Share

Bab 2. Kenikmatan

Lalu tangan Bella turun kebawah ingin melepas kancing baju milik Samuel, dengan kesadaran yang kembali Samuel langsung melepas panggutan bibir mereka berdua dan menepis kasar tangan Bella. 

Bella yang diperlakukan seperti itu langsung menatap tajam Samuel.

"Kamu kenapa sih?" sungut Bella.

Samuel berdiri dan merapikan bajunya, "Kita belum sah menjadi suami istri, jadi jagalah sikapmu! Aku tidak menyukai hubungan diluar pernikahan!" ujar Samuel dengan tegas.

"Ya kita sebentar lagi resmi menjadi suami istri, bukan? Kenapa sih kamu selalu menolaknya!" jawab Bella dengan kesal.

"Kamu lebih tau aku gimana? Jaga batasanmu sebelum sah menjadi istriku!" tegas Samuel lagi.

Bella kesal dan mengambil kasar tas nya dan pergi keluar karena merasa dihina dengan calon suaminya sendiri. Samuel duduk di atas kursi kerjanya dengan tangan dilipat didepan dada nya menatap keluar dengan datar dan emosi. 

Tokkk...tokk

"Permisi!" ujar Leo Sekretaris pribadi Samuel.

"Hmm!" dehem dari dalam.

Leo yang sudah mengerti sifat tuan muda nya langsung masuk ke dalam.

"Maaf tuan, ini berkas yang tuan muda inginkan!" ujar Leo memberikan sebuah berkas.

Berkas yang isinya adalah tentang pernikahan Samuel dengan Bella, sebuah data yang penting dan juga diperlukan. 

"Ini adalah sekumpulan wedding organizer terbaik di dunia, dan untuk lainnya sudah saya siapkan, Tuan!" ujar Leo.

"Silahkan kau kirimkan file itu kepada Bella! Leo, jangan lupa hubungi pihak dream boutique untuk menyelesaikan bajunya dalam 5 hari, berikan mereka bayaran 5 kali lipat! Jika mereka tidak bisa menyelesaikan nya dalam 5 hari maka wewenang mereka membuka usaha itu akan aku hapuskan!" ujar Samuel. 

"Baik, tuan!" ujar Leo pamit undur diri.

Samuel berjalan menuju ujung ruangannya yang menghubungkan dengan pemandangan indah diluar, ruangan itu hampir penuh dengan kaca. 

Samuel menatap tajam keluar dan membayangkan kejadian tadi, Samuel sangat kesal karena ia tidak menyukai wanita yang berhubungan diluar pernikahan. 

.....

Bella yang kesal langsung melajukan mobilnya meninggalkan Anandra Group dengan perasaan kesal dan kacau, hingga akhirnya dia menghubungi seseorang yang tidak lain adalah mantan kekasih nya. 

"Halo!" ujar Ken mantan kekasihnya tersebut.

"Kau dimana, Ken?" tanya Bella.

"Aku berada di hotel Light Star, ada apa bel? Bukankah kau sebentar lagi ingin menikah dengan tuan Samuel yang terkaya itu?" ujarnya dengan tersenyum paksa.

"Aku lagi butuh kau, aku akan kesana!" ujar Bella.

"Serius? Dengan senang hati nyonya!" ujar Ken dengan tersenyum senang.

Akhirnya wanita yang menjadi incarannya kembali datang dengan sendirinya kepada dirinya, namun dia mengingat kejamnya Samuel yang ditakuti semua orang membuat nya meneguk salivanya kasar. 

"Kalau sampai ada yang mengetahui Bella diam-diam datang kesini, bukan hanya dia yang habis bahkan aku pun juga ikut habis bersama nya!" ujar Ken panik.

"Oh tapi tenang aja, ini bisa dibicarakan baik-baik dengan, Bella!" 

Tidak butuh waktu lama akhirnya Bella sampai di hotel Light Star, Bella memakai maskernya karena tidak ingin tertangkap paparazi. Dan langsung berjalan cepat menuju kamar yang telah diberitahukan oleh Ken.

Tokkk...tokkk

Pintu terbuka menampilkan tubuh indah milik mantan kekasihnya tersebut yang walaupun tertutup dengan jaket nya itu. Ken langsung menarik tangan Bella agar segera masuk kedalam takut ada yang melihatnya, setelah itu Ken mengunci kamar nya.

Membawa Bella keatas sofa yang mengarah keluar jendela.

Bella melepaskan jaketnya lalu duduk dengan lesuh di atas sofa, Ken terus saja merhatiin gerak-gerik tubuh Bella.

"Kau kenapa datang kesini? Apa kau rindu padaku?" tanya Ken percaya diri.

"Dih, aku kesal dengan Samuel! Dikasih daging segar gratis malah menolaknya mentah-mentah!" sungut Bella.

"Maksudmu? Dia menolak kau ajak berhubungan intim?" tanya Ken lagi.

Bella mengangguk dan menatap manik mata Ken.

"Sungguh keterlaluan, dia bukan hanya terkenal kejam saja ya atau mungkin dia tidak senormal diriku?" ujarnya melirik ketubuh Bella.

"Apa kau begitu sangat normal?" tanya Bella juga memancing suasana.

Ken tanpa basa-basi langsung menyerang Bella dengan melumatt bibirnya membawa tubuh indah Bella ke atas pangkuannya dan meraba seluruh tubuh indah yang tersaji gratis di depannya tentu saja Ken tidak mau melewatkan nya. 

Setelah melakukan pemanasan mereka langsung masuk ke intinya saling memberikan kehangatan, Bella yang sudah terangsang sedari tadi tentu sangat agresif. 

Cukup lama mereka bergulat di dalam kamar itu dengan keringat dan kenikmatan yang saling mereka berikan satu sama lain. 

Ditempat lain Leo telah mendatangi rumah Bella untuk memberikan data itu karena setau Leo, Bella buru-buru keluar seperti sedang kesal kepada tuannya namun enggan untuk bertanya dan mengetahui pertengkaran mereka.

Namun Leo sudah menduga kalau Bella melakukan kesalahan lagi kepada tuan nya itu. 

Tokk...tokk...tokk

Ceklekk! 

Pintu terbuka namun hanya pembantu nya saja yang keluar menyapa.

"Maaf, Tuan! Ada yang bisa saya bantu?" tanya nya sopan.

"Apa Bella ada dirumah?" tanya Leo.

"Non Bella belum ada pulang tuan, dia selalu pulang jika sudah tengah malam atau bahkan pagi!" jelas si bibi pembantu tersebut.

"Terimakasih informasinya ya, Bik!" jawab Leo dan ijin pamit pulang.

Diperjalan Leo merasa curiga lalu segera mengambil ponsel satu nya lagi milik tuannya yang khusus untuk mengubungi orang terdekatnya saja. 

Leo melihat di Maps ngecek lokasi terkini Bella berada dan ternyata sedang berada di sebuah hotel mewah di kotanya. 

"Wanita sialan! Berani sekali mempermainkan tuan muda," sungut Leo memukul stir keras karena emosi.

Leo ingin mengumpulkan semua bukti sebelum pernikahan sebenarnya terjadi, yang waktu hanya tersisa sebulan lagi. 

Leo memutar kembali setirnya dan menuju ke arah Dream Boutique. 

Leo butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke tempat tersebut, penampilan Leo yang memakai earpiece ditelinga nya dan juga jas hitam membuatnya sangat misterius.

Saat memasuki butik semua pegawai sudah mengetahui nya kalau sebenarnya lelaki itu adalah Leo yang selama ini setia berdiri di samping Samuel, yang selalu memiliki sifat dan tatapan mengintimidasi. 

"Siang, Tuan! Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pegawai dengan menahan gemetarnya namun tetap saja terlihat.

"Dimana bos kalian, aku ingin bertemu!"

"Ibu Felicia ada di dalam, Tuan silahkan masuk, mari saya antar," ujar pegawai tersebut.

Tanpa menjawab Leo langsung berjalan kedepan sesuai arah yang ditunjukkan oleh gadis tersebut, setelah mengetahui ruangannya langsung Leo mengetuk pintunya.

Tokk...tokkk

"Masuk!" ujar dari dalam.

Leo langsung masuk ke dalam dan menatap datar manik mata Felicia dan menatap sekeliling ruangan dengan detail.

Felicia tentu saja terkejut dan langsung berdiri, "Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" 

Leo tidak menjawab dan hanya menatap ke arah kursi lalu kembali menatap Felicia.

"Oh, iya silahkan duduk, Pak!" ujar Felicia karena terlupa menyuruh tamunya untuk duduk.

Leo langsung duduk dan memberikan surat yang harus di tanda tangani oleh Felicia.

Felicia bingung lalu membaca isi surat tersebut, "Perjanjian?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
miena
hmmm nyimak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status