Bela masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Dia membanting semua belanjaannya di atas sofa kemudian berjalan ke arah dapur dan mendekat air dingin sepuasnya."Benar-benar wanita stress. Dia ingin melabrakku di hadapan umum, tapi dia sendiri yang malu..Apa dia tidak berpikir bahwa itu semua bisa menjatuhkan karirnya?" marah Bella sambil terduduk di kursi meja makan dan membuang nafasnya dengan kasar.Malam ini sesuai dengan permintaan Felix, dia sedang menonton TV di ruang tamu dengan dress yang mini hingga membuatnya terpampang begitu jelas amun saat Bella sedang menonton TV tiba-tiba ada berita yang menayangkan tentang keributan di cafe beberapa jam yang lalu. Dia merasa kesal kemudian berdecak sambil membanting remote di atas meja."Huh! sudah pasti terjadi. Aku sudah menduganya. Kenapa sih wanita itu tidak berpikir dulu sebelum bertindak!" kesalnya dengan wajah cemberut."Kau tenang saja," ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen itu, yang tak lain adalah Fe
Salma menyeringaimendengar pertanyaan putrinya, kemudian dia mendekat ke arah Putri. "Iya, papamu itu telah selingkuh. Dia sudah menyakiti mama. Dia sudah bermain dengan wanita di luaran sana."Putri menatap ke arah sang papa dengan tatapan sendu, sementara Felix hanya diam sambil melipat tangannya di depan dada."Kamu jangan menghasut anakmu," ucap Felix dengan datar."Siapa juga yang menghasut? Apa yang aku katakan itu benar kan, kamu dan wanita jalang itu sudah berselingkuh. Jadi apa yang perlu disembunyikan?" Salma tersenyum sinis sambil mengangkat kedua bahunya.Dia yakin pasti Putri akan membenci Felix, tetapi seketika keyakinannya itu runtuh saat Putri mengatakan bahwa ia tidak peduli."Jika Papa memang selingkuh dan itu membuat papa bahagia, aku mendukung." Seketika Felix dan juga Salma menatap tak percaya ke arah Putri mereka."Apa yang kamu katakan Putri?!" sentak Salma dengan marah."Jangan membentak putriku seperti itu!" tukas Felix dengan tatapan tajamnya."Karena apa yan
Salma mengangguk-nganggukan kepalanya, dia mengerti dengan saran dari Irfan. Wanita itu tersenyum licik. "Okelah kalau begitu aku pulang dulu. Thanks ya untuk idenya. Kamu ?emang yang terbaik," ucap Salma kemudian mengecup bibir Irfan sekilas."Hai sayang, ingat besok malam di hotel." Pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat Salma tersenyum genit."Baik. Kau tenang saja, aku akan memberikan kamu servisan yang begitu oke, hingga kamu pasti akan ketagihan." Salma melenggang meninggalkan bar tersebut untuk pulang menuju rumah...Pagi ini Felix sudah bersiap untuk ke kantor. Dia menuju meja makan untuk meminum kopinya, tetapi tiba-tiba saja melihat Salma yang sedang menyiapkan sarapan membuat pria itu menyipitkan mata.Dia tak pernah melihat Salma selama ini berkutat di dapur, dia bahkan baru pertama melihat Salma menyediakan sarapan untuknya."Sayang, ini aku udah buatin kopi kesukaan kamu. Terus ini aku buatin kamu roti bakar coklat, kamu pasti suka." Salma berkata sambil duduk de
"Aku mau kamu tinggalin selingkuhan kamu itu! Dan kamu fokus kepadaku dan Putri. Aku janji akan berubah!" Salma mencoba untuk meyakinkan Felix.Namun sayang, Felix tidak semudah itu untuk percaya. Dia tersenyum miring seolah mengejek apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya"Apa kau bilang? Kau meminta ku untuk meninggalkan Bella? Begitu?" Pria itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap sinis ke arah Salma. "Jangan pernah bermimpi! Dia lebih bisa memuaskan diriku dan dia lebih bisa membuatku nyaman, ketimbang dirimu. Lagian kita impas, kan? Kau selingkuh, aku pun sama."Hantung Salma seketika bergemuruh mendengar jika suaminya sudah nyaman dengan Bella. Dia mengepalkan tangannya mencoba untuk meredam emosi agar tidak meledak di hadapan Felix.'Sialan. Lihat saja kau wanita jalang! Kau akan mendapatkan akibatnya. Tapi untuk sekarang aku harus lebih meyakinkan Felix agar dia percaya kepada aku.' batin Salma."Dia hanya ingin harta kamu. Jika kamu memang perlu kepuasan di
Felix baru saja selesai meeting dengan asistennya yang bernama Bertrand, saat dia sedang duduk di ruangan dan mengecek data-data perusahaan kembali, tiba-tiba saja Veteran masuk dengan wajah yang sedikit panik."Gawat Tuan! Gawat!" ucap panik Betrand."Gawat? Gawat kenapa?" Lalu Bertrand pun memberitahu apa yang terjadi. Mendengar hal itu Felix pun mendadak menjadi panik. "Kalau begitu antarkan aku ke apartemen!"Mereka pun menaiki mobil untuk menuju apartemen di mana saat ini Bella berada. Dan saat sampai di sana, Felix melihat Bella sedang menangis di sofa.Dia segera berlari dan memeluk tubuh Bella. "Sabarlah. Kedua adikmu pasti baik-baik saja," ucap Felix sambil mengusap rambut wanita itu."Bagaimana aku bisa sabar, Tuan? Kedua adikku kecelakaan dan busnya masuk ke dalam jurang. Xi berita juga mengatakan bahwa tidak ada korban yang selamat, itu artinya ..." Bella menggantungan ucapannya dengan mata yang sudah memerah karena sedari tadi dia terus-terusan menangis. "Aku mau ke sana
Tengah malam Felix terbangun. Dia menuju kamar Putri untuk mengecek keadaan puttri tercintanya tersebut. Setelah dirasa cukup Felix pun keluar, tapi langkahnya terhenti di kamar Salma.Dia membuka pintu itu, namun tidak mendapati Salma di sana. "Ck! Ke mana wanita ini? Dia bahkan tidak pulang, apalagi anaknya sedang sakit." Kemudian Felix menuju kamar untuk mengambil ponsel.Felix menghubungi Manager dari Salma dan menanyakan di mana keberadaan istrinya, karena Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari."Apakah Salma ada di sana? Cepat suruh dia pulang! Putrinya sedang sakit, kenapa dia masih kelayapan!" titah Felix dengan suara dingin pada seseorang di seberang telepon."Maaf Tuan, tapi Ibu Salma tidak ada pekerjaan. Pskerjaannya hanya besok untuk photoshoot saja, itupun jam 03.00 sore."Felix langsung mematikan sambungan telepon, dia memijit keningnya yang terasa pening. Entah kenapa pernikahannya dengan Salma harus berjalan seperti itu, bahkan wanita tersebut tidak pulang sama se
"Aku mau ke mana, itu bukan urusanmu," jawab Felix sambil memutar bola matanya. "Mau ngapain kamu ke sini?" Terdengar suaranya begitu dingin seolah tidak suka dengan kedatangan wanita yang tak lain adalah Salma, istrinya.'Sabar Salma ... kau harus bisa mengontrol situasi.' batin wanita itu.Kemudian dia berjalan dengan gemulainya ke arah Felix dan bergelayut manja di lengan pria tampan tersebut, dan dengan angkuhnya Salma mengalungkan tangannya di leher kekar suaminya."Sayang, nanti malam aku ada undangan pertemuan dan diharuskan membawa pasangan, jadi kamu datang ya!" pintanya dengan nada sedikit manja.Alex mendorong tubuh Salma hingga membuat pelukan itu pun terlepas. "Maaf aku tidak bisa. wWaktuku terlalu sibuk dan terlalu penting untuk hal seperti itu."Gentu saja Salma merasa kesal, tapi lagi-lagi dia tidak bisa marah karena Felix harus tahu bahwa dirinya sudah berubah, walaupun itu hanya pura-pura."Ayolah! Apa kau akan membiarkan aku jelek? Kalau sampai namaku jelek di hada
Bella tiba di sebuah hotel bintang 5,dia memutar bola matanya dengan malas lalu menghela nafas. 'Sudah kuduga, pasti tidak jauh-jauh dari ranjang. Tapi walau bagaimanapun Ini adalah pekerjaanku, jika aku menolak maka aku harus mengganti rugi.'Bella pun masuk ke dalam dengan wajah yang terlihat pasrah dan lesu. Hidupnya sudah tidak bersemangat lagi, seperti tidak ada tujuan, karena selama ini Bella bekerja bukan hanya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya saja, tetapi juga untuk menghidupi kedua adiknya.Tetapi sekarang kedua adiknya Bella sudah tiada, dan untuk apa Bella bersemangat lagi? Karena tidak ada yang menjadi tujuan hidup bagi dirinya."Silakan nona," ucap salah satu pelayan mempersilahkan Bela untuk masuk ke dalam.Wanita itu mengangguk dia pun masuk ke dalam hotel tersebut. Bella dapat menaksir biaya Hotel itu pasti sangat mahal, karena kamarnya yang luas ditambah dekorasinya yang begitu mewah. Namun yang menjadi perhatiannya adalah, ada meja yang sudah ditata dengan li