Share

Terpaksa Menikahi Tuan Arrogant
Terpaksa Menikahi Tuan Arrogant
Penulis: Winsari

Bab 1. Baju Pernikahan

Felicia sangat panik karena terlambat datang ke butik karena ada janji dengan Customer nya tentang fitting baju pengantin membuatnya melajukan mobil dengan kecepatan tinggi tidak memikirkan resiko nya yang dapat membahayakan nyawa nya. 

Ponsel Felicia terus saja berdering, hingga Felicia dengan tangan kirinya meraba tas nya untuk mengambil benda pipih tersebut.

"Halo,"

"Halo, Bu! Customer kita sudah menunggu lebih dari 10 menit dan dia saat ini sedang marah besar karena ibu belum juga sampai," jelas pegawai butiknya.

"Buat cara apapun agar dia bisa menunggu saya 5 menit lagi, saya sudah hampir sampai, oke?" 

"Oke, buk!" 

Sambungan telepon pun terputus.

Akhirnya yang ditunggu sampai juga, Felicia langsung berlari masuk ke dalam butik untuk melihat keadaan.

"Satu menit lagi bos kalian enggak datang juga, akan aku hancurkan toko kalian!" Ancam Bella.

"Jangan main-main kalian, kalian tau Anandra Group? Itu pemiliknya adalah calon suami aku, bisa sangat mudah musnahkan butik kecil ini!" 

Felicia yang mendengar perkataan seperti itu langsung menghilangkan rasa respect nya pada wanita tersebut, kalau bukan customer mungkin sudah Felicia usir dari butik ini.

"Maaf sebelumnya sudah membuat anda menunggu, nona! Perkenalkan saya Felicia pemilik dream boutique ini," ujar Felicia sopan sambil mengulurkan tangannya.

Abel hanya melirik dari atas hingga bawah, "Oh jadi ini? Pemilik butik ini, sangat tidak pantas!"

"Iya ini emang kesalahan saya yang datang nya terlambat, maafkan saya!" 

"Okelah, lebih baik cepat berikan desain terbaik yang hanya aku yang memakainya, kalian tentunya tau bukan tuan Samuel? Pemilik Anandra Group? Jangan ngecewain nya, kalau kalian masih ingin terus melanjutkan usaha butik kalian ini!" cercah Bella dengan kesal.

Felicia tidak ambil serius perkataan wanita tersebut, Felicia mengetahui siapa Samuel Anandra dan Anandra Group. Karena Samuel sangat dikenal sebagai CEO yang dingin dan juga tegas hingga semua tunduk dibawah naungannya. Pesona dan aura Samuel tidak terkalahkan oleh yang lain. 

Hingga untuk bermasalah dengannya pun sangat Felicia hindari, dan ternyata costumer nya malah calon istri dari Samuel. Seperti seakan masalah sendiri yang menghampiri dirinya. 

Pegawainya langsung mengukur tubuh indah milik Abel, Abel dengan cepat merubah raut wajahnya karena memikirkan sebentar lagi dirinya akan menjadi nona besar keluarga Anandra. Hal yang menjadi impian semua wanita, Abel adalah seorang artis terkenal di negaranya itu, hingga Felicia sangat mengenalnya melalui media.

"Saya sangat fans sama nona Bella namun setelah melihat watak aslinya, dihh enggak lagi deh! Kirain beneran sebaik di televisi!" bisik pegawai lain di ujung sana.

"Sudah pasti pencitraan, lagian dia jadi artis populer karena kekasihnya itu tuan Samuel!" 

"Enggaklah, karena dia juga cantik banget, bahkan lebih cantik waktu dilihat dari televisi!"

"Menurut aku sih, lebih cantikan buk Felicia lah, cantiknya natural!" 

"Yaudah deh, nanti juga terbongkar kedok aslinya, gedek gue lihatnya!" ujar pegawai itu dan pergi ketempat lain.

Setelah selesai mengukur tubuh indah milik Abel, suara ponsel milik Abel berbunyi.

"Halo, Sayang!" ujar Abel.

"Kamu sudah selesai fitting baju pengantin nya?" tanya Samuel di sebrang telephon.

"Sudah, cuma ada kendala aja tadi sikit tapi yaudalah! Ada apa nelephon aku?" 

"Nanti datang ke kantor ya, biar kamu bisa pilih mau dekorasi yang gimana!"

"Oh, gitu ya sayang! Oke, yaudah sebentar lagi aku kesana ya," ujar Abel dengan wajah bahagianya.

"Oke, Sayang!" Samuel mematikan sambungan teleponnya.

"Jadi, apa nona memiliki gaun impian tersendiri? Kalau iya bisa kita rancangkan untuk hari yang istimewa nona!" ujar Felicia.

"Buatkan saja yang terbaik dan saya mau lihat hasil gambar nya terlebih dahulu! Setelah selesai kamu bisa hubungi nomor yang ada dikartu itu," ujar Bella memberikan sebuah name card miliknya.

"Oke, terimakasih nona!" jawab Felicia.

Bella berlalu begitu saja tanpa kata terucap pamit untuk pergi, Felicia hanya menggelengkan kepala mendapatkan customer seperti itu. Terlebih lagi dia adalah bagian dari Anandra Group.

"Bu, ternyata artis berkelas seperti nya sangat minim atitutted ya, terlalu merendahkan pekerjaan orang lain yang tidak sepadan dengannya!" ujar Nina pegawai lama Felicia. 

"Sudah biarin aja, kita jangan pernah mencari masalah dengan Anandra Group," ujar Felicia.

"Kalian lanjut bekerja ya, biar aku rancang gaun nya terlebih dahulu!" ujar Felicia.

"Oke, buk!" jawab serempak para pegawai.

Felicia masuk ke dalam ruangannya, meletakkan tas di atas meja lalu kembali bersahabat dengan alat menggambar nya, mendesain sebagus mungkin gaun pengantin tersebut.

"Rancanganku kali ini semoga menjadi perhatian publik agar bisa mendorong lebih maju lagi,"

Drrrttttt!

Ponsel Feli terus saja berbunyi namun enggan untuk menjawab nya, dia sangat malas meladeni omongan saudara tirinya tersebut. 

"Hufttt, ada apa lagi sih!" racau Feli mengangkat teleponnya.

"Halo,"

"Lo dari mana aja sih? Ditelpon dari tadi baru jawab! Kebiasaan banget," cerocos Lisa.

"Aku banyak kerjaan kak, ada apa?" jawab Feli malas.

"Gue mintak uang dong!" ujar Feli.

"Kenapa minta sama aku terus sih? Bukannya kakak udah dikasih sama papa ya?" tanya Feli mulai kesal.

"Kenapa Lo jadi pelit gini? Gue laporin lu nanti sama nyokap Lo!" ujar Feli.

"Ingat ya kak, dalam satu Minggu ini kakak udah berapa kali minta uang sama Feli? Seharusnya Feli dong yang minta uang kakak, kenapa jadi terbalik gini!" 

"Jadi adik nggak tau diri banget ya Lo! Kalau gak karena bokap gue, usaha Lo itu gak bakalan maju! Mau gue hancurin butik Lo itu?" ancam Lisa.

Feli paling malas kalau harus terus-menerus berususan dengan keluarganya itu, yang selalu menuntut apapun kepada Feli.

"Oke, gue transfer!" ujar Feli pasrah.

Feli langsung mematikan sambungan teleponnya lalu mengirimkan sejumlah uang kepada Lisa. 

Tokk...tokkk

"Masuk!"

"Permisi, Bu! Ini catatan keuangan bulan ini, Bu!" ujar Nina.

Feli menerima nya lalu memeriksa semua keuangan bulan ini, "Hmm, pemasukan kita menurun ya."

Feli memijat keningnya yang tidak pusing, "Yaudah terimakasih ya, Nina!"

"Sama-sama, Bu!"

"Kalau gini terus bisa-bisa bangkrut butik ini!" ujar Feli menjatuhkan kepalanya di atas meja.

.....

Anandra Group

Bella telah sampai keruangan Samuel lalu menunggunya di dalam, karena saat ini Samuel sedang meeting dengan klien nya.

"Semua ini bakal jadi milik, Gue!" ujar Bella dengan seringai.

"Samuel juga akan menjadi milikku seutuhnya, perjuangan yang berbuah manis!" ujarnya lagi.

Hingga akhirnya pintu terbuka memperlihatkan Samuel baru saja selesai meeting dan masuk kedalam.

"Kamu udah datang, sayang!" ujar Samuel

"Udah, sini duduk!" ujar Bella.

Setelah melonggarkan dasi nya Samuel langsung duduk disebelah Bella, dengan tingkah manjanya Bella langsung menyenderkan kepalanya pada bahu Samuel.

"Sayang, kamu pasti capek banget ya?" ujar Bella.

"Pernikahan kita seminggu lagi kan?" tanya Bella lagi.

"Iya, terus?"

Bella langsung mendekat dan ingin mencium bibir ranum milik Samuel yang akan menjadi suaminya itu, melahap nya ganas dan bercumbu dengan liarnya Samuel tentu saja lelaki yang normal langsung terangsang dan membalas melumat bibir Bella dengan semakin panas.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
miena
good........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status