan menggigit bibirnya.

 "Itu pa, Dimas mau datang" jawab Alia dengan cemas.

 "Papa nggak mau lagi melihat kamu berhubungan dengan dia, segera putuskan hubungan kalian."

Sepertinya keputusan keluarga mereka sudah bulat untuk menikahkan Alia dengan suami dari nyonya Megan itu.

 "Papa nggak bisa ngatur hidup aku seenaknya gitu aja, aku juga punya hak menentukan pilihanku sendiri, Pa."

 "Papa selama ini sudah melunak padamu ya, Alia. Jangan sampai papa memberikan ketegasan padamu!"

Alia tidak ingin lagi berdebat dengan ayahnya karena perdebatan itu hanya akan mempersulit keadaannya saja. Dia kembali kekamarnya dan menutup pintu kamar dengan keras.

 "Ahhhhh.....! kenapa semua jadi kayak gini sih!"

Alia tidak habis pikir bahwa ayahnya menanggapi dengan serius penawaran Megan. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas pembaringannya.

 "Apa aku kawin lari aja ya sama Dimas besok? Dimas pasti setuju. Besok aku akan jelaskan pada Dimas."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Uang Adalah Budak Cinta

    "Apakah Nona Alia sudah kehilangan kasih sayang Tuan Dirga?" "Apa maksud kamu?" "Pagi ini, aku melihat Alia berangkat kerja menggunakan taksi, tidak lagi menggunakan mobil mewah seperti sebelumnya."Suara karyawan yang tengah membicarakannya terdengar samar-samar dari ruang kerja Alia. "Mereka seperti tidak ada pekerjaan lain saja." Gumam Alia sendiri.Kalau bukan karena Megan dengan sengaja menggores mobilnya kemarin, tentu saja hari ini dia tidak perlu menggunakan taksi untuk sampai kekantor. Masa perbaikan mobilnya memerlukan beberapa hari pengerjaan karena goresan yang Megan tinggalkan cukup dalam. Di rumahnya hanya ada mobilnya dan mobil milik Dirga. Mobil Dirga tentu saja sedang Dirga gunakan untuk perjalanan bisnisnya.Alia memperhatikan ponselnya beberapa kali dan kemudian meletakkan kembali tanpa melakukan apapun. "Apa aku hubungi Dirga aja ya? Minta dia beliin mobil baru. Tapi, apa pantas?"Alia bergelut sendiri dengan pikiran dan batinnya sendiri, rasa gengsi menyelimu

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Daisy Merah

    " Nona, ada seseorang yang mengirimkan bunga untukmu?" "Bunga?" "Iya" "Siapa pengirimnya?" "Tidak ada kartu nama dan ucapannya, Nona." "Mungkinkah Dirga?"Alia bertanya-tanya dalam hati siapa yang mengiriminya bunga setiap hari selama dia di rumah sakit. Dia selalu menerima kiriman bunga Daysi Merah setiap pagi, namun tidak pernah dicantumkan nama pengirimnya. "Good Morning" Ucap Dirga yang baru saja muncul dari balik pintu ruang perawatan Alia. "Kamu kenapa kemari?" tanya Alia "Aku menjemputmu. Kata Dokter hari ini kamu sudah boleh pulang." "Aku bisa pulang sendiri." "Ayolah, aku sudah cukp merasa bersalah beberapa hari ini tidak datang menjengukmu." "Kamu tahu kamu salah?" "Maafkan aku. Kamu sebut saja apa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya." "Tidak perlu. Aku tidak menginginkan apapun. Aku akan berkemas terlebih dahulu." "Baiklah, aku akan menunggumu dengan sabar."Alia mengemasi barang-barangnya kedalam tas untuk bersiap meninggalkan rumah sakit. "Siapa yang

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Retakan Kecil

    Berita itu menyebar begitu cepat bagaikan air yang mengalir begitu deras. Bagaimana tidak, adegan saat Megan menganiaya Alia itu disaksikan oleh hampir setengah karyawan perusahaan Dirga. Terlebih lagi pada saat itu Dirga sedang membawa kliennya menuju ruangannya karena Alia tidak datang membawakan kontrak kerja sama. Hal itu benar-benar menjatuhkan harga diri Dirga, karena bagaimanapun juga publik sudah mengetahui hubungan mereka bertiga. Kejadian itu juga membuat perusahaan Dirga kehilangan kerja sama bernilai jutaan Dolar. "Apakah kamu sudah kehilangan akal sehatmu?!"Ekpresi wajah Dirga menunjukkan amarah yang begitu mendalam terhadap Megan. "Apa kamu sudah tidak waras?!" tanya Dirga kembali. "Dia yang memprovokasiku terlebih dulu! Kenapa kamu melampiaskan emosimu padaku?!" "Kau dengar baik-baik! Kau tidak seharusnya melakukan itu kepadanya tepat dikantorku!" "Siapa suruh jalang sialan itu membuatmu tidak hadir pada malam penting kita!" "Megan!!!!"PLAAAAKK..!!!!Sebuah tamp

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Aku Suka Aroma Tubuhmu

    "Apakah begitu nyaman berada dipelukan mantan kekasihmu?"Alia yang baru saja membuka pintu rumahnya terkejut mendapati Dirga yang sudah duduk dan menatapnya dengan tatapan tajam. "Kamu mengejutkanku!" ucap Alia seraya duduk di sofa tepat dihadapan Dirga. "Apakah kamu sangat menikmatinya?"Alia membulatkan matanya menatap Dirga penuh keheranan. "Apakah dia memata-mataiku?" gumam Alia dalam hati. "Apa maksdumu?" tanya Alia dengan ekpresi sedikit bingung.. "Jangan kamu kira aku tidak tahu semua perbuatanmu di luar sana." "Kamu memata-mataiku?" "Ingatlah kamu milik siapa!"Alia membelalakkan matanya. Dia sangat tidak menyukai sifat Dirga ketika marah. Alia bersiap meninggalkan Dirga. Dia tidak ingin melihat amarah Dirga semakin memuncak. "Tidak ada seorangpun yang boleh menyentuhmu kecuali aku, Alia!"Dirga menarik tangan Alia dan mencengkram leher Alia dengan kuat serta menghentakkannya di dinding. "Sakit." rintih Alia sambil memegang lengan Dirga. "Kamu tidak bisa pergi begi

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Harga yang Harus Dibayar

    "Beginikah caramu bersaing denganku?"Alia terlihat sangat marah saatbmenghampiri Megan di kantornya. Kenapa tidak, dia tidak menyangka bahwa Megan akan menggunakan cara yang sangat kotor. "Apakah kamu sudah lupa? Aku yang menyelamatkan keluargamu dari kebangkrutan, aku juga dapat mengembalikannya dalam keadaan yang sama seperti sebelumnya." ucap Megan dengan angkuhnya. "Apa yang kamu inginkan?" "Sudah jelaskan! Menjauhlah dari Dirga! Kamu sangat tidak layak berada disisinya." "Apakah kamu pikir kamu sendiri layak? Bagaimana reaksi Dirga jika dia tahu kamu melakukan hal seperti ini hanya untuk menjatuhkanku?" "Hahahaha...Apakah kamu bodoh Alia? Dirga ini seorang pebisnis. Dia tidak akan pernah mencampur aduk urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Perusahaan keluargamu dibawah naungan keluargaku dan itu bukan hak Dirga untuk mencampurinya. Lebih baik kamu sadar posisimu! Seberapa keras kamu bersaing denganku, selamanya kamu akan tetap berada dibawahku! Ingat itu!"Alia meninggal

  • Terpaksa Menikah dengan Tuan Dirga   Pesta Keluarga Aliando

    Alia memperhatikan beberapa tamu yang hadir malam itu, dan tidak ada satupun yang dia kenal. Dia berdiri sedikit menjauh dari keramaian, dia tidak begitu nyaman dengan suasana pesta itu. "Pesta orang-orang kaya ternyata begitu membosankan."Pandangan mata Alia tertuju pada sesaorang yang baru saja tiba di pesta itu bersama seorang wanita yang menggandneg tangannya. "Dirga dan megan?" tanya Alia dalam hati.Terlihat Dirga yang tengah sibuk melayani orang-orang yang menyapanya satu persatu. Namun, tatapan mata mereka tiba-tiba bertemu. Alia cepat-cepat memalingkan wajahnya, kemudian menatap kembali ke arah Dirga yang tersenyum nakal meliahat kearahnya kemudian kembali berbincang-bincang dengan tamu yang hadir malam itu.Penampilan Alia yang begitu anggun dengan paras yang cantik membuat beberapa tamu yang hadir meliriknya sesekali. Apalagi Alia berdiri sendiri tanpa sesorangpun yang menemani. Kecantikan wajahnya dan keanggunannya membuat beberapa tamu yang datang malam itu terpesona da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status