“Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya?
Olivia Milan menunduk lagi, memain-mainkan jari jemarinya karena merasa terganggu dengan pikiran buruk yang mulai memasuki kepalanya.
“Berhasil! Tentu saja hubungan kita akan berhasil. Berakhir dengan bahagia, dan selalu berjalan dengan bahagia.”
Rainer Griffin menepuk-nepuk pundak Olivia Milan, mencoba menghibur gadis yang tengah dilanda keragu-raguan itu. Sebetulnya, ia sendiri juga memiliki keraguan yang sama, tetapi setiap kali keraguan tersebut muncul, segera ia tangkis dengan kenangan-kenangan manis ketika ia bersama Olivia Milan.
“Bagaimana jika sebaliknya?” kukuh Olivia Milan pada pertanyaannya.
“Sssst… Jangan berkata yang bukan-bukan! Sudah, aku akan beristirahat sebentar, mau menemaniku tidur?” Rainer Griffin mencoba mengalihkan pembicaraan, ia menarik tangan Olivia Milan menuju ke ranjangnya. “Nah, tolong rapikan sebentar selagi aku gan
Efek samping dari jatuh cinta adalah menjadi gila. Seperti saat itu, Olivia Milan memandang apa yang dilakukan oleh Rainer Griffin benar-benar tak begitu masuk akal. Rainer Griffin memegangi telapak tangan Olivia Milan dan menciuminya beberapa kali, pria itu lantas meletakkan telapak tangan Olivia Milan di bawah pipinya. Ia menidurkan diri dalam posisi miring dengan satu telapak tangan Olivia Milan ia jadikan alas di bawah pipi.“Rasanya menyenangkan… Aku ingin buru-buru menikah denganmu, Nona Milan…” gumam Rainer Griffin dengan mata tertutup. Beberapa detik setelah mengucapkan kalimat tersebut, Rainer Griffin telah kehilangan kesadarannya karena tertidur.Melihat kekasihnya tidur, Olivia Milan memelorotkan sandarannya. Pelan-pelan gadis itu juga memosisikan tubuhnya untuk berada sejajar dengan tubuh Rainer Griffin. Dengan satu tangan masih berada di pipi Rainer Griffin, Olivia Milan menggunakan tangannya yang lain untuk mencoba menyentuh hidu
“Apa maksudnya ini? Bagaimana bisa seorang perempuan justru meminta kekasihnya untuk pergi bersama gadis lain? Tidak! Aku akan datang ke acara peresmian Winterbourne Empire State Building bersama kekasihku sendiri, Olivia Milan!”Rainer Griffin mencubit pipi Olivia Milan yang masih terlihat mengantuk, gadis itu meringis sebentar lantas balas memberi cubitan keras ke pipi Rainer Griffin.Belum sempat Olivia Milan merespon kalimat Rainer Griffin, dua orang itu dikagetkan dengan getar dan bunyi ponsel Olivia Milan yang mendapat panggilan dari Harry Johnson. Karena ponsel Olivia Milan juga berada dalam jangkauan Rainer Griffin, pria itu mengerutkan alis dan terlihat tak begitu senang.Melihat perubahan ekspresi yang ada di wajah kekasihnya, Olivia Milan mengangkat alis seolah bertanya apakah ia sebaiknya membiarkan panggilan tersebut atau mengangkatnya.“Angkat saja, tapi aktifkan mode Loudspeaker! Aku mau mendengar apa yang akan disampaikan
Ketika melihat ekspresi Rainer Griffin yang justru gembira mendapat serangan, Olivia Milan kian memperkeras cubitan-cubitan yang ia lakukan. Bersamaan dengan itu, dengan gerakan yang sangat cepat, Rainer Griffin menarik selimut tebal yang saat itu berada di bawah kakinya. Ia menelungkupkan selimut tersebut ke tubuh Olivia Milan yang berada di atas tubuhnya.Setelah selimut itu menutupi tubuh mereka berdua, Rainer Griffin segera menangkap dua sisi bawah ketiak Olivia Milan. Mencengkramnya erat lalu membanting tubuh gadis itu untuk beralih posisi ke bawah sementara Rainer Griffin berada di atas.“Aaaaah!!!” Olivia Milan memekik tertahan ketika dalam sekejab ternyata keadaannya justru menjadi berkebalikan. Dari yang awalnya dia berada di atas dan dengan leluasa menyerang Rainer Griffin, kini tubuhnya berada di bawah dan tengah ditindih oleh Rainer Griffin.“Sekarang, giliranku yang akan melakukan epic comeback!” Rainer Griffin melepas kaus p
“Baik, punggungku telah siap. Pukul sekeras-kerasnya, dengan begitu perasaan bersalahku akan bisa berkurang banyak…” ucap Rainer Griffin seraya menutup mata pelan-pelan.“Benar sudah siap, Tuan?” tanya Olivia Milan lagi.“Tentu!”“Baiklah! Satu… Dua… Tiga!!!”Slluuuupppp!!!Bukannya memukul punggung pria itu, Olivia Milan justru memberi pelukan dari belakang. Ia menyelipkan dua tangannya di bawah ketiak Rainer Griffin, lantas mendekapnya dengan sangat erat. Tentu saja, Rainer Griffin merasa sedikit kaget atas pelukan yang diberikan secara tiba-tiba oleh Olivia Milan.“Jadi, apakah ini yang disebut sebagai pukulan yang menyakitkan, Nona Milan? Kalau begitu, aku bersedia dipukul sesering mungkin!” celetuk Rainer Griffin dengan tersenyum gembira. Pria itu lantas melirik ke belakang dan mendapati wajah Olivia Milan tengah menampilkan ekspresi yang sangat manja.
Sebenarnya, Rainer Griffin ingin mengantar Olivia Milan hingga ke pintu masuk La Vie en Rose Boutique. Tetapi, karena ponsel Rainer Griffin selalu bordering setiap beberapa detik sekali, Olivia Milan meminta pria itu untuk pergi secepatnya tanpa harus mengantarnya sampai ke pintu masuk La Vie en Rose Boutique. Gadis itu akan merasa bersalah jika Rainer Griffin mendapat masalah karena dirinya.“Tuan, saya sudah biasa ke mana-mana sendiri. Tuan Griffin segeralah pergi menemui Nyonya.” ucap Olivia Milan seraya memiringkan wajahnya, melempar senyum hangat untuk meyakinkan Rainer Griffin jika ia memang benar benar siap ditinggal sendirian.“Anak pintar, hati-hati, ya!” Rainer Griffin mengelus bawah dagu Olivia Milan dengan lembut, sebelum ia benar-benar pergi, pria itu memberikan satu kecupan di kening sebagai salam perpisahan yang manis.Maybach Exelero milik Rainer Griffin telah melaju dengan sangat cepat, Olivia Milan bahkan tak sempat mela
Halo kakak readers semua... Selamat hari raya Idul Adha ya bagi yang menjalankan. Author ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya bagi para readers yang sudah membaca novel ini. Jujur sekali saya belum begitu terbiasa menulis romance, sebelum-sebelumnya saya lebih condong ke menulis fantasy, jadi tolong dimaafkan ya jika ada banyak kurang-kurangnya. Author akan saaaaaaaaaaaaaaaangaaaaaat berterima kasih jika kalian berkenan meninggalkan review atau ngasih saran gimana gitu biar novel ini bisa jadi lebih menarik. Sekian sapaan dari author, semoga kita sehat selaluuu, bahagia, sejahtera... Aaamiiin.... *** Note: Kalian juga bisa menyapa author di kanal Y0utube author: iPus Channel Banin SN atau bisa juga ikuti Instagr4m author di Banin.sn terima kasih...
Penjaga toko tersebut tak mempercayai seluruh ucapan Olivia Milan. Menurut penjaga toko itu, dunia akan kiamat seandainya perempuan dengan penampilan seperti Olivia Milan mampu membeli produk-produk yang dijual oleh La Vie en Rose Boutique. Tak peduli seberapa kukuh Olivia Milan menjelaskan dan sekaligus menunjukkan Diamond Card yang diberikan Rainer Griffin, penjaga toko tersebut tetap pada pendiriannya.“Saya khawatir itu adalah kartu hasil curian! Percayalah, Nona, mencuri barang-barang berharga seperti ini akan menyulitkan hidup Nona sendiri. Silakan Nona keluar selagi saya masih ramah.” Ucap si penjaga butik sambil melemparkan senyum yang diramah-ramahkan.“Tapi, ini bukan curian, Nona! Saya mendapatkannya secara legal! Tunggu, saya akan menghubungi pemilik kartu ini!” Olivia Milan mulai terlihat emosi ketika penjaga toko menuduhnya sebagai pencuri. Itu bukanlah sesuatu yang bisa ia toleransi.Maka, Olivia Milan mengambil ponselnya d
Tentu saja, pria itu bukanlah Rainer Griffin. Olivia tahu itu. Maka, ia menolehkan kepalanya pelan-pelan ke belakang. Ketika matanya benar-benar menangkap wajah pria tersebut, Olivia Milan segera menghela napas lega. Dialah Si Malaikat Penolong, Sean – orang kepercayaan Rainer Griffin.“Nona Milan, apakah Nona baik-baik saja?” Sean langsung membungkuk memberi hormat kepada sosok gadis yang kala itu tengah menjadi korban perundungan.Seketika, semua orang yang merasa telah berbuat jahat kepada Olivia Milan, mendadak mengalami gejala kecemasan dan didera oleh keringat dingin yang menyiksa. Meski beberapa tak begitu mengenal Sean, tetapi dilihat dari kedatangan pria tersebut yang cukup percaya diri bahkan berani membentak sosok gadis berkelas seperti Kayla, tentu orang-orang paham jika kekuasaan Sean berada di atas Kayla.“Aku baik-baik saja, Sean. Tentu saja keadaanku menjadi baik setelah Kau datang. Terima kasih…” jawab Olivia