Share

Bab 42

last update Last Updated: 2025-06-26 02:36:15

Tengah malam itu, Tara tak bisa memejamkan matanya. Gelisah menghantui pikirannya. Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk mengambil air minum.

Namun, saat melewati kamar Liora, ia mendapati pintunya terbuka sedikit. Tara mendekat, berniat menutupnya. Tapi sebelum pintu itu tertutup sepenuhnya, terdengar suara dari dalam, suara Liora yang sedang mual dan muntah.

Tanpa pikir panjang, Tara langsung masuk ke kamar itu.

“Mau sampai kapan, Kakak menutupi kehamilan itu?”

Suara Tara membuat tubuh Liora terlonjak kaget. Ia buru-buru memutar keran wastafel, mencoba menyamarkan suara.

“Bukan urusanmu,” sahut Liora dingin. “Aku tahu kamu pasti mau mamah sama ayah tahu, lalu aku diusir dari rumah. Itu kan tujuan kamu balik ke rumah ini?”

Tara menggeleng pelan, menahan emosi yang mulai memuncak. “Sejak dulu, Kak Liora selalu berprasangka buruk. Padahal, cepat atau lambat, ayah dan mamah pasti tahu sendiri. Bayi dalam perut Kakak nggak mungkin disembunyikan selamanya, bayi itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 42

    Tengah malam itu, Tara tak bisa memejamkan matanya. Gelisah menghantui pikirannya. Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk mengambil air minum.Namun, saat melewati kamar Liora, ia mendapati pintunya terbuka sedikit. Tara mendekat, berniat menutupnya. Tapi sebelum pintu itu tertutup sepenuhnya, terdengar suara dari dalam, suara Liora yang sedang mual dan muntah.Tanpa pikir panjang, Tara langsung masuk ke kamar itu.“Mau sampai kapan, Kakak menutupi kehamilan itu?”Suara Tara membuat tubuh Liora terlonjak kaget. Ia buru-buru memutar keran wastafel, mencoba menyamarkan suara.“Bukan urusanmu,” sahut Liora dingin. “Aku tahu kamu pasti mau mamah sama ayah tahu, lalu aku diusir dari rumah. Itu kan tujuan kamu balik ke rumah ini?”Tara menggeleng pelan, menahan emosi yang mulai memuncak. “Sejak dulu, Kak Liora selalu berprasangka buruk. Padahal, cepat atau lambat, ayah dan mamah pasti tahu sendiri. Bayi dalam perut Kakak nggak mungkin disembunyikan selamanya, bayi itu

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 41

    Setelah mengirimkan sebuah pesan untuk Dewa, Tara menangis dalam diam di kamarnya. Setelah ini, semua yang sudah ia lewati bersama Dewa akan berakhir begitu saja.Ia memandangi cincin pernikahan pemberian Dewa. Perlahan, jemarinya mencoba melepasnya. Tapi cincin itu seolah menolak untuk pergi."Kenapa susah sekali, ayo lepaslah dari jariku," rengek Tara, suaranya parau.Dengan sekuat tenaga, Tara terus berusaha. Namun, yang ia dapat justru rasa sakit yang menusuk. Cincin itu tetap membandel di jari manisnya, seolah menyuruhnya untuk tidak pergi."Aku benci Kak Dewa! Harusnya dari awal kita nggak nikah! Dan harusnya aku nggak menaruh perasaan apapun buat Kak Dewa!" isaknya, penuh kemarahan yang bercampur pilu.Ia memukul-mukul bantal, sekuat tenaga. Meluapkan semua kecewa, amarah, dan patah hati yang selama ini tertahan.Bayangan saat bersama terus berputar di kepalanya. Wajah Dewa, senyum kecilnya, genggaman tangannya, bahkan saat mencuri ciuman pertamanya, semuanya masih terekam jela

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 40

    "Tara, ini ponselmu getar terus, kayaknya banyak pesan yang masuk. Mamah keluar dulu sebentar, ya."Rina menyodorkan ponsel milik Tara, lalu perlahan berjalan meninggalkan ruangan. Sejak siuman dari pingsannya, Tara sama sekali lupa kalau ponselnya tergeletak di atas nakas.Perlahan, Tara mulai mengecek ponselnya. Dan benar saja, banyak sekali pesan yang masuk. Sebagian dari Dewa, sebagian lagi dari nomor yang tak dikenalnya."Nomor siapa ini?" gumam Tara pelan.Tadinya ia ingin lebih dulu membuka pesan dari Dewa, tapi entah kenapa, hatinya justru terpaut pada pesan dari nomor asing itu. Rasa penasarannya mengalahkan segalanya."Video apa ini?"Pesan dari nomor tak dikenal itu ternyata berisi sebuah video. Jari Tara bergetar saat menekan tombol putar. Detik berikutnya, ia melihat Dewa sedang berbicara dengan Beni.Seiring gambar bergerak dalam video, wajah Tara perlahan berubah sendu. Matanya mulai berkaca-kaca, napasnya tercekat."Jadi selama ini... Kak Dewa menikahiku cuma karena in

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 39

    "Dewa... gimana kalau kalian kembali tinggal di rumah, Ayah."Tara segera melirik ke arah Dewa, menunggu jawaban darinya. Namun Dewa hanya terdiam, dengan tatapan dingin yang tak bergeming."Aku dan Tara sudah merasa nyaman tinggal bersama Oma," jawab Dewa datar, tanpa menampakkan ekspresi.Tara terus mencermati wajah Dewa, menyadari ketegangan yang tersirat. Tanpa kata, Dewa menggenggam tangan Tara lebih erat."Baiklah kalau begitu, Tara. Besok, Ayah daftarkan kamu kuliah, biar kamu bisa kejar cita-citamu," ujar Danu dengan suara lembut."Tara sudah masuk kuliah, Ayah. Oma Widya yang urus semuanya," Tara menjawab dengan nada pelan.Danu terdiam, tak mampu berkata apa-apa. Semua sudah berjalan, bahkan Dewa telah memberikan proyek besar itu ke Wiguna Corp. Danu dan Rina menyesal atas semua kesalahpahaman yang pernah terjadi.Menjalin hubungan seperti dulu tampak semakin sulit: Tara kini lebih dekat dengan Dewa, juga dengan Oma."Permisi, Dokter Laurent akan datang untuk memeriksa kondi

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 38

    "Iya sus, anak saya sedang hamil. Tolong segera periksa bayinya juga… saya pikir mantu saya sudah memberitahukannya pada dokter." Danu melirik ke arah Dewa. Wajahnya menegang, kini tiba-tiba tampak begitu peduli. Dalam benaknya, bayi yang dikandung Tara adalah harapan besar, calon pewaris Perusahaan Eonik yang tak bisa dia abaikan.Sementara itu, Dewa hanya terdiam. Wajahnya datar, seolah semua yang terjadi tak menyentuhnya sedikit pun. Di saat yang sama, langkah tergesa terdengar dari lorong. Rina muncul, napasnya memburu."Mas, kenapa dengan Tara?" tanyanya, nada suaranya mencemaskan."Katanya dipukul orang," jawab Danu, singkat.Rina langsung menghampiri Dewa, sorot matanya tajam, menusuk."Kamu benar-benar nggak bisa diandalkan!" hardiknya.Danu melangkah cepat lalu menggenggam lengan Rina, menariknya menjauh. Ia baru ingat bahwa selama ini ia belum sempat memberitahu siapa Dewa sebenarnya."Jangan buat keributan, ini rumah sakit," ucap Danu pelan, namun nadanya tegas dan mengand

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 37

    "Heh, Bung! Kembalikan bola kami."Suara seorang pria bertopi terdengar nyaring, tangannya terulur menuntut. Tak ada rasa sesal, tak ada permintaan maaf. Padahal bola yang mereka lempar sudah melukai Tara."Malah bengong, tuli?" Pria itu melangkah mendekat, dua temannya mengikuti dari belakang, gerak mereka menyiratkan ancaman.Dewa hanya menatap dingin, matanya tajam seperti mata pisau. Ia memungut bola basket itu dengan tenang—terlalu tenang. Lalu, tanpa aba-aba, ia melempar bola itu sekuat tenaga. Tepat menghantam wajah pria bertopi.Tara terpaku. Mulutnya ditutup kedua tangan, tubuhnya membeku dalam keterkejutan."Kamu nggak waras?!" pekik pria bertopi, darah merembes dari hidungnya, tangannya buru-buru mengusap."Apa kalian juga waras?! Sembarangan melempar bola sampai kena lengan istri saya?!" Dewa membalas, suaranya meledak, menggetarkan udara.Ketiganya tertawa. Bukan tawa gembira, tapi tawa yang meremehkan, mengejek. Pria bertopi melangkah lagi, kini berdiri tepat di samping

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status