Home / Rumah Tangga / Terpaksa Menikahi Om Tampan / Bab 5 Semoga Ini Hanya Mimpi

Share

Bab 5 Semoga Ini Hanya Mimpi

Author: Naza Dya
last update Last Updated: 2023-09-15 19:04:38

"Hei, kenapa melihatku seperti itu?" Arya melihat tatapan Liyana sedikit berbeda saat ia kembali ke tempat duduk usai membayar makanan.

Liyana menyodorkan kartu nama milik Arya yang telah ditemukannya. "Ini milik kamu kan, Mas?" tanyanya dengan melayangkan tatapan nanar penuh selidik.

"M—" Arya nampak gugup. Dimasukkannya dengan segera kartu nama itu ke dalam dompetnya.

"Pemilik toko perhiasan berlian. Nama kamu jelas tertera di situ, Mas." Liyana semakin merasa penasaran.

"Lupakan soal kartu nama ini. Mana mungkin ada pemilik toko perhiasan model begini." Arya mengelak. Ia segera beranjak dari tempat duduk bersiap akan segera pergi.

"Ayo. Kita harus kembali ke hotel," ajaknya seraya meraih tangan Liyana.

"Tidak, Mas. Kamu masih punya hutang penjelasan," tahan Liyana yang masih penasaran.

"Kita bahas di hotel saja," elak Arya. Akhirnya Liyana mengalah dan ikut bersama sang suami untuk kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel, seorang pria dengan setelan jas hitam nampak menghormati Arya dan Liyana. Pria yang merupakan manager hotel nampak membungkukkan punggung saat Arya melewatinya. Pemandangan yang membuat Liyana kian merasa penasaran.

"Mas, siapa kamu sebenarnya?" Di dalam lift, Liyana kembali bertanya.

"Aku hanyalah pelayan rumah makan yang jabatannya di bawah kamu. Masa kamu lupa sih," jawab Arya dengan santai tanpa membalas tatapan istrinya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

"Tapi, Mas. Mana ada manager hotel begitu menghormati pelayan seperti kita. Aku jadi merasa aneh," kata Liyana. Ia mulai menaruh curiga pada suaminya.

"Apaan sih. Tak usah berpikir yang aneh-aneh." Arya mengacak rambut Liyana dengan lembut.

"Mas!"

"Sudah, ayo kita ke kamar," ajaknya. Arya tetap saja membungkam. Dia tak tahu kalau perasaan Liyana saat ini teramat resah.

Di dalam kamar hotel yang masih berhiaskan bunga warna-warni keduanya kini duduk di tepi ranjang. Arya nampak mulai mendekati Liyana yang wajahnya kian terlihat resah.

"Mas, maafkan aku. Sungguh aku belum siap." Tanpa berani membalas tatapan Arya, gadis itu nampak memainkan kedua tangannya di atas pangkuan.

"Aku paham. Kamu memang belum seutuhnya mencintaiku—"

"Tapi aku akan berusaha mencintaimu, Mas. Kamu adalah pria yang menyelamatkan kehormatan keluargaku. Percayalah, aku akan berusaha mencintaimu," potong Liyana seraya mengangkat wajahnya.

"Oke aku paham kok." Pria itu kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Ting!

Liyana mendengar notifikasi pesan masuk. Dilihatnya layar ponsel Arya yang terletak di atas nakas. Sebuah pesan masuk yang tak sengaja dibacanya pada layar depan.

"Malam, Pak. Besok akan ada pertemuan dengan beberapa pimpinan dari berbagai cabang berlian—" Liyana tak tahu dengan kelanjutan isi pesan itu. Tapi dahinya tiba-tiba mengkerut.

'Cabang berlian?' batinnya bertanya-tanya. Selama ini ia mengenal Arya hanya seorang pelayan rumah makan.

Karena penasaran Liyana segera mengusap layar ponsel Arya yang kebetulan tidak dikunci. Ia segera melancarkan tujuan membuka aplikasi pesan berwarna hijau pada layar ponsel sang suami.

Mengejutkan. Isi pesan aplikasi pesan itu semuanya berasal dari rekan bisnis. Entah ceroboh atau lupa, Arya sama sekali tak mengunci ponselnya.

'Siapa Mas Arya sebenarnya? Mengapa isi pesannya berasal dari berbagai pemilik toko perhiasan berlian.' Liyana membatin. Bahkan pesan yang masuk barusan, mengabarkan kalau Arya harus menghadiri rapat direksi sebagai pimpinan dari berbagai cabang toko perhiasan berlian di indonesia. Dada Liyana bergetar sementara bola matanya nampak membulat sempurna.

Gadis itu akan membaca satu persatu percakapan yang ada pada aplikasi itu, namun sepertinya niatnya harus tertahan saat suara pintu kamar mandi telah dibuka. Ia bergegas menutup layar ponsel Arya kemudian memperbaiki posisi duduknya kembali.

Arya sudah berganti pakaian. Ia kini mengenakan piyama tidur dan langsung mengambil satu bantal di atas ranjang.

"Ngapain, Mas?" tanya Liyana terkejut.

"Aku akan tidur di sofa ya." Pria dewasa yang kini telah menjadi suami Liyana, nampak beranjak menuju sofa dengan satu bantal di tangannya. Dia sangat menghargai perasaan sang istri. Cinta memang tak bisa dipaksakan tapi bisa diperjuangkan.

Malam itu di kamar hotel pasangan pengantin baru yang harusnya memadu kasih, terlihat tidur terpisah. Arya yang sudah terbaring di atas sofa, sementara Liyana masih duduk menatap suaminya dari atas ranjang.

"Maafkan aku, Mas. Aku tidak berniat mempermainkan perasaan kamu. Hanya saja, aku butuh waktu untuk bisa benar-benar mencintaimu," desis Liyana berbicara sendiri. Ia bangkit menghampiri Arya yang sudah tertidur pulas karena kelelahan. Di selimutinya tubuh sang suami dengan selimut yang dia ambil dari lemari.

Wajah Arya memang terlihat tampan bak artis-artis hollywood. Hanya saja, perbedaan usia yang cukup jauh membuat Liyana merasa ngeri jika membayangkan malam pertama dengannya. Ia bergegas kembali ke atas ranjang berharap bisa tertidur dengan lelap disaat kekhawatiran melanda jiwa. Ia takut kalau Arya sampai bangun dan berubah pikiran lalu menerobos lubang berharga miliknya.

Liyana segera menutup tubuhnya dengan selimut tebal berwarna putih. Namun, begitu mata terasa berat dan hendak terlelap, sesuatu terasa menurunkan selimutnya.

"Kamu mau ngapain, Mas?" Liyana terperanjat. Ia melihat Arya sudah berdiri di tepi ranjang menarik cepat selimut yang sempat menutupi tubuhnya.

"Ini malam pertama kita, Li. Kita harus melewatkannya dengan momen yang indah," kata Arya. Tatapannya fokus pada sang istri menafsirkan ambisi.

Liyana beringsut mundur dan berakhir di bahu ranjang. "Apa maksud kamu, Mas? Kembali ke sofa dan tidurlah dengan tenang," sentaknya. Keringat dingin tiba-tiba mengkilat di dahi. Ia ketakutan.

"Mana bisa tidur sebelum mendapatkan hakku sebagai suami." Arya bersi kukuh. Ia mulai naik ke atas ranjang. Tatapannya penuh ambisi membuat Liyana kian merasa takut.

Pria dewasa itu tak seperti yang Liyana kenal. Arya sangat baik dan sopan. Kebaikannya bahkan membuat Liyana merasa yakin kalau hidupnya akan tertolong. Namun, berbeda dengan malam ini. Sorot pasang manik itu tak lagi sama. Tajam bagaikan belati yang hendak menusuk jantung dan menghancurkan perasaan Liyana.

"Mohon jangan lakukan apa-apa padaku, Mas. Bukankah sudah kukatakan, aku hanya butuh waktu saja." Liyana memelas. Akan tetapi Arya tetap dalam ambisinya.

Liyana tak bergeming, dilemparkannya benda apa saja yang bisa digapai ke hadapan Arya. Sampai vas kecil yang terletak di atas nakas Liyana lempar dan pecah pada dada bidang Arya. Malam ini laki-laki itu nampak kuat. Entah pengaruh apa yang membuatnya kalap.

"Tolong!!!" Akhirnya Liyana berteriak. Namun tangan kekar itu segera membekap mulutnya.

"Jangan berteriak karena kamu adalah istriku. Kita nikmati malam ini bersama-sama," ujar Arya diiringi tawa menyeramkan. Tubuh kekar itu sudah berada di atas Liyana.

Liyana menggelengkan kepala. Bulir bening merembes keluar dari sudut mata. Dia tak mau kesuciannya direnggut tanpa perasaan cinta, meski pun oleh suami dadakannya.

'Ya Tuhan, semoga ini hanya mimpi.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 130 Bahagia Bersamamu

    Kebahagiaan terpancar dari wajah Arya, Liyana juga putranya Azka. Sebuah keluarga kecil yang terlihat sempurna, keluarga yang penuh dengan kasih sayang membuat semua orang yang melihat kehangatan keluarga kecil Arya akan di rasuki rasa iri.Pagi ini jadi terasa lebih indah dan cerah dari biasanya. Benar-benar sangat berbeda. Lebih menyenangkan dari biasanya, sejak aktifitas yang Liyana dan Arya lakukan semalam sampai pagi tadi senyum bahagia terus terpancar dari wajah kedua pasangan yang kini telah menjadi orangtua. Padahal, aktifitas malam itu bukanlah yang pertama bagi Arya dan Liyana. Namun, entah mengapa kegiatan semalam terasa berbeda.Arya memandangi Liyana begitu dalam, Liyana adalah perempuan yang berhasil membuat Arya begitu mencintainya. Terlebih, Liyana kini sudah memberinya seorang putra berhasil membuat Arya menjadi seorang laki-laki seutuhnya. Membuat Arya semakin menyayangi serta mencintai dua makhluk yang telah Tuhan titipkan kepadanya. Arya dan Liyana saling menjaga

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 129 Memanfaatkan Kesempatan

    Sudah hampir satu jam Liyana berada di dalam kamar mandi. Arya yang sedari tadi sudah menunggu begitu merasa tidak sabar, di tambah dengan buah hatinya Azka yang takut keburu bangun membuat Arya semakin risau menunggu.Semenjak adanya baby Azka, Liyana dan Arya harus pandai mengatur waktu untuk kegiatan suami istrinya. Bagi Arya dan Liyana tak perduli pagi, siang, sore atau pun malam, jika kesempatan sudah ada di depan mata maka mereka akan memanfaatkannya kesempatan itu untuk kegiatan mereka.Liyana keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk yang menutupi tubuh mulusnya. Arya yang sudah menunggu dengan sabar segera menghampiri Liyana. Arya tak memberi Liyana kesempatan untuk sekedar mengeringkan tubuhnya dulu.Arya melepaskan handuk yang sempat menutupi tubuh Liyana dengan cepat. Kini, keduanya sudah berada di atas ranjang bersiap untuk melaksanakan kegiatan mereka. Namun, saat Arya baru akan memulainya tiba-tiba terdengar suara putranya Azka dari luar pintu memanggil ibuny

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 128 Liburan

    Baik Liyana maupun Arya, tak pernah sekalipun menolak keinginan Azka. Azka tumbuh dengan kasih sayang serta cinta yang tak pernah kurang dari kedua orangtuanya.Keesokan paginya, Azka bangun lebih awal dari biasanya. Dengan semangat menggebu Azka berlari menuju kamar kedua orangtuanya.Tok tok tok..!Azka mengetuk pintu kamar orangtuanya. Liyana melangkah untuk membukakan pintu. "Ceklek" pintu mulai terbuka, Azka sudah menerobos masuk tanpa menunggu pintu terbuka lebar."Pa, bu, ayo kita berangkat sekarang !" Pinta Azka yang sudah tidak sabaran.Liyana dan Arya saling memandang, Arya bangkit dari duduknya menghampiri sang anak. "Kita sarapan dulu ya ! Habis itu baru berangkat." Ucap Arya."Siap pa, ayo !" Sambung Azka kemudian menarik tangan Arya menuju meja makan. Azka menyantap sarapan dengan lahapnya. Tak butuh waktu lama Azka telah selesai menghabiskan satu piring nasi goreng sarapannya. Melihat begitu semangat sang buah hati, Arya pun bergegas bangkit dari kursi tempat duduknya

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 127 Keluarga Adalah Segalanya

    Bagi Liyana dan Arya keluarga adalah segalanya, di mana mereka adalah pusat kehidupan dan tempat dimana Liyana dan Arya bisa mencurahkan kasih sayang dan perhatian semaksimal mungkin.Kehadiran buah hati baby Azka di tengah-tengah Liyana dan Arya menjadi pelengkap dan sumber kebahagiaan bagi Liyana dan Arya. Senyuman serta tawa cerianya membuat kehidupan Liyana dan sang suami semakin bertambah indah. Baby Azka mampu membuat Liyana dan Arya mempunyai arti dan tujuan hidup yang lebih terarah.Bersama Liyana dan baby Azka, Arya dapat memahami banyak hal. Salah satunya menemukan bahwa kebahagiaan itu sederhana dan mudah di raih. Arya hanya perlu menghabiskan waktu bersama Liyana juga baby Azka, berbagi cerita serta bercanda dan tertawa. Kebersamaan dan saling memiliki di antara Arya, Liyana dan baby Azka membuat setiap momen menjadi lebih indah dan berkesan. Karena kebahagiaan tak selalu tentang harta, dapat menikmati dan menghabiskan waktu bersama pun dapat menjadi kebahagiaan yang sempu

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 126 Pertumbuhan Baby Azka

    Hari berganti hari, tak terasa kini baby Azka sudah banyak menunjukkan perkembangannya. Bagi Liyana juga Arya, dapat menyaksikan tumbuh kembang sang buah hati merupakan sebuah momen yang sangat menakjubkan. Berbagai hal telah di lewati bersama, dimana suka dan cita menjadi satu dan mampu mempererat hubungan ketiganya.Rasanya, tak ada hal yang paling membahagiakan bagi Liyana dan Arya saat ini kecuali melihat buah hatinya mendapatkan kebahagiaan yang seutuhnya. Terhitung sejak saat baby Azka lahir ke dunia dan kini bayi mungil dengan wajah tampan itu telah tumbuh dengan pesat.Dimana saat dulu baby Azka belum bisa menopang tubuhnya sendiri, kini baby Azka sudah bisa menggerakkan anggota tubuhnya meski masih kesulitan. Tak terasa baby Azka kini sudah berusia empat bulan, dan baby Azka kini sudah mulai bisa tengkurap sendiri bahkan sudah bisa di ajak bermain cilukba. Sungguh ini merupakan momen yang sangat berharga bagi Liyana dan Arya.Buah hatinya begitu menggemaskan, Arya seakan tida

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 125 Acara Aqiqah Baby Azka

    Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas kelahiran baby Azka ke dunia, Arya dan Liyana berencana akan menggelar aqiqah. Hari ini di kediaman Arya dan Liyana akan mengadakan acara Aqiqah untuk putra pertama mereka Azka yang sudah berusia empat puluh hari. Selain mengundang beberapa kolega, Arya dan Liyana juga mengundang ratusan anak yatim piatu dari beberapa panti asuhan yang tersebar di kota jakarta. Acara Aqiqah baby Azka di isi dengan ceramah ustadz, rebana serta nyanyian nasyid yang di bawakan oleh bintang tamu yang sengaja di undang oleh Arya. Tak hanya tamu undangan Arya, beberapa keluarga dan tak ketinggalan sahabat Liyana yaitu Tiara pun turut hadir dalam acara Aqiqah ini.Sejak acara Aqiqah berlangsung, putra kecil Arya dan Liyana yang di beri nama baby Azka tertidur lelap di dalam pangkuan sang ibu Liyana. Walau pun suasana cukup berisik, jagoan kecil itu terus tertidur dengan tenang, seakan tidak terusik oleh keadaan di sekelilingnya. Tentu saja pemand

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status