"Ibu......." Teriak seorang wanita cantik saat melihat ibunya ditabrak sebuah mobil mewah berwarna hitam saat pulang bekerja dari pabrik tahu. Mendengar teriakan Ayrin, para warga datang kelokasi kejadian. Gadis malang itu menangis dan memeluk erat ibunya yang bersimbah darah di tengah jalan, dengan seorang wanita parubaya yang berdiri seperti patung di sampingnya, dengan wajah yang pucat.
Wanita paru baya itu tersadar saat warga menghancurkan kaca mobilnya. Dia tidak peduli dengan mobilnya dia berlari mendekati Ayrin dan meminta tolong kepada warga untuk membawa wanita yang ia tabrak itu.
Warga dengan sigap membantu dan membawa ke klinik yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Setelah sampai di klinik namun ibu Ayrin tidak dapat diselamatkan. Dia telah menghembuskan nafas saat perjalanan menuju klinik. "Maaf pasien tidak dapat diselamatkan" ucap dokter kepada Ayrin dan wanita parubaya itu. Setelah dokter selesai berbicara Ayrin jatuh pingsang. Hal itu membuat wanita parubaya itu semakin cemas. " Tolong dokter, tolong gadis ini." Ucap wanita parubaya itu kepada dokter. Lalu ia menekan layar ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.
Tidak lama dokter keluar dari ruangan Ayrin. "Apa nona keluarga dari pasien ?"
Wanita parubaya itu dengan sigap menjawab. "Iya dok, saya keluarganya"
"Nona sudah bisa masuk, pasien sudah sadar"
Wanita parubaya itu langsung masuk. Saat dia membuka pintu, dia melihat Ayrin mematung duduk di atas tempat tidur dan berurai air mata. "Maafkan aku, aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan, aku benar-benar tidak sengaja menabrak ibumu." Ucap wanita parubaya itu.
Ayrin tidak memperhatikan apa yang telah di ucapkan wanita itu. Dia hanya diam dan meneteskan air matanya.
"Tolong maaf kan aku" ucap wanita itu saat tidak mendapat jawaban dari Ayrin.
"Mengapa hidupku seperti ini, baru satu tahun ayah meninggalkanku, sekarang ibu juga pergi meninggalkanku, apakah aku di takdirkan untuk hidup sebatang kara" ucap Ayrin dengan tiba-tiba.
Saat wanita itu mendengar ucapan Ayrin dia sangat menyesal, bahkan dia mengutuk dirinya sendiri, karena telah menghilangkan nyawa seseorang dan membuat anaknya menjadi yatim piatu. Lalu ia merangkul Ayrin dan menagis. "Kamu tidak akan sendirian, aku akan selalu ada untukmu"
Ayrin menutup mata dan menarik nafasnya dalam-dalam. Tiba-tiba pintu terbuka dan dua pria berpostur gagah memakai seragam hitam masuk kedalam kamar. "Apa yang terjadi Nyonya " ucap kedua pria itu.
"Saya telah menabrak seseorang, dan dia tidak bisa diselamatkan" kedua pria itu merasa bingung, karena mereka melihat Ayrin baik-baik saja.
"Apa maksud Nyonya, bukankah nona ini baik-baik saja" tanya salah satu pria itu.
"Bukan dia tetapi ibunya" ucap wanita itu.
Kedua pria itu kaget dan gugup. "Apa tidak sebaiknya kita menghubungi Tuan muda Nyonya? Tuan muda pasti bisa mengatasi masalah ini"
"Jangan, saat ini Briyan sedang ada rapat, kita saja yang mengurusnya, tolong hubungi kepolisian, aku akan menyerahkan diri"
"Baik Nyonya" saat kedua pria itu akan pergi tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar ucapan Ayrin. " Tunggu, jangan hubungi police, biarkan lah masalah ini kita selesaikan secara kekeluargaan. Menghubungi police tidak akan membuat ibuku hidup kembali"
Wanita parubaya itu sangat kaget dan tidak percaya dengan apa yang ia dengar."Sungguh.....?" Lalu ia memeluk Ayrin dan mencium keningnya."Sudah 50 tahun usiaku, tetapi baru kamu orang pertama yang aku temukan berhati malaikat, ibumu sangat beruntung melahirkan anak sepertimu"
Ayrin hanya menagis, sesungguhnya hatinya sangat hancur. Tetapi dia selalu ingat dengan nasehat ayah dan ibunya, *Sebesar apa pun kesalahan orang lain, kita tidak boleh dendam apalagi untuk membalas perbuatanya, kita harus memaafkanya* kata-kata itu yang selalu tertanam di dalam hati Ayrin.
"Kenalkan, saya Pamela, saya berjanji akan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhanmu selama hidupmu, dan saya akan menjadi ibu bagimu, walaupun aku bukan ibu kandungmu, tetapi aku akan mencintai kamu sama seperti anak kandungku sendiri"
Ayrin hanya menganggukkan kepalanya."Nona saya akan mengurus pemakaman ibuku"
*
*
*
*
*
Tenang saja sayang, semu sudah di urus.*******Setelah pemakaman ibu Ayrin selesai, mereka kembali kerumah, masyarakat sangat peduli kepada Ayrin, Meraka merasa kasihan, karena dia menjadi anak yatim piatu dan akan tinggal sendiri di rumahnya. Ayah dan ibu Ayrin sangat dikenal di desa itu, karena semasa hidupnya, mereka selalu ramah dan selalu ikut dalam kegiatan desa.Ayrin anak satu-satunya, dia tidak memiliki adik atau kakak. Bahkan dia tidak memiliki keluarga. Karena ayah dan ibunya tidak mendapat restu dari keluarga masing-masing, jadi mereka melarikan diri dan tinggal di sebuah desa terpencil yaitu desa Bukit Kehidupan. Disana lah ia dilahirkan dan di besarkan.Saat Pamela melihat benda bulat yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 8 malam, dia mulai merasa cemas. Karena takut Briyan akan mencarinya, karena dia tidak pernah pulang larut malam."Sayang....aku berpikir akan membawa kamu untuk tinggal bersam
Ke esokan harinya tepat pukul 05.30, Pamela telah berangkat dengan Hendrik sang sopir dan Riana sang pelayan, menuju desa Bukit Kehidupan. Jarak dari kota kedesa itu memakan waktu 3 jam.Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk membawa Ayrin ikut tinggal bersamanya. Tepat pukul 08.30 mereka telah tiba di rumah Ayrin.Saat itu Ayrin dan Eribka sedang bersiap-siap untuk berangkat ke makam ibunya. Dia kaget saat melihat Pamela turun dari mobil. Walaupun hatinya sakit tetapi dia selalu berusaha untuk tersenyum."Mau kemana sayang" ucap Pamela saat tiba di pintu rumah dan melihat satu botol air di tangan Ayrin."Saya ingin ke makam ibuku Nona" ucap Ayrin sambil menundukkan kepalanya."Apa aku bisa ikut bersamamu ?"Ayrin hanya menganggukkan kepalanya ke pada Pamela. Sekitar 10 menit mereka pun tiba di makam ibu Ayrin.
"Mama sudah pulang?" Sapa Briyan saat melihat Pamela menaiki anak tangga."Iya sayang, mama tunggu kamu di kamar, ada yang harus mama bicarakan kepadamu, ini sangat penting.""Apa harus sekarang mama" Lalu Briyan melirik Sarah dan menaikkan ke dua alis matanya."Ya.... Mama tunggu kamu" jawab Pamela lalu ia melanjutkan langkah kakinya, sebelum ia masuk kedalam kamar, dia melihat Sarah dengan tatapan dingi."Honey, kamu tunggu disi, aku menemui mama dulu, aku tidak akan lama" ucap Briyan sambil mencubit manja hidung Sarah."Sayang aku pulang saja, aku tidak mau di tinggal sendiri, lagi pula ini sudah malam, besok aku ada pemotretan. Gak apa-apa kan sayang ?" Bujuk Sarah sambil memeluk pinggul Briyan."Baik lah, tapi maaf Honey aku tidak bisa mengantar kamu pulang, kamu di antar sama Hendrik gak apa-apa kan Honey""Tidak usah sayang, aku su
Tuju hari telah berlalu, di desa Bukit Kehidupan, Ayrin sedang menyiapkan semua keperluan untuk acara doa sore nanti dan di bantu oleh Eribka dan para tetangga. Dia juga sudah menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa pindah ke kota. Sesungguhnya dia tidak ingin meninggalkan desa itu.Eribka yang sedari tadi memperlihatkan wajah Ayrin yang penuh dengan keraguan, lalu ia berusaha menyakinkannya."Apa yang kamu pikirkan Ay ?" Tanya Eribka. Dia selalu memanggil Eribka dengan panggilan *Ay*"Saya merasa ragu untuk ikut bersama Nona Pamela, kitakan baru mengenalnya.""Tidak ada yang perlu di ragukan, aku percaya Nona Pamela adalah orang yang baik, aku bisa melihat ketulusan hatinya untuk menjadikan kamu sebagai anaknya. Percayalah kepadaku" ucap Eribka sambil membantu Ayrin memasukkan pakaiannya ke dalam tas."Aku takut Rib, bagaimana jika keluarganya yang lain tidak setuju aku tinggal di sana?"&n
Ayrin langsung membulatkan matanya ke arah Pamela. Begitu juga dengan semua orang yang ada disana. Mereka sangat kaget saat mendengar kata*Barata*. Karena keluarga Barata cukup terkenal, mereka adalah pemilik perusahaan Arsitektur dan Berlian terbesar di Indonesia. Bukan hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri juga mereka memiliki perusahaan seperti di Prancis, Singapore, dan Cina."Dia adalah Nyonya Barata ? aku tidak percaya ini." Ucap para warga."Putra dari keluarga barata sering muncul di televisi dan majalah, dia kan uda punya pacar yang berprofesi sebagai Model. Ucap salasatu wanita kepada wanita yang duduk di sampingnya"Iya....iya....saya tahu, kalau tidak salah nama model itu Sarah, yang selalu berpakaian seksi""Iya..iya itu benar sekali." Mereka tiba-tiba terdiam saat melihat Pamela sedang menatap ke arah mereka."Benar anak saya Briyan sering muncul di tele
Ayrin mengekor dari belakang Pamela untuk menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Saat Pamela membuka pintu kamar, Ayrin tidak berani untuk masuk, dia hanya berdiri di pintu. "Ayo masuk sayang, kenapa berdiri disana ? Ucap Pamela dengan lembut. Lalu Ayrin masuk ke dalam kamar dan mendekati Pamela yang berdiri di dekat tempat tidur. "Untuk sementara, kamu tinggal di kamar ini, nanti setelah kamu sudah menikah, baru pindah ke kamar Briyan. Gak apa-apa kan sayang." Ucap Pamela dengan senyum. "Ma...ma..maksudnya aku tinggal sendiri di kar ini ?" Tanya Ayrin dengan terbata-bata. "Iya sayang, untuk sementara saja. Ada apa ? Kamu takut tidur sendirian ?" Tanya Pamela saat melihat wajah Ayrin berubah menjadi tegang. "Tidak mama. Cuma ini kamar terlalu besar untuk aku sendiri, apa tidak ada kamar yang lebih kecil dari ini" jawab Ayrin dengan polosnya.
"Briyan hari ini tolong temani mamah ke mall yah" tanya Pamela setelah mereka selesai sarapan pagi."Oke mah, tapi mamah janji tidak akan lama yah ?" Ancam Briyan. Karena dia paham jika Pamela berbelanja, pasti butuh waktu lama. Padahal ia sangat malas menginjakkan kaki di mall"Mamah gak bisa janji, yang berbelanja bukan hanya mamah, tapi Ayrin juga ikut""Nah kalau mamah perginya dengan dia ? Kenapa aku harus ikut ? Kan mamah uda ada teman""Ow iya....mamah lupa kalau siang ini ada pertemuan dengan ibu-ibu arisan. Mamah minta tolong temani Ayrin ya sayang ?" Pamela sengaja membuat alasan, ia ingin mendekatkan Briyan dan Ayrin."Hm.. baiklah" Briyan terpaksa mengikuti permintaan Pamela."Sayang selesai ini, kamu siap-siap yah ? Biar Briyan yang menemani kamu, ambil saja mana yang kamu suka, nanti mamah kasi kamu kartu kredit." Ucap Pamela kepada Ayrin yang duduk di kursi tepat di sampingnya.Sudah satu jam Pamela dan Ayrin menunggu B
"Yan keluarga sudah sepakat, pernikahan kamu dan Ayrin di lakukan bulan depan" ucap Pamela saat ia dan Briyan sedang duduk santai di ruang keluarga."Apa tidak terlalu cepat ma ?" Tanya Briyan dengan wajah yang malas."Lebih cepat akan lebih baik sayang""Baiklah, kalau itu sudah keputusan mama. Tetapi sebelum pernikahan, aku akan tinggal di apartemen" ucap Briyan sambil bangkit dari sofa dan meninggalkan Pamela di ruang tamu................Satu bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, di mana Briyan dan Ayrin akan melangsungkan pernikahan di kantor agama atau KUA. Namun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ayrin meminta pernikahannya hanya di laksanakan secara kekeluargaan dan tidak mengadakan resepsi. Ia masih sangat berduka atas kepergian ibunya 2 bulan yang lagi, apa lagi ini masih suasana covid 19. Jadi harus benar-benar menghindari kerumunan.Zeira yang mengenakan gaun berwarna putih deng