Share

Chapter dua - setelah malam itu

Bastian mengusap wajahnya, Dia duduk termenung di atas ranjang kamarnya. Bastian menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan telapak tangannya.

"Akhirnya aku justru melakukannya dengan wanita asing yang tak kukenal."gumam Bastian heran sendiri.

"Siapa dia?" kenapa dia begitu menggangguku?"

"Aku yang tak suka dengan hal merepotkan seperti wanita, bagaimana bisa terjebak begitu saja pada wanita asing." Gumam Bastian lagi.

"Tadi itu rasanya....." Bastian membekap mulutnya sendiri. Wajahnya merona mengingat hal besar yang baru saja terjadi.

Hening sesaat..

"Aku.... ingin mencobanya lagi..."

Sepuluh menit berlalu. Hp Bastian berdering. Telpon dari asistennya, Fang.

Bastian menempelkan benda pipih itu ke telinganya tanpa mengatakan apapun.

"Nama gadis itu Violeta Govinda. Dua puluh dua tahun. baru saja lulus dari univ X. dan dua bulan bekerja di perusahaan Hongfang sebagai engenering product di wilayah X. Anak tertua di keluarga Hendrawan." ucap Fang diseberang sana, "Perlukah saya menyampaikan lebih detail?"

"Datang kekamarku sekarang." kata Bastian datar menutup sambungan telponnya.

Tak lama Fang masuk saat Bastian selesai membersihkan diri dikamar mandi. Wajah pria itu terlihat sangat segar dan cerah.

"Mulai."

Fang memulai laporannya dengan mendetail.

"Karena saya sudah menyampaikan garis besarnya maka yang itu saya lewati ya tuan Bastian."

"Heeemmm..." dehem Bastian ringan.

"Nona Violita Govinda biasa dipanggil dengan sebutan Vio, hari ini adalah hari pernikahan adik dengan mantan kekasihnya. Acara diselenggarakan di balroom hotel ini, Nona Vio melarikan diri ditengah acara..."

"Tunggu! Lewati saja yang itu tidak penting."

"Baiklah tuan."

"Nona Vio tinggal dikawasan xx dengan seorang ayah dan ibu tiri.."Fang melanjutkan lagi laporannya

"Nona Vio tinggi 167cm berat badan 55kg, berwajah cantik diatas standar, bentuk badan yang....."

"Pas! aku sudah melihatnya."

"Baik tuan."ucap Fang patuh. Ahaa.. rupanya anda sudah melihatnya tuan. sungguh diluar dugaan untuk orang jenis anda. Fang meledek di dalam hati.

"ukuran dalaman L dengan pakaian dalam ukuran B. memiliki hobi tak jelas, suka makanan pedas dan asam. Terutama makanan korea. ukuran sepatu 38. warna favorit.....bla bla bla"

Fang memberi raporan sedetailnya bahkan sampai ukuran pakaian dalamnya juga.

Bastian menyesap gelas anggurnya.

"Kita ke rumahnya malam ini." ucap Bastian mengenakan kemejanya.

"Baik tuan." Jawab Fang tersenyum senang. Sebegitu tak sabarnya ingin bertemu dengan Nona Vio sampai tak bisa menunggu sampai besok pagi. batin Fang kembali meledek didalam hati.

Anda pasti sangat merinduinya tuan. Fang kembali membatin dengan senyum yang masih mengembang.

Disisi lain,

Maria memijit pelipisnya, duduk dikursi balroom dimana acara pernikahan Morena berlangsung.

"Ibu? Kamu nggak papa?"

"Anak sialan itu kabur!"

"Apa?"Morena tersentak kaget, "Ibu gimana sih? Kalau Vio sampai mengacaukan pernikahanku gimana?" rengek Rena kesal.

"Diamlah Ibu juga kesal tau, gimana Ibu akan menjelaskan pada direktur Marsal nanti." ucap Mariah lemas masih memijit pelipisnya.

"Bocah tidak tau terima kasih itu."geram Mariah makin kesal,"Awas saja nanti dirumah. Akan ku lempar dia ke kandang babi."

"Ibu, apakah Ibu sudah memberikan dia obatnya?"

"Tentu saja!"sentak Mariah makin kesal anaknya justru sibuk mengintrogasinya. "Karena itu jaga suamimu jangan sampai lepas. Bisa-bisa wanita jalllaaang itu mendatangi Felix, pria itu terlihat sangat terpesona pada Vio tadi, dia bahkan tak berkedip menatap kakak mu itu."

"Ibu! Felix itu suamiku!"

"Tapi dia benar-benar melakukannya."kesal Mariah menyentak."Dimana Felix?"

"Felix sedang bersama mama mertua, bu."

"Pergi sana. Pepet dia terus jangan sampai memberi Vio celah."perintah Mariah tegas.

"Iya Bu. Rena pergi. Rena serahkan urusan Vio pada ibu." Ucap Rena sambil berlari.

"Huuufftt... Dasar!" Mariah mendesah.

"Nyonya Mariah.." panggil seseorang dari belakang Mariah, membuat wanita itu begidig dan menoleh.

Dilihatnya pria separuh baya bertubuh tambun dengan segelas coktail ditangannya. Wajahnya sudah memerah karena mabuk.

"Bagaimana dengan pelayanan khusus yang anda tawarkan?" tanyanya dengan seringai mesum.

"Sialan kenapa si tua Marsal harus datang disaat seperti ini?" gumam Mariah pelan.

"Direktur Marsal!"sapa Mariah dengan senyum dipaksakan dan dibuat riang.

Aku harus mencari alasan. Dari pada dia nanti membatalkan janjinya untuk kesepakatan bisnis dengan perusahaan keluarga Hendrawan. pikir Mariah dengan keringat dingin.

"Saat ini putri ku sedang dalam perjalanan kemari. Tolong bersabarlah, Bagaimana jika kita minum beberapa gelas lagi. Saya punya minuman kelas atas yang mahal." bujuk Mariah dengan merangkul lengan Direktur Marsal.

"Ha-ha-ha , pastikan itu enak nyonya Mariah, atau aku akan membatalkan semua kesepakatan bisnis kita." ancam Direktur Marsal.

"Tenang saja. Duduklah dulu, akan saya panggil suami saya untuk mengambilkan segera minuman itu."

Vio memutuskan kembali kerumahnya. Di kamar, Vio merendam tubuhnya dalam bathtub. Vio meratapi hidupnya. Malam ini keluarganya menginap di hotel tempat pernikahan Rena dan Felix dilaksanakan. Dan beberapa hari didepan,mereka ikut berpiknik, sebagai runtutan acara pernikahan Felix dan Rena.

Keluarga Felix yang memang keluarga terpandang, dan memiliki beberapa perusahaan grup yang cukup besar. Tak ayal pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah dan megah.

Namun, mirisnya, malam ini Vio yang anak sulung di keluarga itu, justru akan digadaikan oleh ibu tirinya sebagai penyambung bisnis keluarga. Memasukkan obat perangsang dan hendak mengirimnya ke direktur Marsal. Pria tua beristri yang gemar memainkan wanita.

Vio menangisi nasibnya. Mencoba membersihkan dirinya. Setelah dia melakukan hubungan terlarang dengan seorang pria asing yang tidak dia kenal.

"Sial! Bekas cupang maniak itu tak juga hilang."gerutu Vio menggosok leher dan bagian dada atas nya.

"Benar-benar maniak. tak ada satupun dari bagian tubuhku yang lepas dari cupangannya. Menjijikkan."Isak nya masih menggosok tubuhnya.

"Brengsekk..." Vio menangisi nasibnya lagi. "Orang tua macam apa yang tega melemparkan anaknya pada predator seks itu."

Vio kembali terisak.

"Tega sekali mereka padaku. Akulah kekasih Felix, akulah yang seharusnya menikah dengannya. Bagaimana bisa mereka mengganti aku dengan Rena?"

Vio menangis lagi. "Felix, beraninya kau menghianatiku! Aku sudah sangat setia kepadamu! Kenapa kau hianati aku?" teriak Vio meluapkan semua kekesalannya.

"Aku memang anak haram! Lantas apa? Kalian berhak memperlakukan seperti ini? Biadab kalian semua!"

Vio meluapkan semua kekesalannya dengan berteriak dikamar mandi. Setelah puas memaki Vio keluar dari kamar mandi. Mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Tubuh Vio terasa panas dan kepalanya serasa mau meledak. Vio mengambil hpnya, menghubungi sahabat karibnya.

"Halo?" suara seorang wanita diseberang sana.

"Davi , apakah kamu bebas malam ini?"tanya Vio memegangi kepalanya.

"Ya, ada apa?"sambut Davi dibalik speaker ponsel Vio.

"Aku sakit, bisakah kamu antar aku ke rumah sakit malam ini? tak ada orang di rumah." pinta Vio bersandar pada tembok disampingnya

"Tentu saja. Tunggulah, aku akan sampai lebih cepat dari kelinci yang berlari di atas aspal yang panas."sambut Davi cepat.

"Terima kasih teman." Vio menutup sambungan telponnya.

Vio kembali melangkahkan kakinya, meraba pada tembok rumahnya.

"Pusing! aku harus makan! Aku tak boleh lemah dan kekurangan tenaga." gumam Vio lemas.

Ting tung.

Suara pintu kediamannya berbunyi.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Keterlaluan."gumam Vio kesal, "tak mungkin itu Davi kan?"

Vio mencoba mengabaikan."Kemana orang-orang disini?" gumam Vio kesal karena suara bel pintu rumah tak kunjung berhenti membuat kepalanya semakin pusing.

"Sial! Aku lupa! Mereka masih melakukan rangkaian acara resepsi pernikahan Rena." gumam Vio mengumpat-mengumpat.

Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.

Bersambung..

___€€€___

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status