Share

Bab 18 Kekasih?

Liyana tampak mengangkat wajahnya. Ia melepaskan pelukan Arya. Ditatapnya dengan seksama wajah pria dewasa di depannya yang memang sangat mirip dengan Ari. Dengan pasang manik yang masih terlihat basah, Liyana kembali menatap nisan Ari.

"Kenapa waktu begitu cepat menjemputmu, Ari. Aku masih sangat mencintaimu. Sampai kapan pun cinta dalam dada ini akan selalu ada." Liyana nampak lirih dalam kesenduan. Berkali-kali ia mengusap pipinya yang basah, namun berkali-kali pula bulir bening itu mengalir menganak sungai di pipi. Seperti luka tak berdarah, Liyana merasakan sakit yang luar biasa pada isi dadanya.

"Sudah, Li. Percayalah, perasaan Ari pun sama halnya. Manusia hanya memiliki niat dan rencana saja. Tuhan yang lebih kuasa atas kehendak-Nya," tutur Arya seraya mengusap bahu Liyana. Ia hanyalah pria yang tak dicintai Liyana. Namun meski pun begitu dia tetap berusaha meredam kesedihan yang dirasakan istrinya hari ini.

Di atas pusara Ari, dua insan yang berstatuskan suami istri itu nampak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status