Share

Mencari Pembenaran

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2021-08-31 01:33:04

Edward tak dapat berpikir jernih saat semua pikirannya tertuju pada Yura—istri keduanya. Ia memijit kepala yang tak sakit, lalu kembali membayangkan kehadiran Yura saat di meja makan tadi pagi.

Pria hitam manis itu mencoba menghilangkan Yura dari pikirannya, tapi ia tak bisa untuk menghapus semuanya. Tidak memungkiri jika istri keduanya sangat cantik dan menarik. Namun, ia tak mau menyakiti Amalia dengan melakukan hubungan untuk mendapatkan seorang anak.

Kegusarannya terhenti saat Robby—asisten pribadinya datang membawa beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Pria dengan jas navy senada dengan dasinya mengernyitkan dahi melihat sang bos yang begitu kusut.

“Harusnya ceria dong, bukanya semalam dapat gadis?” Robby menggoda Edward sembari merapikan berkas

“Bikin pusing saja. Aku bermalam dengan Amalia, bukan Yura.”

“Jadi, namanya Yura?”

Edward mengusap wajah kasar, kali ini ia benar-benar sangat frustrasi memikirkan keinginan sang ibu. Ia pun sejujurnya menginginkan seorang anak dalam pernikahan dengan Amalia. Namun, sudah 8 tahun pun belum ada tanda-tanda kehamilan. Bahkan, ia sempat berpikir jika dirinya mandul.

Malam tadi hasratnya membara melihat Yura yang begitu cantik. Lagi-lagi ia teringat dengan Amalia. Ia sengaja pergi dari kamar istri keduanya dan melampiaskan pada Amalia. Namun, bayang-bayang Yura memenuhi pikirannya.

“Cantik?” tanya Robby lagi.

Edward hanya mengangkat bahu menjawab pertanyaan asistennya. Pria jangkung itu kembali menunggu jawaban bosnya, tapi Edward tetap saja diam. Baginya hanya Amalia yang cantik, tetapi memungkiri jika Yura lebih muda dan cantik.

“Oke, sepertinya hati bos sedang bergelut. Memikirkan untuk memuji wanita cantik selain istrimu.”

Wajah Edward masam mendengar penuturan Robby. Gegas ia mengambil dokumen yang dibawa asistennya itu dan langsung memeriksanya. Besar kemungkinan ia mulai menyukai Yura, benar apa yang dikatakan Robby. Ia sedang berusaha untuk mengelak tentang kenyataan ia tertarik pada istri keduanya.

“Kucing di kasih ikan asin mana ada yang nolak. Sama kaya laki-laki, setia kaya apa juga kalau ada wanita cantik dan menggoda, masa bisa menolak.”

Pulpen yang digenggam Edward mendadak berada di wajah Robby. Sementara, asistennya itu hanya terkekeh melihat kelakuan bosnya.

“Bawa berkas ini, silakan keluar.”

Edward memutar kursinya membelakangi Robby yang masih saja terus menggoda sang bos. Setelah puas, asisten itu bangkit pamit kembali bekerja.

“Sial, Robby, apa yang dikatakannya itu benar!” Edward bergumam sendiri.

***

Edo terkesiap melihat siapa yang ada di hadapannya. Netranya tak berkedip melihat Yura yang cantik. Ia melangkah mendekat, mencium parfum Yura yang menggoda.

“Aduh!” teriak Edo.

“Jangan ganggu dia, dia istri kedua kakakmu!”

Madam Syin melihat Edo yang menghampiri Yura, ia pun gegas memukul pria itu dengan kipas di tangannya. Ia sudah paham dengan sikap anak bontotnya  yang suka menggoda semua wanita. Bahkan banyak wanita datang hanya sekadar meminta pertanggungjawaban Edo setelah diajak kencan semalaman.

“Kakak ipar baru? Mami, sisakan satu untukku bidadari seperti ini,” ocehnya.

Madam Syin kembali memukul lengan sang anak. Ia geram karena sikap Edo tak pernah dewasa. Berpikir untuk lebih baik pun tidak ada, malah semakin menjadi setiap harinya. Bermain wanita dan mabuk-mabukan.

“Yura, masuk ke dalam. Saya mau bicara dengan kamu, tapi mau memberikan pelajaran dulu anak kurang ajar ini.”

Yura hanya mengangguk mengikuti perintah Madam Syin. Ia kembali ke kamarnya karena ia pun takut dengan Edo.

Madam Syin menarik Edo ke ruang keluarga. Ia meminta sang anak duduk mendengarkan ia bicara. Edo pun menurut karena jika menolak, sebagian uangnya akan hilang dalam beberapa menit.

“Dia nggak puas dengan satu istri?” tanya Edo.

“Mami yang meminta Edward untuk menikahi Yura agar bisa memiliki keturunan.”

“Hah, apa Mami yakin Yura bisa hamil? Mami pernah nggak berpikir, kalau misalnya Edward yang bermasalah.”

Madam Syin bergeming dengan ucapan Edo. Beberapa kali ia sempat berpikir seperti itu, tetapi ia menepisnya dan berpikiran jika yang bermasalah adalah Amalia, bukan Edward. Ia tak mau membayangkan jika Edward tidak sehat.

“Hmm ... untuk apa menikahkan dengan wanita baru kalau ternyata Edward yang mandul?”

Edo tersenyum getir saat tamparan mendarat di pipinya. Ia hanya mengatakan hal yang ada di kepalanya, Edo pun sadar apa yang dilakukannya selalu salah. Tidak pernah benar di mata sang ibu.

“Jaga bicaramu, anak keturunan keluarga Dirgantara tidak ada yang mandul. Amalaia yang bermasalah.”

“Sadar, Mi. Mami hanya berpikir sepihak, cek saja kesehatan mereka.”

Edo bangkit meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya. Berdebat dengan sang ibu membuat ya malas karena tak akan pernah benar. Nomor satu adalah kebenaran yang selalu dia katakan. Nomor dua kembali pada nomor satu.

Madam Syin menarik napas panjang. Ia kembali melangkah ke kamar Yura untuk membicarakan beberapa hal dengannya.

“Masuk, Madam.”

Madam Syin masuk setelah mendengar suara Yura memintanya masuk.

Madam Syin memindai sekeliling kamar Yura. Tampak sangat rapi juga harum, harusnya Edward betah berada di kamar itu. Bukannya kembali pada Amalia malam tadi seperti yang dikatakan Bi Rukmini.

“Saya tahu semalam Edward tidak bersama kamu, apa kamu bodoh membiarkan dia bersama Amalia?” tanya Madam Syin.

“Aku sudah berusaha, tapi Edward tetap pergi. Sampai harga diriku pun jatuh di depannya.”

“Berapa harga, harga diri kamu?”

Yura tersenyum miris mendengar Madam Syin berbicara. “Harga diriku tak sebanding dengan 200 juta yang membuat aku terkurung di sini. Apa orang seperti Anda selalu menilai orang dengan takaran uang? Bahkan, manusia pun tak ada harga dirinya di depan Anda!”

Kali ini Yura merasakan perih di pipi saat Madam Syin kembali melayangkan tangannya.

“Jaga bicaramu!”

“Aku terpaksa berada di sini karena ulah manusia yang tak punya hati nurani yang membiarkan wanita saling menyakiti.”

“Yura, jaga bicaramu!”

Madam Syin semakin naik pitam dengan bantahan dari Yura. Sikap pembangkang menantunya membuat ia sakit kepala. Ia sangat berharap Yura bisa hamil anak Edward, bukan membantahnya.

“Maksud kamu apa?” tanya Madam Syin.

“Mana bisa aku berbahagia di atas penderitaan orang lain. Aku bersenang-senang denga Edward, sedangkan ada Amalia istri pertama yang cemas berpikiran tak tenang membayangkan suaminya bercumbu dengan wanita lain. Apa aku tega?”

“Mungkin kamu lebih tega jika kedua orang tuamu masuk penjara?”

Tangan Yura mengepal keras mendengar penuturan dari Madam Syin. Hatinya bagai teriris pisau saat membayangkan kedua orang tuanya menderita di sel tahanan. Ancaman Madam Syin kembali membuatnya tak berkutik.

Hatinya menangis, harusnya ia bisa melindungi keluarganya dari lintah darat seperti ibu mertuanya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Yura hanya bisa menerima nasib yang sudah digariskan untuknya. 

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Keputusan Terakhir (END)

    “Kamu masih peduli bukan dengan Amalia?”Edward menghentikan langkah, seketika ia menoleh ke belakang. Bu Dian berdiri dengan percaya diri di hadapannya. Ia yakin jika menantunya akan membantu menyembuhkan Amalia.“Aku memang sengaja datang untuk memastikan semuanya.”“Kamu masih cinta Amalia. Tidak mungkin kebersamaan selama delapan tahun begitu saja hilang. Tolong dia, Amalia akan sehat kembali. Hanya kamu yang bisa membuatnya kembali tersenyum.” Permintaan Bu Dian membuat Edward dilema.Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak terlihat jika dirinya begitu mencemaskan Amalia. Jika tidak, wanita di hadapannya akan kembali memanfaatkan dirinya lewat Amalia.Keputusan menceraikan Amalia sudah bulat. Namun, jika ia terus menerus mencari tahu tentang dia, kemungkinan akan kembali membuatnya resah.“Maaf, untuk kesekian kali saya tegaskan pada Anda, saya tidak mau berhubungan lagi dengan kalian. C

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Rasa Iba kembali Muncul

    Tangan Rena terasa dingin saat ia mulai memasuki rumah besar Edward. Ia memberanikan diri saat pria itu mengajaknya bertemu dengan sang ibu. Mau tidak mau, ia pun memenuhi permintaan Edo. Wajah sang kekasih sangat semringah, sedangkan Rena begitu tegang.Langkahnya semakin berat saat mulai memasuki ruang tengah. Tanpa di panggil, Madam Syin menghampiri Rena dan Edo. Wanita itu sudah tahu jika anaknya akan membawa kekasih hati. Ia mencoba memperhatikan, menilai sedikit dan ia mengernyitkan kening.“Kamu, bukannya suster di RS Palapa?” tanya Madam Syin sembari mengingat-ingat.“I—iya, Tante.” Rena menjawab gugup.Edo mengelus lembut pundak Rena, mencoba menenangkannya. Namun, tetap saja sang kekasih merasa gugup. Sampai akhirnya Yura datang bersama Edward hingga membuat Rena sedikit tenang.

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Bertahan Dengan Hati Itu Sulit

    Tangan Rena terasa dingin saat ia mulai memasuki rumah besar Edward. Ia memberanikan diri saat pria itu mengajaknya bertemu dengan sang ibu. Mau tidak mau, ia pun memenuhi permintaan Edo. Wajah sang kekasih sangat semringah, sedangkan Rena begitu tegang.Langkahnya semakin berat saat mulai memasuki ruang tengah. Tanpa di panggil, Madam Syin menghampiri Rena dan Edo. Wanita itu sudah tahu jika anaknya akan membawa kekasih hati. Ia mencoba memperhatikan, menilai sedikit dan ia mengernyitkan kening.“Kamu, bukannya suster di RS Palapa?” tanya Madam Syin sembari mengingat-ingat.“I—iya, Tante.” Rena menjawab gugup.Edo mengelus lembut pundak Rena, mencoba menenangkannya. Namun, tetap saja sang kekasih merasa gugup. Sampai akhirnya Yura datang bersama Edward hingga membuat Rena sedikit tenang.

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Menetapkan Hati

    Edo menemui Rena yang menunggunya di sebuah kafe. Mereka memang sengaja bertemu karena sudah beberapa hari pria itu mulai sibuk dengan pekerjaan barunya. Ia menempati jabatan di perusahaan Madam Syin. Sejak memutuskan menikah dengan Rena, ia pun menerima tawaran untuk bekerja.Wajah Edo semringah saat Rena melambaikan tangan. Buket bunga yang ia bawa langsung ia serahkan saat sampai di hadapan sang kekasih. Wajah Rena berseri menerima apa yang diberikan pria tampan dengan jas hitam itu.“Terima Kasih.”“Sama-sama. Kami, terlihat sangat cantik,” puji Edo.“Jangan memuji aku, nanti terbang.” Rena tertawa menatap Edo.Keduanya saling berbincang, lalu Rena membuka percakapan tentang perceraiannya. Sidak terakhir memutuskan mereka resmi bercerai dan Rena menyandang

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Memohon Untuk Amalia

    Bi Rukmini sibuk merapikan beberapa barang yang diminta Edward untuk memindahkan ke kamar Yura. Sementara, Yura memandang heran dengan apa yang di lakukan asisten rumah tangganya itu.“Bi, kok di pindahkan ke kamar aku? Itu bukannya barang-barang Edward?” tanya Yura.“Iya, memang punya Tuan Edward. Dia meminta saya memindahkan, Nyonya.” Bi Rukmini hanya tersenyum lalu kembali membawa baju-baju sang tuan.Yura terus mengikuti Bi Rukmini sampai tidak sadar jika sang suami sudah pulang. Edward meminta asisten rumah tangganya ke luar dari kamar. Ia ingin berbicara banyak pada Yura tentang beberapa hal.Bi Rukmini cukup paham dan ia meninggalkan keduanya untuk berbicara hal yang penting. Edward menutup rapat pintu, ia berharap Yura mau mendengar apa yang akan dibicarakannya.&

  • Terpaksa Menjadi Istri kedua   Kembali Depresi

    Amalia mengikuti saran dari Alin, ia datang ke kantor untuk menemui Edward. Ia berharap mereka bisa kembali rukun. Kedatangan Amalia membuat Edward bingung, dia sedang tidak mau berdebat atau bertengkar. Namun, sang istri malah datang menemuinya.“Aku ingin bicara dengan kamu, kalau di rumah tidak akan bisa. Aku harap kita bisa bersama-sama dan mengulang dari nol lagi,” ucap Amalia.“Aku sedang tidak mau berdebat.”“Aku nggak ngajak berdebat, hanya bicara 4 mata saja. Dari hati ke hati, itu saja. Kalau di rumah, kamu pasti terpengaruh Yura dan Mami.”Edward kembali menggeleng, Amalia masih sama saja. Menyalahkan Yura dan sang ibu. Ia tidak suka hal seperti itu terjadi lagi. Tetap saja istri pertamanya tidak pernah berubah selalu saja menyalahkan orang lain.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status