Share

Bab 71

last update Huling Na-update: 2025-07-20 23:05:00

Satu bulan kemudian...

"Sandrina... bayi mbul, kita ke rumah nenek sekarang ya? Kita jengukin nenek."

Tara berbicara lembut pada Sandrina yang kini sudah genap berusia satu bulan. Tangannya sigap mengemasi perlengkapan. Popok, baju ganti, minyak telon, selimut kesayangan. Semua ia tata dengan rapi dalam tas besar yang akan mereka bawa ke rumah ayahnya. Tara rindu melihat Rina, ingin tahu bagaimana kondisinya setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit beberapa minggu lalu.

"Kamu udah siap?" tanya Dewa dari balik pintu.

"Udah, kita tinggal pergi sekarang. Semuanya sudah aku masukin ke tas besar itu," sahut Tara sambil tersenyum.

Dewa mengangkat tas besar itu dan melangkah lebih dulu ke luar, bersiap menyiapkan mobil. Tara menggendong Sandrina perlahan, hendak menyusul, namun mendadak tubuhnya goyah. Ia merasa pusing dan mual. Rasa tak nyaman itu datang begitu saja, menyergap tanpa aba-aba.

Ia buru-buru berlari ke toilet, menahan mulutnya yang mulai terasa penuh. Ia memuntahkan semuan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 82

    "Pak, ini rumah suami saya. Mari turun sebentar, saya ingin mengenalkan Bapak dengan suami saya," ucap Tara sambil tersenyum hangat kepada Arman, yang telah dengan sukarela mengantarnya pulang ke rumah Dewa.Setelah serangkaian kejadian yang begitu mengguncang hidupnya, Tara merasa lega bisa kembali menginjakkan kaki di rumah Dewa. Hatinya dipenuhi rasa syukur, sekaligus kerinduan yang tak tertahankan. Ia begitu ingin segera bertemu dengan Dewa."Rumahnya besar sekali… suami kamu pasti orang kaya dan terpandang, ya?" Arman menatap bangunan megah di hadapannya dengan kagum."Waktu pertama kali saya datang pun, saya terkejut. Nggak menyangka kalau suami saya ternyata anak pemilik perusahaan terbesar di kota Tamada," ujar Tara, mengenang saat awal pernikahannya dengan Dewa."Kamu beruntung sekali," kata Arman, tulus.Mereka pun melangkah menuju pintu gerbang. Saat tiba di sana, penjaga rumah Dewa tampak terkejut bukan main melihat Tara kembali. Matanya membesar, ekspresi wajahnya berubah

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 81

    "Suster tolong.... ada pasien kecelakaan..."Pria paruh baya itu memapah tubuh Tara hingga masuk ke dalam sebuah klinik. Wajahnya pucat, tangannya gemetar saat menopang tubuh Tara yang lemas tak berdaya. Seorang perawat yang sigap segera menghampiri, membawa kursi roda dan membantu pria itu mendudukkan Tara dengan hati-hati."Ini kenapa, Pak?" tanya suster dengan nada terkejut dan khawatir."Korban kecelakaan mobil terbakar," jawab pria itu cepat, masih terdengar terengah. "Beruntung gadis ini masih hidup... tapi sepertinya dia pingsan."Tanpa buang waktu, suster segera mendorong kursi roda menuju ruang unit gawat darurat. Detik-detik berlalu dengan cepat, dan Tara kini sudah dalam penanganan dokter. Sementara itu, pria paruh baya itu hanya bisa berdiri di luar ruangan, menunggu dalam diam—tatapannya kosong, namun sarat kecemasan.Beberapa saat kemudian, seorang suster yang duduk meja administrasi, lalu memandang pria tersebut."Apakah Bapak keluarga pasien?" tanyanya hati-hati.Pria

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 80

    CTAK! Suara sabuk itu terdengar nyaring melesat tepat mengenai kaki mulus Tara, Tara meringis kesakitan cambukan itu meninggalkan noda merah."Akhhh... cukup Denis!" sentak Tara.Tara menangis histeris, tangisnya pecah seiring rasa perih yang menyengat di kedua kakinya. Ia memegangi kakinya erat, tubuhnya gemetar oleh rasa sakit dan emosi yang bercampur aduk. Mendadak, Denis merasa ada yang mencengkeram hatinya, iba dan bersalah datang bersamaan, mengguncang ketenangannya. Ia perlahan mendekat ke arah Tara."Tara, maafkan aku... aku nggak bermaksud menyakitimu," ucap Denis, suaranya nyaris bergetar, memohon pengampunan.Dengan ragu, Denis mencoba mengusap kaki Tara yang tampak merah, namun Tara langsung memundurkan tubuhnya. Sorot matanya menusuk, penuh kemarahan dan luka yang dalam, menatap tajam tepat ke manik mata Denis."Manusia gila!" Tara refleks meludahi wajah Denis.Amarah Denis kembali terpancar, emosinya semakin memuncak. Tatapannya pun kembali tajam, tanpa banyak kata, Den

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 79

    "Owek… Owek…”Tangis bayi memecah keheningan malam, menggema di lorong-lorong sepi Panti Asuhan Kasih Bunda. Pemilik panti yang tengah bersiap untuk tidur sontak terbangun dan berlari, panik mencari sumber suara yang memilukan itu.Begitu membuka pintu depan, langkahnya terhenti. Matanya membelalak, dadanya bergemuruh oleh rasa tak percaya. Di ambang pintu, tergeletak sebuah keranjang. Di dalamnya, seorang bayi perempuan cantik, mungil, dan tampak baru lahir. Tubuhnya dibungkus kain selimut tipis.“Ya Tuhan… siapa yang tega meletakkanmu di sini sendirian?” lirih sang pemilik panti, suaranya bergetar saat ia membungkuk dan mengangkat tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.Bayi itu perlahan mereda tangisnya, seolah merasa hangat dalam dekapan barunya. Di dalam keranjang, terselip sebuah amplop kecil. Dengan tangan yang sedikit gemetar, pemilik panti membuka surat itu.“Rawat dan jagalah bayi ini, jangan sampai ada yang mengadopsinya.”Pemilik panti menatap surat itu dengan dahi mengernyi

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 78

    Melihat aksi Tara, salah satu pria bertopeng langsung membekap mulutnya, sementara yang lain mencengkeram erat kedua tangannya."Diam! Cepat tutup mulutnya pakai kain!" hardik salah satu dari mereka.Sekejap kemudian, mulut Tara telah tersumpal rapat dengan kain, kedua tangannya terikat kuat. Air matanya mengalir tanpa henti, membasahi pipi. Ia hanya bisa menatap ke luar jendela, matanya terkunci pada sosok Dewa yang masih berdiri di depan toko. Dalam diam, Tara berteriak dalam hati, berharap Dewa merasakan keberadaannya, mendengar jeritan yang tak bisa ia keluarkan.Lampu lalu lintas berganti hijau. Mobil pun kembali melesat kencang, menghapus harapan yang tadi sempat menyala. Itu adalah kali terakhir Tara bisa melihat Dewa. Segalanya telah berakhir. Tak ada yang bisa menyelamatkannya."Ayo cepat keluar," desak pria bertopeng itu saat mobil mulai berhenti di sebuah rumah mewah megah nan besar namun jauh dari keramaian.Tara berjalan terhuyung-huyung, langkah kakinya gontai, tubuhnya

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 77

    "Tuan… Nyonya…"Teriakan Surti menggema, memecah keheningan pagi dan mengejutkan Dewa serta Oma Widya yang tengah menikmati sarapan. Dengan napas tersengal dan wajah panik, Surti berlari menuruni anak tangga. Air mata sudah membanjiri pipinya, mencerminkan kegundahan yang dalam."Ada apa, Surti? Kenapa kamu berteriak seperti itu? Apa yang terjadi?" tanya Oma Widya cemas."Ada apa, cepat katakan!" sahut Dewa, suaranya tegang, penuh tanda tanya.Surti mencoba mengatur napasnya yang memburu. "Sandrina… Tuan, Sandrina tidak ada di kasur bayinya…"Dewa dan Oma Widya saling berpandangan, raut wajah mereka seketika berubah. Terkejut. Tak percaya. Bayi mungil yang mereka cintai, bagaimana bisa tiba-tiba hilang?"Kamu kemana? Apa kamu tidak menjaga Sandrina?!" suara Dewa meninggi, nadanya penuh amarah."Saya menjaganya, Tuan… hanya saja semalam…" Surti terhenti. Ucapannya menggantung di udara, seolah ada sesuatu yang sulit ia katakan. Pandangannya melirik sekilas ke arah Oma Widya, ragu."Hany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status