"Apa ini harus? Dan harus 5 hari?" Tanya Feli.
Leo mengangguk, "Apa ada yang mau ditanya lagi?"
"Maaf sebelumnya, Pak! Karena ini nona Bella baru saja datang di hari ini, maka minimal pengerjaan baju itu membutuhkan waktu 1 Minggu, jika untuk 5 hari saya tidak bisa bertanda tangan disurat ini!"
"Jika anda tidak menyetujui nya, maka wewenang anda membuka butik ini akan dicabut saat ini juga," ancam Leo.
Feli menghembuskan nafasnya kasar, dia sudah menduga kalau hal ini pasti akan terjadi jika berhubungan dengan Anendra Group.
"Oke, oke baiklah!" ujar Feli dan langsung tanda tanganin surat tersebut dan menyerahkan nya pada Leo.
"Oke, terimakasih atas partisipasinya! Mungkin dihari berikutnya saya akan membutuhkan bantuan, anda! Saya pamit." ujar Leo dan langsung keluar dari ruangan pribadi Feli.
Feli berdecak kesal karena pusingnya semakin bertambah.
"Brengsek kal--!" maki Feli terhenti saat pintu kembali terbuka dan memperlihatkan Leo kembali masuk.
"Satu poin yang saya terlupa," ujar Leo datar.
"Ohh, ohh ya. Iya ada apa lagi?" tanya Feli gugup.
"Atas kerja kerasmu, maka pembayaran dari gaun tersebut di lipatkan menjadi 5 kali lipat dari harga yang kalian tentukan! Terimakasih!" jelasnya dan kembali menutup pintu tersebut.
Feli terkejut dengan mulut yang menganga dengan tangan dihadap kan kedepan lalu membentang jarinya menghitung sampai lima.
"Lima?" tanya nya senang. Lalu lompat bergembira dan berlari keluar menuju para pegawainya.
"Kalian semua sini kita berkumpul!" teriak Feli bahagia.
Mereka semua bingung kenapa kepergian sekretaris Leo membuat bos nya itu sangat gembira.
"Ada apa, Bu?" tanya Nina.
"Nina, dan semuanya! Kita harus bekerja keras demi gaun pengantin ini, dan dalam lima hari kita harus telah menyelesaikan nya!" ujar Feli.
"Ha?"
"Apaa?"
"What's?
"Seriosly?"
"Lima hari?"
Semua pada terkejut mendengar kata lima hari, hal yang sangat melelahkan dan tentunya mustahil bagi mereka.
"Tapi, kalian tenang saja! Pembayaran nya mereka lipatkan menjadi 5 kali lipat dari harga yang kita bandrol untuk satu harga gaun, setelah selesai ini kita akan berlibur ke Swiss!" ujar Feli dengan antusias dan gembira.
Semua yang mendengar nya tidak kembali protes melainkan malah sangat senang.
"Lima hari? Lima kali lipat! Gimana kalau kita minta 30 hari Bu, bisa jadi jadi 30 kali lipat," ujar Rena sembarang.
"Haha boleh juga jokes, Lo!" ujar Nina tertawa terpaksa.
Rena langsung mendorong tubuh Nina hingga terjatuh, hingga semua yang ada di ruangan itu menertawakan Nina.
"Yaudah, aku sudah siapkan gambar nya dan polanya! Jika nona Bella setuju, maka langsung kita kerjakan hari ini juga, mohon maaf untuk lima hari ini kalian harus nginep di butik ya!" pinta Feli.
"Oke, nona! Kami siap sedia demi Swiss di depan mata!" ujar semuanya.
Feli bahagia melihat mereka semua merasa tidak terbebani dan malah pada asik dan tertawa.
Setelah selesai diskusi, Feli langsung mengirim ke W******p Bella, namun sudah beberapa menit belum juga ada balasan nya hingga Feli meletakan ponselnya di atas meja dan ikut bergabung dengan yang lainnya.
Di sebuah hotel Light Star.
Sebuah sepasang lelaki dan wanita masih berada di atas ranjang dan dibawah selimut yang sama sedang berpelukan setelah melakukan pergulatan yang panas. Ken mengecup kening Bella dan mencium bibir nya sekilas, namun reaksi Bella biasa aja dan terus menatap Ken, hingga membuat Ken melumatt kembali bibir tersebut, dan mendekap tubuh Bella dengan hangatnya.
Bella melepaskan ciuman Ken, "Kenapa kau semakin liar di atas ranjang, Ken."
"Bukankah kau sangat menyukai pertempuran tadi, Sayang?" tanya Ken merapikan rambut Bella dan menariknya kebelakang telinga.
"Kenapa Samuel tidak seperti mu! Dia hanya ingin berhubungan setelah menikah, padahal kami sebentar lagi akan menikah, apa masalahnya melakukan nya sekarang?" kesal Bella.
Kau sungguh jalang yang luar biasa, Bella! Batin Ken menyeringai.
"Apa kau tidak takut ada yang mengetahuimu kalau kau berada di hotel bersama seorang pria lain?" tanya Ken.
"Tidak ada yang mengetahui penyamaranku tadi, kau tenang saja!"
"Kalau kau sudah menikah? Apa kita masih bisa melakukan nya?" tanya Ken dengan nakal.
"Kau selalu yang terbaik untuk dijadikan partner di atas ranjang, Ken!" ujar Bella tertawa.
Ponsel milik Bella berbunyi pertanda ada pesan yang masuk, membuat Bella menjulurkan tangannya untuk meraih ponsel yang berada di meja.
"Wah, cantik banget!" ujar Bella saat melihat hasil gambar gaun untuknya.
"Apa itu gaun pernikahan mu?" tanya Ken kesal.
"Hmmm!" ujar Bella.
Lalu dia membalas W******p Feli kalau dia menyetujui nya. Lalu meletakkan handpone nya dan melepas selimut berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Namun Ken menarik tangan Bella dan mendorongnya Kedinding lalu menahan tubuh nya, mereka masih sama-sama polos tanpa ada sehelai benang pun di tubuh mereka.
"Ahh, ada apa Ken?" tanya Bella.
"Kau mencintaiku?" tanya Ken.
"Kenapa kau jadi begini?"
"Aku cemburu dan aku kesal kau ingin menikah dengan pria lain, Bella!"
"Tetapi kita tetap menjalin hubungan gelap dibelakang, apa yang kau kesalkan?" sungut Bella.
"Jadi kau mencintaiku?" tanya Ken lagi.
Bella melepaskan tangannya dari cengkraman Ken, dan memegang kedua pipi Ken lembut, "Ya, aku mencintaimu!"
Bella langsung mencium bibir Ken dan melepaskan nya, "Apa kau sudah tidak kesal?"
"Mandi bersama!" ajak Ken.
Bella menyetujui nya, dan Ken menggendong tubuh Bella ala bridal dan menikmati masa indah mereka berdua.
Setelah selesai mandi, Bella mengecek ponselnya yang ternyata sudah 13 panggilan tidak terjawab dari Samuel hingga membuat nya panik namun teringat kejadian tadi pasti dia menelepon karena ingin meminta maaf. Jadinya tidak Bella pedulikan.
Hingga akhirnya bulan menampakkan wujudnya, pertanda waktu telah memasuki malam hari, saat hari semakin gelap dan semua berhenti menjalankan aktivitas nya, ini adalah kesempatan Bella untuk keluar dari hotel tersebut agar tidak ada yang mencurigai dirinya.
Setelah Samuel menjelaskan semuanya, kini dia dan ibunya kembali menuju dimana Felicia berada. Andin juga terlihat menyukai wanita itu, walaupun dirinya belum mengetahui jelas keluarga dan sifatnya. Akan tetapi, pertemuan pertama saja mampu menarik perhatian Andin, jadi dirinya berfikir jika Felicia lebih pantas disandingkan dengan putranya, dan dia juga akan menyiapkan sesuatu untuk menguji sifat Felicia."Nama kamu tadi siapa?" tanya Andin."Felicia, Tante," jawabnya dengan tersenyum kaku."Tante sudah tau semuanya dari cerita Samuel, kalau begitu besok pergi sama Tante ya kita fitting baju pengantin," ujar Andin."Hmm, gini Bunda. Felicia ini pemilik butik, dan sebenarnya dia yang membuat gaun itu sendiri," jelas Samuel."Oh ya? Wah, Tante mau dong sesekali ke butik kamu, boleh ya?" pinta Andin dengan wajah yang berbinar."Boleh kok Tante, mau kapan saja Tante mau. Hmm, kalau besok mau Tan? Biar Feli jemput," tawarnya."Boleh, kalau gitu besok Tante tunggu dirumah ya," "Oke, Tante
"Benar," jawab Feli."Apa kamu masih mengingatku, Feli?" tanya seorang lelaki dari seberang telepon.Feli mengernyitkan dahinya karena merasa heran, "Kamu siapa?""Agam," jawab lelaki itu datar.Deg! Perasaan Feli kembali teringat akan kenangan beberapa tahun yang lalu Agam seorang lelaki yang pernah mengisi si hati Feli bahkan sampai sekarang hubungan mereka kandas karena terhalang restu kedua orang tua Agam. Mereka tidak menjalin hubungan lebih dari teman tetapi perasaan mereka nyata, karena terhalang restu maka Feli menjauh.Agam sangat tulus mencintai Feli dia siap berjuang yang dan meminta Feli agar tidak pergi dari hidupnya tetapi film menentang itu semua Ferry tidak ingin menjalani hubungan yang tidak mendapatkan restu dari siapapun bahkan Agam adalah lelaki yang dicintai oleh Lisa Kakak tirinya."Feli? Apa kamu mendengar suaraku?" tanya Agam."Iya, ada apa, Gam?" Feli menghela nafasnya."Bisa kita ketemu? Aku baru balik dari New York
“Apa kau mendengarku?” tanya Samuel. Feli tersadar dan kembali mengambil handphone nya yang terjatuh. “I-iya apa tadi, Tuan?” “Nanti di jemput oleh Leo pukul tujuh malam.” Samuel langsung mematikan sambungan telephone nya. Huuufft! Bayangan demi bayangan yang terlintas di pikiran Felicia yaitu orang tua yang kejam dan sangat membenci rakyat biasa dan hanya memandang harta terlebih lagi Felicia tidak mengetahui penyebab Bella tidak menjadi calon istri dari Samuel. “Apa kau sadar diri dengan statusmu? Bagaimana kau bisa berfikir akan menikah dengan putraku?” Felicia bergaya seperti melempar uang satu koper seperti di film. “Arghh, bagaimana kalau itu benar terjadi di hidupku?” “Atau gini!” “Apa kau tau siapa Bella? Dan apa kau tau Anandra Group? Wanita lusuh sepertim
BAB 11.“Sebentar, Nona.” Sekretaris Leo turun dari mobil.Felicia sungguh khawatir berada di dalam mobil mencoba melihat dari dalam mobil ada hal apa yang terjadi di luar, tetapi tidak terlihat apapun hingga Felicia memutuskan untuk keluar melihatnya sendiri.“Kak Lisa?” teriak Felicia terkejut.“Awww!” rengek Lisa.“Kakak nggak apa-apa? Kenapa bisa ada disini?”Sekretaris Leo terus menghubungi temannya yang berprofesi sebagai dokter didalam satu rumah sakit milik Anandra Group namun sudah berulang kali dihubungi juga belum mendapatkan jawaban.Felicia menelisik gerak tubuh dan wajah kakak tirinya menemukan kejanggalan atas kecelakaan ini, Felicia mengerutkan kening nya dan melirik ke Sekretaris Leo.Kenapa dia nggak terkejut kalau ada aku di dalam mobil ini? bati
“Haruskah saya membaca semuanya saat ini juga?” tanya feli. “Hmmmm...” dehem Samuel. Leo keluar dari ruangan meninggalkan mereka berdua agar mereka dapat saling memahami seperti kebanyakan pasangan pada umumnya. Samuel terus memantau dan memperhatikan Felicia dengan tatapan yang datar sedangkan Felicia membaca nya dengan seksama dengan tubuh yang gemetar namun dirinya dapat mengontrol gerakan tubuhnya hingga Samuel melihat Felicia dengan tatapan yang penasaran. Drttttt! Drrrrrt! Samuel melirik ke benda pipih yang ada di mejanya tersebut dan melihat ternyata yang menghubunginya adalah mantan kekasih nya. “Halo, Sayang apa kau masih sibuk?” tanya Bella. “Masih,” Samuel sangat membenci wanita tersebut dan juga mencintai nya di waktu yang bersamaan, bahkan Samuel tidak bisa untuk ber
"Ntahlah, saat aku melihatnya sekretaris Leo sangat marah denganku, dan bilang jangan pernah bermain-main dengan Anandra Group!" ujar Lisa menceritakan sambil bergidik ngeri membayangkan nya."Aneh banget, kenapa perasaanku nggak enak ya!""Kenapa gitu? Bukannya wajar kalau sekretaris Leo datang karena mereka membuat gaun untuk pernikahan tuan Samuel," ujar Lisa."Iya juga sih, tapi nggak tahu kenapa perasaan ku jadi khawatir gini! Tapi yaudalah lupakan saja," ujar Bella......Anandra Group.Drrrtttt!Drrrttttt!"Halo, Tuan! Ada yang bisa saya bantu?" tanya Leo di seberang telephon."Bawa wanita tersebut ke kantorku sekarang juga! Aku ingin bertemu dengan nya," perintah Samuel."Oke, baik Tuan!"Sambungan telepon terputus, Leo langsung menuju Dream Boutiq