Share

Terpaksa Menikahi
Terpaksa Menikahi
Author: Kay

chapter satu - cinta satu malam

"Ibu!"

"Kau sudah berikan obat perangsang itu kan pada minuman Violita?" Bisik wanita cantik dengan gaun pengantin.

"Tentu saja. Malam ini, akan ku lemparkan dia pada Direktur Marsal." balas wanita separuh baya dengan baju kebayanya.

Seorang pria dengan pakaian tuxedo masuk keruang rias pengantin. Pria tampan berjalan dekat.

"Oohh, menantuku Felix. Kau tampan sekali." puji wanita paruh baya begitu menyadari felix Masuk.

Felix Ferdinan Alexandre 27tahun. Seorang pria dari keluarga yang cukup ternama di kota. Dia awalnya adalah kekasih Violita Kaka dari wanita bergaun pengantin, Morena.

Karena hati Felix mudah tergoda, akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan Morena. Karena orang tua Felix juga lebih setuju dia menikah dengan gadis yang jelas, asal usulnya. Dari pada Violita, yang sudah menjadi rahasia umum, jika dia hanyalah anak haram di keluarga Hendrawan. Anak yang dilahirkan oleh ibunya, tanpa seorang ayah. Hingga, akhirnya, menikah dengan Hendrawan. Ayahnya saat ini, pria yang hanya mengincar harta yang ibuk Violita miliki. Begitu ibu Vio meninggal karena suatu kecelakaan, Hendra menikah lagi dengan Maria, ibu dari Morena.

Keluarga licik itu memang bermaksud mengeluarkan Vio dari keluarga. Dengan melemparkannya pada direktur Marsal, seorang pria tua hidung belang yang terkenal menyukai gadis muda dan mempermainkan nya.

Malam itu, Vio begitu cantik dengan gaun merah muda setinggi lutut, dengan bagian dada yang sedikit terbuka. Make up nude menambah kesan natural namun mempercantik wajahnya dengan sempurna. Membuatnya menjadi perhatian banyak pria yang melihatnya. Tak terkecuali Felix. Dia pun jadi terpesona oleh mantan kekasihnya itu.

Vio menerima minuman dari Ibu tirinya. Dan bersulang dengan keluarga besar. Begitu menenggak minumannya, tanpa curiga sedikitpun, Maria telah mencampurkan minuman nya dengan obat perangsang.

Begitu selesai dengan acara itu, Vio bermaksud pulang. Namun tangannya ditahan oleh Maria.

"Kau mau kemana?"cegah Maria menarik paksa lengan Via."Ikut ibu. Kau harus membantu menangani krisis perusahaan."

"Apa?" Vio mencoba mengetes pendengarannya.

"Kau harus menemani Direktur Marsal malam ini!"

Vio tertawa pahit,

"Apa maksud ibu, aku sedang dijual untuk bisnis?"

"Kau hanya menemani jangan berlebihan! Hanya itu yang bisa kau lakukan untuk keluarga ini!"

Vio menarik tangannya, "Tidak mau!"

Maria tertawa mencemooh, "Vio berkacalah! Siapa yang mau denganmu! Kau anak haram, tidak akan ada keluarga yang mau menerimamu meski ada yang mencintaimu sekalipun. Lihatlah Felix. Dia bahkan mencampakkan mu setelah tiga tahun pacaran." ejek Maria dengan melipat tangannya didada.

"Jadi direktur Marsal sudah sangat bagus untukmu." sambung Maria menarik tangan Vio.

Vio memberontak. Menarik tangannya kembali, namun tak bisa.

"Yang benar saja? Direktur Marsal adalah pria brengsek yang mata keranjang. Bisa-bisa nya dia mengumpankan ku padanya. Sungguh jahat!" pikir Vio masih mencoba melawan mesti dia merasakan ada yang tak beres pada dirinya.

"Panas, panas... Apa ini?" batin Via menatap Maria yang masih menariknya berjalan sampai terseok. "Mungkinkah dia memberiku semacam obat atau apa?"

Vio mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga mendorong Maria hingga terjatuh.

"Vioooleetaa!"

Vio mengatur nafasnya yang tersengal, segera Vio berlari sebelum dia ditangkap.

"Kejar! Tangkap gadis itu!"

Vio berlari keluar dari balroom. Tubuhnya serasa lemas, dia kini berdiri dilorong kamar hotel dimana acara pernikahan adiknya diselenggarakan.

"Vio, kuatkan dirimu! Kau tidak boleh tertangkap." Vio bergumam sambil membuka setiap pintu yang dia jumpai. Beruntung ada satu yang terbuka, tepat saat itu terdengar suara langkah kaki berlari kearahnya. Gegas Vio masuk ke kamar itu dan menutupnya. Dia bersandar pada pintu, merasa lega.

Mata Vio mengedar keseluruh ruangan itu. Begitu mewah dan bercahaya. Vio masuk semakin dalam, Tubuhnya semakin panas dan tak karuan.

Sial! kenapa panas sekali? tidak mungkin ruangan ini tak ber AC. Pikir Vio masih berjalan semakin kedalam.

Seorang pria berdiri di samping ranjang kamar itu, dengan berbalut handuk di pinggangnya menatap dingin menusuk pada Vio.

"Siapa kau?"

Vio menatap pria itu. Tubuh Vio semakin panas, Entah mengapa Vio sangat ingin menubruk pria itu. Tubuh pria itu begitu menggiurkannya proporsional dan sixpack hingga air liurnya menetes.

"Sial! Kenapa denganku!"gumam Vio terhuyung, dan malah jatuh tepat didepan pria itu. Tangan Vio sempat meraih pegangan, sialnya pegangan itu justru handuk yang melilit di pinggang pria itu hingga ikut terlepas bersamaan dengan Vio yang terjatuh.

"Kaaauuuu!!!" Geram pria itu yang sudah polos saja.

Vio yang terjerembab mendongakkan kepalanya. Matanya melebar sempurna melihat bagian tubuh pria itu, yang wajahnya sudah memerah.

"Ma-maaf, aku tidak bermaksud..."Vio melemparkan handuk ditangannya pada pria itu.

"Ma-maaf!" Vio berusaha berdiri.

Kenapa tubuhku panas sekali, aku semakin gila setelah melihat pria ini. Apa yang sebenarnya ibu masukkan dalam minumanku. pikir Vio akhirnya bisa berdiri walau masih sempoyongan dengan mata menggantung.

Tepat didepan pria itu. "Ma-af, Aku akan pergi."ucap Vio mulai melangkah mundur.

Pria itu menahan tangan Vio, menyentuh dagunya dengan jarinya.

Tanpa basa basi pria itu mencium bibir Vio, mengulum bibir ranum yang menggoda itu, menikmati manisnya rasa lidah Vio yang memabukkannya. Pria itu melepas tautan bibirnya, menatap wajah cantik Vio. Lalu menggiring dan mendorong Vio hingga terjatuh di ranjang berukuran king size di kamar itu.

"A-pa yang akan kau lakukan?"tanya Vio dengan mata melebar dan wajah terkejut.

"Karena kau sudah masuk ke kamarku, puaskan aku." ucap Pria itu datar.

Pria itu mencium lagi bibir Vio, menikmati lagi rasa bibirnya yang manis, mengulum lembut lidah Vio. Pria asing itu berpindah menghirup ceruk leher Vio. Aroma yang sama memabukkannya hingga membuat pria asing itu semakin gencar dengan aksinya. Vio pun menikmati gelayar-gelayar yang menjalari tubuhnya, begitu menyenangkan dan membuatnya semakin ingin lebih. Pria itu menarik paksa Gaun yang Vio pakai. Netra Vio melebar, meski ia suka dengan sentuhan pria asing itu yang entah ia tak tau sebabnya. Namun, ia masih sadar itu tindakan gila.

"Tunggu! Apa yang ingin kau lakukan?"ucap Vio dengan mata yang semakin lebar.

"Aaakkkkhh......"

####

"Hentikan!"rintih Vio dengan tubuh polosnya dibawa tindihan tubuh pria itu. Setelah melewati satu kali pertarungan panjang.

"Jangan lagi! hentikan."ucap Vio dengan mata yang masih menggantung.

"Hmmmppp..... Aku belum puas!"kekeh pria itu, "Kau yang datang sendiri ke kamarku, Kau tak akan ku lepaskan sebelum aku puas."

Sial! Aku malah terperangkap dengan maniak lain. pikir Vio lemas. 'sudahlah puaskan dia dulu. lalu pikirkan cara untuk kabur.'

Pria itu menciumnya lagi dan menautkan bibirnya. Bergulum lembut dan kembali beraksi diatas ranjang, hingga keduanya tepar.

Uuuugggghhh...

Vio melenguh, mengerjap dan menggosok matanya. Vio duduk terbangun di atas ranjang. Menatap pria yang kini tertidur disampingnya.

'Akhirnya keperawanan ku terenggut juga. Haaaaahh... setidaknya bukan dengan Marsal si maniak sek tua itu.' pikir Vio sedikit lega.

'Aku akan kehabisan waktu, aku harus segera pergi dari sini. Ini bukan waktunya berkeluh kesah.' batin Vio lagi.

Vio menuruni ranjang dan memungut pakaiannya. Vio melirik pria yang masih lelap di ranjang itu. Dengan cepat dia memakai bajunya. Lalu berlari keluar.

'Persetan dengan maniak itu. Semoga kelak aku tak bertemu lagi dengannya.' batin Vio cepat-cepat meninggalkan kamar itu.

Beberapa saat kemudian pria asing itu terbangun, ia tersenyum tipis. Dia meraba sisi ranjang yang kosong lalu bangun terduduk. Dan mengambil hpnya menghubungi seseorang.

"Fang! Dalam waktu 10 menit, berikan informasi tentang wanita yang keluar masuk dalam kamarku."titahnya.

"Baik Tuan Bastian."jawab suara diseberang sana.

____€€€____

Reader kuuh , kasih semangat dong, biar aku up terus setiap hari.

like dan komen ya

Terima kasih.

Salam___

😊

●●●

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status