Share

Surat Perjanjian

“Bismillahirrahmanirrahim."

“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Mike William bin Gilbert William dengan anak saya yang bernama Naila Anaya Safitri dengan mas kawin satu set perhiasan dibayar tunai,” ucap Sean dan tangan berjabat dengan Mike.

"Saya terima nikah dan kawinnya Naila Anaya Safitri binti Sean Pratama dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai,” jawab Mike dengan sangat lancar, tanpa hambatan.

Anaya terdiam dengan tatapan kosong harus menerima nasibnya. Entah ini sial atau beruntung dia tidak tahu, harus menanggapinya seperti apa.

"Bagaimana para saksi?"

"Sah."

Kalimat sah dari saksi menandakan ikatan suci ini telah resmi di mata agama maupun negara.

Pernikahan yang tidak direncanakan oleh pasangan pengantin ini, kini telah terjadi juga setelah beberapa hari kemudian. Anaya masih terdiam dalam lamunan. Pasalnya setelah pernikahan ini berlangsung empat bulan, kemudian dia akan menjadi janda.

Hati wanita mana yang tidak hancur? Saat dia tahu kapan akan menjadi janda. Bahkan hidup bersama pria yang sudah jelas tidak akan memberikannya cinta. Kini seolah takdir mempermainkan kehidupannya. Lepas dari masa lalu buruk, kini malah masuk dalam dunia Mike yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya.

Anaya yang telah tersadar dari lamunannya kini, melakukan tradisi setelah menikah dari mulai menyematkan cincin pernikahan pada jari keduanya, hingga mencium punggung tangan Mike dan begitu juga Mike. Ia mencium kening Anaya, lalu dilanjutkan dengan meminta doa restu orang tua.

Setelah akad pernikahan selesai, kini Anaya dan Mike berada di dalam kamar dengan Anaya masih menggunakan kebaya putih dan Mike, memakai setelan dengan dalaman kemeja putih.

Keduanya duduk di sisi tempat tidur saling memunggungi, belum ada obrolan yang terjadi setelah sah menjadi suami istri.

"Kita tidak akan tinggal di rumah Pratama," celetuk Mike.

Anaya yang duduk membelakangi Mike, sontak bangun dan Mike juga. Kini keduanya saling pandang berdiri di sisi yang berbeda.

"Lalu di apartemen kamu?" tanya Anaya dengan wajah datar.

Mike mengangguk dan Anaya kembali duduk. Namun, Mike berjalan mendekati Anaya. Lalu duduk di samping wanita ini yang kini hanya diam.

"Kita akan melakukan perjanjian kontrak di sana, kamu boleh hidup sesuai keinginanmu selama empat bulan. Bebas mencintai siapapun, aku tidak akan melarang. Namun, begitu juga aku akan tetap mencintai wanitaku," jelasnya.

Anaya melihat pada Mike lalu tersenyum, tidak percaya selain empat bulan perjanjian cerai, masih ada yang lain. Bahkan Mike membiarkan istrinya mencintai pria lain. Sungguh di luar batas pikiran orang normal.

Di saat para pasangan mengharapkan pernikahan sakinah, mawaddah dan warahmah. Pria ini malah membebaskan sebuah ikatan suci ternoda dengan orang ketiga.

"Wow. Ternyata aku pikir selama ini kamu baik, itu salah. Kamu tidak jauh berbeda dengan laki-laki di luar sana yang tidak memiliki pikiran.”

“Aku jadi mikir, sebenarnya apa sih, arti pernikahan bagi seorang Mike William? Permainan? Ini ikatan suci, bukan dufan wahana permainan anak-anak.”

“Empat bulan aku setuju, sekarang ada lagi? Sungguh kau membuat aku menyesal telah mengenalmu," ucap Anaya lalu pergi menuju kamar mandi.

Mike melihat pada pintu yang kini tertutup oleh Anaya. Lalu ia duduk berjalan mendekati jendela menatap ke luar kamar.

Mike sendiri tidak tahu harus seperti apa sikapnya pada wanita yang dia anggap itu adalah temannya kini malah menjadi istrinya. Bahkan Anaya tahu sendiri siapa wanita yang dia cintai saudaranya.

"Mungkin aku di mata kamu, pria tidak memiliki pikiran. Kamu tahu aku mencintai saudaramu yang telah jelas memiliki suami dan itu akan berpengaruh buruk padamu saat di luar sana menghujatku sebagai perusak rumah tangga orang," ucapnya.

Setelah beberapa lama di kamar mandi Anaya keluar kembali. Namun, tidak lagi memakai kebaya kini dia memakai pakaian rumahan begitu santai.

"Sesuai permintaanmu kita pergi dari rumah sini dan tinggal di apartemen kamu," ucap Anaya lalu pergi menuju lemari untuk memasukan sebagian pakaiannya ke dalam koper.

Mike melihat pada istrinya yang kini berkemas karena tidak ada resepsi lagi. Kini mereka bisa langsung berkemas untuk pergi sekarang juga, karena tidak mungkin Mike tinggal di dalam keluarga Pratama saat semua tahu, bagaimana Mike. Akan sangat terasa canggung bagi dia, hingga keputusan ini diambil untuk menghindarinya.

Anaya yang telah selesai dengan pakaian dan hanya membawa satu koper, kini berdiri saling menatap dengan Mike. Sontak pria ini mendekat dan mengambil alih koper di tangan Anaya.

"Kita pamit dulu pada orang tuamu, jika kamu akan tinggal bersamaku," kata Mike pada Anaya.

Anaya tidak menjawab, dia pergi keluar meninggalkan Mike yang kini harus membawa kopernya.

Seharusnya pengantin baru berbahagia di hari pertama dan menentukan honeymoon. Namun, tidak dengan pasangan ini. Mereka di hari pertama malah pergi meninggalkan rumah orang tua, bahkan tidak mengikuti adat yang telah ada.

Setelah sebelumnya tadi Anaya dan Mike meminta izin pergi untuk tinggal di apartemen dan sempat mendapatkan penolakan dari kedua orang tua yang meminta mereka tinggal dua hari dulu di sini. Tapi Anaya dan Mike, memberikan pengertian pada kedua orang tua Anaya. Hingga pada akhirnya mereka memberi izin dan kini telah ada di dalam mobil untuk pergi ke apartemen.

Anaya membuang muka dan bersandar pada jendela melihat keluar daripada fokus pada suaminya.

"Kita pergi ya," ucap Mike.

Anaya pura-pura tidak mendengar, dia lebih memilih menutup mata saat ini daripada menjawab ucapan Mike.

Mobil mulai bergerak meninggalkan kediaman keluarga Pratama dan Anaya memejamkan mata. Setelah perjalan tidak terlalu jauh, kini mobil Mike telah sampai Apartemen.

Anaya membuka mata dan membuka sabuk pengaman dan berlalu pergi tanpa ucapan apapun. Mike melihat itu hanya bisa menghela napas. Ia tidak kesal pada sikap Anaya, karena itu dari perbuatan dia sendiri.

Mike menyusul istrinya yang telah pergi lebih dulu dengan membawa koper milik Anaya menuju kamar apartemen miliknya.

Mike yang telah sampai dan membuka pintu kamarnya, melihat Anaya sedang rebahan di atas kasur dimana terakhir kali mereka tidur di sana dan terjadi pernikahan paksa.

Mike meletakan koper Anaya di depan lemari miliknya dan ia mengambil sesuatu dalam laci kecil di sisi lemari.

Pria ini berdiri di samping Anaya, memberikan satu lembar kertas yang telah dibuat sebelumnya saat Anaya menerima ajakan 4 bulan itu.

Bahkan rencana pria ini telah ia rancang sematang mungkin, ingin terlepas dari Anaya setelah empat bulan. Sesuai rencananya bersama Anaya.

"Kamu tandatangan ini," pinta Mike dan Anaya melihat pada kertas perjanjian pikirnya, dibuat terkejut seserius ini rencana Mike, hingga adanya surat perjanjian.

"What surat perjanjian?!" ucap Anaya membulatkan mata.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status