Sesaat keduanya saling pandang dan diam melihat pada lembaran kertas yang Mike pegang.
"Kamu tandatangan ini," pinta Mike dan Anaya melihat pada kertas perjanjian lagi. Pikirnya dibuat terkejut seserius ini rencana Mike, hingga adanya surat perjanjian.Padahal Anaya bukan sosok wanita pembohong atau ingkar yang harus seperti ini."What surat perjanjian?!" ucap Anaya membulatkan mata. Bagaimana bisa pria yang dia kenal baik, sungguh membuat respek Anaya pada Mike memudar.Anaya tidak langsung menerima kertas itu, dia masih memandang Mike, pria yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya."Untuk apa adanya surat ini? Apa harus seperti ini juga Mike? Sepertinya dari lisan saja sudah cukup.”“Aku tidak akan melupakan ataupun ingkar padamu," ucap Anaya dan Mike diam menatap Anaya."Bukan begitu, Ay …" kata Mike, sorot matanya sangat dalam menatap bola mata Anaya."Lalu? Kepuasan pribadi kamu?" jawab Anaya. Lalu tertawa penuh kepalsuan dan duduk kembali yang semula ia berdiri.‘Aku takut jatuh cinta padamu.’Kalimat itu hanya dalam hati, tidak bisa diucapkan langsung pada Anaya. Sebab ia tidak ingin membuat Anaya menjadi bulan-bulanan orang, jika bersama Mike, karena noda hitam yang pria ini goreskan pada pernikahan Bunga."Kamu bukan tipeku dan karena itu aku takut kamu mencintaiku," ucap Mike berkilah yang membuat Anaya syok."Whatt?!" Anaya terkejut plus, termangu akan alasan pria itu memberikan surat perjanjian yang dia pikir sebagai pengingat ucapannya tentang empat bulan. Namun, hanya untuk sebuah alibi.Anaya masih menatap tidak percaya pada Mike. Lagi pula apa salahnya mencintai suami sendiri? Tidak ada larangan untuk mencintai kekasih halal. Namun, bagi seorang Mike bagaikan bakteri yang harus dihindari dan sebuah kesalahan besar jika saling mencintai. Hanya karena rasa takut yang besar akan Anaya yang tersakiti."Bukankah mencintai milik sendiri itu halal? Lalu salahnya dimana?" tanya Anaya.“Salahnya kita bukan jodoh yang sesungguhnya, kita hanya sedang bersama menunggu jodoh kita datang dan melepaskan ikatan salah ini. Percayalah, kamu akan mendapatkan pria yang lebih baik dari aku," kata Mike.“Hahaha.”Anaya tertawa terpaksa, namun sorot matanya mengatakan sakit bukan bahagia seperti mulutnya yang kini tertawa."Salahnya kita bukan hati yang seharusnya bersama, tapi kita dua hati yang tidak akan pernah bersama. Saat ini kita hanya sedang menunda berpisah dan akhirnya kembali pada dunia masing-masing," ucap Mike lalu memberikan kertas perjanjian pada tangan Anaya.Anaya menatap pria bule yang sangat tega, lebih baik disakiti fisik. Mungkin tidak sesakit luka hati yang tidak nampak."Kamu bisa tidur di kamar ini, aku akan tidur di ruang tamu," kata Mike.Anaya melipat belahan bibir, melihat tempat lain lalu melihat pada Mike."Bisakah kita tidak memberi jarak untuk empat bulan? Biarkan berjalan apa adanya. Aku janji tidak akan jatuh cinta padamu. Bahkan menyentuhmu, Mike.”“Aku tidak akan setega itu, membiarkan kamu tidur di luar kamar, kita berbagi kamar daja. Namun, membatasi hati masing-masing," ucap Anaya dan Mike tersenyum."Bagaimana kalau khilaf?" Mike menatap Anaya dan wanita ini menatapnya."Biarkan aku tidur di lantai, kamu bisa di atas," celetuk Anaya dan Mike tersenyum sinis."Dan aku tidak sekejam itu pada wanita, tubuh pria lebih kuat dari wanita. Maka dari itu, biarkan aku yang di lantai kamu diatas," jelas Mike dan Anaya mengangguk.Sesaat keadaan menjadi hening ...."Kamu bisa istirahat aku akan pergi ke ruangan sebelah ada gambar yang harus selesai sekarang ini untuk contoh pemotretan lusa " kata Mike dan Anaya hanya diam.Seperti yang dia tahu fotografer, adalah hobi dan salah satu pekerjaan Mike selama di Indonesia. Salah satunya model Mike adalah Bunga. Wanita yang berhasil membawa setengah hati Mike pergi dan kini membeku.Anaya diam tidak menjawab dan pria itu pergi keluar kamar dan Anaya menunduk melihat pada surat perjanjian cerai dalam empat bulan dan semuanya akan berubah dalam waktu singkat."Kenapa semua pria itu sama saja brengsek!" kata Anaya. Lalu menaruh kertas tadi pada laci lagi.Anaya menyoroti isi kamar, namun di buat terkejut melihat bingkai foto Bunga ukuran besar, tergantung begitu cantik pada dinding diatas tempat tidur.Bahkan dulu harapan Anaya mempunyai pasangan yang mampu memasang fotonya di kamarnya. Sekarang malah melihat foto wanita lain dipajang di kamar suaminya."Cintamu pada Bunga memang besar, tapi tidak bisa menerima, jika dia adalah milik orang lain. Kalau masih sulit melupakan, coba diganti dengan merelakan. Insyaallah enteng," kata Anaya, berbicara sendiri melihat foto besar Bunga.Anaya lalu naik ke kasur bermain ponsel, karena dia tidak mempunyai kesibukan lain. Terlebih ini adalah hari pertama dirinya dan Mike resmi menjadi suami istri.Sedangkan di ruang fotografi Mike tengah melihat ulang, kembali foto-foto dia dengan Bunga. Namun, sesaat dia teringat akan Anaya yang kini adalah istrinya."Suatu hari seseorang akan datang untuk membuatmu percaya bahwa yang patah dan berantakan, ternyata bisa direkatkan atau disambung ulang. Walaupun, itu bukan diriku yang menyambungnya Anaya."Mike kembali fokus pada pekerjaannya dan menyimpan lagi, kamera miliknya di atas meja. Lalu membuka laptopnya untuk kerja.Anaya yang telah bosan hanya rebahan di atas kasur, sontak pergi untuk keluar kamar karena dirinya merasa lapar."Apa Mike punya sesuatu yang bisa dimakan?" ucapnya berjalan menuju dapur dan membuka lemari pendingin.Namun, dia menghela napas, hanya ada dua butir telur dalam kulkas tidak ada apa-apa."Punya kulkas, tapi isinya kosong macam hati. Cih, pikiran dan sikapnya juga kosong dan dingin!" ucap Anaya lalu mengambil dua butir telur dimasak dengan tangan magicnya.Dua butir telur tidak lama dibuat menjadi nasi goreng kecap pedas, Mike yang mencium wangi bau nasi goreng keluar dari ruangan.Mike mendekati dapur yang kini telah siap dua piring nasi goreng di atas meja bar. Tidak percaya Mike melihat ini dulu yang mengurusi perutnya adalah Bunga, kini ada Anaya yang mau membuatkan dia masakan."Untuk siapa satu lagi?" tanya Mike duduk di kursi bar dan Anaya melihat pada Mike."Tidak usah pura-pura tidak tahu Mike. Makanlah, tapi tidak gratis. Aku masak kamu yang bereskan dapur," kata Anaya lalu mengambil satu piring di meja dia bawa pergi miliknya, tidak ingin makan bersama Mike. Akan sangat canggung jika makan bersama."Cih. Ternyata simbiosis mutualisme," ucapnya lalu melahap nasi goreng buatan Anaya.Di kamar Anaya dan Mike kini saling rebahan, keduanya akan tidur dan tidak ada istilah pisah kamar seperti perjanjian mereka. Mike yang tidur di lantai dengan selimut dan satu bantal sedangkan Anaya, tidur di atas kasur Mike. Keduanya saling diam dan keheningan mengunci suasana menjadi canggung. Mike menatap langit kamar seraya tangan di dada, sedangkan Anaya sama. Namun, tangan meremas ujung selimut yang menutup hingga batas dada. "Apa sudah tidur?" tanya Anaya membuka suara dan Mike melihat pada samping sekilas, lalu fokus lagi ke atas. "Belum, kenapa kamu belum tidur?" jawab Mike dan bertanya balik. Anaya melihat pada samping, namun tidak bisa melihat Mike, karena pria itu tidur di bawah. "Entahlah, kenapa mata sangat sulit dipejamkan," jawab Anaya. Mike tersenyum lalu bangun dan duduk sontak Anaya juga bangun, lalu duduk di atas kasur melihat pada Mike sesaat saling pandang. "Aku pikir hanya dunia novel kawin paksa terasa canggung. Ternyata dunia nyata juga ada, jika di ka
Dugh! "Kamu bukan Papa yang bisa melarangku untuk dekat dengan siapa saja, termasuk Marcel!" Nena menendang kasar tulang kaki Frans. Namun tidak membuat sopir pribadinya ini tumbang, jika hanya satu tendangan dari majikannya. "Ingat apa yang sering aku katakan padamu Frans?" tanya Nena pada pria tinggi dengan tubuh idaman para wanita. "Ingat Nona, jangan mencampuri urusan Nona muda." jawabnya cepat. Nena kembali menendang kaki Frans sangking kesalnya, pria ini bagaikan bayangan Bian Nasution sang Papa. "Tapi kamu berdiri di depan muka aku, itu apa namanya Frans Adinata Joseph? Lalat ijo atau nyamuk!" pekik Nena dengan berkacak pinggang, memarahi sopirnya yang sudah mengabdi pada keluarga Nasution selama satu tahun lamanya. Frans Adinata Joseph pria matang 31 tahun dia seorang CEO. Namun, mendadak meninggalkan semua kekayaannya untuk mencari seorang istri yang menerima dia apa adanya, karena usia dia yang telah cukup umur dan tidak ingin dijodohkan. Sehingga melakukan hal bodoh i
Anaya yang pulang kerja begitu sangat lelah, menjatuhkan tubuhnya pada sofa panjang di ruang tamu dengan satu tangan di kening, tanpa melepaskan high heels yang masih melekat pada kakinya. Bahkan sangat pegal karena seharian mondar mandir mengikuti bosnya. "Ay, menurut kamu bagus tidak kalung liontin untuk Bunga?" sela Mike yang baru pulang dan langsung duduk di samping Anaya. Ia menunjukan perhiasan mewah pada istrinya. Anaya termangu melihat pada Mike yang meminta pendapatnya. Mike mengangkat alisnya melihat wajah Anaya yang termangu. Mike memetik jari membuyarkan lamunan Anaya. "Hey, aku nanya kenapa kamu melamun? Bagus tidak untuk Bunga?" tambah Mike dan Anaya tersenyum miring. Miris melihat suaminya terlalu over pada seorang Bunga. Padahal sudah jelas keduanya, tidak bisa bersatu, tapi tetap saja sakit Anaya mendengarnya. Siapa yang ingin seperti ini? Hidup dengan pria yang terjebak dalam kisah rumah tangga orang lain begitu jauh. Padahal Mike pria tampan, bahkan masih perja
"Mike aku minta pergi. Nanti suamiku pulang please, lepaskan Aku ... Agar kamu bahagia Aya anak baik!" "Tapi aku hanya mencintaimu bukan Anaya!" tepisnya di bawah kursi roda, Bunga yang tidak bisa berjalan setelah kecelakaan. Wanita ini menggelengkan kepala, lalu tersenyum kasihan pada pria yang sangat mencintainya. Sehingga berkali-kali berkata berusaha melupakan, nyatanya masih saja mengejar dan tidak bisa melepaskan semuanya. "Kita bukan jodoh, percaya Aya adalah jodohmu!""Stop, membahas Aya-aya dan Aya, dia hanya figuran dalam hidupku. Bukan pendamping. Bahkan pemeran utama dalam hatiku yang sesungguhnya yaitu kamu ... Ayo, kita pergi ke Singapura lagi," ajak Mike dan wanita ini memutar kursi rodanya pergi masuk rumah. Lalu menguncinya dari dalam. Sontak Mike, tertawa miris akan dirinya ditinggalkan. "Please, Mike. Pergi jangan membuatku merasa bersalah, atas kamu yang seperti ini!" teriak Bunga dan hujan pun turun, seolah mengiringi kesedihan Mike. "Haruskah benar-benar ber
"Aku tidak akan membebaskan kamu, Marcel."Plakkk!!Frans mendapatkan tamparan dari wanita yang tadi pingsan, kini telah sadar dan bisa menampar Frans seperti biasanya. "Kenapa kamu salahkan Marcel? Seharusnya, kamu yang perlu disalahkan. Bagaimana bisa tiga pria tadi masuk hotel mengikutiku? Kerjaan kamu apa FRANS!" pekik Nena dengan dada naik turun. Bahkan wajah telah merah menahan amarah. "Maafkan saya Nona," ucapnya menunduk tidak mungkin, dia memberi tahu jika pacarnya yang busuk itu telah menjualnya pada tiga pria tadi, jelas tidak akan percaya. "Maaf kamu bilang? Akan aku pastikan Papa menghukummu, karena ini kesalahan kamu!" serunya lalu membuang muka melihat pada jendela mobil dan Frans, mengangkat wajah sedih mendengar suara isakan Nena. Setahun dia kerja dengan keluarga Nasution, mengenal Nena begitu menjadi sosok wanita terhormat. Bahkan Bian sendiri memperlakukan anaknya bak Princess. Bagaimana, jika Bian tahu jika Nena diperlakukan seperti tadi? Mungkin seperti Fran
"Naya, sudah berapa lama kerja dengan Mike mengurus rumah ini?" tanya Hanum pada wanita yang kini tengah sibuk di depan laptop, mengerjakan pekerjaan yang tadi sore tertunda. Anaya melihat sebentar lalu tersenyum pada Hanum, wanita cantik begitu baik padanya. Tidak sungkan-sungkan, membantu pekerjaan rumah membuat Anaya terbantu adanya Hanum. "Baru, belum lama," ucapnya dan Hanum mengangguk. Lalu tatapannya pada gelas kosong, milik Anaya. "Nay, aku buat coklat panas mau?" tawarnya dan Anaya tersenyum lagi. "Boleh juga kalau kamu nggak keberatan.""Jelas nggak lah Nay, apaan sih keberatan." ucapnya lalu bangun membawa gelas kosong milik Anaya untuk dia, ganti dengan coklat panas Anaya tersenyum pada Hanum. "Kenapa kamu baik banget sih Han, sungguh membuatku semakin bersalah menutupi ini semua dari kamu, kalau aku adalah istri Mike," ucapnya melihat wanita itu di dapur tengah membuat coklat panas. Kedatangan Mike membuat dua wanita melihat pada pria yang datang membawa bunga. Lal
"Kak, Hanum suka, terima kasih," ucapnya mengigau dengan mata terpejam dalam gendongan Mike, masuk rumah dan Anaya yang membawa keranjang berisi pakaian Mike yang telah selesai di setrika, kini berdiri saling pandang melihat sang suami menggendong Hanum yang tertidur karena kelelahan. "Maaf pulang telat," kata Mike dan Anaya melihat jam telah pukul 01:00 Wib. Anaya tersenyum tidak membalas, dia pergi melanjutkan membawa keranjang baju Mike untuk dia masukan ke dalam lemari. Anaya yang tidak bisa tidur memilih menyetrika sambil menunggu, suaminya pulang yang tengah jalan-jalan dengan Hanum, calon istrinya yang secepatnya Mike nikahi setelah dia dan Anaya bercerai. Mike membaringkan Hanum pada kasur dimana, sempat menjadi tempat tidur Anaya sebelum datangnya wanita lain ke rumah ini. Anaya melihat perhatian, suaminya pada wanita lain sangat manis sudut hatinya perih dengan cepat, dia menutup lemari lagi dan Mike melihat pada istrinya yang telah selesai memasukan pakaian ke dalam lema
Di rumah keluarga NasutionLilis membuatkan satu cangkir kopi dan susu spesial untuk Frans dan juga Nena, karena malam ini Bian akan kembali dan Lilis mempunyai rencana untuk menyatukan dua manusia yang menurut dia sangat cocok dan Nena, lebih tepat dijaga oleh Frans. Terlebih kini hatinya sedang terluka karena pacarnya pembohong ulung. "Maafkan nini semua akan kalian pahami setelah menyadari jika cinta itu telah kalian rasakan kehadirannya." ucap Lilis, lalu memasukan obat tidur kedalam minuman keduanya. Suara drap sepatu menuju dapur membuat Lilis, menaruh obat kembali pada pakaiannya. Lalu balik badan Frans telah datang mungkin, akan membuat susu untuk Nena. "Sudah nini buatkan kamu bawa pada Nena lalu ini kopi untuk kamu," ucapnya dan Frans tersenyum. "Kenapa nini yang buat? Seharusnya nini istirahat saja di kamar, biarkan Frans yang melakukan ini semua," ucapnya menerima susu dari Lilis. "Nggak apa-apa, nini titip Nena padamu dan lapangkan hatimu menghadapi sikapnya yang aro