Home / Romansa / Terpaksa Menikahi / Chapter dua - setelah malam itu

Share

Chapter dua - setelah malam itu

Author: Kay
last update Last Updated: 2022-07-15 20:05:10

Bastian mengusap wajahnya, Dia duduk termenung di atas ranjang kamarnya. Bastian menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan telapak tangannya.

"Akhirnya aku justru melakukannya dengan wanita asing yang tak kukenal."gumam Bastian heran sendiri.

"Siapa dia?" kenapa dia begitu menggangguku?"

"Aku yang tak suka dengan hal merepotkan seperti wanita, bagaimana bisa terjebak begitu saja pada wanita asing." Gumam Bastian lagi.

"Tadi itu rasanya....." Bastian membekap mulutnya sendiri. Wajahnya merona mengingat hal besar yang baru saja terjadi.

Hening sesaat..

"Aku.... ingin mencobanya lagi..."

Sepuluh menit berlalu. Hp Bastian berdering. Telpon dari asistennya, Fang.

Bastian menempelkan benda pipih itu ke telinganya tanpa mengatakan apapun.

"Nama gadis itu Violeta Govinda. Dua puluh dua tahun. baru saja lulus dari univ X. dan dua bulan bekerja di perusahaan Hongfang sebagai engenering product di wilayah X. Anak tertua di keluarga Hendrawan." ucap Fang diseberang sana, "Perlukah saya menyampaikan lebih detail?"

"Datang kekamarku sekarang." kata Bastian datar menutup sambungan telponnya.

Tak lama Fang masuk saat Bastian selesai membersihkan diri dikamar mandi. Wajah pria itu terlihat sangat segar dan cerah.

"Mulai."

Fang memulai laporannya dengan mendetail.

"Karena saya sudah menyampaikan garis besarnya maka yang itu saya lewati ya tuan Bastian."

"Heeemmm..." dehem Bastian ringan.

"Nona Violita Govinda biasa dipanggil dengan sebutan Vio, hari ini adalah hari pernikahan adik dengan mantan kekasihnya. Acara diselenggarakan di balroom hotel ini, Nona Vio melarikan diri ditengah acara..."

"Tunggu! Lewati saja yang itu tidak penting."

"Baiklah tuan."

"Nona Vio tinggal dikawasan xx dengan seorang ayah dan ibu tiri.."Fang melanjutkan lagi laporannya

"Nona Vio tinggi 167cm berat badan 55kg, berwajah cantik diatas standar, bentuk badan yang....."

"Pas! aku sudah melihatnya."

"Baik tuan."ucap Fang patuh. Ahaa.. rupanya anda sudah melihatnya tuan. sungguh diluar dugaan untuk orang jenis anda. Fang meledek di dalam hati.

"ukuran dalaman L dengan pakaian dalam ukuran B. memiliki hobi tak jelas, suka makanan pedas dan asam. Terutama makanan korea. ukuran sepatu 38. warna favorit.....bla bla bla"

Fang memberi raporan sedetailnya bahkan sampai ukuran pakaian dalamnya juga.

Bastian menyesap gelas anggurnya.

"Kita ke rumahnya malam ini." ucap Bastian mengenakan kemejanya.

"Baik tuan." Jawab Fang tersenyum senang. Sebegitu tak sabarnya ingin bertemu dengan Nona Vio sampai tak bisa menunggu sampai besok pagi. batin Fang kembali meledek didalam hati.

Anda pasti sangat merinduinya tuan. Fang kembali membatin dengan senyum yang masih mengembang.

Disisi lain,

Maria memijit pelipisnya, duduk dikursi balroom dimana acara pernikahan Morena berlangsung.

"Ibu? Kamu nggak papa?"

"Anak sialan itu kabur!"

"Apa?"Morena tersentak kaget, "Ibu gimana sih? Kalau Vio sampai mengacaukan pernikahanku gimana?" rengek Rena kesal.

"Diamlah Ibu juga kesal tau, gimana Ibu akan menjelaskan pada direktur Marsal nanti." ucap Mariah lemas masih memijit pelipisnya.

"Bocah tidak tau terima kasih itu."geram Mariah makin kesal,"Awas saja nanti dirumah. Akan ku lempar dia ke kandang babi."

"Ibu, apakah Ibu sudah memberikan dia obatnya?"

"Tentu saja!"sentak Mariah makin kesal anaknya justru sibuk mengintrogasinya. "Karena itu jaga suamimu jangan sampai lepas. Bisa-bisa wanita jalllaaang itu mendatangi Felix, pria itu terlihat sangat terpesona pada Vio tadi, dia bahkan tak berkedip menatap kakak mu itu."

"Ibu! Felix itu suamiku!"

"Tapi dia benar-benar melakukannya."kesal Mariah menyentak."Dimana Felix?"

"Felix sedang bersama mama mertua, bu."

"Pergi sana. Pepet dia terus jangan sampai memberi Vio celah."perintah Mariah tegas.

"Iya Bu. Rena pergi. Rena serahkan urusan Vio pada ibu." Ucap Rena sambil berlari.

"Huuufftt... Dasar!" Mariah mendesah.

"Nyonya Mariah.." panggil seseorang dari belakang Mariah, membuat wanita itu begidig dan menoleh.

Dilihatnya pria separuh baya bertubuh tambun dengan segelas coktail ditangannya. Wajahnya sudah memerah karena mabuk.

"Bagaimana dengan pelayanan khusus yang anda tawarkan?" tanyanya dengan seringai mesum.

"Sialan kenapa si tua Marsal harus datang disaat seperti ini?" gumam Mariah pelan.

"Direktur Marsal!"sapa Mariah dengan senyum dipaksakan dan dibuat riang.

Aku harus mencari alasan. Dari pada dia nanti membatalkan janjinya untuk kesepakatan bisnis dengan perusahaan keluarga Hendrawan. pikir Mariah dengan keringat dingin.

"Saat ini putri ku sedang dalam perjalanan kemari. Tolong bersabarlah, Bagaimana jika kita minum beberapa gelas lagi. Saya punya minuman kelas atas yang mahal." bujuk Mariah dengan merangkul lengan Direktur Marsal.

"Ha-ha-ha , pastikan itu enak nyonya Mariah, atau aku akan membatalkan semua kesepakatan bisnis kita." ancam Direktur Marsal.

"Tenang saja. Duduklah dulu, akan saya panggil suami saya untuk mengambilkan segera minuman itu."

Vio memutuskan kembali kerumahnya. Di kamar, Vio merendam tubuhnya dalam bathtub. Vio meratapi hidupnya. Malam ini keluarganya menginap di hotel tempat pernikahan Rena dan Felix dilaksanakan. Dan beberapa hari didepan,mereka ikut berpiknik, sebagai runtutan acara pernikahan Felix dan Rena.

Keluarga Felix yang memang keluarga terpandang, dan memiliki beberapa perusahaan grup yang cukup besar. Tak ayal pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah dan megah.

Namun, mirisnya, malam ini Vio yang anak sulung di keluarga itu, justru akan digadaikan oleh ibu tirinya sebagai penyambung bisnis keluarga. Memasukkan obat perangsang dan hendak mengirimnya ke direktur Marsal. Pria tua beristri yang gemar memainkan wanita.

Vio menangisi nasibnya. Mencoba membersihkan dirinya. Setelah dia melakukan hubungan terlarang dengan seorang pria asing yang tidak dia kenal.

"Sial! Bekas cupang maniak itu tak juga hilang."gerutu Vio menggosok leher dan bagian dada atas nya.

"Benar-benar maniak. tak ada satupun dari bagian tubuhku yang lepas dari cupangannya. Menjijikkan."Isak nya masih menggosok tubuhnya.

"Brengsekk..." Vio menangisi nasibnya lagi. "Orang tua macam apa yang tega melemparkan anaknya pada predator seks itu."

Vio kembali terisak.

"Tega sekali mereka padaku. Akulah kekasih Felix, akulah yang seharusnya menikah dengannya. Bagaimana bisa mereka mengganti aku dengan Rena?"

Vio menangis lagi. "Felix, beraninya kau menghianatiku! Aku sudah sangat setia kepadamu! Kenapa kau hianati aku?" teriak Vio meluapkan semua kekesalannya.

"Aku memang anak haram! Lantas apa? Kalian berhak memperlakukan seperti ini? Biadab kalian semua!"

Vio meluapkan semua kekesalannya dengan berteriak dikamar mandi. Setelah puas memaki Vio keluar dari kamar mandi. Mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Tubuh Vio terasa panas dan kepalanya serasa mau meledak. Vio mengambil hpnya, menghubungi sahabat karibnya.

"Halo?" suara seorang wanita diseberang sana.

"Davi , apakah kamu bebas malam ini?"tanya Vio memegangi kepalanya.

"Ya, ada apa?"sambut Davi dibalik speaker ponsel Vio.

"Aku sakit, bisakah kamu antar aku ke rumah sakit malam ini? tak ada orang di rumah." pinta Vio bersandar pada tembok disampingnya

"Tentu saja. Tunggulah, aku akan sampai lebih cepat dari kelinci yang berlari di atas aspal yang panas."sambut Davi cepat.

"Terima kasih teman." Vio menutup sambungan telponnya.

Vio kembali melangkahkan kakinya, meraba pada tembok rumahnya.

"Pusing! aku harus makan! Aku tak boleh lemah dan kekurangan tenaga." gumam Vio lemas.

Ting tung.

Suara pintu kediamannya berbunyi.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Keterlaluan."gumam Vio kesal, "tak mungkin itu Davi kan?"

Vio mencoba mengabaikan."Kemana orang-orang disini?" gumam Vio kesal karena suara bel pintu rumah tak kunjung berhenti membuat kepalanya semakin pusing.

"Sial! Aku lupa! Mereka masih melakukan rangkaian acara resepsi pernikahan Rena." gumam Vio mengumpat-mengumpat.

Vio bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.

Bersambung..

___€€€___

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi   bab 77

    Setelah Vio sadar, beberapa saat kemudian, bayi-bayi vio dibawa keruangan an vip. sang dokter juga mengarahkan bagaimana cara menyusui bayi kembar juga berlatih duduk dan bergerak pasca oprasi caesar."Sayang! Lihat! Doble J lucu sekali." Ucap Vio sambil menyusui keduanya.Bastian menelan ludahnya. Didalam ruangan itu hanya ada Bastian dan Vio dan satu dokter wanita satu perawat wanita. Tentu saja Fang dan laki laki tak di ijinkan melihat Vio menyusui. Mau mati apa mereka?Setelah beberapa hari dirumah sakit, Vio pun di ijinkan pulang. Di vila pribadi Bastian, mobil yang membawa Vio dan dan doble J berhenti dihalaman. Bastian dengan sigap memapah istrinya. menuntun wanita itu untuk masuk kediamannya.Didepan pintu, keluarga kecil itu disambut oleh bibi Ana dan para pelayan. Vio tersenyum haru. Mungkin, inilah keluarga yang selama ini dia impikan. Yang tidak dia dapatkan dari keluarga Tan.Vio mwnatap satu persatu wajah-wajah yang menyambu

  • Terpaksa Menikahi   bab 76

    "Bagaimana dokter?" Bastian sangat tak sabar dan cemas.Sang dokter tersenyum maklum."Semuanya selamat dan berjalan dengan lancar. Selama beberapa jam kedepan pasien akan ditempatkan diruang isolasi dulu. Mohon bersabar."Bastian bernafas lega, tubuhnya lemas dan merosot kebawah, seolah dia sudah tak punya tulang lagi."Ba-bagaimana dengan bayi nya?""Sangat sehat dan sempurna. Sementara kami akan menempatkannya di ruang khusus. Anda bisa melihatnya nanti.""Fang! Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat bahagia, juga bersyukur.""Lakukan seperti biasanya tuan. Saya bisa menyiapkan segalanya."Fang ikut berjongkok disamping tuannya yang terduduk lemas dilantai."Tapi aku, seperti tak bertulang.""Apa anda mau saya menggantikannya untuk anda tuan?"Bastian tersentak menatap Fang."kau mau?""Tidak!" jawab Fang yakin dengan gelengan kepala mantap."Sialan kau!""

  • Terpaksa Menikahi   bab 75

    Davi meniup luka di wajah Jil. Dia mengobati bekas pukulan Andi. Davi menatap pria yang terus memperhatikannya itu."Kenapa?" tanya Davi masih mengolesi luka di wajah Jil."Seorang dokter tidak boleh terlihat memiliki memar seperti ini." ucap Davi lagi."Aku sangat bersyukur pria itu memukulku sampai seperti ini."Davi menghentikan pergerakan tangannya,"Dengan begitu aku bisa sedekat ini denganmu."Davi terkekeh kecil."Jangan menggombal." cibir Davi masih terkekeh."Harusnya kau yang menghajar dia. bukan bersikap sok gagah seperti tadi, tapi justru kena pukul lebih banyak." Ejek Davi dengan senyum geli."Sudah kubilang aku ini dokter. Mana boleh dokter menambah jumlah pasien rumah sakit dengan tangannya yang berharga ini."Davi tergelak."Jangan kau samakan dokter dengan ganster macam duo macan FB."Davi terdiam sejenak mendengar duo macan FB."Siapa duo macan FB?""

  • Terpaksa Menikahi   bab 74

    Fang berjalan dalam gang sempit di sekitar kosan Davi. Pria itu mengenakan jaket dan sepatu boot kulit. Fang berhenti tepat di ujung gang, di mana dari sana dia dapat melihat kosan Davi dengan lebih penuh dan leluasa.Fang menggigit batang rokok di mulutnya, menyalakan memantik dan menyulut rokok. Api telah padam. Bara tembakau dari rokok menyala-nyala oleh kuatnya isapan dari mulut Fang. Dia menjepit batang rokok dengan jarinya, dan menyemburkan asap ke udara.Mata elangnya tak lepas menatap bangunan tua itu dalam pekatnya malam.***Pagi yang cerah, menggantikan malam yang dingin dan gelap. Membawa hari baru yang lebih ceria, suara riang burung gereja yang hinggap di dahan pohon di samping Vila Bastian membangunkan Vio yang masih terlelap dalam pelukan hangat suaminya.Vio mengangkat lengan Bastian dari atas perutnya dengan hati-hati. Vio perlahan turun dari ranjangnya, berjinjit menuju kamar mandi, guna membersihkan diri.Pagi

  • Terpaksa Menikahi   bab 73

    Davi meremas-remas tangannya. Jantung gadis cantik itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Dari wajahnya terlihat sekali dia sangat tegang.Jil melirik Davi dari ekor matanya. Sementara dia masih menyetir."Kenapa?""Bagaimana jika ayah dan ibumu menolak ku?" tanya Davi masih sangat gelisah.Jil tersenyum maklum."Mereka bukan orang yang kolot.""Tapi... Aku hanya gadis biasa. Aku bahkan tak punya orang tua...""Itu bukan masalah bagi mereka.""Tapii...""Percaya padaku, dan tegakkan dada mu. Heeemm?"Davi membuang nafasnya. Masih ada kekhawatiran di dirinya. Jil tersenyum gemas melihat Davi yang masih gelisah tak kunjung tenang. Pria itu menghentikan laju mobilnya dan menepi. Davi menatapnya dengan tatapan tanya."Sepertinya wanitaku ini masih butuh penyemangat dan energi positif."Jil mendekatkan wajahnya, mengecup ringan bibir ranum Davi. Gadis itupun membalasnya. Dengan

  • Terpaksa Menikahi   bab 72

    "Suamiku?"Vio, mengeratkan pelukannya pada tubuh Bastian.. Sehabis pertempuran malam itu."Apa Fang sungguhan tak punya pacar?"Bastian menghela nafasnya dengan sabar."Kenapa menanyakannya lagi?""Aku hanya ingin tau.""Kau menanyakannya berulang. Dan aku juga sudah menjawabnya sampai lelah.""Bagaimana kalau kita dekatkan Davi dan Fang?""Tidak usah.""Kenapa?" Vio memukul dada bidang suaminya itu dengan sedikit mengangkat tubuhnya menjauh dari suaminya."Fang tidak tertarik pada wanita."Bastian menarik kembali lengan Vio dan mendekapnya."Jangan terlalu jauh dariku. Aku bisa kangen.""Apa sih? Orang masih disini juga.""Tubuhku kanngen. Jika tidak menempel di kulit mu.""Iiiisshhh.." Vio mencubit perut Bastian."Auuu.. sakit sayang." Bastian mengusap perutnya."Oo iya, kapan USG lagi? Aku sangat ingin melihat doble J laki-laki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status